Anda di halaman 1dari 89

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Oleh:

ESTY RATNASARI

NPM 09150010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI SEMARANG

TAHUN 2013
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program

Sarjana Pendidikan

Oleh:

EstyRatnasari

NPM 09150010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI SEMARANG

TAHUN 2013
SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Yang disusun dan diajukan oleh


EstyRatnasari
NPM 09150010

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan

Di hadapan Dewan Penguji

Pembimbing I Pembimbing II

AgungPrasetyoS.Psi. M.Pd.Psi DwiPrasetiyawati D.H.,S.Pd.,M.Pd.


NPP. 046901158 NPP. 108401280
SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK


MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM
MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014

Yang disusun dan diajukan oleh


EstyRatnasari
NPM 09150010

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Padatanggal November 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Ketua, Sekretaris

Dr. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd Agung PrasetyoS.Psi. M.Pd.Psi


NIP.19530603 198103 2001 NPP. 046901158

Penguji I

Agung Prasetyo S.Psi.M.Pd.Psi


NPP.046901158
Penguji II

Dwi Prasetiyawati D.H., S.Pd.,M.Pd.


NPP.108401280

Penguji III

Muniroh Munawar S.Pi.,M. Pd


NPP.097901230
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto hidupku :

Belajarlah dari telur. Jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari

luar, maka kehidupan di dalam telur akan berakhir, Tapi jika sebuah telur

dipecahkan oleh kekuatan dari dalam, maka kehidupan baru telah lahir. Hal

–hal besar selalu di mulai dari dalam. Jangan pernah menyerah, terus

berjuang “Life Is So Beautiful”.(Penulis)

Persembahan:

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Ayah dan Ibuku tercinta yang

selalu mendo’akan setiap kebaikan

untukku,

2. Kedua saudaraku sayang, yang

telah memotivasiku,

3. Dan teman-teman terbaik yang sudah

membantu dalam proses pembuatan

skripsi ini.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih atas limpahan Rahmat
dan kasih NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak
Melalui Bermain Membatik Pada Kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02
Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2013/2014” ini disusun untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta
kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan
serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya Pembimbing, segala hambatan
dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini dengan tulus hati penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhdi, SH., M.Hum. Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah member
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IKIP PGRI Semarang.
2. Dr. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd., Dekan Fakultas ilmu pendidikan
yang telah member izin penulis untuk melakukan penelitian.
3. Agung Prasetyo S.Psi.,M.Pd.Psi. Ketua Program Studi Pendidikan Anak
Usia Dini yang telah menyetujui usulan topic skripsi penulis, serta sebagai
Pembimbing I yang telah mengarahkan penulis dengan penuh ketekunan
dan kecermatan dan DwiPrasetiyawati D.H., S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II
yang telah membimbing penulis dengan penuh dedikasi yang tinggi.
4. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini yang telah
member bekal ilmu kepada penulis selama belajar di IKIP PGRI Semarang.
5. Kepala Sekolah RA Al- Islam Mangunsari 02 yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian di Instansi yang dipimpinnya.
6. Berbagai pihak yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu pada
kesempatan ini.
7. Teman-teman senasib sepenanggungan yang telah memberikan dorongan
dan bantuan baik material maupun moral sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidik,


khususnya pendidik di dunia pendidikan menengah.

Semarang, November 2013


Penulis,
ABSTRAK

EstyRatnasari. NPM: 09150010” Upaya Meningkatkan Kemampuan


Motorik Halus Anak Melalui BermainMembatik Pada Kelompok BRA Al-
Islam Mangunsari 02 GunungpatiSemarang Tahun Ajaran 2013/2014.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan mulai awal masuk sekolah
sampai pertengahan semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada anak
kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02 menunjukkan keterlambatan
dalam keterampilan motorik halusnya dalam kegiatanmembatik yang ditandai
dengan kurang trampilanya siswa dalam pengembangan motorik halus dalam
menentukan gerak yang telah dilatih sebelumnya, kurang mampu
menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan, kurangnya ketelitian anak
dalam melakukan kegiatan membatik dalam pembelajaran. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
kelompok B di RA Al-Islam Mangunsari 02 Gunungpati Semarang melalui
bermain membatik.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Obyek
penelitian tindakan kelas ini adalah anak kelompok B di RA Al-Islam
Mangunsari 02 Gunungpati Semarang yang berjumlah 22 anak.
Hasil penelitian ini yaitu terjadi peningkatan kemampuan motorik halus
anak dengan penjelasan sebagai berikut pada siklus I tingkat kemampuan
motorik halus anak yang termasuk mencapai ketuntasan indikator 82 %.Pada
siklus II tingkat kemampuan motorik halus anak yang termasuk mencapai
ketuntasan indikator 86 %.
Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat
disimpulkan bahwa melalui bermain membatik terjadi peningkatan
kemampuan motorik halus anak pada kelompok B di RA Al-Islam Mangunsari
02 GunungpatiSemarang.

Kata kunci : Bermain, membatik, Motorik Halus


DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR…………………………………………………………….. i

SAMPUL DALAM ii

PERSETUJUAN iii

PENGESAHAN iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR GRAFIK xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 15

B. Identifikasi Masalah 19

C. Pembatasan Masalah 19

D. Perumusan Masalah 20

E. Tujuan Penelitian 20

F. Manfaat Penelitian 21
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kemampuan Motorik Halus 23

1. Pengertian Perkembangan motorik 23

2. Pengertian Motorik Halus 25

3. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik…………………………..26

4. Metode Pengembangan Motorik Halus 26

5. Prinsip Perkembangan Motorik 29

6. Stimulasi Meningkatan Perkembangan Fisik Motorik 30

B. Bermain Membatik 31

1. Pengertian Bermain 31

2. Manfaat Positif Bermain 33

3. Jenis Bermain 34

4. Pengertian Membatik 36

5. Sejarah Batik.................................................................................... 37

6. Macam-macam Teknik Membatik…………………………………... 38

7. Tujuan dan Manfaat Membatik untuk Anak………………………...40

C. Penelitian Yang Relevan 41

D. Kerangka Berpikir 43

E. Hipotesis Tindakan 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 45

B. Subyek Data 45

C. Sumber Data 46
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 46

E. Validasi Data 47

F. Analisis Data 48

G. Indikator Kinerja 49

H. Prosedur Penelitian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 53

1. Deskipsi Kondisi Awal 53

2. Deskripsi Siklus I 54

3. DeskripsiSiklus II 63

B. Pembahasan Antar Siklus 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 74

B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 77

LAMPIRAN 79
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Deskriptif Presentase 48

Tabel 3.2 Rencana Aktivitas Siklus 1 dan Siklus 2 51

Tabel 4.1 Kemampuan Motorik Halus Anak Kondisi Awal 53

Tabel 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I 60

Tabel 4.3 Kemampuan Motrik Halus Anak Siklus II 69

Tabel 4.4 Peningkatan hasil belajar anak dalam Kemampuan Motorik Halus Anak

antara Siklus I dan Siklus II 72


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 44

Gambar 4.1 Proses kegiatan membatik dan jumputan 56

Gambar 4.2 Proses kegiatan membatik dan jumputan dibantu oleh

Guru 57

Gambar 4.3 Proses kegiatan membatik jumputan, guru hanya mengamati 58

Gambar 4.4 Anak membatik secara mandiri 59

Gambar 4.5 Anak melihatkan hasil karyanya ………………………………60

Gambar 4.6 Kegiatan membatik dengan teknik mengecap 65

Gambar 4.7 Anak Membatik dengan Pelepah Pisang sesuai keinginanya 66

Gambar 4.8 anak melakukan kegiatan membatik dengan pelepah pisang 67

Gambar 4.9 Kegiatan anak mempraktekan teknik mengecap 68

Gambar 4.10 beberapa Anak sudah mampu membatik dengan teknik

Mengecap dengan hasil rapi 69


DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil observasi Kondisi awal Kemampuan motorik Halus 53

Grafik 4.2 Hasil observasi Siklus pada I 61

Grafik 4.3 Hasil observasi Siklus pada II 70

Grafik 4.4 Hasil observasi antar siklus Kemampuan Motorik Halus….. 73


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siklus I

Lampiran 2 Daftar Nama Anak Kelompok B RA Al-Islam

Mangunsari 02

Lampiran 3 Lembar Observasi Pra Siklus

Lampiran 4 Biodata

Lampiran 5 RKH

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II

Lampiran 8 Lembar Observasi Per anaksiklus I

Lampiran 9 Lembar Observasi Per anaksiklus I

Lampiran10 Lembar Observasi Per anaksiklus II

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran12 Surat Keterangan Telah mengadakan Penelitian

Lampiran13 Pernyatan Keaslian Tulisan

Lampiran 13 Rekapitulasi Proses bimbingan

Lampiran 15 Dokumentasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa, pendidikan anak usia dini (PAUD)

adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut Depdiknas, (2007: 2).

Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

Pembelajaran di taman kanak-kanak bersifat spesifik didasarkan pada

tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan

mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang meliputi moral dan

nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif,

fisik/motorik dan seni. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti

bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa

sebagai anak didik.


Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur

pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik

berkembang dengan kematangan syarat dan otot. Motorik halus

merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot kecil dan detail.

Perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu

kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh

melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan

spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat

bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak

melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan

menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikiranya. Pendidikan di

Taman kanak-kanak (TK) dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil

belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh

sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar

anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses

belajar mengajar.

Dave mengemukakan dalam Suyadi, (2010: 73) bahwa

mengembangkan teori bloom ini dengan mengklasifikasikan domain

psikomotorik ke dalam lima kategori, yaitu : Imitation ( Peniruan) adalah


ketrampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah dilatih

sebelumnya, Manipulation ( Penggunaan konsep) adalah kemampuan

menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan, Presition (Ketelitian)

kemampuan berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat

kedetailan tertentu. Articulation (perangkaian) kemampuan untuk

melakukan serangkaian gerakan kombinatif dan berkesinambungan.

Naturalization (Kewajaran/Kealamiaahan kemampuan melakukan

gerakan wajar dan luwes.

Sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, peneliti

menemukan suatu permasalahan yang terdapat pada anak kelompok TK

B RA AL ISLAM Mangunsari 02 . Berdasarkan observasi yang peneliti

lakukan mulai awal masuk sekolah sampai pertengahan semester I Tahun

Pelajaran 2013/2014 menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan

motorik halusnya dalam kegiatan membatik yang ditandai dengan kurang

trampilanya siswa dalam pengembangan motorik halus dalam

menentukan gerak yang telah dilatih sebelumnya, kurang mampu

menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan, kurangnya ketelitian

anak dalam melakukan kegiatan membatik dalam pembelajaran.

Aktivitas anak dalam keterampilan menggerakan motorik halus

dalam perkembangan membatik dari kreativitas anak masih belum

trampil dengan ketidakmaksimalan ini penyebabnya yaitu penggunaan

metode dalam menumbuhkembangkan kreativitas anak dalam

meningkatkan ketrampilan motorik halusnya. Pendidikan di TK dalam


pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai kemampuan

menyesuaikan metode sesuai dengan karakteristik tujuan anak yang

diberi pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak

dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru RA Al- Islam

Mangunsari 02 akan membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik

anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan

halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan

tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara

hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat

sehat dan terampil. Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang

diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga

prasekolah/TK adalah anak mampu melakukan aktivitas fisik secara

terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis,

keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan

diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan

menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Untuk

mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat

menggunakan berbagai metode pembelajaran diantaranya melatih

gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,

mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan

keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Lebih lanjut dalam menentukan

metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru

memperhatikan tempat kegiatan, apakah di dalam ataukah di luar kelas,


keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui berbagai

kegaiatan, serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran.

Maka penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil judul

tentang “Upaya Meningkatkan Kemampuan motorik halus Anak Melalui

Bermain Membatik Pada kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari

02 Kota semarang tahun pelajaran 2013/2014”. Dengan kegiatan

membatik mendorong peneliti untuk digunakan sebagai langkah

meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok TK B RA

AL ISLAM Mangunsari 02 Kota Semarang. Diharapkan dari kegiatan

tersebut dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar di kelas .

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terkait dengan “Upaya Meningkatkan

Kemampuan motorik halus Anak Melalui Bermain Membatik Pada

kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02 Kota semarang tahun

pelajaran 2013/2014”diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Kurang trampilanya siswa dalam pengembangan motorik halus dalam

menentukan gerak yang telah dilatih sebelumnya

2. Kurang mampu menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan

membatik,

3. kurangnya ketelitian anak dalam melakukan kegiatan membatik dalam

pembelajaran.
4. Anak kurang mampu berkreasi dalam hal melipat-lipat dan membentuk

pola.

5. Anak kurang terampil menggunakan tangannya saat memegang pensil.

6. Anak kurang mampu menggunakan tangan mereka secara mandiri.

C. Pembatasan Masalah

Adapun lingkup masalah yang akan di bahas adalah sebagai

berikut: Penelitian ini hanya akan membahas upaya meningkatkan

Kemampuan motorik halus anak melalui bermain membatik pada

kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02 Kota Semarang Tahun

Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang masalah anak identifikasi permasalahan

yang telah dipaparkan diatas maka permasalahan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah:

Apakah dalam kegiatan membatik dengan media tissuedan pelepah

pisang dapat meningkatkan motorik halus pada anak kelompok TK B

RA AL ISLAM Mangunsari 02 Gunungpati Semarang.

E. Tujuan Penelitian

Sebagaimana rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang

dilakukan peneliti ini adalah:


1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

2. Tujuan Khusus

Untuk Meningkatkan Kemampuan motorik halus Anak Melalui

Bermain Membatik Padakelompok TK B RA AL ISLAM

Mangunsari 02 Kota semarang tahun pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Sebagai idealnya suatu karya ilmiah,maka hasil penelitian ini

diharapkan akan dapat manfaat yang bersifat teoritis dan praktis

sebagaimana dalam pemaparan berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Bagi anak TK

Manfaat ini ditujukan agar anak dapat meningkatkankemampuan

motorik halus dan dapat mengembangkan kecakapan hidup dalam

kehidupansehari- hari.

b. Bagi guru TK

Manfaat ini ditujukan agar guru dapat meningkatkan profesionalisme

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ditaman kanak-kanak

khususnya dalam meningkatkankemampuan motorik halus pada anak

TK.
c. Bagi instasi TK

Manfaat ini ditujukan agar institusi taman kanak-kanak dapat lebih

meningkatkan kualitas fungsi pembelajaran melalui bermain

membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK.

2. Manfaat praktis

a. Bagi anakTK

Manfaat ditunjukan agar anak kelompok TK B RA Al-Islam

Mangunsari Gunungpati Semarang dapat meningkatkan Kemampuan

motorik halusnya dengan bermain membatik menggunakan media

tissue dan pelepah pisang.

b. Bagi guru TK

Manfaat ditujukan agar guru dikelompok TK B RA Al-Islam

Mangunsri 02 Gunungpati Semarang dapat meningkatkan

keprofesionalan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

taman kanak-kanak khususnya dalam peningkatan kemampuan

motorik halus anak kelompok TK B RA Al-Islam Mangunsari

Gunungpati Semarang yang diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran

melalui bermain membatik.

c. Bagi institut TK

Manfaat ini ditunjukan agar institut TK Al-Islam Mangunsari 02

Gunungpati Semarang dapat lebih meningkatkan kualitas dan fungsi

pembelajaran khususnya pada pembelajaran melalui bermain

membatik sehingga anak didik lebih baik hasil pembelajaranya.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Motorik Halus

1. Definisi Perkembangan Motorik

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan

seluruh tubuh. Masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya

perkembangan motorik anak. Sedangkan perkembangan motorik dapat

disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian

gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitanya dengan

perkembangan pusat motorik di otak.

Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut

Gallahue dalam Samsudin, (2008 : 10) adalah suatu dasar biologi atau

mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain,

gerak adalah suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik. Proses

tumbuh kembang kemampuan gerak anak disebut perkembangan

motorik. Hurlock dalam Rosmala Dewi, (2005 : 2) bahwa perkembangan

motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui

kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang berkoordinasi.

Kemampuan motorik itu sendiri di bagi menjadi dua jenis, yakni motorik

kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar bersifat gerakan utuh,

sedangkan gerakan motorik halus lebih bersifat ketrampilan detail.


Sedangkan Rini Hildayani, (2005 : 280) berpendapat bahwa

perkembangan motorik adalah perubahan secara progesif pada kontrol

dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui

interaksi antara faktor kematangan dan latihan/pengalaman selama

kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang

dilakukan.

Dalam kaitanya dengan perkembangan motorik anak,

perkembangan motorik berhubungan dengan perkembangan kemampuan

gerak anak. Gerak merupakan unsur utama dalam perkembangan motorik

anak. Perkembangan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas

melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.

Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang

dapat diperoleh anak ketika makin terampil menguasai gerak motoriknya.

Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga

mempunyai keterampilan sosial yang positif. Perkembangan lainya yang

berhubungan dengan kemampuan motorik adalah anak akan semakin

cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan tanganya, dan anak

semakin tangkas bergerak.

Secara umum perkembangan motorik dikategorikan menjadi dua

yaitu motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar,

yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-

otot besar. Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari

bagian-bagian yang meliputi otot kecil.


Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

motorik adalah proses perubahan kemampuan anak yang berhubungan

erat dengan kondisi fisik dan intelektual yang berlangsung secara

bertahap sesuai dengan kecepatan perkembangan setiap anak.

2. Pengertian Motorik Halus

Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya

pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh

lebih kecil dan detail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya

mampu mengembangkan gerak motorik halus Suyadi, (2010: 69). Pada

usia ini, koordinasi mata-tangan akan semakin baik. Anak sudah dapat

menggunakan kemampuannya untuk melatih diri dengan bantuan orang

dewasa. Santrock, (2007: 216) berpendapat bahwa keterampilan motorik

halus adalah ketrampilan motorik yang melibatkan gerakan yang lebih

diatur dengan halus seperti keterampilan tangan. Pada usia 4-6 tahun

koordinasi mata tangan anak semakin baik.

Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu saja dan di lakukan oleh otot-otot kecil, seperti

ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan

tangan yang tepat Bambang, dkk (2007: 14). Semakin baiknya gerakan

motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi. Dalam melakukan

gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan ketrampilan

fisik lain serta kematangan mental.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motorik halus

adalah gerakan bagian tubuh yang melibatkan otot kecil dan detail

terutama bagian jari.

3. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik

Penguasaan ketrampilan yang tergambar dalam kemampuan

menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari

seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang

diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan

dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang

dilakukanya efektif dan efisien.

Tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah

mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan

dengan ketrampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakan anggota

tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-jemari, mampu

mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan, mampu

mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

Sedangkan fungsi pengembangan ketrampilan motorik halus adalah

mendukung aspek pengembangan aspek lainya seperti kognitif dan

bahasa serta social karena pada hakkatnya setiap pengembangan tidak

dapat terpisah satu sama lain.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan dan fungsi

motorik halus adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan anak

sesuai dengan tugas motoriknya.

4. Metode untuk Pengembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

dilakukan oleh otot-otot kecil. Agar motorik anak dapat berkembang

dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan

terpadu.Bermain dalam masa kanak-kanak adalah kegiaatan yang sangat

serius dan merupakan sarana untuk mengembangkan daya imajinasi.

Dalam hal ini, yang paling menunjang untuk itu yakni melatih dan

mengembangkan motorik halus. Karena motorik halus sangat

menentukan kepekaan dan daya kreatiftas anak. Untuk mengasah

motorik halus ada banyak hal, yaitu dengan melakukan hal-hal sebagi

berikut :

a. Usia 0-3 bulan

Menggantungkan mainan yang dapat berputar atau berbunyi

atau berwarna cerah sehingga membuat bayi tertarik dan melihat,

menggapai atau menendang mainan tersebut.Letakan atau sentuhkan

sebuah mainan kecil, berbunnyi dan berwarna cerah pada tangan bayi

atau punggung jari-jarinya.Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai


bentuk permukan seperti mainan binatang, mainan plastisin, kain-kain

perca, dan lain-lain.

b. Usia 3-6 bulan

1) Stimulasi sebelumnya tetap dilanjutkan

2) Letakan mainan sejenis rattle lalu coba tarik pelan-pelan untuk

melatih bayi memegang dengan kuat. Letakan sebuah mainan

ditangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkanya ketangan

yang lain. Lain waktu berikan mainan pada kedua tanganya.

c. Usia 6-9 bulan

1) Mengambil benda-benda kecil, seperti remahan roti.

2) Memasukan benda kedalam wadah.

3) Bermain gendering dengan menggunakan kaleng kosong bekas dan

tunjukan cara memukulnya. Buat bunyi-bunyian dengan

membenturkan 2 kubus atau balok yang tidak dapat pecah.

d. Usia 9-12 bulan

1) Bermain dengan mainan yang mengapung di air.

2) Meyusun balok atau kotak.

3) Menggambar dengan menggunakan krayon atau pensil berwarna.

4) Bermain dengan mengunakan peralatan memasak, tentunya yang

aman dan berbahan plastik khusus buat si kecil.

5) Membiarkan anak bebas bereksplorasi di alam identik membuat

anak kotor karena jenis permainan dan alat bermain yang

dipergunakan dapat mengakibatkan tubuh, pakaian, dan tempat


bermain kotor dan berantakan. Kaitanya dengan ini orang tua

sengaja harus menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan.

Biarkan anak bermain secara bebas sesuai dengan keinginannya

selama tidak membahayakan diri anak.

e. Usia 4-5 tahun

1) Mencontoh bentuk silang ( +, x ), lingkaran, bujur sangkar, segitiga

secara bertahap.

2) Mengambar bebas dengan menggunakan pensil berwarna, krayon,

arang, kapur tulis, dan sebagainya.

3) Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan

gelombang.

4) Melipat kertas secara horizontal, vertikal, diagonal menjadi

bermacam-macam benda.

f. Usia 5-6 tahun

1) Mencontoh bentuk silang ( +, x ), lingkaran, bujur sangkar, segitiga

secara bertahap.

2) Mencetak angka 1-5

3) Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepstu, benang, wol,

tali rafia, dan sebagainya.

4) Menjiplak bentuk-bentuk yang telah tersedia.

Koordinasi gerakan ini terjadi pada dasarnya sejalan dengan

kematangan syaraf dan otot. Sehingga tingkat ketercapaian

perkembangan motorik setiap anak akan berbeda.


Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak mengalami

perkembangan motorik halusnya melalui tahapan-tahapan atau pada usia-

usia tertentu.

5. Prinsip Perkembangan Motorik

Ada beberapa prinsip-prinsip dalam perkembangan motorik halus

diantaranya:

a. Bergantung pada kematangan otot

Perkembangan bentuk kegiatan motorik sejalan dengan perkembangan

daerah sistim syaraf. Gerak terampil belum dapat dikuasai sebelum

mekanisme otot anak berkembang. Selama masa kanak-kanak, otot lurik

yaitu otot yang mengendalikan gerakan volunteer berkembang. Sebelum

anda cukup matang dalam sistem saraf dan ponotonanya, tidak mungkin

ada tindakan yang terkoordinasi

b. Belajar ketrampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang.

Sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk

mengajarkan gerakan terampil bagi anak akan sia-sia.

c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan

Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan, yaitu

cephalocoudal(perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke

kaki). Perkembngan motorikdapat diramalkan yaitujika seseorang anak

lebih awal pandai duduk maka ia akan berjalan lebih awal dibanding

dengan anak yang duduknya terlambat.


d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik

Berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan norma

untuk bentuk kegiatan motorik lainya. Norma tersebut dapat di gunakan

guru dan orang tua untuk mengetahui apa yang diharapkan pada anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

mengembangkan motorik halus pada anak TK prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan yaitu pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan anak.

6. Stimulasi Untuk Meningkatkan Perkembangan Fisik Motorik

Dave mengemukakan dalam Suyadi, (2010: 73) bahwa

mengembangkan teori bloom ini dengan mengklasifikasikan domain

psikomotorik ke dalam lima kategori, yaitu :

a. Imitation (Peniruan)

Adalah ketrampilan untuk menentukan suatu gerakan yang

telah dilatih sebelumnya. Latihan ini bisa dilakukan dengan

cara mendengarkan atau memperlihatkan.

b. Manipulation (Penggunaan konsep)

Adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam

melakukan kegiatan. Kemampuan inijuga sering disebut dengan

kemampuan manipulasi.

c. Presition (Ketelitian)

Adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang

mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.Pada tahap ini telah


mencapai tingkat control yang lebih tinggi.Sehingga kesalahan

dapat dieliminasi.

d. Articulation (Perangkaian)

Adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan

secara kombinatif dan berkesinambungan.Kemampuan ini

mebutuhkan koordinasi antar organ tubuh, saraf, dan mata

secara cermat.

e. Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)

Adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang wajar dan

luwes. Untuk dapat melakukan gerak fisik motorik pada tahap

ini diperlukan koordinasi mata, tangan, dan anggota badan yang

lain.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia

dini mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam

perkembangan motoriknya, dan perkembangan tersebut akanlebih

matang apabila diberi stimulus yang sesuai dengan tahap perkembangan

anak.

B. Bermain Membatik

1. Pengertian Bermain

Bermain merupakan salah satu kebutuhan penting bagi anak dan

orang tua harus menyadari itu dan tidak melarang anak-anaknya untuk

bermain.Orang tua justru harus mengarahkan serta memfasilitasi anaknya


untuk bermain.Batasan mengenai bermain menurut James Sully dalam

Mayke, (2001:15) bermain memang mempunyai manfaat tertetu.Yang

penting dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa senang yang

ditandai oleh tertawa.Karena itu suasana hati dari orang yang sedang

melakukan kegiatan, memegang peran untuk menentukan apakah orang

tersebut sedang bermain atau bukan.

Dengan bermain, anak bisa belajar untuk beradaptasi,

bersosialisasi, serta bisa bebas berekspresi. Dengan bermain

sesungguhnya anak-anak juga belajar berbagai macam pengetahuan,

sikap, dan keterampilan, sebagaimana telah diamanatkan oleh Unesco

dengan empat pilar belajar, yakni :

a. Belajar untuk mengetahui (learning to know),

Dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya,

diarapkan anak mampu memahami pengetahuannya berkaitan dengan

lingkungan sekitar.

b. Belajar untuk melakukan (learning to do),

Anak harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk

memperkaya pegalaman belajarnya.

c. Belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to be),

Dari hasil interaksi dengan lingkungannya diharapkan dia dapat

membangun pengetahuan dan kepercayaan diri dan sekaligus

membangun jati diri.


d. Belajar untuk hidup bersama (learning to live together),

Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok

individu yang bervariasi, akan membentuk kepribadianya untuk

memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran

terhadap keanekaragaman dan perbedaan masing-masing individu.

2. Manfaat Positif Bermain

Beberapa manfaat positif dari kegiatan bermain sebagai berikut :

a. Pada saat anak-anak sedang bermain, anak-anak juga dapat belajar,

bukan saja dari aspek pengetahuan, tetapi juga penanaman sikap

mental dan keterampilan.

b. Dalam acara bermain tersebut, anak-anak sebenarnya juga dapat

belajar untuk meningkatkan berbagai tipe kecerdasannya, mulai dari

olah pikir, hati, sampai dengan olah raga.

c. Beberapa jenis permainan yang ada memang dirancang secara khusus

untuk meningkatkan percaya diri dan keberanian anak-anak.

d. Beberapa jenis permainan yang lain dirancang hanya untuk dapat

merasa “fun” atau bersenang-senang. Namun selain rasa senang,

permainan itu pun masih memiliki manfaat untuk dapat belajar

keterampilan.

e. Ada beberapa jenis permainan yang secara khusus untuk

meningkatkan keterampilan anak, seperti membuat kerajinan dari

tanah liat. Meski tidak terlalu menantang, ketertarikan anak dalam


kegiatan ini pun cukup baik untuk memberikan pengalaman kepada

anak-anak untuk mulai mencintai dunia seni, seperti kerajinan dari

tanah, yang setelah menjadi dewasa kelak, kecintaan anak-anak dapat

saja berkembang menjadi kecintaan terhadap dunia bisnis dalam

bidang seni kerajinan. Sayang tempat bermain anak-anak ini belum

menyiapkan fasilitas untuk kerajinan membatik. Alangkah asiknya

jika tempat ini dapat dilengkapi dengan fasilitas ini. Anak-anak akan

bermain corat-coret untuk melukis batik.

3. Jenis Bermain

Ada beberapa jenis-jenis kegiatan bermain diantaranya:

a. Kegiatan Bermain Aktif

Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan

dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan

sendiri.Kegiatan bermain aktif dapat diartikan sebagai kegiatan yang

melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan tubuh. Faktor - Faktor

yang mempengaruhi kegiatan bermainaktif :

1) Kesehatan

Anak yang sehat akan lebih banyak melakukan kegiatan bermain

aktif dan memperoleh rasa puas dari apa yang mereka lakukan.

2) Penerimaan sosial dari kelompok teman bermain

Kegiatan bermain pada umumnya melibatkan sejumlah anak. Kalau

anak merasa diterima oleh teman-teman sepermainan, ia akan lebih


menyukai jenis kegiatan bermain dan sebagaian besar waktu

bermain tentu akan terisi oleh jenis kegiatan tersebut.

3) Tingkat kecerdasan anak

Kecerdasan akan berpengaruh terhadap variasi kegiatan bermain.

4) Jenis kelamin

Anak perempuan umumnya tidak begitu sering melakukan kegiatan

bermain yang sifatnya agak ”kasar” dibandingkan anak laki-laki.

5) Alat permainan

Alat permainan yang tersedia untuk anak akan menentukan jenis

bermainnya.

6) Lingkungan tempat

Tempat yang memungkinkan anak melakukan kegiatan bermain.

b. Kegiatan bermain pasif

Hiburan merupakan salah satu bentuk permainan pasif.Dalam hal ini

anak memperoleh kesenangan bukan berdasarkan kegiatan yang

dilakukan sendiri.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain

dapat dilakukan sembari belajar, belajar dalam hal ini adalah dengan

bermain anak dapat belajar beradaptasi, belajar bertanggung jawab, dan

belajar bersosialisasi dengan teman sebaya.


4. Pengertian Membatik

Pada dasarnya, batik sebenarnya merupakan proses menghias

dengan cara menahan penyerapan warna menggunakan lilin malam atau

dikenal dengan wax-resist-dyeing Wijayanti, dkk (2013 : 1).

Menurut Arini, (2011 : 6) Kata “batik” berasal dari bahasa jawa

“amba” yang berarti menulis dan “titik”Membatik adalah membuat corak

atau gambar (terutama dengan tangan) dengan menerangkan malam pada

kain.Teknik pembuatan batik cenderung seperti apa yang dilakukan oleh

seorang pelukis, tidak terikat pada canting yang biasa digunakan dalam

proses pembuatan batik. Penggarapannya sama persis seperti melukis,

hanya teknik proses pewarnaannya saja yang menggunakan teknik

membatik.

Menurut Tim Penyusun Kamus, batik adalah corak atau gambar

(pada kain) yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau

menerakan malam, kemudian pengolahannya diproses dengan cara

tertentu.Batik memiliki keunikan-keunikan dalam segi teknik (tulis, cap,

printing, jumputan),bahan dan alat-alat pembuatnya. Keunikan-keunikan

tersebut membuat batik menjadi materi yang menantang untuk diajarkan

di kelas.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa membatik

merupakan kegiatan membuat corak atau gambar dengan teknik tertentu.


5. Sejarah Batik

Belum dapat diketahui dengan pasti kapan manusia mulai

menghias kain dengan menggunakan kain dengan menggunakan teknik

ini. Namum menurut Soetopo dalam Wijayanti dkk (2013 : 1),kegiatan

menghias kain yang disebut dengan membatik sudah dikerjakan orang

mesir sejak 4.000 tahun sebelum masehi.

Sekitar 100 tahun sebelum masehi teknik menghias kain tersebut

menyebar di daratan Persia dan india melalui jalur perdagangan. Motif

yang dihasilkan masing-masing daerah berbeda sesuai dengan

kebudayaan dan kepercayaan masyarakat setempat. Sekitar abad ke 5-6

masehi, orang-orang india datang ke tanah melayu untuk melakukan

perdagangan dan penyebaran agama. Sejak saat itu teknik menghias kain

mengalami perkembangan pesat di bumi nusantara.

Pada awalnya, teknik batik berkembang di lingkungan dalam

keratin jawa.Kain batik dibuat di lingkungan keratin dan hanya

dikenakan para raja, keluarga raja, kerabat, serta para pejabat istana.

Namun, beberapa kerabat raja dan pejabat istana yang tinggal di luar

lingkungan istana membawa dan mengerjakan batik di wilayah tempat

tinggalnya. Seiring dengan berjalannya waktu, teknik membatik pun

ditiru masyarakat sekitar keraton.Pada akhirnya, kesenian membatik ini

tidak lagi hanya berkembang di dalam lingkungan keratin, tetapi juga

diluar keraton.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik membatik

tidak hanya terdapat diindonesia namun, perkembangan teknik ini

mencapai puncaknya di Indonesia dan terus berkembang hingga saat ini.

6. Macam-Macam Teknik Membatik untuk Anak Usia Dini

Ragam teknik pembuatan batik dapat dibedakan melalui alat yang

digunakan pada saat tahap proses pembuatan. Anak dikenalkan cara

membatik, Tapi teknik cara maupun alatnya tidak sama dengan

membatik umumnya. Sangat sederhana sesuai umur anak usia dini sekitar

4-5 tahun. Walaupun pembuatan yang sederhana, tetapi anak mampu

memahami apa arti membatik dan senang serta semangat untuk mencoba

membatik.

Diantaranya adalah membatik dengan teknik jumputan dan

membatik dengan teknik mengecap yang bisa dilakukan dalam kegiatan

belajar mengajar untuk anak usia dini. Teknik membatik ini dapat

dimasukan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.Dengan kegiatan ini

anak dapat mengasah kemampuan motorik halus dan kreativitasnya

sesuai dengan keinginannya.Pembelajaran membatik dapat diberikan

untuk anak dan bisa di praktekan untuk anak. Beberapa macam teknik

membatik diantaranya :

a. Membatik dengan teknik Jumputan

Jumputan merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya

dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain


kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang

juga menyebut Jumputan sebagai batik ikat celup.Teknik ini

menggunakan tali-tali sebagai penolak warna.Bagian-bagian kain

dijumput dan diikat dengan kuat menggunakan karet gelang atau tali

rafia. Setelah itu kain diwarnai dengan cara dikuaskan. Jadi teknik ini

tidak menggunakan celupan.Hal ini dilakukan untuk menghindari zat

warna terlalu banyak dan merembes ke bagian ikatan. Untuk

pembelajaran anak usia dini cukup menggunakan media yang ada

disekitar anak dan sering di jumpai anak. Cukup menggunakan media

tissue sebagai bahan dasarnya yang kemudian di celupkan ke pewarna

sesuai dengan keinginan anak. Dari bahan yang sederhana dan murah,

anak-anak bisa berkreasi dan pembelajaran motorik halus tidak lagi

membosankan untuk mereka.

b. Membatik dengan teknik mengecap pada proses pembuatan batik cap

alat bantu yang digunakan adalah cap batik waktu pekerjaan

membatik dengan metode mengecap jauh lebih cepat. Dalam hal ini

pembelajaran yang akan diberikan oleh anak dpat dilakukan dengan

cara sederhana dengan memanfaatkan barang-barang disekitar

lingkungan anak/ bahan-bahan alam contohnya dengan memberikan

kegiatan membatik dengan media kertas, pewarna dan alat

mengecapnya dapat menggunakan media pelepah pisang. Anak dapat

mengikuti sesuai dengan arahan dari guru.


7. Tujuan dan Manfaat Membatik

Mengajarkan materi membatik ternyata menyenangkan, baik untuk

guru maupun siswa.Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar

mengajar.Pelajaran membatik bisa memberikan ruang kepada siswa

untuk bisa berekspresi.Keasyikan bermain dengan media batik membuat

mereka sangat menikmati pelajaran.Dorongan untuk segera

menyelesaikan karya batiknya membuat waktu yang tersedia dalam

pembelajaran terasa sangat singkat.Suasana yang tercipta dalam

pembelajaran membatik seolah seperti sedang bermain-main.

Dalam suasana belajar seperti digambarkan, tugas guru menjadi

terasa sangat ringan. Guru tinggal melayani apa keinginan siswa. Guru

hanya sekedar mengarahkan, menunjukkan awal dan arah menuju akhir.

Selebihnya siswa bisa mandiri dengan keasyikan, kebanggaan dan

kepuasannya berkarya.Siswa bisa menjadi sangat aktif, kreatif, dan

produktif.Ada kebanggaan ketika seorang guru bisa mewariskan salah

satu kekayaan budaya bangsa kepada para anak didik.

Aktivitas membatik punya banyak manfaat, bagi anak-anak juga

orang dewasa. Namun, membatik memberi dampak yang tak sama pada

anak dan dewasa. Kemampuan anak dan dewasa dalam membatik pun

berbeda.

Membatik tidak mudah, namun bisa dilakukan siapa saja. Anak

usia lima pun bisa diajarkan membatik, namun perlu pendampingan

orangtua.Untuk anak, membatik lebih kepada pengenalan warisan budaya


sejak dini.Jika melihat filosofinya, belajar membatik katanya juga

memiliki banyak manfaat, baik lahir maupun batin. Manfaat secara batin,

dengan membatik peserta didik dapat belajar sabar dan tekun dalam

melakukan pekerjaan. Karena membatik memerlukan keuletan dan

ketekunan.Manfaat secara lahir, karya batik yang dihasilkan mempunyai

nilai jual tinggi sehingga dapat menjadi solusi untuk pendapatan dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

C. Penelitian yang Relevan

1. Sri, Ismiati, 2012, Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui

kegiatan menggambar dekoratif anak usia 5-6 tahun di PAUD

Bougenvile Kekalik Barat Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini

adalah pengembangan deskriftif kualitatif dengan menggunakan metode

pengumpulan data observasi, pemberian tugas, hasil karya dan

dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan

kemampuan motorik halus dalam kegiatan menggambar dekoratif. Pada

pengembangan I dengan rata-rata persentase yaitu 47,5%, II yaitu 63,8%

dan III yaitu 75%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa

kegiatan mendekoratif gambar dapat digunakan sebagai kegiatan main

yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan motorik halus anak

usia 5-6 tahun, jika dilakukan pengembangan yang berulang-ulang.

2. Elok Muthoharoh, 2013, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik

Halus Melalui Kegiatan Memasak (Cooking Class) Pada Anak TK


TUNAS BANGSA Kelompok B. Pada anak TK Tunas Bangsa kelompok

B, yang kemampuan motorik halusnya terutama dalam kegiatan

menggunting, mencetak dan membentuk, masih belum sesuai dengan

capaian perkembangan yang diharapkan, hal ini dikarenakan kegiatan

yang dilaksanakan dan media yang digunakan kurang bervariasi dan

kurang menarik minat anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari

alternatif pembelajaran yang menyenangkan, yaitu dengan kegiatan

memasak (cooking class). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,

setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dan menggunakan tehnik

analisis data deskriptif kwalitatif. Dari hasil penelitian ini terbukti ada

peningkatan kemampuan motorik halus anak sebesar 18,27%. Ini terlihat

dari hasil prosentase siklus I, 63,33 % menjadi 81,6 % pada silkus II.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus

anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan memasak (cooking class).

D. KERANGKA BERFIKIR

Pada anak kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02

menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam

kegiatan menggambar, yang ditandai dengan kurang trampilanya siswa

dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas atau tissue

dan pelepah pisang dalam pembelajaran.


Berbagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan motorik

halus anak dapat dilakukan oleh guru,di antaranya dengan bermain

membatik, Dengan bermain membatik diharapkan dapat meningkatkan

perkembangan motorik anak terutama motorik halus.

Bermain membatik yang dirancang guru merupakan jenis kegiatan

dan permainan yang aktif,kreatif dan menyenangkan sehingga membuat

anak-anak TK akan tertarik dalam bermain sambil belajar.Diharapkan

pada akhirnya dengan penelitian ini mampu memberikan data-data yang

empiris sebagai penunjang penigkatnan kemampuan motorik halus anak

terutama di kelompok TK B RA AL-ISLAM Mangunsari 02.

Berdasarkan pemaparan kerangka berfikir pada penulisan ini,maka

penulis dapat memberikan kerangka berfikir sebagaimana yang tertera di

bawah ini :
SISWA :
GURU :
Masih kurang
Kurang mampu
terampil dalam
KONDISI mengasah
mengembangkan
AWAL kemampuan
kemampuan
motorik halus
motorik halus
anak

SIKLUS 1 :
MENGGUNAKAN Bermain
METODE membatik
TINDAKAN
BERMAIN dengan teknik
MEMBATIK jumputan
dengan media
tissue
Kemampuan
KONDISI motorik halus SIKLUS 2 :
AKHIR anak Meningkat Bermain
membatik
dengan
teknik
mengecap
dengan media
pelepah pisang

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

E. Hipotesis Tindakan

Dengan berdasarkan pada kerangka berpikir di atas dapat diajukan

hipotesistindakan yakni melalui bermain membatik dapat meningkatkan

kemandirian belajar pada kelompok B TK RA AL-ISLAM Mangunsari

02 Tahun Ajaran 2013/2014.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan dua siklus, Waktu penelitian

dilakukan pada semester ganjil, bulan Juli-September 2013 kurang lebih

selama 3 bulan.Penelitian dilakukan karena peneliti telah melakukan

observasi di TK dan peneliti telahmenyesuaikan jadwal dengankepala

sekolah. Peneliti melakukan penelitian dilatarbelakangi karena

kemampuan motorik halus anak kelompok TK B RA AL-ISLAM

Mangunsari 02 masih rendah.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah RA AL-

ISLAM Mangunsari 02 Kecamatan Gunungpati Kabupaten Semarang

Tahun ajaran 2013/2014.

B. SubyekPenelitian

Penelitian tidakan kelas ini dilakukan di kelompok TK B RA AL-ISLAM

Mangunsari 02 Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kabupaten

Semarang pada tahun ajaran 2013/2014. Subyek penelitian tindakan kelas

ini adalah anak didik kelompok TK B yang berjumlah 22 anak terdiri

dari 11 laki-laki dan 11 perempuan.


C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data yang di dapat dari

anak sebagai subyek penelitian. Sumber data lain diperoleh dari

pengamatan guru dan teman sejawat.

D. Teknik dan Alat pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang pengisianya

berdasarkan atas pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku.

Observasi dilakukan untuk mengamati kemungkinan penerapan

bermain membatik terhadap kemampuan motorik halus anak.

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran

yaitu meliputi aktivitas anak didik selama proses belajar mengajar.

b. Penugasan

Penilaian melalui pemberian tugas dilakukan dengan cara memberikan

tugas kepada anak secara individu yang berkaitan dengan kemapuan

yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus

anakmelalui bermain membatik.


c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama

anak-anak didik dan foto kegiatan anak pada saat penelitian.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Lembar Penugasan

Merupakan lembar penilaian yang digunakan untuk menilai anak

yang mencakup proses dan hasil kegiatan anak yang berkaitan

dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta ketrampilan yang

telah direncanakan dalam progam kegiatan belajar.

b. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk

menilai selama pengamatan berlangsung.

E. Validitas Data

1. Validitas data merupakan teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan data dari sumber luar untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbandingan dalam penelitian.

2. Motorik halus anak diukur dengan menggunakan analisis kualitatif

yang merupakan bentuk angka dengan rumus sebagai berikut :

Rumus : P = F x 100%

N
Keterangan :

P = Presentase yang diharapkan

F = Hal yang dicapai anak didik

N = Jumlah anak didik

Proses pembelajaran (observasi, wawancara) yang divaliditasi datanya

melalui triangulasi yaitu:

1) Triangulasi sumber dalam penelitian ini yaitu pengambilan data

dari siswa dan guru.

2) Triangulasi metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan

metode pemberian tugas bermain membatik (membatik dengan

teknik jumputan) menggunakan media tissue.

3) Triangulasi alat dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

lembar observasi.

F. Analisis Data

Data kualitatif dipaparkan dengan kalimat yang dipisah-pisahkan

menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil perhitungan,

dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif presentase, yang

dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu Baik, Cukup, Kurang sebagai

berikut
Tabel 3.1. Kriteria Deskriptif Presentase

NO Kriteria Skor
perolehan
1 Baik 80 – 100
2 Cukup 54 – 79
3 Kurang 30 – 53
Purwanto, (2009: 103)

Dari tabel diatas, hasil belajar anak di RA Al-Islam Mangunsari 02

gunungpati Semarang menggunakan ketentuan sebagai berikut :

a. ● (Baik) : Anak sudah mampu melakukan kegiatan motorik halus

b. √ (Cukup) : Anak cukup mampu melakukan kegiatan motorik halus

c. O (Kurang) : Anak belum mampu melakukan kegiatan motorik halus

G. IndikatorKinerja

a. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang memanfaatkan

kegiatan bermain membatik yang ditandai dengan aktifitas guru

minimal baik dalam lembar observasi.

b. Terjadi perubahan sikap dan perilaku anak dalam proses pembelajaran

yang memanfaatkan media membatik (membatik dengan teknik

jumputan) menggunakan media tissue dan pelepah pisang yang

ditandai dengan aktivitas anak minimal baik dalam lembar observasi.

c. 80% anak RA AL-Islam Mangunsari 02 Kecamatan Gunungpati

Kabupaten Semarang mengalami ketuntasan belajar dalam

pembelajaran secara mandiri.


Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif kompratatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada

setiap siklus saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

bermain membatik. Analisis deskripsi presentasi digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh bermain membatik terhadap kemampuan

motorik halus anak.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan

dengan bentuk siklus yang berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK

yang merupakan satu siklus yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun

dan harus memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil

belajar anak.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan

terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan

bijaksana untuk mengembangkan tindakan-tindakan selajutnya.


3. Pengamatan (observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat.Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang

meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Pengamatan

dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan,keduanya berlangsung

dalam waktu bersamaan.Tujuan dilakukanya pengamatan adalah

untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan yang sudah dilaksanakan

agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan bagi pengamat dalam

melakukan refleksi.

4. Refleksi (Reflekting)

Tahap terakhir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah terjadi.

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas

yang berkolaborasi dengan melibatkan guru kelas untuk bersama-sama

melaksakan penelitian.Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai

pegajar, sedangkan guru bertindak sebagai pengamat. Proses penelitian

tindakan kelas direncanakan tediri dari dua siklus:


Tabel 3.2 Aktivitas Penelitian Siklus I dan Siklus II

AKTIVITAS SIKLUS I SIKLUS II


Perencanaan a. Guru menyusun RKH a. Guru menyusun RKH
b. Guru mengidentifikasi b. Guru mengidentifikasi
masalah masalah
c. Guru menyusun rencana c. Guru menyusun kembali
pembelajaran dengan tentang pembenahan
bermain membatik. bermain membatik
sesuai siklus 1.

Pelaksanaan a. Guru mengkondisikan a. Guru mengkondisikan


anak untuk menilai anak untuk menilai
pembelajaran. pembelajaran.
b. Guru menyampaikan b. Guru menyampaikan
materi pembelajaran. materi pembelajaran.
c. Guru menyuruh anak c. Guru Menyuruh anak
untuk menirukan kegiatan untuk menirukan
yang diperagakan guru kegiatan yang
(praktek bermain diperagakan guru
membatik). (praktek bermain
membatik).
d. Menyuruh anak untuk d. Menyuruh anak untuk
maju kedepan mencoba maju kedepan mencoba
untuk mempraktekan untuk mempraktekan
kegiatan bermain kegiatan bermain
membatik. membatik.
e. Bermain membatik e. Bermain membatik
dengan meniru pola dengan menirukan pola
dengan bantuan secara mandiri.
f. Memberikan hadiah, f. Memberikan hadiah,
 berupa pujian, tepuk berupa pujian, tepuk
tangan, acungan jempol, tangan, acungan jempol,
bagi anak yang berani bagi anak yang berani
maju. maju.
g. Memberi motivasi dan g. Memberi motivasi dan
semangat. semangat
Observasi Melakukan pengamatan Melakukan pengamatan
dengan melibatkan teman dengan melibatkan
sejawat untuk mengamati teman sejawat untuk
bagaimana keaktifan mengamati bagaimana
anak dan kinerja guru keaktifan anak dan
dengan menngunkan kinerja guru dengan
lembar pengamatan. menggunakan lembar
pengamatan.
Refleksi Hasil akhir dari siklus I Pada siklus II. Hasil
belum sesuai/belum belajar sudah mencapai
mencapai indikator yang indikator yang
ditentukan maka perlu ditentukan. Kinerja
ditindak lanjuti ke siklus guru sudah naik dengan
berikutnya. kriteria kinerja guru
baik.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi kondisi awal


Berdasarkan data hasil kondisi awal diperoleh keterangan bahwa

kemampuan keterampilan motorik halus anak kelompok B RA Al-Islam

Mangunsari 02 Kota Semarang, Kota Semarang,dari 22 anak 27%

dinyatakan tuntas atau mencapai indikator kinerja, 23% dinyatakan

cukup, 50% dinyatakan kurang. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.1 Kondisi Awal


NO Nilai Kemampuan Nilai Jumlah Tingkat
Motorik Halus Anak Keberhasilan
(%)
1 Baik · 6 27%
2 Cukup √ 5 23%
3 Kurang ° 11 50%
Jumlah 22
Persentase (%) 100%

Grafik 4.1 Kondisi Awal

50%
40%
30%
Baik ·
20%
Cukup √
10%
Kurang °
0%
· √ °

Baik Cukup Kurang


B. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilakukan lima kali penggulangan pada bulan Juli 2013

selama 2 jam 30 menit. Pada siklus I ulangan 1-5 peneliti menyapaikan

materi pokok membatik dengan media tissue dengan indikator membatik

dan jumputan.

Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada

siklus I ulangan pertama sampai kelima yang meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi di uraikan sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Pada siklus I Pembelajaran dilakukan 5x pertemuan, perencanaan

penelitian tindakan kelas dimulai dari Rencana Kegiatan Harian (RKH)

yang memfokuskan pada materi pokok membatik dengan media

tissuedengan indikator membatik dan jumputan. Kemudian guru

menyiapkan media untuk membatik dan jumputan dan membatik

mencap yang akan disampaikan kepada siswa. Media untuk membatik

yang disiapkan adalah tissue untuk media/tempat untuk pemberian corak

dan pewarna/cat air bahan untuk memberi warna sesuai yang diinginkan

dan.Untuk menarik perhatian anak, guru yang menyiapkan peraga untuk

membatik. Hal ini dilakuakan agar anak memfokuskan perhatian pada

proses pembelajaran yang di sampaikan guru.


2. Pelaksanaan

Berpedoman padan RKH yang telah disusun, guru melaksanakan

siklus I pertemuan pertama sampai kelima yang memfokuskan pada

materi pokok kemampuan motorik halus dengan indikator membatik dan

jumputan. Guru mengawali proses-proses pembelajaran dengan

mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk agar tenang dan

siap mengikuti proses pembelajaraan.

Guru memberikan apresepsi/pengantar untuk mengaitkan materi.

Apersepsi difokuskan pada contoh-contoh membatik dan jumputan

menggunakan tissue pada tema diri sendiri dengan sub tema kesukaan.

Langkah berikutnya guru memberikan contoh menggamati dengan media

tissue yang dilipat dengan bentuk dasar segitiga hingga menjadi bentuk

segitiga kecil kemudian ujung sudutnya di celupkan ke pewarna/cat air

dengan berbagai warna dengan indikator membatik dan jumputan.

Alat peraga tersebut disiapkan guru di sekolah sehingga waktu

membatik guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan

komentar terhadap hasil membatik dan jumputan yang disampaikan guru,

komentar bisa berwujud pertanyaan ataupun menanggapi dari yang di

contohkan guru.

Untuk menggunakan sejauh penguasaan materi guru memberikan

tugas untuk menjawab pertanyaan dari contoh membatik yang telah di

sampaikan pertanyaan bisa sambil memperaktikan.


a. Pertemuan ke-1

Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa (16 Juli

2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

guru mengenalkan bahan untuk membatik dan jumputan menggunakan

media tissue, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

dengan melipat menjadi bentuk segitiga kecil yang nantinya ujungnya

di beri berbagai macam warna, (e) guru memberikan kegiatan

membatik pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian recalling

kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan motivasi anak.

Gambar 4.1 Kegiatan membatik dan jumputan

b. Pertemuan ke-2

Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu (17 Juli

2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik, (d) guru


memberikan arahan tentang tata cara membatik, (e) guru memberikan

kegiatan membuat membatik dengan mengecap pada peserta didik, (f)

guru memberikan pujian recalling kepada peserta didik pada akhir

pembelajaran dan motivasi anak.

Gambar 4.2 Kegiatan membatik dan jumputan


Anak meminta bantuan guru

c. Pertemuan ke-3

Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis (18 Juli

2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

guru mengenalkan bahan untuk membatik dan jumputan menggunakan

media tissue, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

dengan melipat menjadi bentuk segitiga kecil yang nantinya ujungnya

di beri berbagai macam warna, (e) guru memberikan kegiatan

membatik pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian recalling

kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan motivasi anak.


Gambar 4.3 Hasil Anak dalam kegiatan
membatik dan jumputan

d. Pertemuan ke-4

Pelaksanaan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin (22 Juli

2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik, (d) guru

memberikan arahan tentang tata caramembatik, (e) guru memberikan

kegiatan membuatmembatik ada peserta didik, (f)guru memberikan

pujian recalling kepda peserta didik pada akhir pembelajaran dan

motivasi anak.
Gambar 4.4 Anak Melihatkan Hasil Karya
Membatik dan Jumputan

e. Pertemuan ke-5

Pelaksanaan pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Selasa (23 Juli

2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

guru mengenalkan bahan untuk membatik dan jumputan menggunakan

media tissue, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

dengan melipat menjadi bentuk segitiga kecil yang nantinya ujungnya

dicelupkan ke berbagai macam warna, (e) guru memberikan kegiatan

membatik pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian recalling

kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan motivasi anak.


Gambar 4.5 Beberapa Hasil Karya Anak dalam
Kegiatan Membatik dan Jumputan
Tabel 4.2Kemampuan Motorik Halus Anak
dalam Membatik Siklus 1

Siklus 1 Pesentase
Indikator
Indikator JumlahPesentase (%)
(%)
Membatik Tingkat
danJumputan PencapaianPekembangan
Baik 18 anak 82%
Membatik dan 2 anak 9%
Jumputan
Membatik dan 2anak 9%
Cukup
Jumputan Jumlah 22 anak 100%
Kurang
Berdasarkan hasil data diatas dapat disebutkan bahwa anak yang

memiliki kemampuan motorik halus dalam kegiatan membatik tinggi 18

anak (82%), kemammpuan motorik halus sedang 2 anak (9%), dan yang

memiliki kemampuan motorik halus anak rendah 2 anak (9%). Dari

pertemuan 1-5 perkembangan anak terjadi peningkatan, hal ini dapat di

lihat dari pertemuan 1-2 anak masih meminta bantuan guru, pertemuan

selanjutnya anak sudah bisa mandiri melakukan kegiatan bermain


membatik Pada siklus 1 pertemuan ke lima ini kemampuananak sudah

mencapai keberhasilan.

4.1 Grafik Presentase Kemampuan Motorik Halus

90%
80%
70%
60%
50% Baik ·
40%
30% Cukup √
20%
10% Kurang °
0%
· √ °

Baik Cukup Kurang

1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada tahap observasi siklus I

yang dilakukan pada proses belajar mengajar sedang berlangsung, dapat

diketahui aktivitas peneliti dalam mempersiapkan anak didik,

menyampaikan penjelasan tentang tata tertib tentang bermain membatik,

memberikan motivasi dan bimbingan terhadap anak didik. Kemudian

anak melakukan bermain membatik sesuai dengan arahan atau penjelasan

dari peneliti. Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas tentang hasil

pengamatan kemampuan motorik halus melalui pembelajaran bermain

membatik pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 tahun ajaran

2013/2014, pada siklus I mengalami peningkatan dalam kemampuan


motorik halus. Sedangkan motorik halus adalah meningkatnya

pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh

lebih kecil dandetail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya

mampumengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas,

menyobek, mengambar, menulis menurut Suyadi (2010 : 69).

2. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian, dalam pelaksanaan pembelajaran

pada siklus I yang dilaksanakan dalam 5x pertemuan dapat diketahui

bahwa tingkat kemampuan motorik halus siswa dalam siklus I sebesar

82% terjadi peningkatan sebesar 55% dari kondisi awal yang hanya 27%

kemampuan motorik halus anak. Hal ini membuktikan dengan lembar

observasi kemampuan motorik halus anak yang mengalami peningkatan

dari pertemuan ke-1 sebesar 41% kemampuan motorik halus baik, pada

pertemuan ke-2 sebesar 50% kemampuan motorik halus baik, pada

pertemuan ke-3 sebesar 64% kemampuan motorik halus baik dan

pertemuan ke-4 sebesar 73% kemampuan motorik halus baik, pertemuan

ke-5 sebesar 82% kemampuan motorik halus baik dibandingkan dengan

kondisi awal yang semula hanya 27% kemampuan motorik halus baik.

Siklus I sudah mengalami peningkatan 55% kemampuan motorik

halus baik akan tetapi kemampuan motorik halus anak belum sesuai

dengan tingkat keberhasilan dalam kriteria ketuntasan kemampuan

motorik halus sehingga akan dilaksanakan siklus II.


C. Deskripsi Siklus II

Dalam pelaksanaan siklus I, indikator penelitian yang telah

ditetapkan belum tercapai. Oleh karena itu, dilanjutkan dengan siklus II.

Siklus II dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 selama 2 jam 30 menit

yang terdiri dari lima kali penggulangan pada siklus II kegiatan

membatik anak dengan membatik mengecap dengan media pelepah

pisang secara mandiri dengan indikator mencap dengan berbagai media

(pelepah pisang). Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama

pembelajaran pada siklus II yaitu meliputi tahap perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Mengacu pada kekurangan siklus I, perencanaan penelitian

tindakan kelas pada siklus II di upayakan lebih cermat.Pada siklus II

pertemuan 1-5 dimulai dari rencana kegiatan harian (RKH) yang

memfokuskan pada materi kegiatan membatik mengecap dengan media

pelepah pisang secara mandiri dengan indikator membatik dan jumputan

serta mencap dengan berbagai media (pelepah pisang). Kemudian guru

menyiapkan alat peraga/media untuk membatik mengecap dan cat

air/pewarna sebagai pemberi warna atau corak.untuk alat peraga/media

mengecap menggunakan pelepah pisang sebagai alat untuk mengecap

dan cat air/pewarna. Hal ini dilakukan agar anak dapat memfokuskan

perhatian pada proses pembelajaran yang di desain guru.


2. Pelaksanaan

Berdasarkan pada RKH yang telah disusun, guru melaksanakan

siklus II pertemuan pertama-kelima yang memfokuskan pada materi

mengecap bentuk gambar baju dengan indikator mengecap dengan

berbagai media dengan alat peraga (pelepah pisang). Guru mengawali

proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa dengan menggatur

tempat duduk anak agar tenang dan siap mengikuti proses pembelajaran,

guru memberikan apresepsi, pengantar untuk mengaitkan materi.

Apersepsi difokuskan pada contoh-contoh membatik dengan cara

mengecap yang kaitannya dengan tema diri sendiri.

Langkah berikutnya guru melakukan mengecap dengan indikator

mengecap dengan berbagai media dengan alat peraga (pelepah pisang).

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengikuti membatik

dengan contoh mengecap dengan pelepah pisang yang sudah disediakan

guru sesuai dengan indikator.

Penelitian tindakan kelas siklus II melalui pembelajaran dan

membatik mencap dengan pelepah pisang dilaksanakan lima kali

pertemuan, yaitu :

a. Pertemuan ke-1

Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin (19

Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik


dengan mengecap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara

membatik dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatan membuat

membatik dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan

pujian recalling kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan

motivasi anak.

Gambar 4.6 Kegiatan membatik dengan pelepah pisang

b. Pertemuan ke-2

Pelaksanaan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa ( 20

Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik

dengan mengecap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara

membatik dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatan

membuatmembatik dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru

memberikan pujian recalling kepada pesertadidik pada akhir

pembelajaran dan motivasi anak.


Gambar 4.7 Beberapa Anak melakukan kegiatan
Membatik mengecap sesuai dengan keinginanya

c. Pertemuan ke-3

Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu (21

Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk membatik dengan

cara mencap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatn membuatmembatik

dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian

recalling kepada pesertadidik pada akhir pembelajaran dan motivasi

anak.
Gambar 4.8 Anak sedang mengerjakan kegiatan
membatik dengan teknik mengecap

d. Pertemuan ke-4

Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin (26

Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk membatik dengan

cara mencap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatn membuatmembatik

dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian

recalling kepada pesertadidik pada akhir pembelajaran dan motivasi

anak.
Gambar 4.9 Kegiatan Membatik dengan Teknik Mengecap

e. Pertemuan ke-5

Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa (27

Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk membatik dengan

cara mencap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatn membuatmembatik

dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian

recalling kepada pesertadidik pada akhir pembelajaran dan motivasi

anak.
Gambar 4.10 Hasil Membatik dengan Teknik Mengecap

Tabel 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anakdalam Membatik

Siklus II

Indikator Siklus II Pesentase


Indikator JumlahPesentase (%)
Tingkat (%)
Membatikteknik
PencapaianPekembangan
mengecap Baik 19 anak 86%
Membatik 2 anak 9%
Membatik 1teknik
anak 5%
teknik Jumlahmengecap 22 anak 100%
mengecap Cukup
Kurang
Grafik 4.2 Presentase KemampuanMotorik Halus Anak

100%
80%
60%
Baik ·
40%
Cukup √
20%
Kurang °
0%
· √ °

Baik Cukup Kurang

3. Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

menggunkana lembar observasi. Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik

diatas tentang hasil pengamatan kemampuan motorik halus melalui

bermain membatik dengan teknik mengecap pada kelompok B RA Al-

Islam Mangunsari 02 tahun ajaran 2013/2014, pada siklus II kemampuan

motorik halus mengalami peningkatan dengan porsentase 86% sedangkan

kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 80%.

4. Refleksi
Berasarkan hasil penelitian, dalam pembelajaran pada siklus II

yang dilaksanakan dalam 5x pertemuan dapat diketahui bahwa tingkat

kemampuan motorik halus anak dalam siklus II mengalami indikator

keberhasilan dengan ketuntasan 80%. Hal ini dibuktikan dengan

observasi, dokumentasi dan lembar observasi kemampuan motorik halus


anak yang mengalami peningkatan dari pertemuan ke-1 dengan

presentase 82% sehingga mencapai porsentase 86% pada pertemuan 5.

Maka hipotesis penelitian kemampuan motorik halus melalui

bermain membatik pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 tahun

ajaran 2013/2014 diterima kebenarannya sehingga tidak perlu

dilaksanakan siklus selanjutnya.

D. Pembahasan antar siklus


Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukan

bahwa dengan bermain membatik dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus anak. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti terhadap kemandirian dalam pengembangan motorik halus dan

hasil belajar (tugas) siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari

siklus I.

Kemandirian dalam pengembangan motorik halus siswa dalam

proses pembelajaran pada siklus I sudah baik, namun beberapa anak

masih bergantung pada guru begitu juga dalam menyelesaikannya.

Sebagian besar siswa mampu mematuhi peraturan, khusunya dalam

pembelajaran bermain membatik. Kemampuan anak dalam melakukan

kegiatan membatik sudah baik, meskipun masih ada beberapa anak yang

belum maksimal dalam kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil kegiatan bermain membatik, diakhiri siklus I

siswa tidak tuntas dari 22 siswa menyampai 55% sehingga belum

mencapai indikator keberhasilan.


Berdasarkan kekurangan pada siklus I, guru berusaha memperbaiki

proses pembelajaran pada siklus II. Hal utama yang dilakukan guru

adalah memberi contoh cara membatik dengan teknik mengecap.

Kegiatan tersebut ternyata berdampak baik dalam proses pembelajaran

yang mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data keberhasilan

siswa pada siklus II. Perhatian siswa terhadap guru meningkat, siswa

yang pada siklus I kurang aktif dalam pembelajarn, pada siklus II siswa

mulai aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan atau

mengemukakan pendapat tanpa ditunjuk guru dan anak lebih mandiri

dalam mengerjakan tugasnya.

Pada siklus II guru dapat mengkondisikan siswa sebelum

pembelajaran dengan baik, dalam menyampaikan apresiasi dan

memberikan contoh juga sudah baik, sehingga sebagaian besar anak aktif

dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil

penugasan mengalami peningkatan sebesar 86% dalam kategori baik. Hal

ini menunjukan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai

indikator kinerja yaitu ketuntasan belajar minimal 80%.

Tabel 4.4
Hasil Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Persentase (%)
NoKeter Siklus II
1. Baik () angan
82% 86%
2. Cukup () Siklus
9% I 9%
3. Kurang () 9% 5%
Jumlah 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas, hasil ketrampilan motorik halus siklus I dan

siklus II dapat di gambarkan dengan grafik dibawah ini:

Grafik 4.3 Presentase Siklus I dan II

90%
80%
70%
60%
50%
40% Siklus I
30%
20% Siiklus II
10%
0%
· √ °

Baik Cukup Kurang

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siklus I dan siklus

II masing-masing telah mencapai indikator kinerja, sehingga dapat

dikatakan bahwa dengan bermain membatik dapat meningkatkan motorik

halus anak kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 Gunungpati

Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dari pembahasan pada bab IV dapat ditarik

kesimpulan dengan kegiatan membatik dapat meningkat kemampuan

motorik halus anak terutama pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari

02. Peningkatan tersebut dilihat dari semakin meningkatnya

perkembangan motorik halus anak terutama dalam mengikuti kegiatan

membatik pada kegiatan sekolah dan berhubungan dengan kesenian

bangsa Indonesia terutama untuk mengenalkan kepada anak kebudayaan

indonesia sejak dini.

Upaya meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui

kegiatan membatik, diakhiri siklus I siswa tidak tuntas dari 22 siswa

menyampai 50% sehingga belum mencapai indikator keberhasilan.

Tingkat kemampuan motorik halus siswa dalam siklus I sebesar 82%.

Pada siklus II terjadi peningkatan diketahui berhasil dengan angka

keberhasilan 86% didukung dengan teori Rini Hildayani, (2005 : 280)

yang berpendapat bahwa perkembangan motorik adalah perubahan secara

progesif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang

diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan dan

latihan/pengalaman selama kehidupan yang dapat dilihat melalui

perubahan/pergerakan yang dilakukan.


Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditarik kesimpulan dari

hasil penelitian yang sejalan dengan hipotesis penelitian yang berbunyi

bahwa meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

bermain membatik pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02

Mangunsari Gunungpati Semarang dapat diterima keberadaannya.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, maka penulis ingin mengemukakan

beberapa saran untuk dapat ditindak lanjut sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Agar memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif

dalam pembelajaran.

b. Guru diharapkan lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran dan

menggunakan teknik yang berinovatif.

2. Bagi Sekolah

a. Sekolah dapat memberi kesempatan kepada guru dalam

mengembangkan profesinya.

b. Alat peraga/media yang di buat oleh guru bisa menambah alat

peraga di sekolah atau menambah perbendaharaan peraga.

3. Bagi anak agar lebih baik dan kreatif dalam menuangkan imajinasi

mereka, melatih ketekunan anak, sehingga dapat meningkat

pengetahuan dan pemahaman anak terutama tentang kegiatan


membatik dan jumputan dengan media tissue, dan mengecap dengan

berbagai media dengan alat peraga (pelepah pisang).

4. Bagi peneliti di harapkan dapat menggunakan teknik pembelajaran

yang lebih baik, dapat menyediakan media yang lebih praktis dan

baik, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2000.Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-


Kanak.Jakarta : Depdiknas.

Hildayani, Rini. Dkk. 2005. Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta


Universitas Terbuka.

Izzaty, Rita Eka. 2005. Mengenali Permasalah Perkembangan Anak Usia


TK. Jakarta : Depdiknas.

Musman, Asti. Dkk. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara.


Yokyakarta : G-Media

Noorlaila, Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yokyakarta :


Pinus Book Publisher.

Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.


Yokyakarta : PGTKI Press.

Samsudin.2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak.Jakarta :


Litera.

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Saputra, yudha M. Dkk. 2005.Pembelajaran Kooperatif Untuk


Meningkatkan Ketrampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto.2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan


Pendidikan.Yokyakarta : Pustaka Pelajar

Sujiono, Bambang. Dkk. 2007.Metode Pengembangan Fisik. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Sumantri. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Halus.


Jakarta: Depdiknas.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yokyakarta : PT. Pustaka Insani


Madani.

Tedjasaputra, Mayke S. 2001.Bermain, Mainan, dan Permainan.


Jakarta : PT Grasindo
Wijayanti, Lucky.Dkk. 2013.Menjadi Perancang dan Perajin Batik. Solo
: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
DAFTAR NAMA ANAK KELOMPOK B

RA. AL-ISLAM MANGUNSARI 02

NO NAMA L/P
1 Alya Dewi Ariningtyas P
2 Afifah P
3 Sayidah Aisyah P
4 Latisha Andria Azisti P
5 Anik Wulansari P
6 Ardan Pristyanaja L
7 Rifqa Ayu Saputri L
8 Ayub L
9 Belinda Nathaniaandika Utomo P
10 Dava Anggara L
11 Muhamad Faiz Ainun Nafi L
12 Fahri Rizal Syaputra L
13 Muhamad Fardan Wicaksono L
14 Muhamad Shofian Saputro L
15 Ghischa Febriana Wulansari P
16 Hanif Akbar Raya L
17 Kevin Heza favianda Arifin L
18 Anis Khoirul Huda L
19 Juliana Ayu Safitri P
20 Nathania Dewi Prasetyo P
21 Widi Nihayatulatifa P
22 Raditya Pandu Firmansyah L

Peneliti,
KISI-KISI OBSERVASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

NO Aspek Yang Di amati KRITERIA


NO C K
Asp
1. Terampil menentukan suatu gerakan yang telah di latih ek
sebelumnya (meniru) Yan
2. Mampu menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan g Di
3. Ketelitian anak dalam melakukan kegiatan ama
4. Mampu melakukan serangkaian gerakan secara ti
kombinatif dan berkesinambungan. B
5. Mampu melakukan gerakan yang wajar dan
luwes(koordinasi mata,tanggan,anggota tubuh).

KETERANGAN

1= Kurang

2= Cukup

3= Baik
Lembar Observasi Pra Siklus

No Nama Penilaian
NoNama Kategori 2
1 Alya Kategori C1 √
2 Afifah K ○
3 Aisyah B ●
4 Andria K ○
5 Anik B ●
6 Ardan K ○
7 Ayu C √
8 Ayub K ○
9 Belin K ○
10 Dava K ○
11 Faiz B ●
12 Fahri B ●
13 Fardan K ○
14 Fian C √
15 Ghischa K ○
16 Hanif C √
17 Heza K ○
18 Huda B ●
19 Lia K ○
20 Nia C √
21 Niha B ●
22 Pandu K ○
Baik 9
Cukup 6
Kurang 7
Jumlah 22
BIODATA

Nama : Esty Ratnasari

NPM : 09150010

Fakultas/ Jurusan : FIP/PG-PAUD

Tempat, Tanggal, Lahir : Semarang, 26 Febuari 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Wunisari RT. 05 RW. 04 Kelurahan


Mangunsari Gunungpati Semarang

Riwayat Hidup :

Jenjang Nama Sekolah Tahun/Lulus


Pendidikan
TK TK Nurul Yaqin 1996
SD SD N Mangunsari 01 1997 -2003
SMP SMP N 24 Semarang 2003 -2006
SMK MA Assalam 2006 - 2009
S1 PG- PAUD IKIP PGRI Semarang 2009 -2013
Siklus I
Pertemuan 1
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 9 41 %
kegiatan bermain
Melakukan 6 36 %
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 7 23 %
jumputan kegiatan
dengan bermain
teknik
(tissue) membatik
jumputan
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(tissue)
Cukupjumputan
(tissue)
Pertemuan 2
Kurang
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 11 50 %
kegiatan bermain
Melakukan 5 27%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 6 23%
jumputan kegiatan
dengan bermain
teknik
(tissue) membatik
jumputan
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(tissue)
Cukupjumputan
(tissue)
Pertemuan 3
Kurang
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 14 64%
kegiatan bermain
Melakukan 4 18%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 4 18 %
jumputan kegiatan
dengan bermain
teknik
(tissue) membatik
jumputan
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(tissue)
Cukupjumputan
(tissue)
Kurang
Pertemuan 4
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 16 73 %
kegiatan bermain
Melakukan 4 18%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 2 9%
jumputan kegiatan
dengan bermain
teknik
(tissue) membatik
jumputan
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(tissue)
Cukupjumputan
(tissue)
Pertemuan 5
Kurang
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 18 82%
kegiatan bermain
Melakukan 2 9%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 2 9%
jumputan kegiatan
dengan bermain
teknik
(tissue) membatik
jumputan
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(tissue)
Cukupjumputan
(tissue)
Kurang
Siklus II
Pertemuan 1
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 10 45 %
kegiatan bermain
Melakukan 4 18 %
membatik dengan
kegiatan bermain
teknik Melakukan
membatik dengan 8 36 %
mengecap(pelepah kegiatan bermain
teknik
pisang) membatik dengan
mengecap(pelepah
Jumlah teknik 22 100 %
pisang)
mengecap(pelepah
Cukup
pisang)
Kurang
Pertemuan 2
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 12 55 %
kegiatan bermain
Melakukan 4 18%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 6 27%
mengecap kegiatan
dengan bermain
teknik
(pelepah pisang) membatik
mengecap
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(pelepah pisang)
Cukupmengecap
(pelepah pisang)
Pertemuan 3 Kurang

Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat


pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 15 68 %
kegiatan bermain
Melakukan 3 14 %
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 4 18 %
mengecap kegiatan
dengan bermain
teknik
(pelepah pisang) membatik
mengecap
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(pelepah pisang)
Cukupmengecap
(pelepah pisang)
Pertemuan 4 Kurang

Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat


pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 17 77%
kegiatan bermain
Melakukan 3 14%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 2 9%
mengecap kegiatan
dengan bermain
teknik
(pelepah pisang) membatik
mengecap
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(pelepah pisang)
Cukupmengecap
(pelepah pisang)
Kurang
Indikator Tingkat Jumlah anak Tingkat
pencapaian keberhasilan
perkembangan
Melakukan Baik 19 86%
kegiatan bermain Pertemuan 5
Melakukan 2 9%
membatik
kegiatan bermain
dengan teknik Melakukan
membatik 1 5%
mengecap kegiatan
dengan bermain
teknik
(pelepah pisang) membatik
mengecap
Jumlahdengan teknik 22 100 %
(pelepah pisang)
Cukupmengecap
(pelepah pisang)
Kurang

Anda mungkin juga menyukai