Anda di halaman 1dari 15

JURNAL SKRIPSI

OLEH

JULIYANTI AHMAD
1449041010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR
MELALUI KEGIATAN BERMAIN LARI ESTAFET DI TAMAN KANAK-
KANAK TADIKA CERIA BTN KODAM VII WIRABUANA KOTA MAKASSAR
Juliyanti Ahmad, Dr. Rusmayadi, M.Pd dan Herman, S.Pd. M.Pd
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP, UNM
Keperluan korespondensi, E-Mail : ahmadjuliyanti@gmail.com
ABSTRAK

Juliyanti Ahmad.2018.Meningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar


Melalui Kegiatan Bermain Lari Estafet di Taman Kanak-kanak Tadika Ceria BTN
Kodam VII Wirabuana Kota Makassar. Skripsi dibimbing oleh Bapak Dr Rusmayadi,
M.Pd dan Bapak Herman, S.Pd, M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.
Masalah dalam penelitian ini adalah meningkatan kemampuan fisik motorik
kasar melalui kegiatan bermain lari estafet. Adapun rumusan masalah adalah,
“bagaimana meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar melalui kegiatan bermain
lari estafet? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui meningkatan kemampuan fisik
motorik kasar melalui kegiatan bermain lari estafet di Taman Kanak-kanak BTN
Kodam VII Wirabuana Kota Makassar. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas, yakni terdiri dari 4 tahap dalam setiap siklus yaitu:perencanaan, pelaksanakan
tindakan, observasi, dan refleksi. Fokus penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B1 melalui kegiatan bermain lari
estafet di Taman Kanak-kanak BTN Kodam VII Wirabuana Kota Makassar.
Penelitian ini dilaksanakan II siklus selama 2 kali pertemuan. subjek penelitian adalah
guru kelompok B1, yang terdiri atas 9 anak didik, yaitu 4 anak laki-laki dan 5 anak
perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa
kemampuan fisik motorik kasar anak mengalami peningkatan, hal ini karena
perlakuan yang didapat oleh anak saat bermain lari estafet yang membantu proses
pembelajaran, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain lari
estafet efektif untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar pada anak
kelompok B1 di Taman Kanak-kanak BTN Kodam VII Wirabuana Kota Makassar.

Kata kunci: Fisik Motorik Kasar, Bermain Lari Estafet


PENDAHULUAN mengenai anak, dimana melibatkan
Pendidikan anak usia dini beberapa aspek, yaitu perkembangan
(PAUD) adalah jenjang sebelum fisik motorik, kognitif, bahasa dan
pendidikan dasar yang merupakan sosial emosional
suatu upaya pembinaan yang ditujukan Masa prasekolah adalah masa
bagi anak sejak lahir sampai usia 6 yang peka untuk menerima berbagai
tahun. Undang-undang Nomor 20 macam rangsangan dari lingkungan
Tahun 2003 pasal 28 ayat 1 tentang guna menunjang perkembangan
Sistem Pendidikan Nasional jasmani dan rohani yang ikut
menyebutkan bahwa pendidikan anak menentukan keberhasilan anak didik
usia dini diselenggarakan sebelum mengikuti pendidikannya di kemudian
jenjang pendidikan dasar, melalui jalur hari. Masa anak-anak juga masa
pendidikan formal, nonformal, bermain, oleh sebab itu kegiatan
dan/atau informal, pendidikan anak pendidikan ditaman kanak-kanak
usia dini jalur pendidikan formal diberikan melalui bermain sambil
meliputi Taman Kanak-Kanak, belajar dan belajar sambil bermain.
Roudlotul Athfal atau yang sederajat Dunia anak adalah dunia bermain,
Masa prasekolah adalah masa bermain merupakan cara yang paling
seorang anak mengalami tumbuh baik untuk mengembangkan
kembang yang sangat cepat, baik dari kemampuan sesuai kompetensi yang
segi fisik motorik, kognitif, bahasa dan diterapkan dalam kurikulum. Melalui
sosial emosional. Perkembangan anak bermain anak memperoleh dan
berlangsung dalam proses yang memproses informasi belajar hal-hal
menyeluruh dalam segala aspek, baru dan melatih melalui keterampilan
karena itu, perlunya pemberian yang ada. Karena tahun-tahun pertama
stimulasi yang dilakukan secara anak usia pra sekolah sangat penting
menyeluruh. Untuk mendapatkan yang dimana pertumbuhan dan
gambaran yang komperhensif perkembangan anak sangat pesat, juga
anak mengalami masa kepekaan untuk
menerima segala rangsangan dari stimulasi yang sesuai dengan
lingkungan. Maka diperlukan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan
pemberian stimulasi yang tepat melalui perkembangan anak tercapai secara
kegiatan yang menyenangkan seperti optimal dan upaya pengembangannya
bermain, sehingga anak dengan dilakukan dengan bermain sambil
perasaan senang dapat menerima belajar sehingga anak mempunyai
stimulasi yang tepat dan anak dapat kesempatan untuk mengembangkan
tumbuh dan berkembang secara kemampuan fisik motorik kasar yang
optimal sesuai dengan tahapan lebih baik.
usianya. Di dalam perkembangan fisik
Pada masa prasekolah, rentang terdapat perkembangan motorik kasar,
konsentrasi seorang anak menjadi agak perkembangan motorik disebut sebagai
lama. Kemampuan mereka untuk perkembangan dari unsur kematangan
berpikir dan memecahkan masalah dan pengendalian gerak tubuh.
juga semakin berkembang. Anak dapat Perkembangan motorik berhubungan
memusatkan diri pada tugas-tugas dan dengan kemampuan gerak anak
berusaha untuk memenuhi standar Perkembangan kemampuan
mereka sendiri. Secara fisik pada usia motorik kasar dapat distimulasi dengan
ini fisik anak sangat lentur dan tertarik berbagai permainan, salah satunya
pada senam dan olahraga yang teratur. melalui bermain lari estafet. Dengan
Mereka mengembangkan kemampuan melakukan permainan lari estafet, anak
motorik kasar yang lebih baik. Mereka secara tidak langsung akan
banyak melakukan kegiatan fisik yang mengembangkan kemampuan antara
berat seperi berlari. lain: koordinasi, kelincahan,
Oleh sebab itu masa prasekolah keseimbangan dan kerjasama. Bermain
merupakan masa tepat untuk lari estafet akan menjadikan tumbuh
meletakkan dasar pertama dalam kembang anak menjadi lebih optimal,
mengembangkan kemampuan fisik karena anak usia prasekolah sedang
motorik. Dibutuhkan kondisi dan
berada dalam masa perkembangan Melalui kegiatan bermain lari
koordinasi gerak. estafet ini diharapkan dapat mengatasi
Bermain lari estafet, yaitu masalah yang ada pada anak yang
gerakan lari yang banyak dilakukan di kemampuan fisik motorik kasarnya
pendidikan prasekolah. Berlari kurang. Anak yang memiliki
merupakan kelanjutan gerak dari kemampuan fisik motorik kasar yang
berjalan dan memiliki ciri khusus pada kurang akan membuat anak susah
fase melayang di udara (tidak dalam hal melakukan aktivitas yang
bertumpu) dari salah satu kaki. meggunakan otot-otot besar.
Bermain lari estafet atau biasa disebut Hasil wawancara dan
lari secara bergantian atau beranting, pengamatan yang dilakukan pada
lari estafet teridiri dari beberapa pelari tanggal 16-20 Juli 2018 di Taman
dengan menggunakan tongkat sebagai Kanak-kanak Tadika Ceria Kota
alat dalam lari estafet untuk Makassar. Dapat disimpulkan bahwa
menandakan pelari selanjutnya yang kemampuan fisik motorik kasar anak
akan berlari. masih belum optimal sesuai hasil
Bermain lari estafet dapat pengamatan pada saat observasi,
menirukan gerakan tubuh secara terdapat anak yang saat berlari
terkoordinasi untuk melatih kelincahan bersama temannya sering terjatuh,
dan keseimbangan, yang terdapat anak yang masih menabrak
dideskripsikan dalam aktivitas gerak temannya juga menabrak benda yang
dasar motorik kasar berlari. Indikator ada di sekitarnya ketika berlari
aktivitas gerak dasar motorik kasar bersama, dan dari hasil wawancara
bermain lari estafet yaitu: koordinasi guru masih kurang menstimulasi anak
gerak, kelIncahan dan keseimbangan. dengan kegiatan yang dapat melatih
Sehingga bermain lari estafet ini dapat koordinasi gerak tubuh. Guru jarang
meningkatkan kemampuan fisik melaksanakan pembelajaran yang
motorik kasar pada anak. berfokus pada kemampuan fisik
motorik kasar. Sehingga kurangnya
pengalaman bermain dan kesempatan Menurut Saputra & Rudyanto,
berpartisipasi dalam salah satu
(2005:114) Prinsip perkembangan
kegiatan fisik yang dapat
motorik adalah suatu perubahan
memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan fisik. kemampuan gerakan sesuai dengan
Berdasarkan temuan masalah di
masa pertumbuhan yang dipengaruhi
atas, peneliti tertarik untuk melakukan
oleh faktor gizi, status kesehatan dan
tindakan perbaikan melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul gerakan-gerakan yang sesuai dengan
“Meningkatkan Kemampuan Fisik
masa perkembangan.
Motorik Kasar Melalui Kegiatan
c. Bentuk Latihan Motorik Kasar
Bermain Lari Estafet di Taman Kanak-
kanak Tadika Ceria BTN Kodam VII Menurut Bambang Sujiono,
Wirabuana Kota Makassar” dkk (2008) menjelaskan bentuk latihan
KAJIAN PUSTAKA yang dapat dikembangkan dalam
A. Kajian Pustaka kemampuan gerak anak usia dini,
1. Fisik Motorik Kasar yaitu:
a. Pengertian Fisik Motorik kasar 1) Anak usia taman kanak-kanak
Menurut Bambang Sujiono,dkk telah mempunyai kemampuan
(2008: 1.3) Motorik adalah semua melihat dengan fokus yang benar,
gerakan-gerakan yang mungkin dapat sehingga sebaiknya diberikan
digunakan oleh seluruh tubuh. aktivitas yang berkoordinasi
Sedangkan perkembangan motorik dengan mata, seperti koordinasi
dapat disebut perkembangan dari unsur kaki dan mata.
kematangan dan pengendalian gerak 2) Anak usia taman kanak-kanak
tubuh. dapat melakukan gerakan-gerakan
b. Prinsip-prinsip Perkembangan berkelanjutan, misalnya berlari
dengan memberi dan menerima.
Fisik Motorik Kasar
3) Perlu diberikan relaksasi pada Menurut Saputra dan Rudyanto
anak setelah beraktivitas. (2005:115) menyatakan tujuan
4) Memperkenalkan gerakan oposisi, pengembangan motorik kasar, Mampu
seperti berjalan atau berlari di meningkatkan keterampilan gerak
mana posisi tangan kanan anak, mampu meningkatkan dan
diayunkan ke depan di memelihara kebugaran jasmani,
koordinasikan dengan langkah mampu menanamkan sikap percaya diri
kaki kanan ke depan. pada anak. Mampu bekerjasama
5) Pemindahan beban, gerakan dengan teman sebaya, mampu
pemindahan beban pada anak berperilaku disiplin, jujur, dan sportif..
dapat dilakukan dengan f. Metode Pengembangan
mengajarkan gerakan memanjat. Kemampuan Fisik Motorik Kasar
6) Tenaga, perlu memberikan
Menurut Bambang Sujiono dkk
aktivitas kepada anak tentang
(2008) Ada beberapa metode yang
kekuatan tenaga
pembelajaran yang sesuai untuk
d. Tujuan Meningkatkan
meningkatkan motorik anak, misalnya
Kemampuan Motorik Kasar metode bermain, karya wisata,

Menurut Suryanto (2005) demonstrasi, proyek, atau pemberian

perkembangan fisik ditujukan agar tugas. Dari beberapa metode yang

badan anak tumbuh dengan baik memungkinkan anak bergerak dan

sehingga sehat dan kuat jasmaninya. bermain karena gerak dan bermain

Perkembangan fisik juga ditujukan merupakan unsur utama

untuk mengembangkan 5 (lima) aspek pengembangan motorik anak. Melalui

yang meliputi: Kekuatan, ketahanan, bermain anak-anak dapat belajar dan

kecepatan, kecakatan, keseimbangan. bergembira.

e. Pentingnya Meningkatkan 2. Bermain

Kemampuan Fisik Motorik Kasar a. Pengertian Bermain


Hurlock (1978) menjelaskan merupakan hal yang berbeda dengan
belajar dan bekerja. Suatu kegiatan
bahwa bermain dilakukan secara suka
yang disebut bermain harus ada lima
rela, tanpa paksaan atau tekanan dari
unsur di dalamnya, yaitu:
pihak luar. Bermain terdiri atas 1) Mempunyai tujuan, yaitu
permainan itu sendiri untuk
tanggapan yang diulang atau sekedar
mendapat kepuasan.
untuk kesenangan anak itu sendiri.
2) Memilih dengan bebas dan atas
Bermain merupakan dunia anak. kehendak sendiri, tidak ada yang
menyuruh ataupun memaksa.
b. Manfaat Bermain
3) Menyenangkan dan dapat
Menurut Indrijati Herdina (2006)
menikmati.
Di sela-sela bermain anak dapat
4) Menghayal untuk
memperoleh pengetahuan dan keahlian
mengembangkan daya imajinatif
yang tidak bisa di dapatkan dari sarana
dan kreativitas.
lain. Ia mulai mampu menunaikan
5) Melakukan secara aktif dan sadar.
berbagai tugas sosial, emosional, dan
d. Pentingnya Bermain Bagi Anak
rasionalnya secara sempurna, yang
Menurut Brewer (1995) Bermain
mencakup pemikiran akal,
menyelesaikan permasalahan, dan membantu anak mengontrol gerak
merancang program. Bermain
motorik kasar. Anak-anak, melalui
merupakan salah satu cara yang paling
bermain, dapat mengontrol gerak
efektif untuk mengembangkan potensi
anak, karena melalui kegiatan bermain motorik kasar. Pada saat bermain,
ia akan lebih mudah menyerap
mereka dapat mempraktikkan gerakan
informasi dan pengalaman.
motorik kasar, seperti berlari,
c. Karakteristik Bermain
meloncat. Anak-anak terdorong untuk
Menurut Andang Ismail (2006)
menyatakan bahwa bermain mengangkat, membawa, berjalan atau
meloncat, berputar, dan beralih. Anak regu lari sambung terdapat empat atau

usia 5 hingga 6 tahun perlu bermain lebih orang pelari, yaitu pelari

aktif. pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

e. Pengaruh Bermain Empat orang pelari ini akan berlari


Menurut Andang Ismail (2006)
sambung menyambung dengan tongkat
Aktivitas bermain memiliki pengaruh
sampai mencapai garis (finish).
yang besar terhadap hal-hal berikut,
yaitu bermain memiliki pengaruh besar b. Manfaat Lari Estfet
seperti perkembangan fisik anak dan
Menurut Benish dan Kinsman
dorongan untuk berkomunikasi dengan
(Montolalu 2005) menyatakan nilai
teman bermain. Bermain sebai alat
penyalur kebutuhan, keinginan juga dari permainan lari estafet dilakukan
sebagai sumber belajar yang dapat
melalui aspek pengembangan motorik
mengembangkan wawasan diri.
kasar anak salah satunya, menirukan
Bermain juga mempengaruhi wawasan
anak dan belajar untuk bersosialisasi gerakan tubuh secara terkoordinasi
serta berpengaruh terhadap
untuk melatih keseimbangan dan
perkembangan ciri kepribadian anak.
kelincahan, yang dideskripsikan dalam
3. Lari Estafet
aktivitas gerak dasar motorik kasar
a. Pengertian Lari Estafet
berlari.
Menurut Eri Priatna (2008) lari
c. Indikator Lari Estafet Untuk
sambung atau lari estafet adalah berlari
Kemampuan Fisik Motorik
secara bergantian atau beranting.
Kasar
Perbedaan lari estafet dengan lari biasa Di dalam Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan
ada pada jumlah pelarinya. Dalam satu
(Permendikbud) Republik Indonesia
Nomor 146 tahun 2014 tentang menggunakan tangan kanan,
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak kemudian pelari kedua menerima
Usia Dini, terdapat indikator yang menggunakan tangan kiri,
berkaitan dengan kemampuan fisik seterusnya hingga garis (finish).
motorik kasar anak, yaitu : METODE PENELITIAN
1) Anak mampu melakukan Penelitian ini dilakukan dengan
koordinasi gerak. pendekatan kualitatif yang bertujuan
2) Anak mampu melakukan gerakan untuk menggambarkan keadaan atau
seimbang. status gejalanya. Jenis Penelitian ini
3) Anak mampu melakukan gerakan adalah penelitian tindakan kelas
lincah. (claassroom action). Sesuai dengan
d. Langkah-Langkah Lari Estafet masalah dalam penelitian ini, maka
Bambang Sujiono, dkk fokus yang menjadi sasaran, yakni
(Sumarjilah, 2014) Teknik dalam kemampuan fisik motorik kasar,
permaianan lari estafet ini adalah: melalui kegiatan bermain lari estafet.
1) Pelari pertama menggunakan Tempat dilaksanakannya penelitian ini
(start) jongkok. yaitu di Taman Kanak-kanak Tadika
2) Pelari kedua hingga seterusnya Ceria Kota Makassar yang terletak di
menggunakan (start) melayang Jl. mawar Blok C No.17A BTN
(berdiri). Kodam VII Wirabuana Sudiang
3) Aba-aba menggunakan kata-kata Kel.Pai Kec.Biringkanaya Sulawesi
seperti “Bersedia, siap, Ya”, bisa Selatan. Subjek penelitian adalah anak
juga dengan memberikan aba-aba Kelompok B1 di Taman Kanak-kanak
dengan menghitung “1-3”atau Tadika Ceria Kota Makassar semester
sebaliknya. ganjil tahun ajaran 2018/2019 terdiri
4) Teknik dalam memberi dan dari 4 anak laki-laki dan 5 anak
menerima tongkat/benda untuk perempuan, jadi jumlah semua anak
anak usia dini pelari pertama anak kelompok B1 sebanyak 9 anak dan 1
memberikan tongkat orang guru.
Desain rancangan penelitian yang memberi dan menerima tongkat.
digunakan dalam penelitian ini adalah Setelah itu guru mengarahkan dan
mengikuti langkah-langkah yang membimbing peserta permainan mulai
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc melaksanakan tugasnya serta
Taggart yang terdiri dari perencanaan, mengawasi. Dari pelaksanaan kegiatan
tindakan, pengamatan, dan refleksi. bermain lari estafet pada siklus I dan
Teknik pengumpulan data dalam II, diperoleh hasil yang menunjukkan
penelitian ini dilakukan dengan adanya peningkatan kemampuan fisik
Observasi dan dokumentasi. Analisis motorik kasar anak yang ditandai
data dalam penelitian tindakan kelas kemampuan anak dalam
ini menggunakan analisis kualitatif. mengkoordinasikan gerak mata,
Pembahasan tangan, kaki, menyeimbangkan tubuh
Pelaksanaan kegiatan bermain saat berlari dan bergerak dengan
lari estafet yang di laksanakan di lincah. Hal ini sejalan dengan
Taman Kanak-kanak Tadika Ceria dikemukakan Benish dan Kinsman
pada kelas B1 ditujukan untuk (Montolalu 2005) menyatakan nilai
meningkatkan kemampuan fisik dari permainan lari estafet dilakukan
motorik kasar anak. Secara umum, melalui aspek pengembangan motorik
pelaksanaan kegiatan bermain lari kasar anak salah satunya, menirukan
estafet pertama-tama guru memberikan gerakan tubuh secara terkoordinasi
tugas kepada masing-masing anak untuk melatih keseimbangan dan
dengan cara membagi satu regu berisi kelincahan, yang dideskripsikan dalam
empat pelari dan menyiapkan bahan aktivitas gerak dasar motorik kasar
dan peralatan. Selanjutnya guru berlari
memberi contoh pelari pertama Pada siklus I, kegiatan bermain
menggunakan (start) jongkok. Pelari lari estafet belum terlaksana dengan
kedua hingga seterusnya menggunakan baik. Saat memberikan tugas hanya
(start) melayang (berdiri). Kemudian kepada sebagian anak, tidak memberi
guru memberi contoh teknik dalam contoh pelari pertama menggunakan
(start) jongkok sehingga pelari pertama menggunakan (start) jongkok,
pertama hanya menggunakan (start) memberi contoh teknik dalam
berdiri melayang. Saat memberi dan menerima tongkat
memperlihatkan contoh teknik dalam kepada semua anak, juga mengarahkan
memberi dan menerima tongkat hanya dan membimbing semua peserta
pada sebagian anak sehingga anak, permainan mulai melaksanakan
masih belum berkembang sangat baik tugasnya. Dari sini anak anak mampu
dalam mengkoordinasikan mata tangan berlari sambil membawa beban dengan
dan kaki. Dalam mengarahkan dan kuat dan koordinasi mata, tangan juga
membimbing melaksanakan tugas juga kaki tepat saat memberi dan menerima
hanya pada sebagian peserta beban. Anak mampu berlari seimbang
permainan. Dari hal ini dapat dilihat tidak terjatuh dan tidak menabrak
bahwa kemampuan motorik kasar anak temannya, anak mampu berlari cepat
belum meningkat, seperti data yang mencapai batas lari yang ditentukan,
diperoleh dimana pada siklus I seperti mencapai pelari selanjutnya
indikator koordinasi gerak 3 anak BB atau (finish). Dari hal ini dapat dilihat
dan 6 anak MB, indikator gerakan bahwa kemampuan motorik kasar anak
seimbang 3 anak BB, 5 anak MB, 1 mengalami peningkata, seperti data
anak BSH, indikator gerakan lincah 3 yang diperoleh dimana pada siklus II
anak BB, 5 anak MB, 1 anak BSH. indikator koordinasi gerak 4 anak BSH
Pada siklus II, kegiatan dan 4 anak BSB, indikator gerakan
bermain lari estafet telah terlaksana seimbang 2 anak BSH, 7 anak BSB,
dengan baik. Guru telah menyiapkan indikator gerakan lincah 2 anak BSH,
bahan dan peralatan, selain itu, telah 7 anak BSB.
memberikan tugas kepada masing- .
masing anak, memberi contoh pelari
KESIMPULAN DAN SARAN motorik kasar anak dengan
a. Kesimpulan bermain lari estafet.
Berdasarkan hasil penelitian, 2. Bagi guru, hendaknya pada proses
menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran dapat menstimulasi
dalam pembelajaran, baik dari kemampuan fisik motorik kasar
kegiatan mengajar guru maupun anak dengan kegiatan bermain lari
kegiatan belajar ana, dimana pada estafet ini yang melatih koordinasi
siklus I hasil kegiatan mengajar guru gerak tubuh dengan melaksanakan
75
berada pada kategori cukup dan pembelajaran yang berfokus pada
kegiatan pembelajaran anak pada kemampuan fisik motorik kasar.
kemampuan fidik motorik kasar berada Sehingga anak mendapat
pada kategori mulai berkembang, dan pengalaman bermain dan
pada siklus II hasil kegiatan mengajar berkesempatan untuk
guru berada pada kategori baik dan berpartisipasi dalam salah satu
kegiatan pembelajaran anak pada kegiatan fisik.
kemampuan fidik motorik kasar berada 3. Bagi kepala sekolah, hendaknya
pada kategori berkembang sangat baik. kepala sekolah sekiranya dapat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mempertimbangkan penggunaan
dengan bermain lari estafet anak dapat bermain lari estafet sebagai salah
meningkatkan kemampuan fisik satu cara untuk meningkatkan
motorik kasar pada anak kelompok B1 kemampuan fisik motorik kasar
di Taman Kanak-kanak Tadika Ceria anak.
Kota Makassar. DAFTAR PUSTAKA
b. Saran
Andang, Ismail. 2006. Education
Berdasarkan hasil penelitian Games. Yogyakarta: Pilar Media
tindakan kelas dengan data yang
Arikunto,Suharsimi. 2006. Metode
diperoleh, maka disarankan: Penelitian: Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
1. Bagi anak, hendaknya dapat
Jakarta:Rineka Cipta
meningkatkan kemampuan fisik
Bambang Sujiono, dkk. 2008. Metode untukmeningkatkan keterampilan
Pengembangan Fisik. Jakarta: anak TK. Jakarta: Departemen
UT Cipta Pendidikan Nasional

Brewer J.A. 1995. Introduction to


Early Childhood Education: Sumarjilah. 2014. Meningkatkan
Preschoolthroough Primary Kemampuan Motorik Kasar
Grades. Boston: Allyn and Anak Kelompok B Melalui
Bacon. Bermain Estafet Di Tk Mekar
Siwi Ngaran Kaligesing
Eri, Priatna. 2008. Ensiklomini Purworejo [Skripsi].
Olahraga Atletik. Klaten: CV Yogyakarta: Universitas Negeri
Sahabat Yogyakarta

Hurlock Elizabet B. 1978. Suryanto, 2005. Strategi Pembelajaran


Perkembangan Anak. Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Terjemahan: dr. Med Meitasari Hikayat Publishing
Tjandrasa & Dra. Muslichah
Zarkasih. Jakarta: Erlangga

Indrijati, Herdina. 2016. Psikologi


Pendidikan dan Perkembangan
Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana

Menteri Pendidikan Nasional. 2003.


Undang-undang Republik
Indonesia Nomor20 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Departemen
PendidikanNasional RI

Montolalu. 2005. Bermain dan


Permainan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka

Peratruran Mentri Pendidikan dan77


Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini

Saputra Y.M, Rudiyanto. 2005.


Pembelajaran kooperatif

Anda mungkin juga menyukai