0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna di PAUD. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kreativitas dan ketrampilan motorik halus anak. Guru diharapkan dapat merencanakan kegiatan menganyam kertas warna dengan metode yang tepat sehingga dapat meningkatkan koordinasi tangan dan jari anak.
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna di PAUD. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kreativitas dan ketrampilan motorik halus anak. Guru diharapkan dapat merencanakan kegiatan menganyam kertas warna dengan metode yang tepat sehingga dapat meningkatkan koordinasi tangan dan jari anak.
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna di PAUD. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kreativitas dan ketrampilan motorik halus anak. Guru diharapkan dapat merencanakan kegiatan menganyam kertas warna dengan metode yang tepat sehingga dapat meningkatkan koordinasi tangan dan jari anak.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang di lakukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar nak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh, perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syaraf dan otot yang meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar . Widodo (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang yang berkordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunaan syaraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan ototo-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di pengaruhui oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal dan perkembangan motorik sangat di pengaruhi oleh organ otak sehingga lewat bermain, terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melakukan melompat, melempar, atau berlari. Selain itu juga anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya. Pendidkan PAUD di laksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau Belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu di harapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama proses belajar mengajar. Dalam standar kompetensi kurikulum PAUD tercantum bahwa tujuan pendidikan di PAUD adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni, untuk memasuki pendidikan dasar. Berdasarkan observasi di PAUD anak- anak menunjukan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam menganyam kertas warna, yang ditandai dengan kurang terampilanya siswa dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran. Aktivita anak dalam keterampilan menggerakan motorik halus dalam perkembangan menganyam dari kreativitas anak masih belum terampil dengan ketidak maksimalan ini penyebabnya dalah pengelolaan kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak dalam meningkatkan ketrampilan motorik halusnya. Pendidikan di PAUD dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai kemampuan menyesuaikan metode sesuai karakteristik tujuan anak yang di beri pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) akan membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil. Sedangkan kompotensi dasar motorik anak PAUD yang diharapkan dapat di kembangkan guru saat anak memasuki lembaga prasekolah /PAUD adalah anak mampu : Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media /bahan menjadi suatu karya seni. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak PAUD, guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Karakteristik mengembangkan kemampuan motorik anak di PAUD , melatih gerakan- gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru memperhatikan tempat di luar kegiatan, apakah di dalam ataukah di luar kelas, keterampilan apa yang hendak di kembangkan melalui berbagai kegiatan, serta tema dan pola yang di pilih dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya untuk mengembangkan motorik halus anak yang bertujuan agar anak dapat berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan mewarnai atau menggunting dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang di lakukan di dalam kelas. Namun, guru perlu menyediakan semua peralatan yang di perlukan setiap anak, seperti kertas, gunting, pensil warna atau buku–buku untuk pola yang akan di gunting anak, jumlah peralatan dan bahan di harapkan sesuai dengan jumlah anak sehingga sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri. Metode yang di pergunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang perlu di kembangkan anak seperti untuk kegiatan motorik halus anak dapat di berikan aktifitas menggambar, melipat membentuk, meronce dan sebagainya. Berikut ini di PAUD pengembangan motorik anak, di mana guru merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak di PAUD dengan menganyam kertas warna. Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakan pergelangan tangan saat memegang kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menyiptakan keindahan. Topik yang di pilih adalah keterampilan menganyam kertas warna / kertas lipat. Kegiatan anak akan di laksanakan di dalam kelas . Guru pun sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan di lakukanya bersm anak-anak di kelas. 1.1.1. Rumusan masalah Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan di atas. Masalah penelitian ini dapat di rumuskan “Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna di PAUD ?”. 1.1.2. Tujuan masalah Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna dengan metode observasi di PAUD . 1.2. Manfaat penelitian a. Bagi siswa : Siswa mendapatkan pengalaman langsung untuk mengembangkan kreativitas anak dalam kegiatan menganyam kertas warna yang menyenangkan. b. Bagi guru : Untuk menambah pengetahuan, keterampilan atau kegiatan guru dalam menggunakan metode dan alat pembelajaran yang tepat. c. Bagi sekolah : Memberikan masukan agar meningkatkan kualitas anak sehat rohani dan jasmani. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan pustaka
2.1.1. Hakekat perkembangan motorik halus Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih kecil atau detail. Kelompok otot dan saraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menempel, dan sebagainya (Hurlock, 1996). Sedangkan menurut Nursalam (2005) perkembangan motorik halus adalah “Kemamp uan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil , memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.” Karakter perkembangan motorik halus menurut Mudjito (2007) keterampilan motorik halus yang paling utama adalah : a. pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum b. berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi. b. Pada usia 4 tahun , koordinasi motorik halus anak secara subtansi sudah mengalami kemajuan dan gerakanya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna. c. Pada usia 5 tahun , koordinasi pada motorik anak sudah lebih sempu rna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. d. Pada akhir masa anak-anak usia 6 tahun ia belajar bagai mana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan di lakukan otot-otot kecil, seperti ke trampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan dan tangan yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia PAUD, antara lain adalah anak mulai bisa menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat di lakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motoric kasar anak belajar menggerakan seluruh atau bagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus pada anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak dan anak belajar bekreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujino, metode perkembangan fisik ). 2.1.2. Faktor-faktor dan fungsi Motorik Anak Faktor-faktor yang membantu meningkatkan motoik anak yang Dapat di lakukan oleh guru : a. Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak Melatih keterampilan motoriknya. b. Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan. c. Aktivitas fisik anak bervariasi yaitu, aktivitas fisik untuk bermain dan bergembira sambil menggerakan anggota tubuh. Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang di harapkan sesuai dengan perkembanganya. Fungsi Perkembangan Motorik Halus Menurut Mudjito (2007) mencatat beberapa alasan tentang fungsi Perkembangan motorik halus yaitu : a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan Memperoleh perasaan senang . b. Melalui keterampilan motorik , anak dapat beranjak dari kondisi helpenness (tidak berdaya) pad bulan-bulan pertama kehidupanya. c. Melalui keterampilan Motorik , anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
2.2. Karangka pemikiran
2.2.1. Menganyam Menganyam adalah suatu kegiatan keterampilan yang Bertujuan untuk menghasilkan aneka benda atau barang pakai dan benda seni, yang dilakukan dengan cara saling menyusupkan atau menumpang tindihkan bagian-bagian pita anyaman secara bergantian Menganyam juga dapat di artikan suatu teknik menjalin lungsi dengan pekan. Lunsi adalah pita atau iratan anyaman yang letaknya tegak lurus terhadap si penganyam. Pakaan adalah pita / iratan yang di susupkan pada lungsi dan arahannya berlawanaan / melintang terhadap lungsing. Menurut arahan sumbu dan jumlah pita yang di usupkan da pat di bedakan : anyaman dua sumbu, nyaman tiga, dan anyaman empat sumbu . anyaman dua sumbu atau anyaman silang memiliki ciri yaitu menampilkan jalinan pita /iratan yang saling tegak lurus atau miring. Misalnya anyaman silang tunggal /enem warek dan anyaman silang ganda /enam kepang. Adapun kreativitas menganyam di PAUD yang di maksud adalah keterampilan dalam melakukan aktivitas praktek membuat Motif anyaman dasar sederhana, anyaman kombinasi dengan menggunakan bahan kertas berwarna, pita, janur, daun pisang, dan lainya . Dalam penerapannya di perlihatkan bahan dan motif anyaman yang di sesuaikan dengan kondisi setempat dan tingkat kemampuan anak di PAUD . Bahan dan alat untuk kerajinaan kertas warna ini yaitu : a. Kertas warna Kertas yang di gunakan untuk praktek menganyam di PAUD adalah Jenis kertas yang cukup tebal sehingga akan lebih mudah dalam penggunaannya dan biasa menghasilkan bentuk anyaman yang baik. Dan jenis kertas tersebut yaitu kertas gambar, kertas manila, kertas buffalo, kertas asturo, kertas berwarna / hias, kertas kalender dan lainnya juga bisa. b. Alat Peralatan untuk menganyam di PAUD yang di gunakan Yaitu : 1. Gunting di gunakan untuk memotong lembaran kertas yang akan di gunakan untuk membuat bagian-bagian anyaman. 2. Alat ukur yaitu penggaris yang digunakan untuk menentukan ukuran panjang dan lebar sewaktu menyiapkan bagian-bagian anyaman. 3. Lem kertas yaitu alat pengerat atau penempel, yang mana bisa juga di sebut alat pembantu untuk perekat anyaman. 2.2.2. Manfaat menganyam Manfaat menganyam banyak kegunaannya bagi anak-anak yang ada di PAUD , selain sebagai unsur pendidikan juga untuk mengembangkan koordinasi mata dan tangan, antara lain : a. Anak dapat mengenal kerajinaan tradisional yang di tekuni oleh masyarakat Indonesia. b. Guna untuk melatih motorik halus anak. c. Melatih sikap emosi anak. d. Dapat terbina ekspresinya yang tumbuh dari pribadinya sendiri, bukan pengaruh dari orang lain. e. Dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini masih mengendap. f. Dapat membangkitkan minat anak . g. Dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya. h. Dapat bermanfaat bagi perkembangan anak. BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas atau PTK. Menurut Trianto, M.pd (2011) Penelitian tindakan kelas adalah : a. Penelitian yang mengikutsertakan secara aktif para guru dan dan siswa dalam berbagai tindakan. b. Kegiatan refleksi ( perenungan, pemikiran, evaluasi ) di lakukan berdasarkan pertimbangan rasional ( menggunakan konsep teori ) yang mantap dan valid guna melakikan perbaikan tind-akan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi . c. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran di lakukan dengan segera dan di lakukan secara praktis (dapat di lakukan dalam praktik pembelajaran ). PTK Yang mana penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui menganyam Kertas warna di PAUD . 3.2. Subjek Penelitian Penelitian ini di lakukan pada siswa kelompok B di PAUD yang terdiri dari 20 siswa, yang mana terdiri dari dari 9 laki-laki dan 11 perempuan dan seorang guru yang kompeten mengajarnya dengan metode 3.3. Tempat dan waktu penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksakan di kelompok siswa PAUD , waktu pelaksanaan semester II pada tahun ajaran 2012/2013. 3.4. Faktor yang di teliti Faktor yang di teliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang di teliti adalah : a. Anak didik, yaitu kreativitas dan partisipasi anak dalam proses pembelajaran melalui metode kreativitas menganyam kertas warna yang di sesuaikan pada tema saat pembelajaran tersebut. b. Guru, yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan menganyam kertas warna pada anak dengan pembelajaran yang menyenangkan. 3.5. Rancangan dan pelaksanan tindakan Rencana dan pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas yang akan di laksanakan yaitu : a. Persiapan Tindakan Penelitian tindakan kelas yang di laksanakan merupakan sebuah buah proses pembelajaran dalam meningkatka partisi dan hasil belajar anak melalui kegiatan kelompok dalm kegiatan metode keterampilan menganyam kertas warna. Penelitian tindakan kelas yang akan di laksanakan dengan dua siklis, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang dicapai , berdasarkan perencanaan yang telah di desain sebelumnya . Untuk mengetahui kompotensi dan hasil dari metode tersebut di lakukan prosedur penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap kegiatan yang di laksanakan untuk ddiskusiksn hasilnya dengan tujuan sebagai perbaikan. Sedangkan untuk mengetahui partisipasi anak dalam KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) di lakukan pengamatan keterlibatan anak selama proses kegiatan berlangsung di sekolah : 1. Pembuatan lembar instrumen Penelitian. 2. Membuat SKM ( Satuan kegiatan Mingguan )dan RKH (Rencana Kegiatan Harian) . 3. Mempersiapkan media pembelajaran. 4. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk di bagikan pada anak. 5. Membuat Evaluasi siap tahap hasil penelitian, agar dapat mengetahui hasil dari penelitia tindakan . 6. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran sesesuai tama pada hari itu. 3.6. Pelaksanaan tindakan Pelaksanan tindakan kelas di lakukan pada saat kegiatan pembelajaran di PAUD dengan melibatkan anak didik secara langsung guna membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema tersebut agar anak aktif dalam dalm kegiatan metode keterampilan menganyam kertas warna. Dengan proses pembelajaran tidak hanya di dalam ruang kelas, namun juga kegiatan di luar yaitu seperti orentasi yang dilaksanakan satu bulan sekali. 3.7. Pengamatan Dalam tahap ini di lakukan pengamatan terhadap pelaksanakan di kelas Dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah di siapkan. 3.8. Refleksi Kegiatan refleksi di awali dengan memeriksa catatan yang di peroleh dari pengamatan penelitian, sehinga dapat mengetahui apakakah metode keterampilan menganyam kertas warna dapat membantu mengembangkan motorik halus anak . Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan dan kelebihan sehingga dapat menentuka upaya perbaikan pada pada setiap siklus berikutnya . Proses ini akan berlangsung dua siklus sesuai . 3.9. Tahapan siklus Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Siklus Satu Tahapan perencanaan pada siklus I di awali dengan melakukan langka-langkah pembelajaran dengan membuat Recan Kegiatan Harian yang di persiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung . Pada siklus satu di laksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu. Tahapan dalam pelaksanan dalam siklus satu di laksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan keterampilan menganyam kertas warna. Guru memberikan contoh kepada anak. Tahapan Obsevasi pada siklus satu di laksanakan dengan menggunakan lembar obsevasi. Tahapan Refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah di lakukan. Kegiatan Mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum menyelesaikan tugas latihan yang di contohkan guru. b. Siklus dua Tahapan perencanaa pada siklus II di awali melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat rencana Harian yang di persiapkan sebelun kegiatan pembelajaran berlansung. Pada siklus dua di laksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana kegiatan Harian dan menyiapkan sarana pendukung . Tahapan pelaksanaan pada siklus dua di laksananakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan menganyam kertas warna. Guru menujukan peragaan dan mencontohkan cara menganyam agar anak lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan menganyam kertas. Dalam pelaksanaan penelitian di bantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah . Tahapan obsevasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar obsevasi , tanya jawab kepada anak tentang keterampilan menganyam kertas warna. Tahap refleksi pada Siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi , analisis, penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak tercurah pada pekerjaan keterampilan menganyam kertas warna , anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh guru. c. Siklus tiga Siklus tiga merupakan pendalaman mareti yang telah di berikan pada tindakan siklus I dan siklus II. Dalam pelaksanaanya siklus III di fokuskan pada aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan menganyam kertas warna . Tindakan siklus III merupakan hasil akhir dari peroses pembelajaran pada tindakan I dilaksanakan pada 2 kali pertemuan, tindakan siklus II di laksakan 5 kali putaran dan tindakan siklus III di laksanakan 2 kali pertemuan. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu prosses belajar mengajar di lakukan tes praktek . Tes peraktek di lakukan tes praktek di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam dalam suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam menguasai cara menganyam kertas warna. Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran di adakan evaluasi akhir dan dan pencatatan selama proses kegiatan berlangsung. Suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama proses kegiatan berlangsung. 3.10. Instrumen penelitian Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal Sebagai berikut : a. SKM (Slastuan Kegiatan dan Mingguan) dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian) adalah perangkat pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar yang memuat kompotensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, Tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat peraga dan penilain. b. Lembar obsevasi Anak Lembar observasi ini di gunakan untuk memantau perkembangan motorik halus anak dalam menggunakan metode keterampilan menganyam kertas warna. c. Pedoman Evaluasi Pedoman evaluasi guru di susun dan di gunakan oleh guru untuk mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari metode yang di laksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui perkembangan motorik halus anak selanjutnya. 3.11. Jurnal guru Jurnal guru di gunakan untuk mengevaluasi metode keterampilan menganyam yang di lakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat di ketahui hasil yang digunakan di kelas dalam metode keterampilan tersebut. 3.12. Teknik pengumpulan data Tehnik pengumpulan data yang di lakukan dan di peroleh berupa : a. Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga di peroleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang di peroleh sebelumnya . b. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang di teliti. c. Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen baik berupa dokumen primer maupun skunder yang menunjang proses pembelajaran. 3.13. Tehnik analisis Data Tehnik analisis data di susun berdasarkan buku penelitian tindakan kelas yang di susun oleh Zainal Aqib( 2009: 115) dan Trianto ,M.pd (2011: 71) yaitu data yang di peroleh melalui observasi persiklus selam 2 kali pertemuan analisis dalam menentukan kelebihan atau kelemahan tindakan. Melalui kegiatan refleksi, setiap indicator di cermati sehingga di peroleh keimpulan untuk program perbaikan pada siklus berikutnya. Data yang di peroleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi yang merupakan hasil komunikasi guru dan anak setiap pertemuan pembelajaran dalam setiap siklus lalu di persentasekan berapa siswa yang dapat aktif dan merespon dalam metode keterampilan menganyam kertas warna sehingga perkembangan motorik halus anak dapat tercapai selama kurang lebih 30 menit. Data ini untuk mengetahui data perkembangan anak secara umum. Sebaiknya untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan anak tiap individu, penelitian membuat catatan khusus pencapaian anak setiap siklus, hal ini sesuai dengan satuan kegiatan mingguan (SKM) dan Rencana kegiatan harian (RKH). Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam dalam mengembangkan motorik halus anak dengan metode keterampilan menganyam kertas warna di lakukan berhasil jika pembelajaran itu minimal mencapai 70 % - 80 % yang berarti (berkembang sesuai harapan) dari jumlah Anak yang ada di kelas yang di rumuskan dalam tiap keberhasilan Pembelajaran dengan pedoman penilaian hasil kemampuan anak dalam Persiapan yang di sampaikan oleh guru. Nilai Rata – rata jumlah ank = Jumlah Nilai Anak x 100 %. DAFTAR PUSTAKA Berk, Laura E.2007.Developmen through the Lifespan.New York : Paerson Hurlock B. Elisabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Suyadi.1982. Bimbingan konseling untuk PAUD. jogjakarta : Diva pres Hartati,sofia.2007.Seri panduan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta : Eno Media.
Arikunto,s.,suhardjono, dansupardi. 2006. penelitian tindakan kelas.
jakarta : Bina Aksara.
Hurloock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Julid 1 (edisi 6).
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Mudjito, A K. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Kognitif.Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Diroktorat Pembinaan Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar.
Rahmat.2003.”Manfaat permainan bagi kecerdas emosional “.jurnal ilmu pendidikan islam
fakultas Tarbiyah UIN sunan kalijag Yogyakarta,Vol.4,No.2.
Trianto ,Mpd.2011.”panduan penelitian tindakan kelas”. Jakarta : Prestasi