Anda di halaman 1dari 28

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN

AWAL MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN LOOSE


PARTS DI KELOMPOK B2 TK ISLAM TERPADU CENDEKIA
LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022

LENY AGUSTIN
858689222
Lenyasysyauqi960@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki KBM dan meningkatkan


kemampuan dan keaktifan siswa dalam pengembangan keaksaraan awal anak usia
5-6 tahun. Sasaran perbaikan pembelajaran ini adalah siswa Kelompok B2 TK
Islam Terpadu Cendekia Lamongan yang berjumlah 13 siswa melalui media Loose
Parts. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini mengikuti alur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dengan topik peningkatan kemampuan keaksaraan awal. Data
diperoleh melalui observasi selama proses KBM dan tes untuk mengukur prestasi
belajar siswa berdasarkan data hasil observasi yang dibantu oleh teman sejawat
terhadap aktivitas guru dan siswa selama siklus I sampai siklus II ada
peningkatan yang berpengaruh terhadap ketuntasan indikator pada setiap
siklusnya. Sebelum siklus nilai rata-rata siswa sebesar 30% tuntas, pada siklus 1
nilai rata-rata sebesar 67% tuntas, sedangkan siklus 2 nilai rata-rata sebesar 85
% tuntas, sehingga kegiatan ini dianggap sudah berhasil. Jadi dengan Upaya
Meningkatan Kemampuan Keaksaraan Awal melalui Media Loose Parts Pada
Anak Kelompok B2 TK Islam Terpadu Cendikia Lamongan Tahun Pelajaran
2021/2022 dapat membantu meningkatkan prestasi belajar, dan dapat membantu
meningkatkan motivasi belajar selama proses belajar mengajar di Kelompok B TK
Islam Terpadu Cendekia Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan

Kata kunci : Bahasa, Keaksaraan Awal, Media Loose Parts.

1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan usia yang memiliki rentangan
waktu sejak anak lahir hingga usia enam tahun, dimana dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani aga anak
memiliki kesiapan dalam memasuku pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling
mendasar dan menempati posisi yang sangat strategis dalam
pengembangan sumber daya manusia (Direktorat PAUD,2005).
Karena rentang anak usia dini merupakan rentangan usia kritis dan
sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat
mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya.
Salah satu aspek yang dikembangkan sejak usia dini ialah
bahasa. Ketrampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan kognitif dan kompetensi sosial anak. Anak yang
belajar berbicara serta berinteraksi baik dengan orang lain cenderung
lebih berkembang dalam kemampuan keaksaraan dan belajar
beragam pengalaman. Perkembangan bahasa merupakan
perkembangan yang sangat penting karena bahasa dan keaksaraan
merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat dan sejak anak
dilahirkan. Conger (1995) menyatakan bahwa komunikasi adalah
sebuah proses yang menuntut pihak lain memahami makna yang
disampaikan pihak lain. Pada masa prasekolah, kemampuan bahasa
anak berkembang sangat pesat. Pemahaman terhadap kosakata terus
meningkat dan kalimat yang dibuat semakin kompleks.
Pengembangan bahasa anak neniliki empat cakupan, yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu bagian
aspek dari perkembangan bahasa ialah keaksaraan awal. Keaksaaran
awal merupakan kemampuan mengenal huruf vokal dan konsonan
yang merupakan kemampuan dasar anak untuk membaca awal dan

1
menulis. Dan sebaiknya anak-anak diperkenalkan dengan huruf
sejak dini. Pentingnya mengembangkan keaksaraan awal sangat
penting untuk dimiliki oleh anak untuk mengembangkasn aspek
bahasa mereka.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di kelas B2
TK Islam Terpadu Cendekia Lamongan, keaksaraan awal anak
belum optimal. Hal ini dibuktikan bahwa masih banyak sekali
anak yang belum dapat meningkatkan keaksaraan awal mereka
dan masih memerlukan stimulus dari guru. Hanya beberapa anak
saja yang mampu bereksplorasi dan menunjukkan sikap kreatif
ketika kegiatan sentra. Apabila dihitung dengan presentase dari
total 13 siswa, sekitar 30 % siswa dari kelompok B2 yang memiliki
potensi keaksaraan awal yang berkembang sesuai harapan dan 70%
siswa yang belum mencapai batas kriteria Belum Berkembang (BB).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ditingkatkanya
kemampuan keaksaraan awal pada anak,dengan menggunakan media
yang menarik. Selanjutnya, keaksaraan awal diterapkan melalui
kegiatan main yang didalamnya terdapat media Loose Parts.
Baharun (2016:234) menyatakan bahwa media merupakan alat
untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran yang
berupa materi ajar dan yang terkandung di dalamnya. Sedangkan
Nicholson, (1972:6) dalam Gibson, Cornell dan Gill (2017:296)
Loose Parts adalah bahan dan peralatan yang dapat dipindahkan
ke ruang bermain anak-anak yang akan memberikan kesempatan
pada anak untuk terlibat dalam permainan sesuai minatnya dan
mendapatkan arahan dari guru maupun tidak. Sedangkan menurut
Lisa Daly dan Miriam Beloglovsky (2013:3) pada pertemuan
melalui oxfordshire play association Loose Parts adalah suatu
benda atau materi yang masih bisa digunakan dan ditemukan anak-
anak, benda atau materi tersebut dapat digerakkan, dimanipulasi,
diolah dan dirubah ketika anak bermain.

2
Nicholson (1971) dalam Haughey dan Hill, (2017:8) tujuh
jenis Loose Parts antara lain benda berbasis alam, kayu dan
bambu, plastik, metal atau logam, keramik atau kaca, kain atau
pita, dan bahan kemasan. Media Loose Parts bagus untuk
perkembangan dan pembelajaran anak-anak. Sehingga media Loose
Parts adalah suatu alat bantu yang berfungsi sebagai perantara untuk
menyampaikan informasi melalui benda, materi atau bahan yang ada
disekitar anak yang sudah tak terpakai dan masih bisa digunakan
untuk bermain sehingga anak-anak dapat memanipulasi,
membangun, menciptakan, memodifikasi, mengolah, merubah sesuai
minat anak. Hal ini membuat anak menjadi lebih mudah dalam
meningkatkan keaksaraan awal anak dan memberikan kesempatan
pada anak untuk bereksperimen sesuai keinginannya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Keaksaraan awal Anak Melalui Media Loose Parts
Kelompok B2 TK Islam Terpadu Cendekia Lamongan.”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan menjadi fokus dari
perbaikan pembelajaran yaitu:
1. Bagaimana penerapan media Loose Parts dalam peningkatan
kemampuan keaksaraan awal pada anak kelompok B2 di TK Islam
Terpadu Cendekia Lamongan?
2. Bagaimana Peningkatan Kemampuan keaksaraan awal melalui
media Loose Parts kelompok B2 di TK Islam Terpadu Cendekia
Lamongan?

3
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sesuai
dengan rumusan masalah adalah:
1. Penerapan media Loose Parts dalam peningkatan kemampuan
keaksaraan awal pada anak kelompok B2 di TK Islam Terpadu
Cendekia Lamongan.
2. Peningkatan Kemampuan kemampuan keaksaraan awal pada
anak kelompok B2 di TK Islam Terpadu Cendekia Lamongan.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Membangkitkan motivasi guru dalam menerapkan dan
menciptakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Memudahkan guru untuk melatih ketrampilan dan kesabaran
dalam mengajarkan kemampuan keaksaraan awal.
c. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam
memecahkan masalah di kelas.
d. Guru dapat meningkatkan kemampuan keaksaraan awal melalui
media pembelajaran Loose Parts.
2. Manfaat Bagi Siswa
a. Membantu anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik.
b. Mendorong semangat belajar terhadap pelajaran berbahasa
khususnya keaksaraan awal anak.
c. Meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran keaksaraan
awal.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Kegiatan pembelajaran di kelas akan lebih efektif dan efisien.
b. Sekolah akan mampu mengembangkan model-model
pembelajaran.

4
c. Sekolah akan mampu menghasilkan sumber daya yang
berkualitas.
d. Mengembangkan kemampuan dan lingkungan belajar yang
kondusif terhadap kemajuan belajar anak didik sehingga
berpengaruh pula tehadap kemajuan sekolah.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Keaksaraan Awal
Keaksaraan merupakan salah satu bagian dari tiga bagian lingkup
perkembangan bahasa, yaitu mengungkapkan bahasa, menerima bahasa,
dan keaksaraan. Mengungkapkan bahasa lebih cenderung kepada
bagaimana anak dapat berbahasa secara lisan seperti menjawab
pertanyaan secara sederhana, menyusun kalimat sederhana, dan
bercerita. Sedangkan untuk anak menerima bahasa yaitu memiliki
tingkat pencapaian perkembangan seperti mengulang kalimat yang lebih
kompleks, mengerti sebuah perintah yang diberikan serta memahami
sebuah aturan yang berlaku. Dapat disimpulkan bahwa ranah keaksaraan
merupakan lingkup perkembangan yang mengarah kepada
perkembangan kemampuan membaca dan menulis, yang dalam konteks
untuk anak usia dini adalah kemampuan membaca dan menulis awal,
seperti teori yang dikemukakan oleh Jalongo (2006:181), “literacy can be
defined as the ability and the willingers to use reading and writing to
contact meaning from printed text, in ways which meet the requirements
of a particular social context”.
Keaksaraan dapat didefinisikan sebagai kemampuan dan kemauan
membaca dan menulis untuk membangun makna dari sebuah tulisan
atau kalimat dengan cara yang memenuhi persyaratan konteks sosial
tertentu. Dengan demikian kemampuan keaksaraan anak usia dini atau
yang biasa disebut kemampuan membaca dan menulis awal adalah
kemampuan menggali makna dari sebuah bahan bacaan atau sumber
bacaan dengan konteks tertentu.

5
B. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan. Menurut
Gerlach dan Ely,apabila media diartikan secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membuat siswa mampu
menerima pengetahua dan ketrampilan. Dalam pengertian ini,
bahwa guru, buku, dan yang ada di lingkungan sekitar
termasuk media. Jadi pengertian media dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai alat grafis, photografis, elektronik untuk
menangkap, memproses, dan menyusn kembali informasi.
Dalam proses belajar mengajar, ada dua hal yang penting
dalam proses belajar mengajar yaitu metode dan media
pembelajaran. Guru harus melaksanakan kedua hal yang sebagai
proses awal berkomunikasi dengan anak. Proses komunikasi harus
efektif dan efisien, dan guru harus menggunakan media untuk
merangsang anak dalam belajar.
Menurut Rivai dan Sudjana, media pembelajaran sebagai alat
pendukung proses mengajar. Media adalah alat untuk
menyampaikan pesan dan informasi pembelajaran.

C. MEDIA LOOSE PARTS


1. Pengertian
Teori Loose Parts dikembangkan oleh seorang ahli bernama
Simon Nicholson (1991) menjelaskan bahwa Nicholson
menggambarkan Loose Parts sebagai “var iable” yang
menyediakan contoh-contoh seperti berbagai material dan bentuk,
bau-bau dan fenomena fisik lainnya sepert i list rik, magnet
dan gravitasi; media sepert i gas dan cairan; suara, musik ,
gerakan; reaksi; kimia, masakan dan api; orang, tanaman, kata,
konsep dan ide. Dengan semuanya itu anak senang bermain,

6
bereksperimen, menemukan dan menjadi senang. Loose Parts
merupakan alat permainan edukatif disekitar anak yang berupa
bahanbahan terbuka, dapat terpisah, disatukan kembali, digunakan
sendiri ataupun digabungkan dengan bahanbahan lain. Dapat berupa
benda alam (kayu, ranting, dsb) ataupun bahan daur ulang (plastik,
kertas, dsb).
Anggard, (2011) dalam Flannigan dan Dietze (2017: 54)
Loose Parts memberi anak kebebasan untuk berkembang
pengalaman bermain mereka berdasarkan ide dan tujuan anak,
dengan permainan yang telah ditentukan sebelumnya oleh materi
Loose Parts. Dikuatkan oleh Gibson (1977) dalam Flannigan dan
Dietze (2017: 54) mengungkapkan bahwa materi-materi loose parts
tidak menentukan jenis permainan yang dilakukan anak-anak.
Anak-anak membuat episode bermain berdasarkan pengalaman
masa lalu, keingintahuan, kreativitas, dan ide-ide baru.

2. Alasan menggunakan media Loose Parts


Beberapa alasan yang mendasar yang perlu diterapkan media Loose
Parts untuk meningkatkan kreativitas anak menurut Nicholson (1971)
dalam Haughey dan Hill (2017:8) antara lain:
a. Kaya dengan nutrisi sensorial
b. Dapat digunakan sesuai pilihan anak
c. Dapat diadaptasi dan dimanipulasi dengan banyak cara
d. Mendorong kreativitas dan imajinasi
e. Mengembangkan lebih banyak ketrampilan dibandingkan APE pabrik
f. Dapat dikombinasikan dengan bahan lain
g. Mendorong pembelajaran terbuka
h. Mengembangkan 6 aspek perkembangkan anak

7
3. Komponen Media Loose Parts
Nicholson (1971) dalam Haughey dan Hill, (2017:8) memaparkan
bahwa ada tujuh komponen dalam penerapan media Loose Parts antara lain:
a. Bahan Alam (batu, tanah, pasir, air, ranting, daun, buah,biji, bunga,
kerang, bulu dan potongan kayu)
b. Plastik (sedotan, botol plastic, tutup botol, pipa pralon, selang, ember,
corong)
c. Logam ( kaleng, uang koin, mur, baut, perkakas dapur, sendok, garpu
alumunium, plat, mobil, kunci)
d. Kayu dan bambu(seruling, tongkat, balok, kepingan, puzzle)
e. Benang dan kain (Kapas, kain perca, tali, pita, karet)
f. Kaca dan keramik (botol kaca, gelas kaca, cermin, mani-manik,
kelereng, ubin keramik)
g. Bekas kemasan (Kardus, gulungan tissue, gulungan benang, bungkus
makanan, karton wadah telur dan lain-lain)

4. Kelebihan menggunakan media Loose Parts


Dalam kaitan dengan kelebihan media Loose Parts,Hyndman,
Benson, Ullah, dan Tellford (2013) antara lain:
a. Meningkatkan level kreativitas dan imajinasi anak
b. Anak-anak dapat bermain kooperatif dan dapat lebih cepat bersosialisasi
dengan teman lainnya
c. Anak-anak secara fisik lebih dapat bergerak aktif
d. Capaian kurikulum tercapai melaui kegiatan main dengan media Loose
Parts
e. Loose Parts memfasilitasi kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi
serta kreativitas ketika dimainkan anak-anak.

8
5. Komponen dalam menata kelas saat kegiatan dengan media Loose
Parts

Dalam kaitan dengan prosedur penataan kelas saat kegiatan dengan


media Loose Parts, disini guru menyiapkan dua komponen, Cuffaro dalam
Experimenting with the World(1995) menjelaskan dua hal penting tersebut
antara lain:
a. Invitasi
1. Invitasi merupakan penataan benda-benda yang dipilih dan ditata
(dipajang) di kelas yang mengundang anak untuk menggunakannya
dalam pembelajaran.
2. Benda-benda yang dipajang akan menawarkan pilihan pada anak
untuk memasuki dunia pengetahuan. Benda-benda yang dipajang
menjadi alat untuk mengeluarkan dan mengekspresikan pemahaman
anak terhadap dunia dan memperoleh makna dari interaksi dengan
benda-benda itu .
b. Provokasi
1. Provokasi dilakukan untuk memperluas atau mengembangkan ide-
ide unik, minat dan teori dari anak.
2. Provokasi dibangun dari observasi yang bermakna terhadap hal-
hal yang dilakuk anak, berdasarkan rasa ingin tahu dan pemikiran
anak.
3. Provokasi menantang pemikiran anak untuk lebih tinggi.

6. Implementasi pembelajaran dengan media Loose Parts


a. Guru menentukan tema dan memberikan penjelasan kepada anak
tentang kegiatan yang akan dilakukaan
b. Guru menyiapkan media loose parts di dalam beberapa wadah
(Invitasi)
c. Guru membuat kesepakatan dengan anak-anak tentang aturan main
saat melakukan kegiatan

9
d. Guru memperslahkan anak untuk bermain dengan media Loose
Parts
e. Anak-anak bebas melakukan kegiatan dengan memilih sendiri
media Loose Parts yang mereka sukai sesuai dengan kretivitas
masing-masing , guru hanya sebagai fasilitator
f. Guru mengobservasi anak tentang apa yang dilakukakn anak selama
kegiatan
g. Guru bertanya kepada anak tentang kegiatan apa saja yang telah
mereka lakukan saat bermain menggunakan media Loose Parts

10
III. RENCANA PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah guru yang mengikuti mata
kuliah penelitian tindakan kelas Universitas Terbuka Surabaya dan
siswa TK Islam Terpadu Cendekia Lamongan Tahun Ajaran 2021-2022.
Dalam penelitian ini guru berperan sebagai peneliti.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penenlitian adalah Kelompok B2 TK Islam Terpadu
Cendekia Lamongan dengan alamat Jl. Veteran 172 AA
Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan. TK Islam Terpadu Cendekia merupakan lembaga
pendidikan yang berkembang di bawah naungan Yayasan Amal
Islami Lamongan.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanaan pada semester I yang dimulai tanggal
8 - 18 November 2021. Dengan rincian siklus I mulai tanggal 8
– 11 November 2021 dan siklus II mulai tanggal 15 – 18
November 2021.

B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Adapun dalam prosedur pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh
Supervisor 1 sebagai penilai. Adapun biodata supervisor 1 adalah
sebagai berikut:
Supervisor 1 : Nofvitri Kurniawati, S.T, S.Pd, M.Pd
Jabatan : Dosen
Unit kerja : Universitas Terbuka
Alamat : Sidoarjo, Jawa Timur

11
Adapun tugas penilai adalah menilai RPPH dengan menggunakan APKG
1 dan perbaikan kegiatan pengembangan dengan APKG 2.

1. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan


1) Kegiatan pembukaan
a. Guru mengajak anak-anak untuk membuat lingkaran
b. Posisi guru berada di tengah anak-anak
c. Guru membuka dengan salam
d. Guru mengajak anak berdoa sebelum kegiatan
e. Guru mengecek absensi kehadiran anak
f. Guru mengajak anak-anak untuk berdiskusi dan
memberikan kegiatan rangsangan sesuai dengan tema
dan sub tema
2) Kegiatan inti
a. Guru mengatur posisi duduk anak di tempatnya
masing- masing
b. Guru memperlihatkan media yang digunakan
c. Guru memberikan contoh cara mengerjakan
tugas yang diberikan
d. Guru membagikan media dan alat kepada anak
e. Anak-anak mulai melakukan kegiatan

3) Istirahat
a. Anak-anak diajak berdoa sebelum makan terlebih
dahulu
b. Anak-anak diajak cuci tangan sebelum makan
c. Anak-anak diingatkan untuk makan dan minum
dengan duduk
d. Anak-anak diajak berdoa sesudah makan
e. Anak-anak bermain indoor/outdoor

12
4) Penutupan
a. Guru mengadakan tanya jawab untuk kegiatan
hari ini
b. Guru memberikan reward untuk anak-anak
yang aktif
c. Berdoa sebelum pulang/ sesudah kegiatan
d. Mengucap salam, salim dan pulang

2. Rencana pengamatan dan pengumpulan data


Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah data tentang peningkatan kemampuan Keaksaraan Awal
melalui Media Loose Parts Kelompok B2 TK Islam Terpadu
Cendekia Lamongan. Data tersebut didapat dengan
memperhatikan indikator penilaian.

3. Rencana Refleksi
Refleksi dilakukan setiap hari setelah melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Cara melakukan refleksi adalah melihat
kelemahan dan kelebihan dari setiap RPPH yang dilaksanakan.
Dengan melakukan refleksi bisa diketahui tingkat kelemahan
dan kekurangan serta kelebihan dari setiap RPPH dan untuk
mengetahui apakah perbaikan sudah sesuai dengan tujuan atau
belum.

13
C. Teknik Analisis Data

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data


tentang peningkatan kemampuan keaksaraan awal melaui
media Loose Parts Kelompok B2 TK Islam Terpadu
Cendekia Lamongan. Data tersebut didapat dengan
memperhatikan indikator penilaian.

LEMBAR OBSERVASI

Tabel 3.5 Lembar Observasi Kemampuan Keaksaraan Awal

Menyebutkan Memahami Menyebutkan Menyusun


simbol-simbol hubungan kata-kata yang huruf
Aspek
huruf yang antara mempunyai menjadi
yang
dikenal bunyi dan huruf awal sebuah kata
dinilai
bentuk yang sama sederhana
huruf
N
Nama
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hafiz
2 Byan
3 Yoshii
4 Naila
5 Khanza
6 Syifa
7 Ibra
8 Mecca
9 Afiq
10 Azka
11 Raffa
12 Rafka
13 Berlin
Jumlah

14
Pedoman Penskoran

Belum Berkembang (BB) : Nilai 1


Mulai Berkembang (MB) : Nilai 2
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) : Nilai 3
Berkembang Sangat Baik (BSB) : Nilai 4

Siswa yang dianggap tidak tuntas jika memperoleh BB dan


MB, Siswa yang dianggap tuntas jika memperoleh bintang BSH dan
BSB.

X
P = YXn
Keterangan :
P = nilai jawanan dalam %
X = jumlah nilai yang diperoleh
Y = nilai tertinggi
N = jumlah indikator

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan


rumus sebagai berikut:

 Siswa yang tuntas belajar x 100%


P=
 Siswa
Data hasil observasi dianalisa dengan mendiskripsikan
kegiatan anak dan kemampuan meningkatkan kecerdasan bahasa
anak. Untuk mengetahui hasil observasi aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran diperoleh kriteria sebagai berikut :
0% - 75% = Belum Tuntas (BT)
76% - 100% = Tuntas (T)

15
LEMBAR OBSERVASI
Tabel 3.4 Lembar Observasi keaktifan anak saat kegiatan bercerita yang
disajikan guru

Anak Anak dapat Anak dapat Anak dapat


memperlihatkan disiplin mengikuti memperlihatkan memperlihatk
sikap antusias langkah dalam tanggung jawab an percaya
Aspek
dalam kegiatan prosedur kegiatan dalam kegiatan diri dalam
yang
pengembangan pengembangan pengembangan kegiatan
dinilai
Keaksaraan Keaksaraan Awal Keaksaraan pengembanga
Awal Awal n Keaksaraan
Awal
N
Nama
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hafiz
2 Byan
3 Yoshii
4 Naila
5 Khanza
6 Syifa
7 Ibra
8 Mecca
9 Afiq
10 Azka
11 Raffa
12 Rafka
13 Berlin
Jumlah

Pedoman Penskoran

Belum Berkembang (BB) : Nilai 1

Mulai Berkembang (MB) : Nilai 2

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) : Nilai 3


Berkembang Sangat Baik (BSB) : Nilai 4

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dapat dinyatakan


berhasil apabila kemampuan anak berada pada kriteria kemampuan
keaksaraan awal anak berkembang sangat baik dengan presentase
80%.

16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus
Adapun hasil penilaian tetang kemampuan pengembangan
keaksaraan awal kelompok B2 TK Islam Terpadu Cendekia Lamongan
pada siklus I dalam tabel sebagai berikut:
Pada kegiatan siklus 1 belum mencapai hasil sesuai target, adapun
capaian perkembangan peserta didik kelompok B2 selama siklus 1 dapat
diketahui sebagai berikut :

Anak Anak dapat Anak dapat Anak dapat


memperlihatkan disiplin memperlihatka memperlihatka
sikap antusias mengikuti n tanggung n percaya diri
Aspek yang dan menyimak langkah dalam jawab dalam dalam kegiatan
dinilai saat kegiatan prosedur kegiatan pengembangan
pengembangan kegiatan pengembangan Keaksaraan
keaksaraan awal pengembangan Keaksaraan Awal
Keaksaraan Awal
Awal
N
Nama
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hafiz √ √ √ √
2 Byan √ √ √ √
3 Yoshii √ √ √ √
4 Naila √ √ √ √
5 Khanza √ √ √ √
6 Syifa √ √ √ √
7 Ibra √ √ √ √
8 Mecca √ √ √ √
9 Afiq √ √ √ √
10 √
Azka √ √ √
11 Raffa √ √ √ √
12 Rafka √ √ √ √
13 Berlin √ √ √ √
Jumlah 2 4 5 2 1 4 5 3 1 4 5 3 1 3 6 3
Total Nilai 34 36 36 37
Prosentase 65,40% 69,23% 69,23% 71,15%
Tabel 4.1 Rekapitulasi penilaian keaktifan anak saat kegiatan Keaksaraan Awal
yang disajikan guru.

17
Hasil Perbaikan siklus 1 :
X = ( 11 x 4 ) + ( 21 x 3 ) + ( 15x 2 ) + ( 5 x 1) x 100 %
13 x 4 x 4
X = ( 44 ) + ( 63 ) + ( 30 ) + ( 5) x 100 %
208
X = 132x 100 %
208
X = 68,26 %
Dari data diatas dapat diketahui adanya peningkatan keaktifan anak saat kegiatan
Keaksaraan Awal yang disajikan guru pada kegiatan perbaikan siklus 1 dari hasil
pra siklus yaitu 28,26 % huruf menjadi kata.

Menyebutkan Memahami Menyebutkan Menyusun


simbol-simbol hubungan antara kata-kata yang huruf menjadi
Aspek yang huruf yang bunyi dan mempunyai sebuah kata
dinilai dikenal bentuk huruf huruf awal sederhana
yang sama

N
Nama
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hafiz √ √ √ √
2 Byan √ √ √ √
3 Yoshii √ √ √ √
4 Naila √ √ √ √
5 Khanza √ √ √ √
6 Syifa √ √ √ √
7 Ibra √ √ √ √
8 Mecca √ √ √ √
9 Afiq √ √ √ √
10 Azka √ √ √ √
11 Raffa √ √ √ √
12 Rafka √ √ √ √
13 Berlin √ √ √ √
Jumlah 1 4 5 3 0 6 4 3 2 5 3 3 2 3 5 3
Total Nilai 36 36 33 35
Prosentase 69,23% 69,23% 63,46% 60,30%

Tabel 4.2 Rekapitulasi penilaian Kemampuan Keaksaraan Awal

18
Hasil Perbaikan siklus 1 :
X = ( 12 x 4 ) + ( 17 x 3 ) + ( 18 x 2 ) + ( 5 x 1) x 100 %
13 x 4 x 4
X = ( 48 ) + ( 51) + ( 36) + ( 5 ) x 100 %
208
X = 130 x 100 %
208
X = 67,30 %

Hasil capaian perkembangan peserta didik kelompok B2 pada siklus 2 dapat


dilaporkan sebagai berikut.

Anak Anak dapat Anak dapat Anak dapat


memperlihatkan disiplin memperlihatka memperlihatk
sikap antusias mengikuti n tanggung an percaya
Aspek dan menyimak langkah dalam jawab dalam diri dalam
yang saat kegiatan prosedur kegiatan kegiatan
dinilai pengembangan kegiatan pengembangan pengembanga
membaca pengembangan Keaksaraan n Keaksaraan
Keaksaraan Awal Awal
Awal

No Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 √
Hafiz √ √ √
2 Byan √ √ √ √
3 Yoshii √ √ √ √
4 Naila √ √ √ √
5 Khanza √ √ √ √
6 Syifa √ √ √ √
7 Ibra √ √ √ √
8 Mecca √ √ √ √
9 Afiq √ √ √ √
10 Azka √ √ √ √
11 Raffa √ √ √ √
12 Rafka √ √ √ √
13 Berlin √ √ √ √
Jumlah 0 2 4 7 0 1 6 6 0 2 5 6 0 0 4 9
Total Nilai 44 44 43 48
Prosentase 84,61% 84,61% 82,69% 92,3%
Tabel 4.4 Rekapitulasi penilaian keaktifan anak saat kegiatan Keaksaraan Awal
yang disajikan guru pada siklus 2

19
Hasil pengamatan keaktifan anak saat kegiatan Keaksaraan Awal yang
disajikan guru pada siklus 2:
Hasil Perbaikan siklus 2:
X = ( 28 x 4 ) + ( 19 x 3 ) + ( 6 x 2 ) + ( 0 x 0) x 100 %
13 x 4 x 4
X = ( 112 ) + ( 57 ) + ( 12 ) + ( 0 ) x 100 %
208
X = 181x 100 %
208
X = 87 %
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan capaian
perkembangan anak pada kegiatan perbaikan siklus 2 dari hasil siklus 1
menunjukkan peningkatan 18,74 %. Dan dari sebelum perbaikan sampai
setelah perbaikan siklus 2 menunjukkan peningkatan 46,92 %.

Menyebutkan Memahami Menyebutkan Menyusun


symbol-simbol hubungan antara kata-kata yang huruf menjadi
Aspek yang
huruf yang bunyi dan mempunyai sebuah kata
dinilai
dikenal bentuk huruf huruf awal sederhana
yang sama
N
Nama
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hafiz √ √ √ √
2 Byan √ √ √ √
3 Yoshii √ √ √ √
4 Naila √ √ √ √
5 Khanza √ √ √ √
6 Syifa √ √ √ √
7 Ibra √ √ √ √
8 Mecca √ √ √ √
9 Afiq √ √ √ √
10 Azka √ √ √ √
11 Raffa √ √ √ √
12 Rafka √ √ √ √
13 Berlin √ √ √ √
Jumlah 0 0 6 7 0 0 5 8 0 3 5 5 0 0 8 5
Total Nilai 46 47 41 44
Prosentase 88,47% 90,38% 78,84% 84,61%
Tabel 4.5 Rekapitulasi penilaian Kemampuan Keaksaraan Awal dan menyusun
huruf menjadi kata

20
Hasil Perbaikan siklus 2 :
X = ( 25 x 4 ) + ( 24 x 3 ) + ( 3 x 2 ) + ( 0 x 1) x 100 %
13 x 4 x 4
X = ( 100 ) + ( 72 ) + ( 6) + ( 0 ) x 100 %
208
X = 178x 100 %
208
X = 85,58 %

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan capaian


perkembangan anak pada kegiatan perbaikan siklus 2 dari hasil siklus 1
menunjukkan peningkatan 18,28 %. Dan dari sebelum perbaikan sampai
setelah perbaikan siklus 2 menunjukkan peningkatan 55,58 %.

B. PEMBAHASAN TIAP SIKLUS


1. Pelaksanaan perbaikan
Adapun pelaksanaan perbaikan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 08 s.d 11
November 2021. Sedangkan pelaksanaan perbaikan di siklus II dilaksanakan
pada tanggal 15 s.d 18 November 2021.

2. Temuan-Temuan
1. Siklus 1
Pada siklus 1 menunjukkan peningkatan hasil capaian perkembangan
peserta didik kelompok B2 semester 1 tahun 2021-2022 TK Islam Terpadu
Cendekia Lamongan, dapat dilihat dari data tabel 4.1 dan 4.2. Tetapi hal
tersebut masih dianggap gagal karena hasil capaian perkembangan belum
mencapai target ketuntasan yang ditentukan yaitu sebesar 75 %. faktor-
faktor penyebabnya adalah :
a. Peneliti masih belum mampu dalam pengelolaan kelas, belum dapat
menguasai kelas.

21
b. Penggunaan media masih belum dapat menarik perhatian anak,
sehingga anak masih belum dapat fokus.
Dari kelemahan-kelemahan yangada pada siklus 1. Peneliti mencoba
memperbaiki pada siklus 2.

2. Siklus 2
Melihat dari kelemahan dan kekurangan pada siklus 1 peneliti
meningkatkan/memaksimalkan tetap dengan menggunakan media
pembelajaran Loose Parts yaitu dengan perencanaan pada siklus 2 yaitu :
a. Peneliti berusaha dalam pengelolaan kelas, menyiapkan kegiatan
Keaksaraan Awal dengan permainan yang menarik, sehingga anak akan
tertarik dan dapat menyimak dengan baik.
b. Peneliti akan menyiapkan media yang menarik dan akan memberikan
reward untuk siswa yang dianggap aktif dan dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik.
c. Peneliti akan memberikan kesempatan anak untuk memilih sendiri kegiatan.
Dalam kegiatan pengembangan siklus 2 ini seluruh peserta didik

3. Hubungan Pelaksanaan RPPH dengan Skenario

Berdasarkan bimbingan dari supervisor I dan II, RPPH bisa dilaksanakan


sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan dipersiapkan sebelumnya.

4. Hubungan Pelaksanaan Perbaikan dengan Rencana Siklus yang


Akan Datang
Berdasarkan RPPH yang telah dilaksanakan kemudian dilakukan refleksi
setelah pembelajaran ternyata ada peningkatan kemampuan keaksaraan awal
dalam kegiatan pengembangan yang dilakukan, misalnya pada siklus I masih ada
yang belum bisa anak masih belum memahami kegiatan yang dilakukan, kurang
tertib saat menyusun huruf dengan media Loose Parts dan bermain tidak sesuai
dengan aturan bermain namun setelah ada pendekatan dan motivasi dari

22
guru, pada siklus 2 anak bermain sudah disiplin sesuai dengan aturan bermain,
mengerjakan kegiatan dengan rapi dan sudah bisa menyusun huruf dengan media
Loose Parts.

5. Hasil Perbaikan

Secara kualitatif hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: pada siklus 1
sebagian anak masih kurang memahami dengan kegiatan pembelajaran, banyak
anak yang belum mampu mengenal keaksaraan awal. Sedangkan pada siklus II
anak sudah mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan tenang dan penuh
antusias dengan adanya pendekatan, motivasi dan pendampingan yang cukup dari
guru.
Secara kuantitatif data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: dilihat
dari kelemahan dan kekurangan dari siklus I, ternyata pada siklus 2 terjadi
peningkatan pengembangan kegiatan terhadap anak, setelah diadakan refleksi
setiap kali, melakukan kegiatan pembelajaran.

Data hasil kegiatan anak dalam pembelajaran melalui kegiatan


peningkatan mengenal keaksaraan awal ketuntasan belajar mengalami
peningkatan yang signifikan. Selanjutnya hasil yang dicapai pada pada masing-
masing indikator sebagai berikut; (1) Indikator keaktifan siswa dalam
pengembangan keaksaraan awal pada siklus I sebesar 68%, sedangkan siklus
2 sebesar 87%, (2) indicator kemampuan keaksaraan awal anak pada siklus 1
sebesar 67%, sedangkan siklus 2 sebesar 85%, sehingga kegiatan ini dianggap
sudah berhasil.

23
Grafik perkembangan kemampuan Keaksaraan Awal dengan media
pembelajaran Loose Parts pada kelompok B2 TK Islam Terpadu Cendekia
Lamongan semester 1 tahun 2021 - 2022, sesuai indikator dari sebelum
kegiatan perbaikan sampai siklus 2.

Grafik 4.1 Grafik Perkembangan keaktifan anak dan kemampuan


Keaksaraan Awal

Grafik 4.2 Grafik Keaktifan anak siklus 1 dan siklus 2

24
Grafik 4.3 Grafik Kemampuan Keaksaraan Awal siklus 1 dan siklus 2

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan proses peningkatan kemampuan membaca
dengan Media pembelajaran Loose Parts dalam kegiatan perbaikan, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kegiatan peningkatan kemampuan membaca dengan media pembelajaran
Loose Parts dapat meningkatkan kemampuan keaksaraan awal anak.
Dengan menggunakan media pembelajaran Loose Parts, anak lebih tertarik
dan menjadi bersemangat dalam mengikuti kegiatan pengembangan.
Sehingga kemampuan anak dalam mengungkapkan bahasa khususnya
keaksaraan awal dapat lebih maksimal.
2. Berdasarkan hasil perbaikan kegiatan pengembangan siklus 1 dan siklus
2, kegiatan keaksaraan awal dengan media pembelajaran Loose Parts dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa. Hal tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis data pada siklus 1 meningkat sebesar 65% dan ditingkatkan

25
lagi pada siklus 2, 86 %. Sehingga kegiatan keaksaraan awal dengan Media
pembelajaran Loose Parts mengalami ketuntasan dan keberhasilan.
3. Suasana proses peningkatan kemampuan keaksaraan awal dengan media
pembelajaran Loose Parts menunjukkan bahwa anak terlihat lebih aktif dan
anak lebih merasa antusias. Pada siklus 1 meningkat 69,67 % dan
ditingkatkan lagi pada siklus 2 yaitu 89.33 %. Guru mampu menciptakan
proses kegiatan pengembangan yang efektif dan efisien dengan
menggunakan media sesuai dengan tujuan kegiatan pengembangan.

B. Saran
Dari hasil penelitian perbaikan kegiatan pengembangn keaksaraan
awal dengan media pembelajaran Loose Parts dan berdasarkan kesimpulan
diatas, penulis memberikan saran antara lain :
1. Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan, guru hendaknya
menyiapkan rencana kegiatan, strategi pengembangan, media sesuai dengan
tujuan pengembangan. Hal tersebut bertujuan agar dalam pelaksanaan
kegiatan pengembangan dapat berlangsung dengan lancar dan proses
kegiatan pengembangan dapat berjalan secara efektif.
2. Selama proses kegiatan berlangsung, interaksi antara guru dan anak
dapat ditingkatkan dengan kegiatan tanya jawab atau stimulasi pertanyaan
yang terbuka dan menarik, serta pemberian motivasi untuk anak. Hal ini
bertujuan agar proses kegiatan pengembangan dapat tercipta suasana yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
mengungkapkan bahasa anak dalam kegiatan.
3. Penggunaan Media pembelajaran Loose Parts dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan keaksaraan awal anak dalam kegiatan
pengembangan ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

26
VI. DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, Luluk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia


Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Program Kegiatan Belajar
Taman Kanak-Kanak, Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004 Pedoman Pembelajaran Di Taman
Kanak- Kanak, Jakarta : Depdiknas
Nurbiana Dhieni dkk,.2016. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Maimunah Hasan. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press.

Wardhani & Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka
Tatminingsih, T. M. 2006. Bermain dan Permainan Anak. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Pratisi., W., D, 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : PT Indeks
Tanu., I., K. 2018. Penggunaan Metode Mengajar Di Paud Dalam Rangka
Menumbuhkan Minat Belajar Anak. Institut Hindu Dharma Negeri
Denpasar: Pratama Widya, Vol. 3, No. 2. (jurnal)
Seefeldt, Carol & Wasik, A Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini:
Menyiapkan ANak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk
Sekolah. Jakarta: PT INDEKS
Sujiono, Y.N., (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Elexamedia Computrindo.
Susanto., A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana
Prenada.

27

Anda mungkin juga menyukai