PENDAHULUAN
Pendidikan bagi anak usia dini sangat penting dilakukan karena merupakan
pendidikan dimulai sejak dini yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
perwujudan individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Anak usia
dini memiliki proses perkembangan dan pertumbuhan yang pesat, usia ini sering
disebut “ usia emas “ ( golden age ) yang hanya datang sekali dan tidak akan
mungkin dapat diulang lagi, dimana pada masa ini semua aspek perkembangan
Pendidikan usia dini lebih menitik beratkan pada peletakan dasar kearah
dan komunikasi. Oleh karena itu dengan berbahasa sangat menentukan baik atau
tidak hubungan dengan orang lain. Sekolah merupakan salah satu sumber
1
standar Pendidikan Anak Usia Dini terdapat 5 dimensi perkembangan yaitu
perkembangan fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan
moral ( NAM ). Salah satu aspek yang dikembangkan pada anak usia dini adalah
aspek bahasa. Bahasa merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan anak,
dengan berbahasa anak dapat berinteraksi dengan orang lain dan menemukan
banyak hal baru dalam lingkungan tersebut. Dengan bahasa pula anak mampu
bicara, tulisan, bahasa symbol, ekspresi muka, isyarat, pantomime dan seni.
bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, menyusun kalimat sederhana yang
terstruktur, memiliki lebih banyak kata – kata untuk melanjutkan sebagian ide
2
Tingkat pencapaian pada keaksaraan yaitu : Menyebutkan simbol – simbol
huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda – benda yang ada
gagasan – gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain.
Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui
lambang –lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antara pembicara dan
lawan bicara.
Pada kenyataannya yang terjadi pada anak saat ini bahwa kemampuan
hari, sesuai dengan yang diharapkan, seperti : masih ada anak yang belum lancar
berbicara, misalnya : anak belum berani untuk tampil bercerita atau bertanya
jawab didepan temannya atau didepan kelas, anak masih kurang mampu
yang telah didengarnya, anak masih bersifat pasif ketika diminta berbicara.
3
Berbagai faktor penyebab kurang berkembangnya bahasa anak, diantaranya
adalah faktor guru yang kurang memberikan variasi dalam menerapkan metode
diskusi, bertanya jawab dan bermain peran. Oleh sebab itu dibutuhkan suasana
balajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar
yang dapat dilakukan guru dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak usia
dini yaitu dilakukan melalui permainan, karena bermain merupakan salah satu
peran.
Bermain peran merupakan salah satu metode pembelajaran yang konkrit dan
dapat dipahami anak. Bermain peran dapat ditujukan untuk memecahkan masalah
bermain peran anak akan semakin bersemangat dalam berbicara, sehingga dengan
bermain peran akan menambah perbendaharaan kosa kata anak, anak akan terlatih
untuk berbicara dan berkomuniksi di depan orang lain serta dapat menggunakan
4
Dengan meminta anak untuk bermain peran, anak akan semakin terlatih
dan terampil untuk mengungkapkan pikiran atau isi cerita, akan menambah
perbendaharaan kata anak secara sederhana, anak akan terbiasa menjawab dan
Dengan melihat pentingnya bermain peran pada pembelajaran anak usia dini
1. Identifikasi Masalah
5
2. Batasa Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2019.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan pikiran dalam dunia pendidikan anak usia dini kaitannya
6
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam menerapkan bermain peran untuk
Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam memfasilitasi guru dan anak
3. Bagi Penulis
4. Peneliti Lain
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bermain Peran
kultur manapun. Bagi anak anak menurut para ahli, bermain memiliki fungsi dan
manfaat yang sangat penting, karena anak dapat belajar melalui bermain. Bagi
mereka, bermain bukan hanya menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan
yang harus terpenuhi. Yaitu kebutuhan hati atau perasaan yang membuat hidup
dilakukan mana yang disukainya. Bagi anak, bermain adalah aktifitas yang
dilakukan karena keinginan, bukan karena harus memenuhi tujuan atau keinginan
kemampuan penampilan peserta didik untuk menerangkan status dan fungsi pihak
8
Menurut Nurbiana Dhieni ( 2009:7.32 ) pengertian bermain peran adalah
memerankan tokoh – tokoh atau benda – benda yang disekitar anak dengan tujuan
adalah penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk
hubugan sosial yang kemudian diminta beberapa orang peserta didik untuk
memerankannya.
kegiatan bermain dengan memerankan status dan pihak – pihak lain yang terdapat
dengan :
9
c) Bermain dalam kaitan transportasi, misalnya anak naik angkutan kota, bus, jadi
sopir, naik kereta api, jdi masinis, naik kapal, dan lain – lain
e) Bermain sebagai tokoh dalam dongeng, seperti timun emas, putri malu, dan lain
sebagainya.
anak untuk memerankan tokoh – tokoh yang terdapat pada kehidupan nyata.
adanya peran yang berbeda dengan peran yang dilakukannya sehari – hari serta
maksa diri ( jati diri ) di dunia sosial dan memecahkan dilemma dalam bentuk
peran – peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang
10
lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku
manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk : (1) menggali
sikap dalam memecahkan masalah, dan (4) mendalami mata pelajaran dengan
dihadapi.
kanak :
11
f. Membantu pengembangan fantasi
suasana menyenangkan.
masalah, dan sebagai metode yang membantu anak dalam berbahasanya, namun
1) Untuk mengajar peserta didik supaya ia biasa menempatkan dirinya dengan orang
lain.
2) Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik.
3) Bermain peran dan permaian peran menimbulkan suasana / diskusi yang hidup.
12
Sedangkan kelemahan atau kekurangan – kekurangan dalam bermain peran
menurut Istarani (2011:77) dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1) Sukar untuk memilih anak – anak yang betul – betul berwatak untuk memecahkan
masalah.
Sebagai seorang guru harus dapat memahami langkah – langkah dan prosedur
dalam pelaksanaan bermain peran, agar dalam permaian yang akan dilakukan
menjadi lebih baik dan teratur. Dengan adanya aturan – aturan dalam bermain
yang terstruktur, anak akan lebih tertib untuk melaksanakan permainan serta lebih
mengetahui apa yang akan dilakukannya dalam bermain peran dengan adanya
13
1. Guru menyiapkan naskah,alat, media yang akan digunakan anak dalam bermain
peran
2. Guru menerangkan teknik atau cara bermain peran dengan cara yang sederhana,
4. Jika bermain peran untuk pertama kali dilakukan, sebaiknya guru sendirilah
5. Guru menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang mereka harus mainkan.
6. Guru menyarankan kalimat pertama yang baik diucapkan oleh pemain untuk
dimulai.
8. Guru menghentikan bermain peran pada detik – detik situasi sedang memuncak
adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri
sebagai system symbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun
14
informasi yang terdiri dari simbol – simbol visual itu dapat dilihat, ditulis, dan
dibaca, sedangkan simbol – simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak
dapat memanipulasi simbol – simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan
kemampuan berpikirnya.
merupakan salah satu symbol kehidupan agar terjalinnya hubungan baik dengan
orag lain.
Menurut pendapat dari Nasriah (2013:124) pada anak usia dini, aspek
orang lain baik secara verbal maupun non – verbal merupakan kemampuan
bawaan.
berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan secara lisan, tertulis, maupun dengan
15
atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi – bunyi atau ucapan yang
maupun pikirannyamelalui kata – kata atau bahasa. Dengan bahasa pula anak
dapat menjalin dan mempertahankan hubungannya dengan orang lain atau teman
sebayanya. Oleh karena itu, bahasa mewakili benda dan gagasan, maka dengan
secara luar biasa. Makin banyak perbendaharaan kata, memungkinkan anak untuk
akan meningkat secara berkala. Semakin banyak perbendaharaan kata anak, maka
Melalui bahasa pula, anak menyadari bahwa melalui komunikasi ia akan mengerti
16
2. Pengembangan perbendaharaan kata : berkembangnya kemampuan anak untuk
yang dimiliki anak, diharapkan ia mampu menyusun kata – kata tersebut dalam
4. Ucapan : dengan bertambahnya usia dan melalui proses belajar menirukan dan
benar dan jelas lafal kata – kata tertentu yang pada mulanya dirasakan sulit oleh
anak. Maka dari pada itu, dengan lancarnya anak berkomunikasi atau berbicara,
maka dari sinilah terlihat perkembangan bahasa anak dengan tahap – tahap usia
Komunikasi pada seorang anak atau dengan kata lain perkembangan bahasa
pada anak merupakan salah satu perkembangan yang harus menjadi perhatian
orang tua. Oleh sebab itu perkembangan bahasa pada seseorang dipengaruhi
diantaranya:
17
1. Factor Kesehatan
4. Jenis kelamin.
5. Hubungan keluarga.
eksternal dapat dilihat dari ( lingkungan atau sosial – ekonomi, dan hubungan
keluarga ).
18
5. Bahasa mengekspresikan keunikan individu.
Sehubungan dengan ini banyak ahli juga yang memberikan devenisi tentang
fungsi bahasa, seperti yang diungkapkan oleh Soemarsono 2004 (dalam Yeti
Fungsi deskriptif
lain.
mengutarakan pengalaman.
19
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa untuk anak
usia dini adalah bahasa sebagai sarana komunikasi dengan orang lain, untuk
B. Kerangka Berfikir
penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan secara lisan, tertulis,
maupun dengan tanda – tanda dan syarat. Bahasa mewakili benda dan gagasan,
maka dengan banyak berbicara dan berbahasa, perbendaharaan kata anak akan
terdapat pada kehidupan nyata. Yang artinya mendramatisirkan cara tingkah laku
Kegiatan bermain peran ini dikemas dengan tujuan seperti memperoleh wawasan,
mewakili benda dan gagasan , maka dengan banyak berbicara dan berbahasa,
20
perbendaharaan kata anak akan meningkat secara luar biasa, aspek perkembangan
bahasa memegang peranan yang sangat penting dan merupakan ciri khas
dihadapi.
peranan yang sangat penting dan merupakan ciri khas perkembangan anak
C. Hipotesis Penelitian
21
perkembangan bahasa anak usia 5 – 6tahun di TK Alternatif Balige T.A
2018/2019.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
bermain bebas.
sekolah ini karena aktivitas peneliti sehari – hari adalah sebagai tenaga pengajar
disekolah tersebut.
bulan januari sampai maret penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah karena penelitian ini dilaksanakan untuk dua siklus untuk
23
C. Desain Penelitian
Eksperimen X T
Kontrol - T
Keterangan :
D. Prosedur Penelitian
kurikulum
24
f. Melakukan observasi
penelitian non tes yaitu observasi terstruktur tentang perkembangan bahasa anak.
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana
ini menggunakan pedoman observasi yang berisi sebuah daftar jenis kegiatan/
perilaku yang mungkin timbul dan diamati. Penataan data dilakukan dengan
memuat nama observer. Tugas observer memberi tanda ceklis pada skor yang
Berikut ini pada table 3.2 adalah pedoman observasi yang digunakan oleh
Kisi – kisi aspek perkembangan bahasa anak usia 5 – 6 tahun yang akan
25
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Perkembangan Bahasa Anak Usia 5 – 6 Tahun
peranannya
3. Melaksanakan bermain
sederhana
3. Meyebutkan beberapa
dikenal
26
Menyusun 1. Menceritakan
terstruktur
2. Menceritakan dialog
peran
3. Memberikan keterangan
peran
3. Menjawab pertanyaan
dengan kalimat
27
sederhana, jelas dan
benar
kalimat sederhana
3. Menuliskan tulisan
guru
alat bermain
saling bekerjasama
Petunjuk :
1 = Belum berkembang
2 = Kurang berkembang
3 = Sedang berkembang
28
4 = Sudah berkembang
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengolah data yang
diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Langkah – langkah dalam teknik
persiapan.
(Sudjana,2005:67)
∑𝑋𝑖
𝑋̅= 𝑛
Keterangan :
N = jumlah sampel
√𝑛∑𝑥12 −( ∑𝑥1 )2
SD = 𝑛 (𝑛−1 )
29
Keterangan :
SD = standar deviasi
Xi = harga data ke - i
n = jumlah sampel
3. Uji Normalitas
Uji normalitas diadakan untuk mengetahui populasi dan sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini digunakan dengan menggunakan uji
a. Pengamatan X1, X2, X3, …, Xn disajikan angka baku z1, z2, z3, …, zn dengan
menggunakan rumus :
𝑋𝑖− 𝑥̅
Zi = 𝑠
𝑋̅ = rata – rata
b. Untuk tiap angka baku ini dengan menggunakan distribusi normal dihitung
peluang F ( Zi ) = P (Z≤zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika
30
e. Mengambil harga mutlak yang terbesar (L0) untuk menerima atau menolak
Dengan kriteria :
4. Uji Homogenitas
varians terbesar
c. Cari Fhitung = varians terkecil
homogen )
h. Tarik kesimpulan
5. Uji Hipotesis
31
Untuk menguji hipotesis apakah kebenarannya dapat diterima atau tidak, yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji dua pihak. Dengan taraf nyata ɑ = 0,05.
1. Jika data berasal dari populasi yang homogen (𝜎1 ≠ 𝜎2 ) dan 𝜎 tidak
2. Jika data berasal dari populasi yang tidak homogen (𝜎1 ≠ 𝜎2 ) dan 𝜎 tidak
Keterangan :
32
𝑋̅2 = Rata – rata selisih skor kelas kontrol
H. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan
proposal
Seminar
Perbaikan
proposal
Pengumpulan
33
data
Analisis data
Penulisan
skripsi
Lokasi penelitian
34
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Terbuka
Group
Latif dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Yus Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak – Kanak.
http.wiiien.blogspot..com/2012/11perkembangan-bahasa.html, di akses 5
april 2019.
35