Anda di halaman 1dari 13

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK TK NEGRI BORONG

MELALUI KEGIATAN MEMBUAT BUNGA PADA TRIPLEKS BEKAS


Yuliana Indriani1, Akwila Medong2, Diana Limun3
PG-PAUD Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng
Email : yuliindri61@gmail.com

ABSTRAK

Program Pengabdian kepada Masyarakat ini merupakan salah satu kegiatan sebagai bentuk
perwujudan partisipasi mahasiswa dalam membantu meningkatkan Kreativitas anak melalui
pembuatan bunga dari Tripleks Bekas. Kegiatan yang dilaksanakan ini diharapkan mampu
menginspirasi para guru supaya mampu mengembangkan kreativita anak sebagai salah satu
bentuk stimulasi untuk menggembagkan fisik motorik halus dan aspek seni anak. Kegiatan
PKM ini bertujuan agar para guru dapat mengenal berbagai model bunga sesuai dengan
gambaranya masing-masing kepada anak usia dini. Laporan PKM membuat bunga pada
tripleks bekas ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas terlaksananya kegiatan PKM
mengembangkan kreativitas anak di TK Negri Borong. Kegiatan PKM yang telah dilakukan
ini dilaksanakan berbasis kebutuhan.

ABSTRACT

This Community Service Program is one of the activities as a form of embodiment of


student participation in helping to increase children's creativity through making flowers from
used plywood. It is hoped that the activities carried out will inspire teachers to be able to
develop children's creativity as a form of stimulation to develop physical, fine motor and
artistic aspects of children. This PKM activity aims to enable teachers to get to know various
flower models in accordance with their respective descriptions for early childhood. The PKM
report on making flowers on used plywood is a form of accountability for the implementation
of PKM activities to develop children's creativity in the Borong Negri Kindergarten. The
PKM activities that have been carried out are carried out based on needs.
PENDAHULUAN
UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14 menegaskan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendapat lain tentang anak usia dini
menurut NAEYC (National Association for The of Education Young Children) anak usia dini
adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 8 tahun (Sumantri, 2005). Berdasarkan
pengertian ini, maka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan
belajar yang dilakukan pada anak usia 0-6 tahun dengan memperhatikan setiap tahapan aspek
perkembangan yang dilalui anak dan mengembangkan segala potensi anak yang telah dibawa
sejak lahir.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia dalam pelaksanaannya dibagi
menjadi tiga jalur yaitu jalur formal, jalur nonformal, dan jalur informal. Jalur formal
meliputi Taman Kanak-kanak (TK), RA, atau bentuk lain yang sederajat; yang jalur
nonformal meliputi Kelompok Bermain (KB), TPA, dan bentuk lain yang sederajat; dan
untuk jalur informal pendidikan yang dilakukan dalam keluarga atau diselenggarakan oleh
lingkungan (Yuliani, 2009:8). Pada umumnya, penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak. Salah satu pendekatan
pembelajaran anak usia dini yaitu belajar sambil bermain sehingga anak akan belajar secara
menyenangkan.
Menurut Docket dan Fleer (Yuliani, 2009: 87) bermain merupakan kebutuhan anak
karena anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan
dirinya. Pembelajaran yang disampaikan guru melalui bermain menjadi lebih bermakna dan
mudah dipahami oleh anak. Anak lahir dengan membawa berbagai potensi dan kecerdasan
yang ada pada dirinya. Pendidik perlu menggali potensi anak dengan memfasilitasi supaya
perkembangan anak dapat berjalan sesuai dengan tahapan serta berkembang dengan optimal.
Aspek perkembangan anak yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran meliputi nilai
agama dan moral, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan fisik motorik (Ramli, 2005: 185).
Setiap aspek-aspek perkembangan perlu diperhatikan supaya anak dapat terampil
pada bakat dan minatnya sendiri. Aspek perkembangan yang mempunyai pengaruh dalam
anak belajar yaitu aspek fisik motorik. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin
dapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik
ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat pusat motorik di otak. Setiap gerakan yang
dilakukan anak sesederhana apa pun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak.
Menurut Hurlock 9 (Elisabet, 2017) perkembangan fisik anak usia dini mencakup
empat aspek, yaitu:
a. Sistem syaraf, yang sangat berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosi;
b. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
c. Kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru;
d. Struktur tubuh yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi tubuh.
Setiap anak perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada beberapa anak yang
pertumbuhannya cepat dan ada beberapa anak yang pertumbuhannya lambat. Biasanya
ditemukan anak usia dini yang tinggi badannya dan anak yang lain lebih pendek. Pada masa
usia dini, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang tetapi secara bertahap
tubuh anak akan mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak memiliki penampilan
yang gemuk maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi lebih langsing,
sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang.
Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak
sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan
atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung
menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini
merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik,
seperti bergerak, menulis, menggambar, melukis, berenang, main bola, dan atletik. Di
antaranya sebagai berikut :
a. Perkembangan Motorik Kasar
Menurut Beaty kemampuan motorik kasar sebagainya dimiliki oleh seorang anak
usia dini yang berada pada rentang usia 4-6 tahun, kompetensi tersebut terbagi
menjadi 4 aspek, yaitu: (1) berjalan dengan indikator turun/naik tangga dengan
menggunakan kedua kaki, berjalan pada garis lurus dan berdiri dengan satu kaki,
(2) berlari, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari, berbelok
ke kanan/kiri tanpa kesulitan dan mampu berhenti dengan mudah, (3) melompat,
dengan indikator mampu melompat ke depan, ke belakang dan ke samping, dan (4)
memanjat pohon.
b. Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam
menunjukkan dan menguasai gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi,
ketangkasan dan kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemari. Guru dapat
membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan
memanfaatkan beragam media. Pada sisi lain, kemampuan motorik halus juga
menjadi jembatan bagi anak untuk mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait
dengan kecerdasan kinestetik tubuh yang mencakup kemampuan anak dalam
kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol dan mengordinasi gerakan-gerakan
tubuh serta terampil dalam menggunakan peralatan-peralatan tertentu yang
dimanfaatkan anak dalam aktivitas bermainnya. Dan secara aspek sosial tentunya
kematangan kemampuan motorik halus anak membantu mereka menanamkan citra
diri yang positif dalam bentuk kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang
lain dan lingkungannya.
Perkembangan fisik motorik pada anak usia dini adalah salah satu proses pencapaian
anak dalam bidang fisik motorik dengan berpatokan Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak Usia Dini (STTPA). Permendikbud 137 tahun 2014 dalam pasal 10
ayat 3 disebutkan bahwa pembelajaran fisik motorik, meliputi:
a. Motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur,
seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan;
b. Motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan
c. Kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap
keselamatannya.
Dengan melalui kegiatan membuat bunga ini dapat di lihat pentingnya perkembangan
fisik motorik anak, khususnya motorik halus, maka mahasiswa magang 2 bersama dosen
pembimbing merancang sebuah kegiatan melalui Pengabdian kepada Masyarakat (PKM)
berupa pembuatan bunga. Melalui kegiatan pembuatan bunga, anak dapat
mendemonstrasikan keterampilan, melatih keseimbangan saat bergerak, memahami dan
mengikuti instruksi, memahami dan mengulang pola, menunjukan kesadaran akan konsep
dan urutan memahami angka dan hitungan dan menyimak serta membedakan suaranya.
Gerakan bagi anak usia dini merupakan aktivitas sosial yang menjadi sarana bagi anak untuk
mengekspresikan emosinya.
Kegiatan pembuatan bunga ini dilakukan selama menjalankan magang 2. Kegiatan ini
merupakan salah satu dari sejumlah program kerja yang relevan dengan program magang 2.
Dengan adanya program ini, dosen pembimbing bersama mahasiswa kelompok kerja magang
2 memepunyai program kerja PKM yakni Mengembangkan kreativitas anak melalui
pembuatan bunga pada tripleks bekas.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang kelompok ajukan dalam
PKM ini adalah “Apakah ada pengaruh kegiatan pembuatan bunga terhadap perkembangan
fisik motorik terhadap semua anak di TK Negeri Borong?”

1.2 Tujuan Penulisan


PkM ini bertujuan untuk Meningkatkan kreativitas anak di TK Negeri Borong melalui
kegiatan Pembuatan Bunga.

1.3 Luaran yang Dihasilkan


Program ini menghasilkan luaran sebagai berikut :
a. Lembaga PAUD menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan rutin di Lembaga TK Negeri
Borong.
b. Terbentuknya kelompok guru PAUD yang memiliki kemampuan untuk mengadakan
kegiatan membuat bunga pada tripleks bekas ntuk meningkatkan kreativitas guru dan
anak.

1.4 Kegunaan Program PKM


Hasil PkM ini diharapkan berguna untuk:
a. Mengembangkan kreativitas anak usia dini.
b. Membentuk kelompok guru PAUD yang memiliki kemampuan untuk mengadakan
kegiatan pembuatan bunga untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan
gerakan-gerakan.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Program Kreativitas Mahasiswa di TK Negeri Borong yang merupakan salah satu
lembaga penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yang terletak di Borong, kabupaten
Manggarai Timur, Kecamatan Borong. Jumlah pendidik di TK Negeri Borong , dihitung dari
6 orang Guru.
Akan tetapi, dari enam orang guru terdapat 2 guru yang kesusahan dalam
meningkatkan fisik motorik anak dalamproses pembelajaran dan guru kurang kreatif dalam
menciptakan kreativitas anak yang bisa membantu anak itu sendiri dalam menggembangkan
aspek fisik motorik. Atas dasar itulah tim magang 2 menawarkan program PKM yakni
Mengembangkan Aspek Fisik Motorik Anak TK Negeri Borong Melalui Kegiatan pembuatan
bunga dari kapas pada tripleks Bekas. Kegiatan ini adalah bagian dari program Pengabdian
kepada Masyarakat (PKM) yang dijalankan oleh mahasiswa Magang 2,yang dilakukan pada
tanggal 23 sampai 24November 2022. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat
membantu guru untuk meningkatkan kreativitasnya.
Lembaga TK Negeri Borong yang berdiri di kampung Toka, Kecamatan Borong
Kabupaten Manggarai Timur. sangat dipercayai masyarakat sebagai lembagayang mampu
membentuk generasi emas yang cerdas di waktu mendatang. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya orang tua yang mempercayakan anaknya untuk dibina dan dididik, di lembaga ini
supaya menjadi pribadi yang siap dan mandiri. TK Negeri Borong ini dipimpin oleh seorang
Kepala Sekolah dan dibantu oleh sejumlah guru. TK Negeri Borong memiliki jumlah murid
yang cukup banyak. TK Negeri Borong juga memiliki ruangan yang cukup memadai untuk
proses pembelajaran bagi anak.Untuk menjamin eksistensinya, TK Negeri Borong bermitra
dengan pihak bidang kesehatan, dan juga melibatkan peran orang tua dan masyarakat agar
tercapainya tujuan lembaga. Pihak kesehatan berperan dalam mendeteksi tumbuh kembang
anak, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan perkembangan anak. Orang tua siswa
sangat berperan penting dalam proses pembelajaran dan mendidik anak. Dalam arti, mendidik
anak di lingkungan keluarga. Hal ini bertujuan untuk tercapainya tujuan yang diharapkan.
Ada begitu banyak kegiatan yang dilakukan oleh lembaga TK Negeri Borong untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Artinya, TK Negeri Borong bukan
hanya melaksanakan proses pembelajaran dalam kelas, tetapi guru dilembaga ini belajar
bersama siswa di lingkungan alam sekitar. PKM yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magang
2 Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, akan melibatkan pihak
sekolah yaitu, para guru. Tujuan kegiatan PKM ini adalah Mengembangkan Aspek Fisik
Motorik Anak TK Negeri Borong Melalui Kegiatan pembuatan bunga. Program ini juga
sangat membantu para guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan analisis situasi terhadap lembaga TK Negeri Borong maka dapat
teridentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu:
a. Ada beberapa Guru kurang memiliki kreativitas untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan dalam membuat bunga.
b. Rendahnya minat anak dalam meningkatkan aktivitas motorik halus dan motorik kasar.
c. Kurangnya percaya diri anak dalam melakukan kegiatan membuat bunga.

METODE PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan program ini kami berkerja sama dengan guru dan siswa di Lembaga
TK Negeri Borong, Desa Nanga Nabang, kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas para guru yang
dilaksanakan di TK Negeri Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Kegiatan PKM ini berlangsung sejak tanggal23sampai 24 November 2022.

3.2 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan kegiatan PKM ini berbentuk pelatihan dan pendampingan.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi empat (4) tahapan kegiatan, yaitu : perencanaan program,
pelaksanaan program dan evaluasi program (Dick, W. Carey, L., & Carey, J.O, 2001 ; Gall,
M.D J.P., & Borg, W.R 2003).

3.3 Tahapan Kegiatan


Kegiatan PKM pembuatan bunga dari kapas yang ditempelkan pada tripleks bekas
Melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah persiapan,
mengumpulkan alat dan bahan yang akan digunakan saat latihan, pendekatan dengan
guru/lembaga sekolah sebagai mitra serta pengumpulan para guru untuk mendiskusikan
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Berdasarkan kesepakatan PKM bahwa kegiatan ini berlangsung selama 3 hari.
Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah anak usia dini dan para guru. Sedangkan tim
PKM terdiri dari 3 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini dari Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang berperan sebagai
fasilitator kegiatan ini. Ketua kelompok menjelaskan tentang bagaimana alur dari
kegiatan pembuatan bunga pada Tripleks Bekas.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dan kegiatan ini berupa implementasi program yang telah direncanakan
secara bersama-sama oleh tim pelaksana program kreativitas mahasiswa bidang
pengabdian kepada masyarakat dengan sekolah yang menjadi sasaran kegiatan pelatihan.
Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mengimplementasi program adalah (1)
melakukan pendekatan dengan lembaga di TK Negeri Borong, (2) mengajak para guru
untuk mengenal cara membuat bunga pada tripleks bekas, (3) melakukan pelatihan
tentang cara mengcat bunga pada tripleks, (4) melakukan observasi dan evaluasi selama
dan setelah kegiatan PKM berlangsung, dan (5) melaksanakan refleksi tentang
pelaksanaan kegiatan PKM.
c. Observasi dan Evaluasi
Tim PKM mengobservasi para guru mitra TK Negeri Borong yang melakukan
kegiatan pembuatan bunga pada tripleks bekas. Instrumen yang digunakan dalam
mengobservasi berupa lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan
catatan dokumentasi. Hal-hal yang diobservasi selama kegiatan membuat bunga adalah
kendala atau hambatan, kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan
pelatihan. Selain itu, PKM juga mengevaluasi kuantitas dan kualitas kegiatan yang telah
dijalankan, mengevaluasi keseluruhan proses dan luaran dari kegiatan yang telah
dirancang sebelumnya, kesesuaian kegiatan, dan pencapaian tujuan kegiatan yang
diharapkan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan. Refleksi perlu dilakukan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi
dapat digunakan untuk menetapkan rekomendasi terhadap keberlangsungan atau
pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya atau selanjutnya berkaitan dengan
Kreativitas.

3.4 Solusi yang Ditawarkan


Ada banyak cara yang dapat dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk
mengembangkan kreativitas anak usia dini. Salah satunya adalah melalui kegiatan Pembuatan
Bunga. Kreativitas pembuatan’bunga pada tripleks bekas’ mejadi salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan fisik motorik anak. Dengan adanya kegiatan ini, diharapka dapat
membantu guru agar mudah dalam menjelaskan materi saat melakuka pembelajaran didalam
kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dicapai melalui kegiatan PKM ini dituangkan dalam bentuk hasil
kegiatan pada setiap tahapan kegiatan berikut.
4.1 Hasil Kegiatan
Ada beberapa hal yang diuraikan terkait dengan hasil kegiatan yakni perencanaan,
pelaksanaan tindakan.

4.1.1 Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
Mengindentifikasi Media Kapuk,mengecat dan Triplek Bekas. Tim magang 2 merencanakan
dan melaksanakan kegiatan membuat bungaini, akan digunakan dalam pengembangan aspek
fisik motorik. Pendekatan dengan Sekolah Mitra Tentang Pelaksanaan magang 2. Tim
magang 2 melakukan pendekatan dengan sekolah mitra yang menjadi tempatdan sasaran
pelatihan yakni TK Negeri Borong tentang pelaksanaan PKM ini. Pendekatan ini
dilaksanakan pada tanggal 2 November 2022, Pada kesempatan ini dilakukan proses diskusi
dengan para guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan media yang akan di gunakan
pada saat kegiatan. Selain itu, tim magang 2 bersama para guru merancang mekanisme
pelaksanaan PKM supaya sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi sekolah mitra. Proses
pendekatan ini menghasilkan keputusan bahwa kegiatan PKM ini sangat didukung dan
sekolah mitra akan terlibat aktiif dalam proses kegiatan pembuatan Bunga.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, hasil analis permasalahan yang ditemukan
pada sekolah mitra, hasil analisis kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, maka tahapan
selanjutnya yang dilakukan mahasiswa PKM adalah melakukan kegiatan pembuatan Bunga..
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan sekolah mitra diputuskan bahwa rencana kegiatan ini
dilaksanakan pada 22 sampai dengan 24 November 2022 . Kegiatan ini melibatkan para
guru di TK Negeri Borong.
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi program PKM. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut:
Pertama, melakukan sosialisasi tentang pentingnya Pembuatan Bunga dari bahan
alam bagi perkembangan anak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan aspek fisik
motorik anak TK Negeri Borong. Kegiatan ini dilakukan melalui pemberian latihan tentang
proses. Kegiatan ini diawali dengan cara memberikan contoh dari cara pembuatannya.
Kedua, Melakukan pengenalan alat dan bahan kepada guru-guru di TK Negeri
Borong. Setiap tahapan kegiatan selalu diakhiri dengan evaluasi dan membahas rencana
kegiatan PKM selanjutnya, PKM menjadi fasilitator dalam kegiatan tersebut. Setelah itu, Tim
PKM dapat melakukan observasi dan evaluasi tentang dampak kegiatan pembuatan bunga di
TK Negeri Borong. Luaran kegiatan pengenalan dan pembuatan adalah sekolah mitra
menjadikan kegiatan membuat bunga ini sebagai kegiatan rutin yang dilakukan oleh para
guru di TK Negeri Borong.
4.1.3 Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk menilai atau mengevaluasi proses pelaksanaan
kegiatan membuat bunga. Evaluasi dibuat untuk mengetahui apakah kegiatan membuat bunga
ini berdampak positif bagi anak,dan juga meningkatkan aspek fisik motorik anak di TK
Negeri Borong.Selain itu, kegiatan observasi dan evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui
kendala atau hambatan, kekurangan, serta kelemahan yang muncul dalam kegiatan pembuat
bunga. Berdasarkan hasil observasiditemukan sejumlah kendala atau hambatan dalam
pelaksanaan PKM ini yakni beberapa anak agak susah untuk menggerakan tangan.
4.1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah dilaksanakan.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ditemukan selama
proses kegiatan pengenalan dan pelatihan berlangsung. Hasil refleksi yang ditemukan dapat
dimanfaatkan untuk menetapkan rekomendasi terhadap potensi keberlanjutan atau
keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya. Hasil refleksi dibutuhkan
untuk membantu guru dalam meningkatkan kreativitas guru. Dengan itu, refleksi yang
dilakukan memberi input bagi anak di TK Negeri Borong untuk mengembangkan aspek fisik
motorik anak dalam kegiatan pembuatan bunga.

4.2 Pembahasan
Kegiatan PKM Magang 2 di TK Negeri Borong telah berlangsung dengan baik dan
lancar. Hal ini tampak dari antusiasme para guru di TK Negeri Borong untuk mengikuti
kegiatan membuat bunga. Kegiatan membuat bunga ini difasilitasi dan diberikan oleh
mahasiswa PKM Magang 2 Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Selain itu, Tim Magang 2 telah berupaya mengimplementasikan teknik atau cara melatih
anak dengan kegitan Pembuatan bunga sebagai salah satu media untuk mengembangkan fisik
motorik anak di TK Negeri Borong . PKM Magang 2 memperoleh manfaat atau sesuatu
yang bermakna dari kegiatan membuat bunga ini yakni memperkaya pengetahuan tentang
kegiatan membuat bunga yang dapat meningkatkan aspek fisik motorik.

4.3 Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Kegiatan


Anak-anak di TK Negeri Borong sangat senang dengan kegiatan Membuat bunga
ini. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah fisik motorik anak dapat berkembang dengan
baik dan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan bagimana anak melakukan gerakkannya
dengan sangat lincah.

4.4 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan PKM Magang 2 ini membawa hasil positif bagi lembaga TK Negeri
Borong. Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa kegiatan PKM ini bermanfaat
bagi lembaga TK Negeri Borong. Pertama, antusiasme dan partisipasi aktif para anak beserta
guru di TK Negeri Borong sangat tinggi. Kedua, meningkatnya kemampuan dan aspek fisik
motorik anak di TK Negeri Borong untuk melaksanakan kegiatan membuat bunga.

4.5 Potensi Keberlanjutan


Kegiatan membuat bunga ini akan terus dikembangkan oleh lembaga TK Negeri
Borong. Tim PKM Magang 2 akan terus mendampingi lembaga TK Negeri Borong untuk
terus mengembangkan keenam aspek perkembangan anak melalui pembuatan bunga sebagai
salah satu pengembangan dalam aspek fisik motorik. Kegiatan ini sangat didukung oleh
lembaga.
Bukti dukungan lembaga TK Negeri Borong adalah lewat kehadiran dan partisipasi
para anak selama berlangsungnya kegiatan membuat bunga. Selanjutnya, anak-anak di TK
Negeri Borong akan lebih berkembang dengan optimal. Dengan demikian, kegiatan ini akan
menjadi kegiatan yang rutin dan terus berlanjut dilembaga TK Negeri Borong.

KESIMPULAN
Kegiatan PKM Magang 2 yang telah dilaksanakan oleh siswa PKM sangat bermanfaat
untuk meningkatkan aspek fisik motorik anak di TK Negeri Borong. Anak-anak akan
menjadi kreatif dalam mengenal cara membuat bunga dari bahan kapas yang ditemelkan
pada tripleks bekas yang dapat dimanfaatkan sebagai aktivitas di luar kelas. Selain itu dalam
membuat bunga dari bahan kapas yang ditempelkan pada tripleks bekas bukan hanya untuk
mengembangkan kreati anak akan tetapi dapat membantu dalam mengembangkan aspek fisik
motorik anak TK Negeri Borong serta membantu mengembangkan kreatif guru.
SARAN
Setelah melaksanakan kegiatan PkM ini, ada beberapa saran untuk diperhatikan
selanjutnya, yaitu :
a. Kerja sama antara lembaga Pendidikan Tinggi dan Satuan Pendidikan (sekolah)
dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat perlu ditingkatkan dan dilanjutkan.
b. Para guru di TK Negeri Borong perlu melanjutkan kegiatan tarian tradisional ini
dalam proses kegiatan pembelajaran di luar kelas. Para Guru menjadi kreatif
untuk menciptakan gerakan untuk mengembangkan aspek fisik motorik anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ramli. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Sumantri. 2005. Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas
Pendidikan.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks

Anda mungkin juga menyukai