DISUSUN OLEH:
Nama : Elfiyah
NIM : 836292275
POKJAR : CILEGON
DISUSUN OLEH:
Nama : Elfiyah
NIM : 836292275
POKJAR : CILEGON
i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS DI KELOMPOK BERMAIN
ii
KATA PENGANTAR
Elfiyah
iii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
C. Pengembangan nilai moral dan agama pada Anak Usia Dini ...................... 7
A. Subjek Penelitian........................................................................................ 11
B. Metode Penelitian....................................................................................... 11
C. Instrumen Penelitian................................................................................... 11
1. Observasi ................................................................................................ 11
iv
2. Wawancara ............................................................................................. 13
3. Dokumentasi ........................................................................................... 15
BAB IV ................................................................................................................. 16
2. Pendidik KB ........................................................................................... 17
BAB V................................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ................................................................................................ 24
B. Saran-saran ................................................................................................. 24
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Penanaman moral dan nilai agama pada anak usia dini sangat penting
dilakukan agar peserta didik dapat memiliki nilai-nilai moral dan agama yang
baik, sehingga peserta didik ketika memasuki jenjang pendidikan selanjutnya
sudah mempunyai pengetahuan, pengalaman yang baik yang sudah di dapat ketika
mereka barada jenjang pendidikan prasekolah.
Pendidikan sebagai sarana pelestarian moralitas sekaligus pengembangan
tatanan kehidupan manusia, memiliki peran dan fungsi penting yang sangat
efektif. Jalur-jalur pendidikan dimulai dari lingkungan terdekat dengan manusia
dan dapat dimulai sejak usia dini sampai manusia itu mampu bersikap dan
menentukan prilakunya sesuai dengan tingkat kedewasaannya masing-masing.
Jika seluruh jalur pendidikan dapat berjalan dengan optimal harapan dan cita-cita
kita bersama akan terwujud yaitu membangun kehidupan manusia yang beradab
yang menjunjung tinggi moralitas kemuliaan manusia. Sebagai mana pendapat
Fawzia A. Hadis, (1999:75) dalam Otib Satibi Hidayat (2019:1.4). “ Pada saat
lahir, tidak ada manusia yang memiliki hati nurani atau skala nilai. Akibatnya,
tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap amoral atau nonmoral. Ungkapan
tersebut memberikan arti bahwa kemuliaan manusia dibandingkan makhluk
lainnya terletak pada keagungan manusia yang menjunjung tinggi moralitas dalam
kehidupannnya. Tentu hal ini memerlukan proses yang tidak mudah. Moralitas
sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter, seseorang disebut berkarakter
apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Karena itu untuk
menghadirkan suatu bangsa yang bermoral masyarakat perlu mendapatkan
pendidikan moral/ karakter sejak usia dini. Seperti dikatakan Thomas Lickona
(1991) dalam Otib Satibi Hidayat (2019:1.4). Anak usia dini adalah saat yang
paling baik untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan nilai, moral dan agama.
Peran orang tua dan guru sangatlah penting dalam hal ini. Seorang guru anak usia
1
dini selalu berupaya dengan berbagai cara agar dapat membimbing anak agar
mempunyai kepribadian yang baik yang dilandasi oleh nilai agama dan moral agar
anak mampu membedakan mana prilaku yang benar dan salah ( Otib Satibi
Hidayat, 2019: xi)
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan
adalah sebagai sarana pelestarian moralitas sekaligus sebagai pengembangan
tatanan kehidupan manusia dan kemuliaan manusia itu dibandingkan dengan
makhluk lainnya terletak pada keagungan manusia yang menjunjung tinggi
moralitas dalam kehidupannya. Anak usia dini adalah saat paling tepat untuk
meletakkan dasar-dasar pendidikan moralitas.
Kelompok Bermain (KB) adalah wadah pembinaan sebagai usaha
kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain dan
menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi anak yang berusia sekurang-
kurangnya 3 tahun sampai dengan memasuki pendidikan dasar (Direktorat PAUD,
2006), dalam Luluk Asmawati (2015:1.15). Keberadaan Kelompok Bermain
(KB) sangat diperlukan sebagai usaha untuk membantu meletakkan dasar
pengembangan multipotensi dan multi kecerdasan pada diri setiap anak berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebelum anak memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya.
Kelompok Bermain Mutiara Bunda merupakan lembaga KB yang
memiliki Visi, Misi dan Tujuan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul,
berbudaya, dan berakhlak mulia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Visi KB Mutiara Bunda : “Islamic, Smatr, dan Global”. Pengembangan
di KB Mutiara Bunda fokus pengembangannya lebih kepada ketercapaian satu
kemampuan, sehingga anak betul-betul memahami tentang suatu hal seperti
kemampuan anak mengucapkan terima kasih saat diberi sesuatu oleh temannya
atau atau orang lain. Kegiatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga
anak terbiasa mengucap terima kasih dan mau berbagi. Kegiatan tersebut
dilakukan dalam rangka menanamkan sikap moral yang baik sehingga menjadi
sebuah pembiasaan yang pada akhirnya akan menjadi sebuah karakter yang harus
ditanamkan sejak usia dini.
2
Berdasarkan pengertian Kelompok Bermain (KB) diatas dapat
disimpulkan bahwa Kelompok Bermain adalah sebuah wadah pembinaan sebagai
usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain dan
menyelanggarakan pendidikan prasekolah bagi anak yang berusia sekurang-
kurangnya 3 tahun sampai dengan sekolah dasar, dan KB Mutiara Bunda
merupakan sebuah wadah yang mempunyai visi, misi dan tujuan sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional bagi anak usia dini yang akan mengembangkan
kemampuan nilai-nilai moral dan agama melalui pembiasaan berbagi dan
mengucap terima kasih dalam aktivitas sehari-hari.
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
3
b. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan pengembangan nilai-nilai
moral dan agama melalui kegiatan berbagi dan mengucap terima kasih.
c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan observasi,
menganalisis, dan menyusun hasil laporan penelitian.
D. Manfaat Penelitian:
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut ( Depdiknas, 2003).
Menurut Fadillah, (2014:19) mengemukakan bahwa : “Anak usia dini
adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik”. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan.
Menurut Asni Harismi, (2020). Dalam Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 60 tahun 2013, anak usia dini adalah bayi yang baru lahir hingga anak-
anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam tumbuh kembangnya, kelompok
usia dini dibagi lagi menjadi janin dalam kandungan sampai lahir,lahir sampai
dengan usia 28 hari, usia 1 sampai 24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
Dari beberapa uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian
perkembangan anak usia dini adalah Proses perubahan dari potensi yang dimiliki
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru, yang
perubahannya berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka barada
pada proses tumbuh kembang yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Secara psikologis anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan
berbeda.
Kartini Kartono dalam Syamsu Yusuf (2002), dalam Deden Suryana dan
Neni Mahyudin (2016:1.4) mengungkapkan ciri khas anak usia dini sebagai
berikut :
1. Bersifat egosentris naif yaitu anak memandang dunia luar dengan
pandangan sendiri sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri.
6
2. Relasi sosial yang primitif yaitu anak belum dapat membedakan antara
kondisi dirinya dengan kondisi orang lain, membangun dunianya dengan
khayalan dan keinginannya sendiri.
3. Kesatuan jasmani dan rohaninya hampir tak terpisahkan yaitu penghayatan
anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan
dan jujur baik dalam mimik, tingkh laku maupun bahasanya.
4. Sikap hidup yang fisiognomis yaitu anak memberikan atribut / sifat
lahiriyah atau sifat kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayati.
Menurut Hartati (2005) dalam Aisyah,dkk (2019:1.4-1.9) anak usia dini
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Merupakan pribadi yang unik
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
4. Merasa paling potensial untuk belajar
5. Menunjukkan sikap egosentris
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
7. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak
usia dini adalah Individu yang bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang
besar, anak sebagai pembangun pengetahuannya sendiri, memandang sesuatu
sesuai dengan pemikirannya sendiri dan memiliki rentang konsentrasi yang
pendek.
1. Pengertian Moral
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008) moral memiliki makna
akhlak atau tingkah laku yang susila, sedangkan moralitas dimaknai dengan
kesusilaan. Menurut Fawzia A. Hadis (1999:75) dalam Otib Satibi Hidayat (2019:
1.4). Pada saat lahir, tidak ada manusia yang memiliki hati nurani atau sekala
nilai. Akibatnya, tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap Amoral atau non-moral.
Ungkapan tersebut memberikan arti bahwa kemuliaan manusia dibandingkan
7
dengan makhluk lainnya terletak pada keagungan manusia yang menjunjung
tinggi moralitas dalam kehidupannya. Lebih lanjut Fawzia menjelaskan bahwa
pokok pertama yang terpenting dalam pendidikan moral adalah menjadi pribadi
yang bermoral dalam arti seorang anak dapat belajar apa yang diharapkan
kelompoknya. Dalam pembahasan hakekat moral, Thomas Lickona lebih banyak
mengaitkannya dengan pendidikan karakter. Hal seperti ini dikatakan Thomas
Lickona (1991) dalam Otib Satibi Hidayat (2019:1.5) bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan
budi pekerti. Hasilnya dapat terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah
laku yang baik, jujur,bertanggungjawab, menghormati hak orang lain, dan kerja
keras. Menurut Ulwan, (1999) dalam Winda Gunarti,dkk (2017:5.4) Bahwa moral
merupakan serangkaian prinsip dasar serta watak yang harus dimiliki dan
dijadikan kebiasaan-kebiasaan anak sejak kecil hingga dewasa.
Menurut Piaget, dalam Otib Satibi Hidayat (2019:1.4), bahwa
perkembangan moral manusia yang sangat perlu mendapat fokus perhatian kita
sebagai praktisi pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini terletak pada
tahapan heteronomus (anak usia 2-6 tahun). Alasannya adalah pada fase ini anak
masih sangat labil, mudah terbawa arus dan mudah terpengaruh. Dalam rangka
pendidikan moral mereka sangat membutuhkan bimbingan, proses latihan, serta
pembiasaan yang terus menerus. Hal ini sesuai dengan pendapat dari pusat
pengembangan dan pendidikan anak usia dini (Early Childhood Education dan
Development Center, 2003), menyatakan bahwa anak membutuhkan latihan dan
rutinitas. Melakukan sesuatu secara berulang-ulang adalah suatu keharusan dan
kesenangan bagi anak usia dini. Mereka tidak pernah bosan melakukan sesuatu
dalam frekuensi tinggi atau rentang waktu yang singkat. Rutinitas menjadi hal
yang penting dalam pengembangan kebiasaan yang baik.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian moral
adalah tingkah laku yang susila yang disebut dengan akhlak yang berkaitan
dengan karakter manusia. Karakter membutuhan proses pendidikan yang terus
menerus hingga membentuk kepribadian manusia yang berbudi, yang terlihat
8
dalam tindakan nyata seseorang yaitu budi pekerti yang baik, jujur, bertanggung
jawab, menghormati hak orang lain dan sebagainya.
2. Pengertian nilai agama
Istilah nilai agama adalah sesuatu yang abstrak yang tidak bisa dilihat,
diraba maupun dirasakan dan tidak terbatas pada ruang dan lingkupnya. Menurut
Mulyana (2004) secara hakiki sebenarnya nilai agama merupakan nilai yang
memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai
sebelumnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari
Tuhan. Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah kesatuan (unity). Kesatuan
berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan, antara kehendak manusia
dengan perintah Tuhan, antara ucapaun dan tindakan.
Menurut dosen sosiolog. Com (2021), Nilai agama adalah gabungan dari
beberapa sistem sosial yang mengatur tata prilaku, kepercayaan, kaidah sosial
dalam menjalani beragam contoh hubungan sosial antara makhluk ciptaan-Nya,
serta tata cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Anak usia dini merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini adalah masa
terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi
lingkungan dan menginternalisasikannya kedalam pribadinya, oleh karena itu
dibutuhkan suatu kondisi dan stimulasi yang sesuai demngan kebutuhan anak agar
pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal (Kemendiknas,
2010).
Pentingnya pengembangan dan penanaman nilai nilai moral dan agama
bagi anak usia dini bukan hanya tanggung jawab orang tua namun juga tanggung
jawab pendidik berkewajiban membantu, merawat, membimbing dan
mengarahkan anak-anak yang belum dewasa dilingkungannya dalam
pertumbuhan dan perkembangan mencapai kedewasaan masing-masing dan dapat
membentuk kepribadian, karena pada masa usia dini adalah masa peletakan dasar
dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama. Peran pendidik dan
orang tua sangat berpengaruh bagi tingkat keimanan anak melalui bimbingan
untuk mengenal Tuhannya, sifat-sifat Tuhan dan bagaimana kewajiban manusia
kepada Tuhan sejak dini. Salah satu sikap dasar yang harus dimiliki anak untuk
9
menjadi manusia yang baik dan benar adalah memiliki sikap dan nilai moral yang
baik dalam berprilaku sebagai hamba Tuhan, anak, anggota keluarga dan anggota
masyarakat.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Nilai agama adalah
sesuatu yang abstrak, yang tidak bisa dilihat, diraba, maupun dirasakan dan tidak
terbatas pada ruang dan lingkupnya. Agama secara hakiki memiliki dasar
kebenaran yang paling kuat dibandingkan nilai-nilai yang lainnya. Karena
bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan. Dan nilai agama
merupakan gabungan dari babarapa sistem sosial yang mengatur tata prilaku,
kepercayaan dan kaidah sosial dalam menjalani hubungan antara makhluk
ciptaan-NYA
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Jadwal Penelitian :
NO JADWAL KEGIATAN KETERANGAN
1 09.00- 09.30 Observasi kelas
2 09.30- 10.30 Observasi kegiatan kelas
3 10.30- 11.30 Wawancara dengan pendidik
4 11.30- 12.30 Wawancara dengan kepala sekolah
B. Metode Penelitian
C. Instrumen Penelitian
11
juga diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian”.
Peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap objek penelitian
pengembangan, yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, pada hari Rabu 17
November 2021 dengan tujuan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan
pengembangan anak dalam lingkungan pendidikan anak usia dini.
Rencana langkah-langkah instrumen observasi
a. Menentuken tempat untuk melakukan observasi
b. Membuat surat ijin ke kepala sekolah yang akan diobservasi
c. Membuat instrumen observasi yang akan digunakan
d. Melakukan penelitian dan mengamati hal-hal unik yang terjadi selama
kegiatan berlangsung.
e. Mencatat hal-hal unik yang ditemukan selama observasi berlangsung.
f. Membuat fokus penelitian.
12
8 Indikator Pencapaian
9 Pemberian reward dalam
kegiatan
10 Susunan rencana kegiatan
11 Kegiatan pengembangan
dilakukan mulai pukul
9.30 dan selesai pukul
10.30 wib
12 Melakukan penilaian
pengembangan
13 komunikasi dengan orang
tua anak
14 Keunggulan
Pengembangan
2. Wawancara
Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dapat
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Menurut Arismunandar, (2006) dalam Tim PG-PAUD UT (2021:9) Wawancara
adalah Tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau
pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Tanya jawab dilakukan peneliti
secara langsung dengan pimpinan Kelompok Bermain Mutiara Bunda untuk
memperoleh data atau informasi tentang hal-hal yang terkait dengan peningkatan
pengembangan khususnya pengembangan nilai moral dan agama pada anak usia
dini.
Instrumen wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah Kelompok Bermain
Rencana langkah-langkah wawancara :
a. Menentukan tempat wawancara yanga akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan
b. Meminta ijin kepada pendidik dan kepala sekolah untuk diwawancara
c. Melakukan wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah
d. Membuat hasil wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah
e. Membuat laporan penilaian.
13
Instrumen wawancara dengan kepala sekolah Kelompok Bermain
Kelompok Bermain : Mutiara Bunda
Kepala sekolah : Ilyatunnauroh, M. Pd
1. Apa visi, misi dan tujuan dari kelompok bermain didalam konteks
pendidikan anak?
2. Untuk mencapai visi, misi dan tujuan tersebut, program apa saja yang
diadakan di Kelompok Bermain yang ibu pimpin?
3. Siapa yang merancang program tersebut?
4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di kelompok Bemain ini?
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di kelompok belajar
ini?
6. Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di Kelompok
Bermain ini, dan menurutnya Kelompok Bermain ini utamanya
menerapkan ......Alasn apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut........?
7. Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan seperti ini?
8. Apakah kualifikasi pendidikan untuk para pendidik ada ketentuan?
9. Apakah lembaga yang ibu asuh mendapatkan bantuan dari pemerintah?
10. Apakah keunggulan dari Kelompok Bemain yang ibu pimpin?
1. Usia berapa sajakah anak-anak yang berada di Kelompok Bermain yang ibu
asuh?
2. Apa perbedaan/ keistimewaan program di Kelompok Bermain yang ibu asuh
dibandingkan Kelompok Bermain lainnya?
3. Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan anak di KB ini?
4. Referensi apa yang ibu gunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?
5. Apa saja manfaat yang ibu ambil dari referensi tersebut?
14
6. Tadi saya melihat ibu melakukan kegiatan................, mengapa ibu melakukan
kegiatan tersebut?
7. Apa dasar pemikiran hingga ibu melakukan kegiatan itu?
8. Bagaimana cara penilaian tentang hasil belajar dan perkembangan belajar
anak?
9. Bagaimana cara pelaporan hasil perkembangan anak kepada orang tua?
10. Apakah metode yang digunakan dalam kegiatan pengembangan?
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan bukti-bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Menurut Amirin (2000),
dalam Tim PG-PAUD UT (2021: 18) Dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Jadi studi dokumentasi tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-
kutipan tentang sejumlah dokumen-dokumen tersebut.
15
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Wawancara
1. Pimpinan / Kepala KB
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TPA
Pemrakarsa Ilyatunnauroh, M.pd
Pendirian Tahun 2004
Visi Islamic, Smart, and Global
Misi Mengembangkan semaksimal mungkin potensi
yang ada pada setiap individu dengan segala
kelebihan dan kekurangannya
Membantu orang tua untuk mempersiapkan anak-
anak dalam menghadapi era globalisasi dengan
dasar agama dan kepribadian yang baik
Memberikan lingkungan yang beragam bagi anak-
anak agar 1lebih peka terhadap lingkungan yang
penuh keberagaman
Tujuan 1. Mengembangkan inovasi-inovasi kegiatan
pembelajaran bagi anak didik dengan semboyan
Islamic, Smart and Global
2. Memberikan stimulus berbagai aspek dasar
pengembangan bagi anak sesuai dengan tahapan
usianya melalui model pembelajaran active
learning.
3. Menjadikan TK Mutiara Bunnda sebagai tempat
awal memperkenalkan konsep Mutiara Bunda
Group of School di Cilegon.
Peraturan Adanya standar ketentuan usia, mengisi formulir
penerimaan siswa pendaftaran, menyerahkan fotocopy KK dan Akte
Kelahiran, biaya Administrasi, dan Riwayat
kesehatan anak
Keunggulan di KB Dapat menerima anak didik dari berbagai kalangan
baik dari segi agama, ras, maupun suku, dapat
menerima anak yang berkebutuhan khusus dan dapat
menerima anak didik baru kapan saja waktunya
Jumlah anak 9 anak
Jumlah guru 4 orang
Waktu operasional 09. 30-11.30 wib
Jumlah staf 4 orang
16
Kendala yang Menangani anak yang berkebutuhan Khusus
dihadapi
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan dari tabulasi data dan wawancara dengan pimpinan
KB Mutiara Bunda menunjukkan bahwa Kelompok Bermain Mutiara Bunda
memiliki sebuah pengembangan yang sangat baik dilihat dari visi, misi dan tujuan
serta program yang dirancang dan yang paling istimewa adalah dari target
pengembangan yaitu mengutamakan pendidikan/perkembangan karakter, dapat
menerima peserta didik dari berbagai kalangan yang berbeda suku, agama maupun
ras serta dapat menerima anak yang berkebutuhan khusus, dimana lembaga
Kelompok Bermain yang lain tidak atau jarang yang menerima anak yang
berkebutuhan khusus dengan penanganan yang baik sesuai dengan kebutuhannya.
2. Pendidik KB
a. Tabulasi Data
Aspek yang Hasil Observasi Hasil Wawancara Dokumentasi
Diteliti dengan Pendidik
Pendidik
KB
Anak dapat Anak-anak dibagi Pendidik ingin
mengikuti apa bunga kertas oleh menanamkan aspek
yang diucapkan pendidik dan pendidik pengembangan
pendidik saat meminta anak-anak moral dan agama
kegiatan awal mengucapkan melalui sikap mau
dengan “Jazakillah khoir” berbagi dengan
bimbingan ucapan terima kasih teman dan
pendidik dalam bahasa Arab mengucap terima
kasih
Anak-anak Anak-anak asyik Pendidik melatih
dibagikan stik es mewarnai stic es anak dapat bersikap
crem dan cream dengan warna mandiri dengan
pendidik yang disukainya mengerjkan tugas
menugaskan dengan media krayon, sendiri tanpa
kepada anak kemudian anak bantuan pendidik
untuk memberi mengoleskan sendiri
warna pada stik lem pada stik tersebut,
es cream lalu menempelkan
tersebut bunga kertas pada stik
kemudian es cream yang sudah
menempelkan diberikan warna
bunga kertas
17
pada stik es
cream
Kemampuan Anak-anak secara Pendidik
anak mengucap bergiliran maju berkeyakinan
terima kasih kedepan praktek bahwa dengan anak
(jazakillah memberikan bunga dapat
khoir) saat kertas miliknya mengucapkan
diberi sesuatu kepada temannya dan terima kasih saat
temannya diminta diberi sesuatu maka
mengucap “ jazakillah berarti anak telah
khoir “ (terima kasih) mampu memiliki
sikap moral yang
baik yang
merupakan tujuan
pengembangan
moral
Penataan Penataan ruangan cara kami
mendesain kursi
ruangan yang yang rapi, dengan
dan meja anak
rapi, dengan meja dan kursi dipasang sejajar
supaya kami dapat
meja dan kursi dipasang sejajar
memantau keadaan
dipasang sejajar, dengan meja yang lain anak, apakah ia
dapat mengikuti
dengan dinding sehingga terlihat
kegiatan
dihias hasil semua anak mengarah pengembangan
atau tidak, dan
karya anak dan ke depan, menghadap
supaya kami
tertera nama- pendidik yang berada mudah untuk
memberikan
nama anak ditengah
bantuan. Banyak
dengan tulisan menyampaikan materi cara lain untuk
menghias dinding
yang berwarna- pengembangan.
supaya terlihat
warni indah, namun
memasang hasil
karya anak lebih
dapat memotivasi
anak untuk lebih
berkreasi lagi, dan
sebagai bentuk
reward kepada
anak
18
b. Analisis data
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pendidik KB Mutiara
Bunda dapat penulis simpulkan bahwa pengembangan yang di lakukan sangat
bagus dan sangat menginspirasi bagi penulis untuk melakukan hal yang sama,
karena penanaman moral melalui peragaan dan praktek langsung lebih mudah
diterima anak dan lebih mudah diingat anak untuk kemudian anak akan terbiasa
melakukan apa yang telah dipraktekannya disekolah. Hiasan-hiasan dinding yang
di tempel juga menginspirasi penulis dalam memberikan moivasi dan semangat
belajar kepada anak dan untuk terus berkarya dan berkreasi.
B. Hasil Pengamatan
b. Analisis Data
Hasil pengamatan dari sarana alat main diluar kelas/outdoor menunjukkan
bahwa KB Mutiara Bunda adalah sebuah lembaga yang layak untuk sarana
pendidikan anak usia dini karena memiliki fasilitas yang memadai untuk anak-
anak bermain diluar hingga anak-anak pun merasa nyaman dan betah berlama-
lama bermain dihalaman sekolah. Dan sarana bermain yang ada pun masih bagus
dan layak tidak ada yang rusak, alat –alat mainnya pun beragam hingga anak
mempunyai banyak pilihan saat akan main.
19
2. Prasarana Indoor
a. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
1. Balok √ Layak
2 lego √ Layak
3 Boneka tangan √ Layak
4 Buku cerita √ Layak
5 Balok berwarna √ Layak
6 Puzzle √ Layak
7 Bola tangan √ Layak
8 Papan pasak √ Layak
9 Papan geometri √ Layak
b. Analisi Data
Dari pengamatan tabulasi data diatas menunjukkan bahwa sarana
permainan indoor di Kelompok Bermain Mutiara Bunda telah menunjukkan suatu
kelengkapan dari sebuah lembaga Kelompok Bermain yang berkualitas, yang
tentunya sangat menunjang perkembangan anak dari bebagai aspek
pengembangan pada anak usia dini. Alat main indoor yang beragam akam lebih
memotivasi anak untuk memiliki imajinasi dan berkarya serta banyak
memperoleh pengetahian dari permainan yang ia gunakan.
3. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
1 Dokumen 1 √ Baik
2 Surat masuk/keluar √ Baik
3 Data perkembangan anak √ Baik
4 Buku tamu √ Baik
5 Profil lembaga √ Baik
6 Prota,Promes, √ Baik
RPPM,RPPH
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan dari tabulasi data di atas menunjukkan bahwa
administrasi sekolah di KB Mutiara Bunda sudah baik, karena memperlihatkan
20
kelengkapan administrasi lembaganya, sehingga memperlancar proses kegiatan
pengembangan di Kelompok Bermain sesuai dengan program yang telah dibuat.
4. Administrasi Kelas
a. Tabulasi Data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
1 Portofolio √ Baik
2 Hasil Karya anak √ Baik
3 Buku Penilaian anak √ Baik
4 Raport √ Baik
5 Catatan perkembangan √ Baik
anak (Buku kesehatan
anak)
6 Buku komunikasi dengan √ Baik
orang tua
7 RPPM, RPPH √ Baik
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan dari tabulasi data di atas menunjukan bahwa
lembaga KB Mutiara Bunda merupakan lembaga yang bagus yang menyediakan
segala kelengkapan kegiatan belajar mengajar serta perangkat perangkat yang
menunjang perkembangan anak. Seperti dokumen-dokumen hasil karya anak,
catatan perkembangan anak, hasil evaluasi pengembangan anak, catatan laporan
pendidik kepada orang tua, serta rencana kegiatan pengembangan yang akan
digunakan.
21
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan tabulasi data di atas bahwa Kelompok Bermain
Mutiara Bunda menunjukkan staf tenaga kerja yang rata-rata memiliki kualifikasi
pendidikan yang memadai sebagaimana himbauan pemerintah tentang kualifikasi
pendidikan guru.
C. Analisis Kritis
22
moral dan agama agar anak mampu membedakan mana prilaku yang benar dan
salah (Otib Satibi Hidayat, 2019:xi).
Salah satu pelaksanaan dari pengembangan kemampuan anak mau berbagi
dan mengucap terima kasih adalah kegiatan memberikan bunga kertas hasil
karyanya yang diberikan kepada temannya dan kemampuan temannya mengucap
terima kasih dengan dipandu oleh pendidik. Apabila kita perhatikan, maka dalam
kegiatan ini terdapat kegiatan anak mampu mengaplikasikan nilai moral dan
agama yaitu anak mampu berbuat baik kepada temannya seperti yang diharapkan
pendidik.
Di dalam ruangan itu anak-anak asyik mewarnai stik es cream dengan lem,
suasana kelas sangat kondusif, pendidik sangat mampu mengendalikan proses
kegiatan pengembangan hingga sampai kagiatan anak maju secara bergantian
untuk praktek berbagi bunga kertas hasil karyanya dan kemudian anak
memberikannya kepada temannya dan temannya dibimbing mengucap
“Jazakillah/jazakallah khoir” ( terima kasih). Dengan kegiatan tersebut diharapkan
anak-anak dapat belajar secara alami yaitu melalui pembiasaan setiap hari tidak
hanya disekolah namun juga dilingkungan luar sekolah.
Alasan pendidik melakukan kegiatan anak berbagi hasil karyanya kepada
temannya dan temannya dibimbing mengucap “Jazakillah/jazakallah khoir adalah
dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral dan agama kepada anak sejak usia
dini, agar anak terbiasa dengan sikap mau berbagi dan selalu mengucap
terimakasih saat diberi.
Tujuan pendidik melakukan kegiatan ini adalah supaya anak memiliki
sikap dan karakter yang baik dengan terbiasa mau berbagi dan terbiasa mengucap
terimakasih saat diberi dalam rangka meletakkan dasar-dasar pendidikan moral
dan budi pekerti yang baik sejak usia dini sebagaimana yang tertulis dalam
program dari visi, misi dan tujuan lembaga Kelompok Bermain Mutiara Bunda.
Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan ini adalah
faktor dukungan dari pihak lembaga sekolah yang sudah mempersiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat tercapai dan terlaksana kegiatan tersebut dalam
upaya pencapaian kemampuan dasar-dasar nilai moral dan agama.
23
BAB V
A. Kesimpulan
Dari tabulasi data dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu
a. Alasan pendidik KB Mutiara Bunda melakukan kegiatan anak berbagi dan
mengucap terimakasih adalah karena KB Mutiara Bunda mempunyai
program pengembangan yaitu menanamkan sikap dan budi pekerti yang baik
dalam rangka meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kemampuan anak
memiliki nilai-nilai moral dan agama yang baik sejak dini. Serta agar
kemampuan anak dapat lebih cepat berkembang di diri anak-anak dalam
prilaku sehari hari baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan ini adalah agar anak terbiasa dengan
sikap yang baik, mau berbagi dengan teman dan teman dapat mengucap
terima kasih tidak lain adalah dalam rangka pembentukan karakter dan
kepribadian anak sejak dini.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut adalah
faktor lingkungan yang juga sudah disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung pencapaian kemampuan dasar-dasar nilai moral dan agama.
B. Saran-saran
24
b. Pengembangan kemampuan anak dapat berbagi dan dapat mengucap
terima kasih harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak dan dilakukan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
pengembangan lainnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Satibi Hidayat, Otib (2019). Metode Pengembangan Moral & Nilai-nilai Agama
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
LAMPIRAN
26
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Tabel Instrumen Observasi
DISUSUN OLEH:
Nama : Elfiyah
NIM : 836292275
POKJAR : CILEGON
i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
DI TAMAN PENITIPAN ANAK
ii
KATA PENGANTAR
Elfiyah
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi
pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan
karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, trampil, dan bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa. Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting
dan akan menentukan kualitasnya dimasa depan.
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan bentuk layanan pendidikan
anak usia dini (PAUD) non formal. Taman penitipan Anak telah dikembangkan
oleh Departemen sosial sejak tahun 1963 sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan pengasuhan, pembinaan, bimbingan, dan sosial anak balita selama
tidak bersama orang tua. (Syamsuddin.2015).Taman Penitipan Anak adalah
wahana asuhan kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga
untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya
waktu untuk memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya, Luluk Asmawati,
dkk (2015:1.37).
TPA Idola Bangsa merupakan salah satu taman penitipan anak yang
berada di wilayah Cilegon yang memiliki Visi Misi dan Tujuan salah satunya
adalah Mengembangkan budi pekerti anak melalui pembiasaan setiap hari, serta
menjadikan anak aktif, kreatif, dan inovaif.
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkkan bahwa lembaga
TPA adalah sebuah wadah atau wahana asuhan kesejahteraan sosial yang
memiliki fungsi sebagai pengganti keluarga dalam pengasuhan orang lain untuk
beberapa waktu tertentu yang orang tuanya berhalangan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan pengasuhan, pembinaan dan bimbingan.
Taman Penitipan Anak merupakan salah satu cara supaya anak tetap
memperoleh pendidikan serta pengasuhan yang baik selama orang tua sibuk
1
bekerja. TPA tidak hanya sekedar gedung yang digunakan tempat menitip anak,
dimana kebutuhan makan, mandi adalah prioritas utama mereka, namun fungsi
Taman Penitipan Anak juga diperluas yaitu dapat memberikan nilai-nilai edukatif
bagi anak sebagai bekal pengetahuan dan pengembangan serta pembentukan
prilaku. Pendirian TPA Idola Bangsa ini merupakan realisasi dari program
pendidikan anak usia dini yang awalnya dari kegiatan kader kemasyarakatan yang
menggalakkan TPA sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia
dini dan masyarakat. Pengurus TPA Idola Bangsa mempunyai perhatian besar
terhadap pendidikan anak usia dini sehingga mempunyai inisiatif mendirikan
Taman Penitipan Anak dan atas dorongan dari berbagai pihak.TPA diharapkan
menjadi lembaga yang dapat membantu mendidik dan mengasuh anak dengan
baik, yang dapat menghindarkan kemungkinan anak terlantar dan ibu dapat
bekerja dengan tenang (Aprillia, 2015).
Seorang pendidik yang profesional di tuntut dapat melakukan
pengembangan secara profesional pulamelalui inovasi-inovasi yang kreatif,
berpengetahuan dan trampil dalam menghadapi fenomena yang terjadi dalam
pelaksanaan pengembangan dengan menggunakan berbagai teknik di antaranya
adalah melalui teknik observasi
Penulis melakukan penelitian terhadap lembaga TPA Idola Bangsa sebagai
upaya untuk menambah kualitas pengembangan pada anak usia dini agar sesuai
dengan kaidah-kaidah pendidikan anak usia dini serta memperbaiki kinerja
sebagai pendidik yaitu melakukan pengembangan sesuai dengan karakter dan
perkembangan anak usia balita melalui penelitian ini diharapkan pula penulis
mampu menangani masalah-masalah yang timbul dalam pengembangan secara
profesional.
Berdasarkan pengamatan dan data yang penulis peroleh bahwa terjadi
fenomena yang menarik untuk penulis analisis yaitu pada kegiatan bertepuk
tangan pada anak-anak usia dua tahun sampai empat tahun di TPA Idola
Bangsa.Hasil observasi didapat bahwa pada awalnya anak canggung melakukan
gerakan tepuk tangan karena mengikuti lagu yang dibawakan pendidik namun
setelah berulang ulang baru anak dapat mengikuti gerakan tersebut.
2
B. Fokus Penelitian.
D. Manfaat Penelitian
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
menurut Undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2013 tentang sistem
pendidikan nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut ( Depdiknas,2003).
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa
perkembangan anak usia dini merupakan pola perubahan yang terjadi disepanjang
rentang kehidupannya yaitu yang dimulai sejak anak usia 0-8 tahun yang tercakup
dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada
keluarga, pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK dan SD melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmaninya dan rohaninya agar anak memiliki kesiapan untuk
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka barada
pada proses tumbuh kembang yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Secara psikologis anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan
berbeda.
Kartini Kartono dalam Syamsu Yusuf (2002), dalam Deden Suryana dan Neni
Mahyudin (2016:1.4) mengungkapkan ciri khas anak usia dini sebagai berikut :
1. Bersifat egosentris naif yaitu anak memandang dunia luar dengan
pandangan sendiri sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri.
2. Relasi sosial yang primitif yaitu anak belum dapat membedakan antara
kondisi dirinya dengan kondisi orang lain, membangun dunianya dengan
khayalan dan keinginannya sendiri.
3. Kesatuan jasmani dan rohaninya hampir tak terpisahkan yaitu penghayatan
anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas,
spontan dan jujur baik dalam mimik, tingkh laku maupun bahasanya.
5
4. Sikap hidup yang fisiognomis yaitu anak memberikan atribut / sifat
lahiriyah atau sifat kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayati.
Menurut Hartati (2005) dalam Aisyah,dkk (2019:1.4-1.9) anak usia dini
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Merupakan pribadi yang unik
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
4. Merasa paling potensial untuk belajar
5. Menunjukkan sikap egosentris
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
7. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
anak usia dini adalah anak sebagai pembangun pengetahuannya sendiri,
merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi, masa paling optimal untuk
perkembangannya, bersifat egosentris, dan mempunyai rentang konsentrasi yang
pendek.
6
Menurut Jojoh & Cicih (2016:122) “ Motorik halus adalah gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil serta
memerlukan koordinasi yang cermat, sedangkan menurut Bambang, (2012:1.14)
menyatakan “Gerakan motorik halus adalah gerakan hanya melibatkan bagian-
bagian tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergerakan tangan yang tepat.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motorik halus merupakan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tertentu yang dilakukan oleh otot-otot
kecil yang menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang
digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis dan
menggunakan alat.
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa anak usia dini adalah
anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang bersifat unik, aktif dan
7
energik, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mengekspresikan prilakuya
secara spontan yang terbagi kedalam tiga tahapan perkembangan yaitu masa bayi,
masa balita dan masa kelas awal.
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI ) arti tepuk tangan adalah
tamparan tapak tangan kiri dengan tapak tangan kanan sehingga menghasilkan
bunyi. Tepuk tangan adalah perkembangan penting dalam kehidupan bayi/balita.
Pasalnya bertepuk tangan merupakan salah satu puncak perkembangan bayi/balita
dan tanda bahwa balita mulai paham serta dapat mengontrol anggota
tubuhnya.Anak usia dini mengalami perkembangan fisik motoriknya pada
kegiatan bernyanyi dan bertepuk tangan dapat menjadi sebuah implikasi yang
menarik untuk membantu perkembangan fisik dan motorik anak tersebut. Contoh
lagu dengan tepuk tangan :
Nama Lagu : Kalau kau Suka Hati
Jumlah anak : Tak terbatas
Aspek pengembangan : Kemampuan motorik halus anak
“Kalau kausuka hati tepuk tangan .....Prok, prok,prok”
“Kalau kausuka hati tepuk tangan......Prok, prok,prok”
“Kalau kau suka hati dan memangnya begitu, kalau kau suka hati tepuk
tangan.....Prok, prok, prok.”
Pada awal kegiatan pendidik mencontohkan macam-macam tepuk seperti : tepuk
satu, tepuk dua dan seterusnya. Kemudian anak-anak diminta mengikuti gerakan
tepuk tersebut bersama-sama. Dan dilakukan berulang-ulang. Kemudian pendidik
menyanyikan lagu “siapa suka hati” dan anak-anak merespon lagu tersebut
dengan tepuk tangan, pendidik mengulang beberapa kali lagu tersebut hingga
akhirnya anak-anak dapat mengikuti dengan senang dan gembira.
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa tepuk tangan adalah
tamparan telapak tangan kiri pada telapak tangan kanan yang menghasilkan bunyi
dan merupakan puncak dari perkembangan bayi/ balita dan tanda bahwa balita
mulai paham serta dapat mengontrol anggota tubuhnya.
8
E. Manfaat Bertepuk Tangan
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Jadwal Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Instrumen Penelitian
10
Observasi adalah sistem rencana untuk mengamati prilaku, selain itu observasi
juga diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan secara sistemaik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian”. Peneliti melakukan observasi secara
langsung terhadap objek penelitian pengembangan, yang dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan, pada hari kamis 4 November 2012 dengan tujuan untuk
mempelajari kegiatan-kegiatan pengembangan anak dalam lingkungan pendidikan
anak usia dini.
Rencana langkah-langkah instrumen observasi
a. Menentukan tempat untuk melakukan observasi
b. Membuat surat izin ke kepala sekolah yang akan diobservasi
c. Membuat instrumen observasi yang akan digunakan
d. Melakukan penelitian
e. Mencatat hal-hal unik selama observasi berlangsung
f. Membuat fokus penelitian
11
kegiatan
7 Cara memberikan scafolding
8 Cara menangani anak yang
rewel saat kegiatan
pengembangan
9 Indikator pencapaian
10 Hasil belajar yang dicapai
11 Pemberian reward
12 Penyusunan RPPH
13 Komunikasi dengan orang
tua
14 Melakukan evaluasi setelah
penembangan
15 Kegiatan pengembangan
sesuai tema
2. Wawancara
Wawncara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dapat
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Menurut Arismunandar,(2006) dalam Tim PG-PAUD UT (2021:9) adalah Tanya
jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang
suatu hal atau masalah. Tanya jawab dilakukan peneliti secara langsung dengan
pengasuh dan pimpinan Taman Penitipan Anak Idola Bangsa untuk memperoleh
data atau informasi tentang hal-hal yang terkait dengan peningkatan
pengembangan khususnya pengembangan motorik halus anak.
Instrumen Wawancara dengan pendidik/pengasuh
Rencana langkah-langkah wawancara :
a. Menentukan tempat wawancara yang akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan
b. Meminta izin kepada pendidik dan kepala sekolah untuk diwawancara
c. Melakukan wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah
d. Mencatat hasil wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah.
e. Membuat laporan penelitian.
Instrumen wawancara dengan pendidik TPA
1. Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam TPA yang ibu asuh?
2. Apa perbedaan /keistimewaan program TPA yang ibu asuh?
3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di TPA?
12
4. Referensi apa yang ibu gunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?
5. Apa saja manfaat dari referensi tersebut?
6. Tadi saya melihat ibu bermain tepuk tangam melalui lagu dan meminta anak
mengikuti gerakan ibu, mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut?
7. Apa dasar pemikiran sehingga ibu melakukan kegiatan seperti iti?
8. Bagaimana cara penilaian tentang hasil belajar dan perkembangan belajar
anak?
9. Bagaimana cara pelaporan kepada orang tua tentang perkembangan anak?
10. Bagaimana cara pemberian bantuan kepada anak yang kesulitan mengikuti
kegiatan ?
11. Apakah metode yang digunakan dalam kegiatan pengembangan ?
Insrtumen wawancara dengan kepala sekolah TPA
1. Apa visi/misi/tujuan dari Taman Penitipan Anak dalam konteks pendidikan
anak?
2. Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut program apa yang diadakan di TPA
yang ibu asuh?
3. Siapa yang merancang program tersebut?
4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak diTaman Penitipan Anak ini?
5. Model kegiatan apa yang diterapkan di Taman Penitipan Anak ini?
6. Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di Taman Penitipan
Anak ini utamanya menerapkan .........Alasan apa lembaga ini
memprioritaskan hal tersebut?
7. Apa dasar pemikiran sehingga ibu melakukan kegiatan ini?
8. Apakah kualifikasi pendidikan untuk para pendidik ditentukan ?
9. Apakah lembaga yang ibu asuh mendapat bantuan dari pemerintah?
10. Apakah terdapat dokumen-dokumen tentang riwayat perkembangan anak
saat penerimaan?
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan bukti-bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Menurut Amirin (2000),
13
dalam Tim PG-PAUD UT (2021: 18) Dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Jadi studi dokumentasi tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-
kutipan tentang sejumlah dokumen-dokumen tersebut.
14
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Pengamatan
1. Pimpinan TPA
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TPA
Pemrakarsa Nining Yuningsih
Pendirian 10/01/2011
Visi Cerdas, ceria, santun, dan berakhlak mulia
Misi a. Memberikan stimulasi secara menyeluruh
disemua aspek perkembangan anak
b. Mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
usia anak melalui bermain
c. Mengembangkan budi pekerti anak melalui
pembiasaan setiap hari
d. Mengembangkan kepribadian anak dengan
nilai-nilai agama dan moral
Tujuan a. Menjadikan anak aktif, kreatif dan inovatif
b. Dengan bermain anak menemukan
pengalaman dan belajar
c. Menciptakan suasana menyenangkan dalam
belajar sesuai dengan usia anak
d. Membiasakan anak beribadah sesuai dengan
ketentuan agama
Peraturan penerimaan Tidak ada peraturan dalam penerimaan anak
siswa didik, di sesuaikan dengan kebutuhan
Keunggulan di TPA Dapat menerima anak didik dari semua
usiatermasuk sejak lahir dan pengasuhan yang
waktunya tidak terbatas
Jumlah anak 20 orang anak
Jumlah pembimbing 9 orang
Bentuk TPA Pengasuhan
Target TPA Anak tetap sehat, semakin cerdas, orang tua
puas dan guru bahagia
Klasifikasi usia 2 bulan sampai 3 tahun
Jumlah Pembimbing 9 termasuk pengelola
Waktu Operasional 06.30-17.00
Jumlah staff pembimbing 9 orang
15
b. Analisis Data
Hasil pengamatan dari tabulasi data wawancara dengan pimpinan TPA
Idola Bangsa menunjukkan bahwa lembaga TPA idola Bangsa sudah memenuhi
kriteria sebagai lembaga yang layak menjadi sarana untuk pengembangan dan
pengasuhan anak usia dini disamping memiliki visi, misi, dan tujuan yang sesuai
dengan perkembangan anak juga memiliki keunggulan di banding dengan
lembaga TPA yang lain, yaitu dapat menerima adak didik dari semua usia bahkan
menerima bayi yang baru lahir dan pengasuhan yang waktunya disesuaikan
dengan kebutuhan orang tua.
2. Pendidik/pengasuh TPA
a. Tabulasi Data
Aspek yang Hasil Observasi Hasil Wawancara Dokumentasi
Diteliti dengan Pendidik TPA Pendidik
pengembangan Mengamati tentang Pendidik melakukan
saat kegiatan kemampuan anak kegiatan tersebut
awal, anak- dalam mengikuti untuk menciptakan
anak diajak tepuk tangan sambil suasana kondusif dan
duduk bersama bernyanyi pada anak menciptakan suasana
melingkar usia 2 tahun sampai gembira pada anak-
dengan posisi 3 tahun anak serta untuk
pendidik/penga melatih kekuatan otot-
suh berada otot tangan anak usia
ditengan anak- balita
anak
Aspek Dalam kegiatan Kegiatan tersebut
kemampuan bertepuk tangan dilakukan di samping
motorik anak pangasuh untuk melatih
pada gerakan menyampaikan kekuatan dan
tepuk tangan bermacam-macam kelenturan otot tangan
tepuk yang berkaitan juga untuk melatih
dengan keterampilan kepercayaan diri anak
mengolah kelenturan
tangan
Cara pendidik Pendidik memimpin Pendidik melakukan
memimpin kegiatan dengan kegiatan tepuk tangan
kegiatan menggunakan melalui lagu
metode praktek tujuannya supaya anak
langsung, yaitu mudah mengingat
pendidik mengajak gerakan-gerakan tepuk
anak bersama-sama yang sederhana
16
melakukan gerakan
tepuk tangan sambil
bernyanyi, dengan
gerakan sederhana
dan terlihat anak
senang dan gembira
mengikuti arahan
pendidik melakukan
gerakan tepuk
tangan sambil
bernyanyi.
Bagaimana Dalam pelaksanaan Dalam penanganannya
pendidik pengembangan ada pendidik/pengasuh
menangani beberapa anak yang mengutamakan anak
anak yang terlihat tidak yang menangis
memerlukan mengikuti kegiatan terlebih dahulu
bantuan bertepuk tangan dengan menanyakan
melainkan ada yang apa yang diinginkan
berjalan bolak balik anak, kemudian
saja dan ada yang pendidik/pengasuh
menangis serta ada mengambilkan apa
anak yang hanya yang diinginkan anak.
ingin ada Sampai anak itu
dipangkuan terdiam
pendidik/pengasuh
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan pada tabulasi data pada observasi dan wawancara
dengan pendidik/pengasuh Taman Penitipan Anak Idola Bangsa dapat
disimpulkan bahwa apa yang dilakukan pendidik/pengasuh dalam melaksanakan
pengembangan sudah menunjukkan sikap yang tepat baik itu saat kegiatan
pembuka yaitu saat pndidik/pengasuh memimpin kegiatan, saat memberikan
bantuan kepada anak yang membutuhkan maupun saat akhir kegiatan
pengembangan sudah sesuai dengan karakter perkambangan anak
17
B. Analisis Kritis
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan “anak mengikuti tepuk
tangan sambil bernyanyi merupakan suatu kegiatan dengan tujuan untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Pengembangan kemampuan
bertepuk tangan ini juga merupakan prioritas program pengembangan dari TPA
Idola Bangsa yaitu untuk menjadikan anak yang ceria, sehat, cerdas dan kreatif.
Kegiatan juga dilakukan untuk menciptakan suasana gembira dan menyenangkan.
Sebagaimana yang di utarakan oleh Dr. Sulkin (2010) bersama dengan timnya
yang melakukan penelitian menyatakan bahwa ternyata kegiatan bertepuk tangan
ternyata menjadi dalah satu hiburan yang menyenangkan bagi anak. Dalam waktu
singkat anak-anak dapat memiliki kemampuan kognitif yang baik serta membantu
kemampuan motoriknya dalam melakukan aktivitas. Menurut Rokillah (2017) “
Bahwa ternyata tepuk tangan sederhana itu mampu menarik anak untuk
bergembira, dan merasa nyaman barada di kelas “ selain itu dengan tepuk tangan
gerak motorik serta emosional anak akan terlatih. Hal ini sangat penting untuk
menunjang tumbuh kembang anak. Menurut Rokhilah, (2015) bahwa tepuk
tangan dipilih dalam permainan PAUD karena dapat melatih perkembangan
motorik dan imajinasi anak.
Dalam analisis kritis menjelaskan dan menyimpulkan hal-hal berikut ini :
Alasan pendidik melakukan kegiatan tepuk tangan melalui lagu adalah karena
masih ada anak-anak yang belum fokus konsentrasinyadan karena ada anak-
anak usia 2-3 tahun belum terstimulasi motorik halusnya.
Tujuan pendidik melakukan kegiatan tepuk tangan melalui lagu /sambil
bernyanyi tujuannya adalah untuk menciptakan suasana kondusif dan suasana
gembira disamping untuk melatih kekuatan otot-otot tangan anak dalam
rangka mengembangkan kemampuan motorik halus anak
Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut adalah
adanya dukungan dari semua pihak dari lembaga dalam rangka pencapaian
pengembangan dalam aspek pengembangan motorik halus agar
perkembangannya lebih optimal
18
Kemampuan motorik anak akan meningkat saat rajin bertepuk tangan
seperti dikatakan oleh Joy Amarta (2019), bahwa tepuk tangan membantu dalam
kelancaran arus darah ke otak dan karenanya anak anak yang bertepuk tangan
setiap hari akan memiliki otak yang tajam, tepuk tangan yang dilakukan oleh
anak-anak dapat meningkatkan aktifitas dan keterampilan perkembangan yang
penting. Secara umum TPA Idola Bangsa telah mempunyai kegiatan-
kegiatan yang baik dan terarah.Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun
sedemikian rupa dan sejalan dengan teori-teori dalam pengembangan motorik
halus anak sehingga memungkinkan untuk dapat mencapai hasil yang
diharapkan
19
BAB V
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
a. Taman Penitipan Anak Idola Bangsa mempunyai program pengembangan
kemampuan motorik halus melalui tepuk tangan sebagai dasar anak
melakukan berbagai aktivitas dalam pengembangan dengan demikian
anak-anak akan lebih cepat proses tumbuh kembangnya dalam berbagai
aspek bukan hanya motoriknya namun juga termasuk aspek kognitif dan
sosial emosinya.
b. Pengembangan kemampuan motorik anak di Taman Penitipan Anak Idola
Bangsa melalui tepuk tangan diharapkan mampu menjadi dasar yang kuat
untuk menjadi generasi yang trampil, ceria dan kreatif
c. Lingkungan pengasuhan ( ruangan khusus bermain dan ruangan khusus
istirahat) di Taman Penitipan Anak Idola Bangsa di siapkan dan ditata
sedemikian rupa sehingga mendukung pencapaian pengembangan motorik
anak.
d. Alasan pendidik melakukan kegiatan tepuk tangan melalui lagu adalah
karena masih ada anak-anak yang belum fokus konsentrasinyadan karena
ada anak-anak usia 2-3 tahun belum terstimulasi motorik halusnya.
e. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tepuk tangan melalui lagu tujuannya
untuk menciptakan suasana konduif dan suasana gembira disamping untuk
melatih kekuatan otot-otot tangan anak dalam rangka mengembangkan
kemampuan motorik halus anak
f. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut adalah
adanya dukungan dari semua pihak dari lembaga dalam rangka pencapaian
aspek pengembangan motorik halus anak.
20
B. Saran – saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Amarta, Joy (2010). Mencipta 100 Tepuk Tangan Untuk Anak (Online)
https://www.uc.ac.id/library/joy-amarta-mencipta-100-tepuk-tangan- untuk-
anak/ . Diakses hari selasa, 16 November 2021
22
LAMPIRAN
Lampiran 1
DISUSUN OLEH:
Nama : Elfiyah
NIM : 836292275
POKJAR : CILEGON
DISUSUN OLEH:
Nama : Elfiyah
NIM : 836292275
POKJAR : CILEGON
I
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS DI TAMAN KANAK-KANAK
KELOMPOK B MUTIARA BUNDA
II
KATA PENGANTAR
Elfiyah
III
DAFTAR ISI
IV
A. Kesimpulan ................................................................................................ 24
B. Saran-saran ................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
LAMPIRAN
V
DAFTAR TABEL
VI
BAB I
PENDAHULUAN
Membaca merupakan salah satu fungsi otak manusia, karena semua proses
belajar didasarkan pada proses membaca. Setiap anak akan dapat membaca
dengan baik apa bila mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, dapat
menggerakkan mata dengan lincah, dan mampu memahami simbol-simbol huruf
1
dan bahasa. Aktivitas manusia merupakan aktivitas kompleks yang menyangkut
aktivitas fisik (gerakan mata dan dan ketajaman penglihatan), aktivitas mental dan
pemahaman.
B. Fokus Penelitian
2
D. Manfaat Penelitian.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Menurut Fadillah, (2014:19) mengemukakan bahwa : “Anak usia dini
adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik”. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan.
Menurut Asni Harismi, (2020). Dalam Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 60 tahun 2013, anak usia dini adalah bayi yang baru lahir hingga anak-
anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam tumbuh kembangnya, kelompok
usia dini dibagi lagi menjadi janin dalam kandungan sampai lahir,lahir sampai
dengan usia 28 hari, usia 1 sampai 24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
Dari beberapa uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian
perkembangan anak usia dini adalah Proses perubahan dari potensi yang dimiliki
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru, yang
perubahannya berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka barada
pada proses tumbuh kembang yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Secara psikologis anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan
berbeda.
Kartini Kartono dalam Syamsu Yusuf (2002), dalam Deden Suryana dan
Neni Mahyudin (2016:1.4) mengungkapkan ciri khas anak usia dini sebagai
berikut
5. Bersifat egosentris naif yaitu anak memandang dunia luar dengan
pandangan sendiri sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri.
6. Relasi sosial yang primitif yaitu anak belum dapat membedakan antara
kondisi dirinya dengan kondisi orang lain, membangun dunianya dengan
khayalan dan keinginannya sendiri.
5
7. Kesatuan jasmani dan rohaninya hampir tak terpisahkan yaitu penghayatan
anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan
dan jujur baik dalam mimik, tingkh laku maupun bahasanya.
8. Sikap hidup yang fisiognomis yaitu anak memberikan atribut / sifat
lahiriyah atau sifat kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayati.
Menurut Hartati (2005) dalam Aisyah,dkk (2019:1.4-1.9) anak usia dini
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
8. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
9. Merupakan pribadi yang unik
10. Suka berfantasi dan berimajinasi
11. Merasa paling potensial untuk belajar
12. Menunjukkan sikap egosentris
13. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
14. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak
usia dini adalah Individu yang bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang
besar, anak sebagai pembangun pengetahuannya sendiri, memandang sesuatu
sesuai dengan pemikirannya sendiri dan memiliki rentang konsentrasi yang
pendek.
6
Menurut Milasari, dkk (2014:1) membaca merupakan sebuah komunikasi tidak
langsung antara pembaca dan penulis melalui bahasa tulisan.
Menurut Raines dan Canady (1990) dalam Nurbiana Dhieni, dkk
(2019:7.20) berpendapat bahwa proses membaca bukanlah kegiatan
menerjemahkan kata demi kata untuk memahami arti yang terdapat dalam bacaan.
Guru yang memahami konsep whole languarge akan memandang bahwa kegiatan
membaca merupakan suatu proses mengkonstruksi arti tatkala terdapat interaksi
antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman yang pernah diperolehnya.
Menurut Kridalaksana (1993) dalam Nurbiana Dhieni,dkk (2019:7.3)
mengemukakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami
tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi
wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-
keras.
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimplkan bahwa kemampuan
membaca adalah kecakapan atau potensi seseorang untuk mengusasi suatu
keahlian komunikasi tidak langsung melalui bahasa lisan yang merupakan bawaan
sejak lahir atau dari hasil latihan atau praktekyang digunakan untuk mengerjakan
susuatu yang diwujudkan melalui tindakan.Dan kegiatan membaca merupakan
suatu kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenal huruf
dan kata, menghubungkannya dengan bunyi, makna, serta menarik kesimpulan
mengenai maksud bacaan.
2. Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini
Sebelum mengajarkan membaca pada anak usia dini, dasar-dasar
kemampuan membaca atau kemampuan kesiapan membaca perlu dikuasai oleh
anak terlebih dahulu. Dasar-dasar kemampuan membaca ini diperlukan agar anak
berhasil dalam membaca maupun menulis, seperti dikemukakan oleh Miller
bahwa sebelum anak diajarkan membaca perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan
membaca anak.
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca dikembangkan dalam
beberapa hal yaitu:
7
a. Kemampuan membedakan Auditorial yaitu anak memahami konsep
volume, lompatan, petunjuk, durasi, rangkaian, tekanan, tempo,
pengulangan, dan membedakan suara-suara huruf dalam alfabeth.
b. Kemampuan diskriminasi visual yaitu anak belajar memahami objek dan
pengalaman umum dengan gambar-gambar pada foto, lukisan, dan
pantomin.
c. Kemampuan membuat hubungan suara-simbol yaitu anak mampu
mengaitkan hutuf besar dan huruf kecil, nama mereka dan dengan suara
yang mereka representasikan.Ia harus tahu bahwa d disebut de dan
menetapkan suara pada awal kata “daging”
d. Kemampuan perseptual motoris yaitu anak mampu menggunakan otot
halus tangan dan jari mereka untuk melakukan koordinasi gerakan dengan
apa yang mereka lihat.
e. Kemampuan bahasa lisan yaitu anak belajar mendengarkan, mengingat,
mengikuti petunjuk, mencatat detil, dan memahami ide-ide utama.
f. Membangun sebuah latar belakang pengalaman
g. Menginterpretasi gambar
h. Kemampuan merangkai
i. Penggunaan bahasa mulut
j. Pengenalan melihat kata
k. Literasi
l. Koordinasi gerak (Nurbiana Dhieni,dkk 2019:7.5)
Holdaway (1986) dalam Nurbiana Dhieni,dkk (2019:7.14) menyatakan
ada empat proses yang memungkinkan anak mempelajari membaca. Pertama,
Pengalaman terhadap prilaku membaca. Kedua : Kolaborasi yaitu menjalin
kerjasama dengan individu yang memberikan dorongan motivasi dan bantuan bila
diperlukan. Ketiga, proses, yaitu anak mencoba sendiri apa yang dipelajari.
Keempat, unjuk kerja yaitu dengan berbagaiapa yang sudah dipelajari dan mecari
pengakuan diri dan orang dewasa.
Menurut Glenn dalam Susanto (2011:84) menyatakan bahwa untuk mengajarkan
membaca harus dimulai dengan pengenalan huruf, suku kata, mengenal kata dan
kalimat.
8
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa
kemampuan membaca pada anak usia dini merupakan kesanggupan anak untuk
mengenali huruf-huruf dan kata, kemudian menghubungkannya dengan bunyi,
serta memahami makna dari tulisan yang dibaca dan anak usia dini sebelum
memulai kegiatan membaca harus diperhatikan kesiapannya terlebih dahulu agar
anak berhasil dalam mencapai kemampuan membaca.
9
d. Bermain puzzle huruf dapat digunakan sebagai salah satu untuk
mengajarkan membaca pada anak.
e. Kegiatan bermain mencari kata dan dihubungkan dengan benda yang ada
disekitar.
4. Tujuan Membaca Permulaan pada Anak Usia Dini
Menurut Tarigan (1979) dalam Yeti Mulyati,dkk (2019:4.6) tujuan utama
dari kegiatan membaca adalah untuk memperoleh informasibmencakup isi dan
bacaan erat hubungannya dengan maksud dan tujuan dalam membaca. Kegiatan
membaca yang dilakukan secara cermat untuk memperoleh pemahaman terhadap
teks bacaan secara tepat dan akurat.
Sedangkan menurut Burns dkk, dalam Rahim (2007:11) menyatakan
tujuan mencakup kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan
strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, memperoleh informasi
untuk laporan lisan atau tertulis.
Secara umum tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Tujuan membaca adalah untuk mendapatkan informasi
b. Untuk mendapatkan pengetahuan lebih luas
c. Agar citra diri anak meningkat
d. Untuk menghilangkan kejenuhan dan kesedihan
e. Untuk mendapatkan kesenangan dan hiburan
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Jadwal Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Instrumen Penelitian
11
sebagai pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.
Peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap objek penelitian
pengembangan, yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, pada hari Rabu 17
November 2021 dengan tujuan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan
pengembangan anak dalam lingkungan pendidikan anak usia dini.
Rencana langkah-langkah instrumen observasi
g. Menentuken tempat untuk melakukan observasi
h. Membuat surat ijin ke kepala sekolah yang akan diobservasi
i. Membuat instrumen observasi yang akan digunakan
j. Melakukan penelitian dan mengamati hal-hal unik yang terjadi selama
kegiatan berlangsung.
k. Mencatat hal-hal unik yang ditemukan selama observasi berlangsung.
l. Membuat fokus penelitian.
12
kegiatan
10 Susunan rencana kegiatan
11 Kegiatan pengembangan
dilakukan mulai pukul
07.30 dan selesai pukul
09.00 wib
12 Melakukan penilaian
pengembangan
13 komunikasi dengan orang
tua anak
14 Keunggulan
Pengembangan
2. Wawancara
Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dapat
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Menurut Arismunandar,(2006) dalam Tim PG-PAUD UT (2021:9) Wawancara
adalah Tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau
pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Tanya jawab dilakukan peneliti
secara langsung dengan pimpinan Kelompok Bermain Mutiara Bunda untuk
memperoleh data atau informasi tentang hal-hal yang terkait dengan peningkatan
pengembangan khususnya pengembangan nilai moral dan agama pada anak usia
dini.
Instrumen wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah Taman Kanak-kanak
Rencana langkah-langkah wawancara :
f. Menentukan tempat wawancara yanga akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan
g. Meminta ijin kepada pendidik dan kepala sekolah untuk diwawancara
h. Melakukan wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah
i. Membuat hasil wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah
j. Membuat laporan penilaian.
13
11. Apa visi, misi dan tujuan dari kelompok bermain didalam konteks pendidikan
anak?
12. Untuk mencapai visi, misi dan tujuan tersebut, program apa saja yang
diadakan di Taman Kanak-kanak yang ibu pimpin?
13. Siapa yang merancang program tersebut?
14. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di Taman Kanak-kanak ini?
15. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Taman Kanak-kanak
ini?
16. Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di Taman Kanak-
kanak ini, dan menurutnya Taman Kanak-kanak ini utamanya menerapkan
......Alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut........?
17. Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan seperti ini?
18. Apakah kualifikasi pendidikan untuk para pendidik ada ketentuan?
19. Apakah lembaga yang ibu asuh mendapatkan bantuan dari pemerintah?
20. Apakah keunggulan dari Taman Kanak-kanak yang ibu pimpin?
14
30. Apakah metode yang digunakan dalam kegiatan pengembangan?
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan bukti-bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Menurut Amirin (2000),
dalam Tim PG-PAUD UT (2021: 18) Dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Jadi studi dokumentasi tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-
kutipan tentang sejumlah dokumen-dokumen tersebut.
15
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Wawancara
1. Pimpinan / Kepala TK
a. Tabulasi Data
Tabel 4. 1 Wawancara dengan Pimpinan TK
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TK
Pemrakarsa Ilyatunnauroh, M.pd
Pendirian Tahun 2004
Visi Islamic, Smart, and Global
Misi
Mengembangkan semaksimal mungkin potensi
yang ada pada setiap individu dengan segala
kelebihan dan kekurangannya
Membantu orang tua untuk mempersiapkan anak-
anak dalam menghadapi era globalisasi dengan
dasar agama dan kepribadian yang baik
Memberikan lingkungan yang beragam bagi anak-
anak agar 1lebih peka terhadap lingkungan yang
penuh keberagaman
Tujuan 4. Mengembangkan inovasi-inovasi kegiatan
pembelajaran bagi anak didik dengan semboyan
Islamic, Smart and Global
5. Memberikan stimulus berbagai aspek dasar
pengembangan bagi anak sesuai dengan tahapan
usianya melalui model pembelajaran active
learning.
6. Menjadikan TK Mutiara Bunnda sebagai tempat
awal memperkenalkan konsep Mutiara Bunda
Group of School di Cilegon.
Peraturan Adanya standar ketentuan usia, mengisi formulir
penerimaan siswa pendaftaran, menyerahkan fotocopy KK dan Akte
Kelahiran, biaya Administrasi, dan Riwayat kesehatan
anak
Keunggulan di Dapat menerima anak didik dari berbagai kalangan
TK baik dari segi agama, ras, maupun suku, dapat
menerima anak yang berkebutuhan khusus dan dapat
menerima anak didik baru kapan saja waktunya
16
Jumlah anak 30 anak
Jumlah guru 7 orang
Waktu 07. 30-09.00 wib
operasional
Jumlah staf 12 orang
Kendala yang Menangani anak yang berkebutuhan Khusus
dihadapi
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan dari tabulasi data dan wawancara dengan pimpinan
TK Mutiara Bunda menunjukkan bahwa Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda
memiliki sebuah pengembangan yang sangat baik dilihat dari visi, misi dan tujuan
serta program yang dirancang dan yang paling istimewa adalah dari target
pengembangan yaitu mengutamakan pendidikan/perkembangan karakter, dapat
menerima peserta didik dari berbagai kalangan yang berbeda suku, agama maupun
ras serta dapat menerima anak yang berkebutuhan khusus, dimana lembaga
Kelompok Bermain yang lain tidak atau jarang yang menerima anak yang
berkebutuhan khusus dengan penanganan yang baik sesuai dengan kebutuhannya.
17
pada layar bergantian
monitor
Kegiatan Anak-anak Kami melatih anak
anak-anak membaca suku kata dapat membaca
membaca mengikuti apa yang sendiri setiap suku
secara diucapkan guru kata, sehingga
bergiliran kemudian anak- akhirnya anak dapat
membacasuk anak membaca membaca melalui
u kata yang secara acak huruf- penggabungan suku
diacak huruf dan suku kata kata tersebut, berarti
tersebut hingga anak telah mampu
membentuk kata: to membaca permulaan
pi, ba ru, dll
18
anak dengan berada di depan cara lain untuk
tulisan yang menyampaikan menghias dinding
berwarna- materi supaya terlihat
warni pengembangan. indah, namun
memasang hasil
karya anak lebih
dapat memotivasi
anak untuk lebih
berkreasi lagi, dan
sebagai bentuk
reward kepada anak
b. Analisis data
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pendidik TK Mutiara
Bunda dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan pengembangan yang di lakukan
sangat bagus dan sangat menginspirasi bagi penulis untuk melakukan hal yang
sama. Dalam menerapkan kemampuan membaca permulaan pada anak sangat
sesuai dengan usia perkembangan anak. Materi kegiatan melalui pengenalan suku
kata sangat memudahkan anak untuk mengingat huruf-huruf dan menguasai
kemampuan membaca karena kata yang dibaca sangat sederhana.
B. Hasil Pengamatan
b. Analisis Data
Hasil pengamatan dari sarana alat main diluar kelas/outdoor menunjukkan
bahwa TK Mutiara Bunda adalah sebuah lembaga yang layak untuk sarana
19
pendidikan anak usia dini karena memiliki fasilitas yang memadai untuk anak-
anak bermain diluar hingga anak-anak pun merasa nyaman dan betah berlama-
lama bermain dihalaman sekolah. Dan sarana bermain yang ada pun masih bagus
dan layak tidak ada yang rusak, alat –alat mainnya pun beragam hingga anak
mempunyai banyak pilihan saat akan main.
2. Prasarana Indoor
a. Tabulasi Data
Tabel 4. 4 Prasarana Indoor
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
1. Balok Baik
2 lego Baik
3 Boneka tangan Baik
4 Buku cerita Baik
5 Balok berwarna Baik
6 Puzzle Baik
7 Bola tangan Baik
8 Papan pasak Baik
9 Papan geometri Baik
b. Analisi Data
Dari pengamatan tabulasi data diatas menunjukkan bahwa sarana
permainan indoor di Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda telah menunjukkan
suatu kelengkapan dari sebuah lembaga Kelompok Bermain yang berkualitas,
yang tentunya sangat menunjang perkembangan anak dari bebagai aspek
pengembangan pada anak usia dini. Alat main indoor yang beragam akam lebih
memotivasi anak untuk memiliki imajinasi dan berkarya serta banyak
memperoleh pengetahian dari permainan yang ia gunakan.
3. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
20
Tabel 4. 5 Administrasi Sekolah
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
1 Dokumen 1 Baik
2 Surat masuk/keluar Baik
3 Data perkembangan anak Baik
4 Buku tamu Baik
5 Profil lembaga Baik
6 Prota,Promes, Baik
RPPM,RPPH
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan dari tabulasi data di atas menunjukkan bahwa
administrasi sekolah di TK Mutiara Bunda sudah baik, karena memperlihatkan
kelengkapan administrasi lembaganya, sehingga memperlancar proses kegiatan
pengembangan di Taman Kanak-kanak sesuai dengan program yang telah dibuat.
4. Administrasi Kelas
a. Tabulasi Data
Tabel 4. 6 Administrasi Kelas
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan dari tabulasi data di atas menunjukan bahwa
lembaga TK Mutiara Bunda merupakan lembaga yang bagus yang menyediakan
segala kelengkapan kegiatan belajar mengajar serta perangkat perangkat yang
21
menunjang perkembangan anak. Seperti dokumen-dokumen hasil karya anak,
catatan perkembangan anak, hasil evaluasi pengembangan anak, catatan laporan
pendidik kepada orang tua, serta rencana kegiatan pengembangan yang akan
digunakan.
b. Analisis Data
Dari hasil pengamatan tabulasi data di atas bahwa Taman Kanak-kanak
Mutiara Bunda menunjukkan staf tenaga kerja yang rata-rata memiliki kualifikasi
pendidikan yang memadai sebagaimana himbauan pemerintah tentang kualifikasi
pendidikan guru. Kualifikasi tersebut tentunya akan sangat menunjang mutu
pengembangan dilembaga tersebut.
C. Analisis Kritis
22
membaca dan menulis yaitu menambah kosa kata anak melalui menggabungkan
suku kata yang berbeda hingga menjadi sebuah kata. Kemampuan menulis anak
pada kegiatan melengkapi kata yang ada pada lembar kerja anak merupakan upaya
mengembangkan kemampuan motorik halus anak disamping melatih kemampuan
membaca.
Apa yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda merupakan
suatu kegiatan yang sesuai dengan pendapat Bromley (1992) dalam Nurbiana
Dhieni (2019:7.3) yang menyatakan bahwa terdapat empat bentuk bahasa yaitu
menyimak (mendengar), berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian
keempat bentuk bahasa tersebut harus dikuasai anak dengan baik agar
perkembangan bahasa anak sempurna. Bentuk pengajaran kemampuan membaca
permulaan harus dimulai dengan pengenalan huruf, suku kata, mengenal kata dan
kalimat sesuai dengan pendapat Glenn dalam Susanto (2011:84).
Salah satu pelaksanaan dari pengembangan kemampuan membaca
permulaan di TK Mutiara Bunda adalah Membaca barsama dan individu suku
kata yang berbeda kemudian menggabungkan dengan suku kata yang lain hingga
membentuk kata serta melengkapi suku kata hingga menjadi kata sesuai dengan
gambar yang ada.
Di dinding kelas Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda banyak terdapat
gambar-gambar yang dibawahnya terdapat tulisan yang menjelaskan gambar
tersebut, dimana anak tenggelam dalam suatu keadaan situasi lingkungan kelas
yang penuh warna dan tulisan yang sangat menunjang anak untuk lebih cepat
menguasai simbol-simbol huruf dan mengenal kata yang akan menjadi modal
dasar anak dapat cepat membaca, dengan kata lain anak akan belajar secara alami
dari pengalaman dan pengetahuannya sendiri yang diperolehnya dari lingkungan.
Secara umum TK Mutiara Bunda telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang
baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa dan
sejalan dengan teori-teori dalam bidang pengembangan kemampuan membaca
permulaan bagi anak usia dini sehingga memungkinkan anak untuk dapat
mencapai hasil yang diharapkan sangat besar yaitu menanamkan dasar-dasar
kemampuan membaca.
23
BAB V
A. Kesimpulan
Dari tabulasi data dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu
a. TK Mutiara Bunda mempunyai program pengembangan membaca
permulaan sejak dini yaitu melatakkan dasar-dasar yang kuat bagi
kemampuan membaca dan menulis anak.
Alasan pendidik melakukan pengembangan kemampuan membaca dan
menulis adalah agar kemampuan membaca di TK Mutiara Bunda lebih cepat
berkembang, dengan demikian anak akan lebih cepat belajar hal-hal lainnya
karena dengan kemampuan memahami bacaan dan kemampuan menuangkan
perasaannya lewat tulisan, anak akan mampu belajar tentang hal lain dan
akan mampu berfikir kritis.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan ini agar anak dapat meningkatkan
kemampuan membaca anak sebagai modal dasar dalam pengembangan
kemampuan berbahasa anak dan diharapkan akan menumbuhkan minat baca
anak sejak dini
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan ini adalah
kebijakan lingkungan sekolah yang disiapkan sedemikian rupa sehingga
dapat mendukung pencapaian kemampuan dasar-dasar membaca anak.
B. Saran-saran
24
b. Kegiatan membaca sederhana sebaiknya dilakukan setiap hari supaya anak
tidak mudah lupa dan metodenya dapat dilakukan dengan menggunakan lagu
supaya anak lebih cepat mengingat dan tidak mudah lupa.
c. Pengembangan kemampuan membaca dan menulis di TK Mutiara Bunda
harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan
dilakukan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pengembangan lainnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti, dkk (2019) Perkembangan dan konsep Dasar Perkembangan Anak
Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Silvia Herlina, Emmi (2019) Membaca Permulaan untuk Anak Usia Dini (Online)
https://core.ac.uk/download/pdf/328163913.pdf.
Diakses hari Rabu, 1 Desember 2021
26
LAMPIRAN
27
LAMPIRAN 1