Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Sebagaimana yang
termaksud didalam UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2013 pasal 1 ayat 14 dan pasal 18
ayat 1, bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang sekolah dasar, dari
sejak lahir sampai usia enam tahun yang melalui jalur pendidikan formal terbentuk dalam Taman
Kanak-kanak (TK). Usia dini dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada usia
tersebut anak sedang mengalami perkembangan yang sangat besar baik secara fisik, maupun
psikis. Pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis
anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap
merespon stimulasi dan mengasimilasi atau menginternalisasikan kedalam pribadinya. Pada
masa ini merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama (Depdiknas,
2007: 1). Berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan pada usia 4-5 tahun motorik haalus aak
sudah berkembang dengan baik. Tetapi pada kenyataannya di PAUD IT Nurul Hikmah Desa
Wonolelo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang sebgian besar anak masih kurang
berkembang keterampilan motorik halusnya.

Berdasarkan pengamatan di PAUD IT Nurul Hikmah terhadap kegiatan Pengembangan


ditemukan adanya masalah anak-anak yang menunjukkan keterlambatan dalam keterampilam
motorik halusnya, yang ditandai dengan kurang trampilnya anak dalam penggunaan media
gunting, ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah pengelolaan kelas, yaitu penggunaan media,
pengelolaan kelas serta kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada anak dalam
menumbuhkembangkan kreativitas anak dalam meningkatkan keterampilan motorik halusnya.

Gunting sebagai salah satu benda tajam yang sering ditemukan pada anak-anak, baik dirumah
maupun disekolah. Aktivitas yang dilakukan anak-anak, dengan menggunakan gunting, itu
sebenarnya gejala awal yang positif dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak,
semestinya mendapat respon dari guru dan orang tua. Gejala tersebut merupakan modal dasar
awal yang baik bagi suatu proses belajar, karena belajar hakekatnya adalah proses aktivitas yang
terencana dan sadar tujuan. Namun demikian kenyataannya, guru dan orang tua justru melarang
murid dan anak-anak mereka memegang dan menggunakan gunting tanpa menjelaskan kepada
anak. Sikap kekhawatiran guru dan orang tua yang takut anaknya terluka karena gunting. Siakp
seperti itu bukan hanya tidak bijaksana tetapi juga dapat mematikan potensi positif dalam diri
anak. Dalam hal ini anak dapat diarahkan pada perkembangan motoriknya. Perkembangan
motorik adalah proses seseorang anak belajar untuk trampil menggerakkan anggota tubuh,
Bambang Sujiono (2010:1 12 ).

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis bermaksud akan mengadakan suatu
penelitian ini dengan judul “ Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan
menggunting pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang.

1. Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang tersebut diatas dapat diidentifikasi permaslahannya, yaitu sebagai berikut:

1. Anak kurang tertarik pada saat pembelajaran menggunting.


2. Pada saat proses pembelajaran berlangsung anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam
keterampilan motorik halusnya
3. Media yang digunakan guru kurang menarik minat anak
4. Bentuk pola yang kurang tepat
5. Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat
6. Kurangnya pemberian motivasi yang dilakukan guru
7. Analisis masalah

Karena adanya faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak telah
diidentifikasi masalah adapun faktor penyebab timbulnya masalah tersebut :

1. Penggunaan media yang kurang tepat


2. Bentuk pola yang tidak sesuai dengan anak usia 4-5 tahun
3. Kurangnya motivasi dari guru pada anak dan pengelolaan kelas yang kurang maksimal
4. Alternatif dan prioritas Pemecahan Masala

Untuk meningkatkan kemampuan menggunting tersebut maka guru dapat melakukan tindakan
dengan cara menggunakan metode menggunting berbagai pola, pola yang di gunakan beragam,
dari tahap yang sederhana sampai pola yang sedikit rumit yang tentu sesuai dengan usia 4-5
tahun.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai
berikut :

“Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting pola
pada kelompok A di PAUD IT Nurul hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan Kabupaten
Magelang?”

1. Tujuan Perbaikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan menggunting pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang

1. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


2. Manfaat Secara Teoritis :
3. Penelitian ini senantiasa menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan
danketerampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran pada jenjang PAUD.
4. Penelitian ini senantiasa menjadi wahana untuk menerapkan kemampuan penelitian
ilmiahdalam mengkaji permasalahan di bidang pendidikan pada jenjang PAUD
5. Manfaat Secara Praktis :
6. Bagi Guru, penelitian ini semoga menjadi masukan untuk meningkatkan kemampuan
dalam pemilihan metode pembelajaran yang efektif bagi pembelajaran di tingkat PAUD.
7. Bagi Siswa, senantiasa membangkitkan motivasi serta meningkatkan aktivitas dan
hasilbelajar siswa di tingkat PAUD.
8. Bagi Lembaga, senantiasa menjadi masukan yang baik dalam pengambilan
kebijakankhususnyadalam kebijakan pengadaan media pembelajaran di tingkat PAUD.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Perkembangan Motorik Halus


2. Pengertian Motorik Halus
Menurut Moelichatoen (2004) motorik halus anak adalah merupakan kegiatan yang
menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan gerakan ini merupakan keterampilan gerak.

2. Perkembangan Motorik Halus Anak TK


3. Anak usia 3-4 tahun
4. Menggunting kertas menjadi dua bagian
5. Mencuci dan mengelap tangan sendiri
6. Mengaduk cairan dengan sendok
7. Menuang air dari teko
8. Memegang garpu dengan cara menggenggam
9. Membawa sesuatu dengan menjepit
10. Apabila diberi gambar kepala badan manusia yang belum lengkap ia akan dapat
menambah paling sedikit dua organ tubuh
11. Membuka kancing dan melepas ikat pinggang
12. Menggambar lingkaran, namun bentuk masih kasar
13. Anak Usia 4-5 Tahun
14. mengikat tali sepatu
15. memasukan surat ke dalam amplop
16. memoleskan selai di atas roti
17. membentuk berbagai objek dengan tanah liat
18. mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju
19. memasukan benang ke dalam lubang jarum (Sujiono, 2007:1.15-1.16)

3. Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Menurut Mudjito (2007: ) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembanganmotorik halus
yaitu :

1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness(tidak
berdaya) padabulan-bulan pertama kehidupannya.
3. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah.

4. KarakterPerkembangan Motorik Halus Anak

Karakter perkembangan motorik halus menurut Walkay dalam Mudjito (2007) dapat
disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus yang paling utama adalah:

1. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari
kemampuan gerak halus anak bayi.
2. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami
kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna.
3. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan,
dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.
4. Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan
pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil.

5. Faktor – Faktor Perkembangan Motorik Anak

Faktor-faktor yang membantu meningkatkan motorik anak yang dapat dilakukan oleh
guru PAUD adalah :
1. Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan
motoriknya.
2. Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu
3. Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain dan bergembira
sambil menggerakkan anggota tubuh.
4. Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuaidengan
perkembangannya.

6. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak PAUD

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan
gerakan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan pusat motorik di otak.
Perkembangan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu,
setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah yang
berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas
fisik dan mental seseorang.

Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Secara simultan dan berkesinambungan, otak terus
mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang
membentuk sistem syaraf pusat yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap
gerak anak. Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik
berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsur utama
dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan kemampuan motorik anak
akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang mereka lakukan.

Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik kasar dan
gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Seperti meloncat, memanjat, berlari, menaiki
sepeda, berdiri dengan satu kaki dan sebagainya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan
hanya melibatkan bagian-bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang
tepat.Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.

Gerakan motorik halus yang terlihat saat usiaPAUD, antara lain adalah anak mulai dapat
menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, menggunting dan sebagainya.

Pengembangan motorik pada anak PAUD adalah merupakan proses memperoleh keterampilan
dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam mempelajari kemampuan motorik halus
anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata.Anak juga belajar menggerakan pergelangan
tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.

Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti
menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak semua anak
memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan
gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan
mental ( Sujiono, 2007: 1.14).

Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak PAUD sudah barang tentu memerlukan
bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan perannya sebagai guru PAUD
sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara optimal.Sehingga melalui metode latihan
dapat meningkatkan kemampuan menggunting anak.

1. Pengertian Media
2. Heinich dkk, (1993) media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara.
3. Briggs, (1977) media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran,
seperti buku, film, video, slide.
4. Schramm, (1977) media diartikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar termasuk teknologi perangkat kerasnya.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu meliputi alat bantu
guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar kepenerima pesan belajar
(siswa).

Hasil penelitian dari British Audio-Visual Association menghasilkan temuan bahwa rata-rata
jumlah informasi yang diterima indra adalah :

75 % melalui indra penglihatan

13 % melalui indra pendengaran

6 % melalui indra sentuhan dan perabaan

1 % melalui indra pemciuman dan lidah

1. Pengertian Media Gunting

Media gunting merupakan alat untuk memotong kertas yang digunakan dalam pembelajaran
untuk memotong kertas berpola gambar.

1. Langkah-langkah Penggunaan Media Gunting


2. Guru menyediakan peralatan gunting sesuai dengan jumlah anak
3. Guru membagikan kertas berpola gambar yang sudah disiapkan sebelumnya
4. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola yang baik dan benar
5. Anak mempraktekkan cara menggunting kertas berpola gambar seperti yang telah
diperagakan guru
6. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak cara menggunting kertas berpola gambar

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Subjek, TempatdanWaktu Serta Pihak yang MembantuPenelitian

Perbaikan kemampuan motorik halus anak di kelompok A PAUD IT Nurul Hikmah Desa
Kaweron Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Tahun 2014/2015 dengan media gunting.
Seberapa besar kontribusi yang diberikan dengan media ini, sehingga akan tercapai kegiatan
belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak.

Nama Lokasi : PAUD IT Nurul Hikmah

Kelompok :A

Tema / Sub Tema : Siklus I Diri sendiri/Panca indra

Siklus II Lingkungan/Rumah

Waktu : Siklus I tanggal 1 – 5 September 2014

Siklus II tanggal 8- 12 September 2014


Jumlah seluruh siswa kelompok A adalah 13 orang, terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 6
orang anak perempuan. Kemampuan masing-masing anak di PAUD IT Nurul Hikmah Desa
Wonolelo Kecamatan Muntilan berbeda satu sama lainnya. Hal ini dianggap wajar karena
memang mereka datang dari latar belakang yang berbeda seperti latar belakang keluarga dan
tempat tinggal.

Tapi secara umumnya tumbuh kembang semua anak di sekolah terlihat baik, karena guru
memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak
PAUD.

1. DesainProsedurPerbaikanPembelajaran

Menurut I.G.A.K. Wardhani tahap perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses


pengkajian yang terdiri dari empat tahap yaitu merencanakan (planning), melaksanakan (acting),
observasi (observation), refleksi (reflection).

Gambar 3.1 tahapan dalam PTK

1. Rencana

Rencana perbaikan pembelajaran meliputi ;

1. Membuat Rencana Kegiatan Harian


2. Mempersiapkan metode latihan
3. Mempersiapkan lembar observasi anak
4. Mempersiapkan lembar obsevasi guru
5. Mempersiapakan lembar penilaian.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran ini,mefokuskan kegiatan perbaikan


kemampuan mengguntinganak sesuai dengan tema dan sub tema, dilanjutkan dengan proses
belajar yang sesuai dengan rencana yang telah disusun meliputi kegiatan: pembukaan, inti dan
penutup.

3. Observasi

Selama proses kegiatan berlangsung, penilai mencatat kekurangan dan kelebihan melalui lembar
observasi, dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran ini peneliti juga bekerja sama
dengan teman sejawat sebagi pengamat sekaligus penilai 2.
4. Refleksi

Setiap selesai kegiatan pembelajaran, guru selalu melakukan refleksi. Dan merenungkan
kekurangan dalam melaksanankan kegiatan yang telah dilakukan dan mencoba memperbaikai
pada pertemuan berikutnyasampai mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

Penelitianiniterdiridarikomponenperencanaan,pelaksanaan, observasi, danrefleksi.

1. Siklus pertama
1. Pertemuan pertama

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting pola bergambar.

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu berjalan jinjit

 Kegiatan inti :

– Melengkapi gambar wajah dengan panca indra

– Menempel sesuai urutan angka

– Menggunting kertas berpola garis lurus

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola garis
lurus sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan benar,
anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola garis lurus seperti yang telah diperagakan
oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Mendengar cerita tentang panca indra, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola garis lurus sebagian besar anak
menggunting dengan hasil yang belum rapi.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu anak kurang tertarik dengan kegiatan yang dilaksanakan adapun kelebihannya
adalah peneliti dapat menjelaskan tentang bahaya dan manfaat gunting kepada anak

1. Pertemuan kedua

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting kertas berpola garis lurus

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu berdiri diatas satu kaki

 Kegiatan inti :

– Menghubungkan alat indra sesuai kegunaannya

– Menyusun kepingan geometri menjadi bentuk orang

– Menggunting pola garis lurus

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola garis
lurus sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan benar,
anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola garis lurus seperti yang telah diperagakan
oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Menyanyi lagu “dua mata saya”, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola garis lurusmasih banyak anak yang
belum menggunting pas garis, hasilnya masih banyak yang belum rapi. Jadi, kegiatan perbaikan
yang dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu ada beberapa anak yang merasa bosan dan capek pada saat menggunting hal itu
disebabkan karena pola garis yang digunakan terlalu panjang dan banyak. Tetapi, selain itu ada
juga kelebihannya yaitu anak mampu menggunting sesuai dengan penjelasan yang diberikan
guru.

1. Pertemuan ketiga

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting kertas berpola zig zag

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu menangkap bola

 Kegiatan inti :

– Meronce sedotan dua pola

– Menyusun puzle orang

– Menggunting pola zig zag


Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola zig
zagsesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan benar, anak
mempraktekan cara menggunting kertas berpola zig zag seperti yang telah diperagakan oleh guru
kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Mendengar cerita “akibat jika tidak mandi”, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola garis lurusmasih banyak anak yang
belum menggunting pas garis, hasilnya masih banyak yang belum rapi. Jadi, kegiatan perbaikan
yang dilakukan masih belum mendapat hasil yang maksimal.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu kurangnya pemberian motivasi pada anak yang masih kesulitan menggunting.
Tetapi ada juga kelebihannya yaitu pola yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan anak
(tidak terlalu banyak dan panjang)

1. Pertemuan keempat

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting kertas berpola bentuk goemetri

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu menendang bola ke depan

 Kegiatan inti :

– Membedakan perbuatan baik dan buruk

– Mengelompokan biji-bijian

– Menggunting pola bentuk-bentuk geometri

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
bentuk geometrisesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik
dan benar, anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola bentuk geometri seperti yang
telah diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Mendengar cerita tentang “menolong teman”, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola bentuk geometrihanya 50% anak
yang menggunting dengan hasil guntingan yang rapi, yang 50 % masih menggunting dengan
hasil yang belum rapi. Sehingga, kegiatan perbaikan pada hari ini masih belum berhasil.

 Refleksi
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu pola geometri yang digunakan terlalu kecil untuk anak, sehingga banyak anak
yang kesulitan saat menggunting, tetapi ada juga kelebihannya yaitu anak menjadi lebih tahu
tentang bentuk-bentuk geometri yang ada pada pola.

1. Pertemuan kelima

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting kertas berpola gambar orang

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu naik turun tangga tanpa
pegangan

 Kegiatan inti :

– Bermain peran menjadi dokter mata

– Mengisi dan mengosongkan air

– Menggunting pola gambar orang

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
gambar orang sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan
benar, anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar orang seperti yang telah
diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Tanya jawab tentang “panca indra”, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola gambar orangbanyak anak yang
menggunting dengan hasil yang belum rapi. Sehingga, di pertemuan kelima ini kegiatan
perbaikan belum bisa dikatakan berhasil.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu pola yang digunakan rumit untuk anak usia TK A, sehingga banyak anak yang
kesulitan. Tetapi, selain itu ada juga kelebihannya yaitu peneliti mampu memberi motivasi
kepada anak yang tidak mau menyelesaikan kegiatan mengguntingnya, meskipun dengan hasil
yang belum rapi.

2. Siklus kedua
3. Pertemuan pertama

 Perencanaan
Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting pola bergambar.

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu meloncat dari atas papan

 Kegiatan inti :

– Finger painting gambar rumah

– Menghitung dan menulis jumlah gambar

– Menggunting pola gambar rumah sederhan

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
gambar rumah sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan
benar, anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar rumah seperti yang telah
diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Meniru mengucap syair “rumahku”

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola gambar rumah
sederhanamenunjukan hasil yang cukup baik, dari 13 anak masih ada 5 anak yang
mengguntingnya masih kurang rapi.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu pada saat kegiatan menggunting kurang memperhatikan anak. Tetapi ada juga
kelebihannya yaitu saya dapat menjelaskan dan memberikan contoh cara menggunting cukup
jelas kepada anak.

1. Pertemuan kedua

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting pola bergambar.

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu berlari di tempat.

 Kegiatan inti :

– Kolase gambar rumah

– Menyusun kartu kata menjadi kata “ini rumahku”

– Menggunting bebas berpola gambar almari


Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
gambar almari sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan
benar, anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar almari seperti yang telah
diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Tanya jawab tentang guna rumah, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola gambar almari masih saja ada 5
anak yang mengguntingnya belum rapi.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kekurangan yaitu pada saat menjelskan kepada anak suaranya kurang jelas karena sedang flu.
Adapun kelebihannya yaitu, pola yang digunakan cukup sederhana dan mudah bagi anak usia TK
A.

1. Pertemuan ketiga

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting pola bergambar.

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu memantulkan bola.

 Kegiatan inti :

– Membangun rumah dari balok kayu

– Menyusun kepingan puzle menjadi bentuk rumah

– Menggunting bebas berpola gambar rumah

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
gambar rumah sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang baik dan
benar, anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar rumah seperti yang telah
diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Membedakan macam-macam bau, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola gambar rumah masih menunjukan
hasil yang kurang memuaskan, masih ada 4 anak yang mengguntingnya belum rapi.

 Refleksi
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kelebihan yaitu, meski dengan suara masih kurang jelas saya berusaha untuk menjelaskan kepada
anak dengan jelas, pola yang saya gunakan jugacukup menarik minat anak karena sebagian anak
mengatakan “gambar rumahnya bagus’

1. Pertemuan keempat

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting pola bergambar.

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu berjalan mundur

 Kegiatan inti :

– Mencocok gambar rumah

– Mencari jejak (maze) menuju rumah Toni

– Menggunting kertas berpola gambar tempat tidur

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
gambar tempat tidur sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang
baik dan benar, anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar tempat tidur
seperti yang telah diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Mendengar cerita tentang”kerja bakti di rumah”, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan ternyata
tingkat pemahaman anak tentang menggunting kertas berpola hambar temapat tidur menunjukan
hasil yang cukup baik, hanya tinggal 3 anak yang mengguntingnya masih belum rapi.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kelebihan yaitu,pemilihan pola yang digunakan sudah tepat karena anak banyak yang menyukai
pola gambar tersebut.

1. Pertemuan kelima

 Perencanaan

Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan, membuat lembar
observasi untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika diajarkan menggunting
pola gambar, serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
anak dalam menggunting pola bergambar.

 Pelaksanaan
 Kegiatan awal :

Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu meniru gerakan pohon
terkena angin sepoi-sepoi
 Kegiatan inti :

– Mmelipat kertas menjadi bentuk rumah

– Mengurutkan gambar seri (3 gambar)

– Menggunting kertas berpola gambar rumah jamur

Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak, guru membagikan kertas berpola
gambar rumah jamur sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan cara menggunting yang
baik dan benar, anak mempraktekan cara menggunting kertasberpola gambar rumah jamur
seperti yang telah diperagakan oleh guru kemudian guru mengamati cara kerja anak.

 Kegiatan akhir :

Membedakan macam-macam rasa, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam, pulang

 Observasi

Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan pada
pertemuan terakhir disiklus kedua ini. Hasil akhirnya menunjukan masih ada 2 anak yang
mengguntingnya belum rapi.

 Refleksi

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata peneliti menemukan
kelebihan yaitu dapat mengatur waktu dengan baik. Anak banyak tertarik dan bersemangat saat
kegiatan menggunting karena pola yang digunakan gambarnya lucu.

1. Teknik Analisis Data

Teknikanalisis data dalampenelitianinimeliputi :

1. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan


lembar observasi anak dan lembar pengamatan guru.
2. Teknik dan analisis data menggunakan teknik prosentase yaitu jumlah anak yang bias
melakukan kegiatan menggunting dengan tepat, rapi, dan mandiri dibagi anak yang hadir
dikali 100%
3. Indikator keberhasilan yang ditetapkan mencapai +85 % atau 11 anak dari jumlah 13
anak yang hadir.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus terdiri dari rancangan kegiatan tiap
siklus, RKH, skenario, dan hasil refleksi.

RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus : Pertama
Tema : Diri sendiri

Kelompok :A

Tanggal : 1 September 2014 sampai dengan


5 September 2014

Tujuan perbaikan : Untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan


menggunting pola pada kelompok A di PAUDIT Nurul Hikmah Desa WonoleloKecamatan
MuntilanKabupaten Magelang

Identtifikasi masalah : 1. Siswa kurang tertarik pada saat pembelajaran menggunting, hal
itu disebabkan karena penggunaaan media yang kurang tepat, bentuk pola yang tidak sesuai dan
kurangnya motivasi guru kepada anak.

2. Pada saat proses pembelajaran berlangsung anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam


keterampilan motorik halusnya
3. Media yang digunakan guru kurang menarik minat anak
4. Bentuk pola yang kurang tepat
5. Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang
tepat
6. Kurangnya pemberian motivasi yang dilakukan guru

Analisis masalah : 1. Penyebab timbulnya masalah tesebut adalah karena penggunaan


media yang kurang tepat, bentuk pola yang tidak sesuai, dan kurangnya motivasi guru kepada
anak.

2. Masalah penggunaan pola yang kurang tepat dapat diatasi dengan menggunakan pola
yang bervariasi dan sesuai kebutuhan anak usia TK A.

Perumusan masalah : Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak


melalui kegiatan menggunting pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul hikmah Desa Wonolelo
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang?

1. Skenario Perbaikan Siklus pertama

Pertemuan pertama

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus :I

Hari / Tanggal : Senin/ 1 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting pola garis lurus

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak membentuk lingkaran

Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak
2. Guru membagikan kertas berpola garis lurus sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola garis lurus yang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting kertas tanpa pola sesuai dengan kreasi anak
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan kedua

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus :I

Hari / Tanggal : Selasa/ 2 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting pola garis lurus

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk formasi U
2. Posisi duduk anak membentuk formasi U

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola garis lurus sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola garis lurus dengan baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola garis lurus
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan ketiga

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus :I

Hari / Tanggal : Rabu/ 3 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting pola zig zag

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak membentuk lingkaran

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola zig zag sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola zig zag dengan baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola zig zag
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan keempat

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus :I

Hari / Tanggal : Kamis/ 4 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar bentuk bentuk geometri

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak membentuk lingkaran

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola bentuk-bentuk geometri sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola bentuk-bentuk geometri dengan
baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola bentuk-bentuk geometri
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan kelima

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan


menggunting pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan
Muntilan

Siklus :I

Hari / Tanggal : Jumat/ 5 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar orang

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak dibagi menjadi dua kelompok

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola gambar orang sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola gambar orang yang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar orang dengan
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik
SIKLUS I

LEMBAR REFLEKSI

SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : SUCI WULANDARI TK/KB/TPA


: PAUD IT NURUL
HIKMAH
NIM : 821139513
:A
Program Studi : S1 PG PAUD Kelompok

UPBJJ : YOGYAKARTA

 Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?

Sebagian besar anak tidak memperhatikan

Masih ada anak yang bermain sendiri, tidak memperhatikan

Anak mulai antusias meski ada beberapa yang masih kurang fokus

Sebagian besar sudah mulai antusias

Anak-anak tampak kurang bersemangat

 Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang saya
lakukan?

Media yang digunakan kurang menarik minat anak

Pola garis lurus yang saya gunakan terlalu banyak sehingga ada anak yang merasa kecapekan
dan bosan

Kurangnya pemberian motivasi kepada anak yang masih kesulitan pada saat kegiatan
menggunting

Pola geometri yang saya gunakan terlalu kecil sehingga menyulitkan anak

Pola yang saya gunakan dirasa sulit untuk anak usia TK A

 Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya lakukan?

Saya dapat memberikan penjelasan tentang manfaat dan bahaya gunting kepada anak

Anak bisa menggunting sesuai penjelasan saya

Pola yang saya gunakan sudah sesuai kebutuhan anak (tidak terlalu banyak)

Anak-anak jadi lebih mengetahui nama dari bentuk-bentuk geometri yang ada pada pola

Saya dapat memberi motivasi pada anak yang tidak mau menyelesaikan kegiatan
mengguntingnya meski hasilnya belum rapi
 Hal-hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pengembangan?

Sebagian anak ingin membawa pulang hasil guntingannya

Ada anak yang berinisiatif untuk meronce hasil guntingan tersebut untuk digantung di rumah

Ada anak yang menggunting sangat cepat

Ada anak yang bilang,”ustadzah gambar anak putrinya tidak sholih soalnya tidak pakai
kerudung”

 Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya lakukan
untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?

Saya akan membuat anak lebih tertarik dengan kegiatan selanjutnya

Pola yang akan saya gunakan selanjutnya harus lebih sedikit

Saya akan lebih memberikan motivasi kepada anak yang merasa kesulitan saat menggunting

Saya akan menggunakan pola yang lebih besar, meski tidak terlalu besar

Saya akan menggunakan pola yang lebih mudah dan tidak terlalu rumit

2. Skenario Perbaikan Siklus kedua

Pertemuan pertama

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus : II

Hari / Tanggal : Senin/ 8 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar rumah sederhana

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak membentuk lingkaran

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola gambar rumah sederhana sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting gambar rumah sederhanayang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting gambar rumah sederhana sesuai
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik
Pertemuan kedua

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus : II

Hari / Tanggal : Selasa/ 9 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar almari

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak dibagi menjadi tiga kelompok

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola gambar almari sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting gambar almariyang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting gambar almari
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan ketiga

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus : II

Hari / Tanggal : Rabu/ 10 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar rumah

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk formasi U
2. Posisi duduk anak menjadi formasi U

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola gambar rumah sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting gambar rumahyang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting gambar rumah
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan keempat

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan
Siklus : II

Hari / Tanggal : Kamis/ 11 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar tempat tidur

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak dibagi menjadi empat kelompok

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola gambar tempat tidur sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting gambar tempat tidur yang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting gambartempat tidur
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

Pertemuan kelima

Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting


pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan

Siklus : II

Hari / Tanggal : Jumat/ 12 September 2014

Hal yang diperbaiki : Keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting pola

Judul Kegiatan : Menggunting gambar rumah jamur

Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran
2. Posisi duduk anak dibagi menjadi empat kelompok

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyediakan peralatan sesuai dengan jumlah anak


2. Guru membagikan kertas berpola gambar rumah jamur sesuai dengan jumlah anak
3. Guru memperagakan cara menggunting gambar rumah jamuryang baik dan benar
4. Anak mempraktekan cara menggunting gambar rumah jamur
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak
6. Guru memberikan reward dan umpan balik

SIKLUS II

LEMBAR REFLEKSI

SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN


Nama : SUCI WULANDARI TK/KB/TPA
: PAUD IT NURUL
HIKMAH
NIM : 821139513
:A
Program Studi : S1 PG PAUD Kelompok
:1
UPBJJ : YOGYAKARTA Pertemuan ke

 Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?

Tampak semangat dan antusias

Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik

Anak tampak senang dan bersemangat

Anak senang maedapat pola yang mereka sukai

Anak merasa senang karena pola yang digunting sangat menarik minat anak

 Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang saya
lakukan?

Kurang memperhatikan anak pada saat kegiatan menggunting

Pada saat menjelaskan suara saya agak kurang jelas karena sedang flu

 Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya lakukan?

Saya dapat memberikan penjelasan serta memberi contoh cara menggunting cukup jelas kepada
anak

Pola yang saya gunakan cukup mudah dan sederhana bagi anak usia TK A

Saya dapat menjelaskan dengan baik kepada anak meski dengan suara yang masih kurang jelas

Saya dapat membuat pola yang di sukai anak

Saya dapat mengatur waktu dengan baik

 Hal-hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pengembangan?

Sebagian anak bisa menggunting dengan waktu yang cukup singkat

Ada anak yang bilang,” ini kaya almari yang ada di rumahku”

Ada anak yang bilang,” gambar rumahnya bagus”

Anak dapat menggunting pola dengan baik

Anak terlihat senang dengan pola yang digunting karena terkesan lucu gambarnya

 Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya lakukan
untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?

Akan lebih memperhatikan anak pada saat kegiatan menggunting

Berusaha agar suara saya bisa lebih jelas lagi meski sedang flu
Selalu memberikan penjelasan yang cukup baik kepada anak sebelum melakukan kegiatan

Semkin mengerti pola yang disukai dan dibutuhkan oleh anak

Penggunaan media dan pola yang tepat sangat mendukung proses perbaikan yang dilakukan,
sehingga proses perbaikan ini dapat dilakukan dengan hasil yang memuaskan

1. Pembahasan dari Setiap Siklus

Siklus pertama

Berdasarkan hasil observasi kegiatan menggunting pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul
Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan pada siklus pertama siswa yang mengikuti ada 13
anak. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 : hasil rekapitulasi observasi siklus pertama

No. BM MM BSH
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 8 61 % 3 24 % 2 15 %
2 7 54 % 4 31 % 2 15 %
3 6 47 % 2 15 % 5 38 %
4 5 38 % 3 24 % 5 38 %
5 4 31 % 5 38 % 4 31 %

Keterangan :

BM : Belum Muncul

MM : Mulai Muncul

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap harinya terjadi peningkatan hasil perbaikan. Awal
pertemuan jumlah anak yang BM berjumlah 8 anak (61 %) menjadi 4 anak (31 %) pada
pertemuan kelima. Sedangkan yang BSH awal pertemuan hanya 2 anak (15%) meningkat
menjadi 4 anak (31 %). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan perbaikan ini
menunjukan hasil yang cukup baik meskipun masih memerlukan kegiatan perbaikan lanjutan.

Grafik 4.1 : hasil rekapitulasi obsservasi siklus pertama

Siklus kedua

Berdasarkanhasil observasi kegiatan menggunting pola pada kelompok A di PAUD IT Nurul


Hikmah Desa Wonolelo Kecamatan Muntilan pada siklus kedua siswa yang mengikuti ada 13
anak. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 : hasil rekapitulasi observasi siklus pertama


No. BM MM BSH
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 2 15 % 3 24 % 8 61 %
2 1 8% 4 31 % 8 61 %
3 1 8% 3 24 % 9 68 %
4 – – 4 32 % 9 68 %
5 – – 2 15 % 11 85 %

Keterangan :

BM : Belum Muncul

MM : Mulai Muncul

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap harinya terjadi peningkatan hasil perbaikan pada
siklus kedua ini. Awal pertemuan jumlah anak yang BM berjumlah 2 anak (15 %) menjadi tidak
ada sama sekali pada pertemuan kelima. Sedangkan yang BSH awal pertemuan hanya 8 anak (61
%) meningkat menjadi 11 anak ( 85%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
perbaikan ini menunjukan hasil yang sudah baik.

Grafik 4.2 : hasil rekapitulasi obsservasi siklus kedua

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari siklus I menunjukan bahwa aktivitas anak
masih harus ditingkatkan lagi. Jumlah anak yang masih BM yaitu sebesar (31 %) di akhir
pertemuan siklus pertama. Sedangkan yang BM mencapai prosentase sebesar (38 %) dan yang
sudah BSH meningkat menjadi (31 %).

Pada pengamatan di siklus kedua ini menunjukan peningkatan yang baik, jumlah anak yang BM
sebesar (0 %) diakhir pertemuan siklus kedua, sedangkan jumlah anak yang MM sebesar (15 %)
dan yang BSH mencapai (85 %).

Dengan demikian berarti kegiatan perbaikan pembelajaran dari siklus I dan siklus II menunjukan
adanya peningkatan hasil pembelajaran yang baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berbagai aktivitas kegiatan menggunting yang dilaksanakan di kelompok A PAUD IT Nurul


Hikmah telah dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting. Peningkatan tersebut terlihat dari pengamatan hasil belajar anak yang sudah
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) meningkat secara kuantitatif. Hal itu dapat dilihat pada
grafik hasil pencapaian siklus 1 yaitu sebesar 31 % dan berdasarkan grafik hasil pencapaian
siklus 2 yaitu sebebsar 85 %. Sedangkan yang Belum Muncul (BM) pada siklus sebesar 31%
menurun menjadi 0 %.

1. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian tindakan perbaikan tentang penggunaan metode
menggunting pola untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada kelompok A di PAUD
IT Nurul Hikmah disarankan sebagai berikut :

1. Pemilihan media yang menarik sehingga anak tidak cepat bosan dan mudah dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2. Penggunaan pola yang tepat dan sesuai tingkat perkembangan anak serta yang bervariatif
sehingga anak tidak merasa kesulitan, cepat bosan, dan mudah lelah.
3. Selalu memberikan motivasi kepada anak agar anak tetap bersemangat dan tidak merasa
putus asa.
4. Menggunakan metode demonstrasi yang menyenangkan dan bahasa sehari-hari sehingga
anak mudah menerima penjelasan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai