Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI
DI KB SANTA THERESIA

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN KOGNITIF MELALUI


KEGIATAN PENGELOMPOKKAN BENDA BERDASARKAN WARNA
DENGAN MEDIA BATU BERWARNA

Disusun Oleh :
ERWINA
NIM. 837542445
Tutor Pembimbing :
MINTOROWATI, S.Pd, M.Pd
NIP. 19640329 198803 2 003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA - UPBJJ MALANG
PROGRAM STUDI S1 PG PAUD
POKJAR KOTA PASURUAN
TAHUN 2021.2

i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KB SANTA THERESIA

Telah Disahkan dan Diketahui oleh Tutor/Pembimbing :

Nama : Erwina
NIM : 837542445
Program Studi : S1 PGPAUD Universitas Terbuka UPBJJ Malang
Pokjar Kota Pasuruan Kabupaten Pasuruan
Tempat Mengajar : TK Katolik Santo Yosef
Tempat Penelitian : Kelompok Bermain Santa Theresia
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 28 Oktober 2021

Mengetahui, Bontang, 14 November 2021


Pengelola KB Santa Theresia Mahasiswa

SELVI ERWINA
NIM. 837542445

Tutor

MINTOROWATI, S.Pd, M.Pd


NIP. 19640329 198803 2 003

ii
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Meningkatkan Pengembangan Kognitif Melalui


Kegiatan Pengelompokan Benda Berdasarkan Warna
dengan media batu berwarna.
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 28 Oktober 2021
Tempat Penelitian : KB Santa Theresia Kota Bontang

Laporan penelitian dan Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini di KB


SANTA THERESIA Kecamatan Bontang Barat telah selesai dilaksanakan pada
tanggal, 28 Oktober 2021.

Mengetahui,
Pengelola KB Santa Theresia Mahasiswa

SELVI ERWINA
NIM. 837542445

KATA PENGANTAR

iii
Limpah syukur dan terima kasih, saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Kasih, atas Rahmat dan Kasih-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan mata
kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dengan baik dan
lancar.
Pelaksanaan mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini ini banyak melibatkan pihak-pihak yang terkait, pengelola,
pendidik dan peserta didik, teman-teman sejawat serta tutor pembimbing yang
telah memberikan ilmu dan motivasi saya dalam melaksanakan kegiatan ini
dengan baik. Atas partisipasi semua pihak terkait, secara khusus saya mengucapan
limpah terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Dr. Lilik Sulistyowati, M.Si, selaku kepala UPBJJ-UT Malang
2. Bapak Ali Suhri, S.Pd, selaku ketua pengelola UPBJJ-UT Malang Pokjar
Kota Pasuruan beserta stafnya yang senantiasa memberi pelayanan yang
sangat baik.
3. Ibu Mintorowati, S.Pd, M.Pd, selaku tutor yang telah membimbing dengan
penuh kasih, dan kesabaran.
4. Ibu Selvi, selaku Pengelola KB Santa Theresia.
5. Guru-guru dan anak didik KB Santa Theresia.
6. Para Suster yang telah mendukung dengan doa baik dalam materi maupun
spiritual.
7. Teman-teman S1 PAUD Semester IX yang telah membantu berdiskusi dan
saling tukar pendapat dalam penyusunan laporan Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ini.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Semoga kebaikan yang telah membantu terlaksananya penelitian dan


laporan ini memperoleh balasan dari Tuhan yang Maha Kasih, dan Berkat Tuhan
melimpah untuk kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih jauh dari

iv
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Akhirnya meskipun penuh kekurangan penulis tetap berharap semoga
laporan Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca Amin.

Bontang, 14 November 2021


Peneliti

ERWINA
NIM. 837542445

DAFTAR ISI

v
 Hal

HALAMAN SAMPUL............................................................................. i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN……………………… ii
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS......…………………...... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………....................... vi

BAB I    PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian…………………………….............. 1
B. Fokus Penelitian………………………………......................... 5
C. Tujuan Penelitian……………………………….......................   5
D. Manfaat Penelitian………………………………..................... 5

BAB II    LANDASAN TEORI  


A. Kemampuan Kognitif……………………................................. 6
1. Pengertian Kognitif………………………………............... 6
2. Karakteristik……………………..……...…….................... 6
B. Pengelompokan benda………………........................................ 7
1. Tujuan ……………………………………………….......... 7
2. Manfaat …………………………………….........................  7
C. Mengelompokan benda dengan batu berwarna………………... 7
1. Alat yang Perlu Disiapkan..............……………………....... 8
2. Cara mengelompokan……………..……………………...... 8

BAB III    METODOLOGI PENELITIAN


A. Subyek Penelitian……………………………........................... 9
B. Waktu Penelitian…………………………................................. 9
C. Jadwal Penelitian……………….………………....................... 9
D. Metode Penelitian………………………………....................... 9
E. Langkah-langkah Penelitian……………………….................... 10
F. Insturmen Penelitian……………………………….................... 11

vi
1. Observasi….……………………………….......................... 11
2. Wawancara............................................................................ 15
3. Tehnik Wawancara................................................................ 24

BAB IV    ANALISIS DATA         


A. Tabulasi Data………………………………............................... 28
B. Hasil Analisis………………………………............................... 29
C. Analisis Kritis……………………………….............................. 30

BAB V    KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan…………………………………............................. 31
B. Saran-Saran.…………………………........................................ 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


PAUD merupakan pendidikan paling fundamental. Perkembangan
anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi yang
diberikan di usia dini. Awal kehidupan anak merupakan masa paling tepat
dalam memberikan dorongan agar anak dapat berkembang secara optimal.
Masa usia dini adalah masa emas perkembangan anak dimana semua
aspek perkembangan dapat dengan mudah distimulasi. Upaya pendidikan
menyeluruh di PAUD meliputi: program stimulasi, bimbingan, perawatan,
pengasuhan, perlindungan dan pendidikan untuk mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki anak.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada
jalur formal, nonformal dan informal.
PAUD dapat diselenggarakan dalam bentuk TK/RA, KB, TPA dan
SPS. Dengan demikian, TK merupakan salah satu bentuk layanan PAUD. TK
adalah jenjang pendidikan formal pertama yang memasuki anak usia 4-6
tahun, sampai memasuki pendidikan dasar. Pendidikan Anak Usia Dini
khususnya Taman Kanak-kanak adalah pendidikan yang diselenggarakan
dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek
kepribadian anak.
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat pasal-pasal yang menjelaskan
PAUD dalam UU SISDIKNAS.

1
1. Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 14 menyatakan “Pendidikan
Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.”
2. Bagian kelima tentang pendidikan Non Formal, yaitu pasal 26 ayat 3
“Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
Pendidikan Anak Usia Dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
3. Bagian ke tujuh tentang Pendidikan Anak Usia Dini pada pasal 28
dinyatakan dalam 6 ayat yang meliputi :
a. Pendidikan Anak Usia Dini di selenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar.
b. Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui
pendidikan formal, non formal dan atau informal.
c. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal berbentuk Taman
Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang
sederajat.
d. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non
formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA) atau bentuk lain yang sederajat.
e. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
f. Ketentuan mengenai Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana
dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

2
Makna UU SISDIKNAS PAUD merupakan payung dari semua
pendidikan anak bagi Anak Usia Dini yang dapat dilaksanakan pada jalur
formal, non formal dan informal.
Rumusan pasal 28 mewakili pemikiran yang inklusif tentang PAUD.
Inklusif bahwa PAUD meliputi semua pendidikan anak usia dini, apa pun
bentuknya, dimana diselenggarakan dan siapa pun yang menyelenggarakan.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
kearah pertumbuhan dan 6 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan
agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/
kognitif (daya pikir, daya cipta), sosial emosional (sikap dan emosi) bahasa
dan komunikasi, dan seni sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh Anak Usia Dini.
Dunia Taman Kanak-kanak adalah dunia pendidikan kreativitas,
artinya aktivitas guru senantiasa dituntut kreativitasnya. Secara ideal
konseptual, pendidikan di TK adalah proses pembelajaran yang dirancang
secara sadar dan sistematis untuk memberi peluang kepada peserta didik agar
dapat mengembangkan potensi daya ciptanya untuk mengungkapkan apa
yang ada dalam diri ataupun apa yang ada diluar dirinya. Kreativitas sebagai
suatu produk dari hasil pemikiran atau perilaku manusia. Kreativitas dapat
pula dilihat sebagai suatu proses dan mungkin inilah yang lebih esensial dan
yang perlu dibina pada anak didik sejak dini untuk bersibuk diri secara
kreatif.
Pengembangan kreativitas sangat penting dikembangkan sejak usia
dini karena kreativitas sangat berpengaruh sekali dalam pengembangan
aspek-aspek perkembangan anak usia dini, apabila kreativitas anak tidak di
kembangkan sejak dini maka kemampuan kecerdasan dan kelancaran dalam
berfikir anak tidak berkembang karena untuk menciptakan suatu produk dan
bakat kreativitas yang tinggi di perlukan kecerdasan yang cukup tinggi pula.
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat
khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas.
Kreativitas dapat didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung

3
siapa dan bagaimana menyorotinya. Istilah kreativitas dalam kehidupan
sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam
menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan masalah
yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru dan melihat
adanya berbagai kemungkinan. Fungsi perkembangan kreativitas anak adalah
untuk mengembangkan kecerdasan dan kemampuan anak dalam
mengekspresikan serta menghasilkan sesuatu yang baru. Jika potensi yang di
milikinya di kembangkan dengan baik maka anak akan dapat mewujudkan
dan mengaktualisasikan dirinya menjadi manusia yang sejati.
Sejak di Taman Kanak-kanak (TK) bahkan mulai dari Kelompok
Bermain (KB) sudah diperkenalkan pada kegiatan pengembangan kreativitas
yang sederhana. Mulai dari mewarnai, menggambar, membuat kolase dan
melukis dengan berbagai media. Mengelompkan warna merupakan sebuah
kegiatan yang mampu merangsang dan mengembangkan kognitif anak
dimana anak nantinya akan mengelompokan benda sesuai bentuknya,
sehingga mengembangkan kognitif anak.
KB Santa Theresia beralamat di Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan
Gunung Telihan Kecamatan Bontang Barat Kota Bontang. Pendirian KB
Santa Theresia Kota Bontang merupakan realisasi dari program Pendidikan
Anak Usia Dini yang menggalakkan KB sebagai salah satu bentuk pelayanan
Pendidikan Anak Usia Dini dan masyarakat.
Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan
menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu
mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di KB Santa Theresia
Kota Bontang yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-
kegiatan peserta didik yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk
selanjutnya dianalisis secara kritis.

4
B. FOKUS PENELITIAN
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas KB Santa
Theresia Kota Bontang maka penelitian ini difokuskan pada salah satu
kegiatan anak yaitu “Pengembangan kognitif anak melalui kegiatan
mengelompokkan benda berdasarkan warna dengan media batu berwarna”.

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Mengetahui kemampuan kognitif anak KB Santa Theresia dalam
kegiatan mengelompokkan benda berdasarkan warna
b. Mengetahui hasil pembelajaran perkembangan kognitif anak dalam
kegiatan mengelompokkan benda berdasarkan warna
c. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini.
2. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan mengelompokkan benda di
KB Santa Theresia

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi lembaga
a. Memberikan masukan kepada pihak sekolah dan guru-guru tentang
pentingnya pengembangan kreativitas bagi Anak Usia Dini
b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah
pada peningkatan pola pendidikan kreasi dan peningkatan kreativitas
dengan menggunakan media batu berwarna dalam kegiatan
pengelompokan warna.
2. Manfaat bagi mahasiswa
a. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
b. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan peserta didik di lembaga PAUD

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Kognitif
a. Pengertian
Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang
pengembangan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas
anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan kemampuan
kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya,
menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah,
pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan
waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan
pengembangan kemampuan berpikir teliti (http://pembelajaran-
pendidikan.blogspot.com).
Kognitif atau intelektual adalah suatu proses berpikir berupa
kemampuan atau daya untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan
peristiwa lainnya serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan segala
sesuatu yang diamati dari dunia sekitar (Yuliani Nurani Sujiono, dkk,
2011: 1.10).
b. Karakteristik pengembangan kemampuan kognitif
Karakteristik perkembangan kognitif :
a. Mengelompokkan benda yang memiliki persamaan.
b. Menghitung 1-20.
a. Mengenal bentuk-bentuk sederhana.
b. Memahami konsep makna berlawanan.
c. Mampu membedakan bentuk bentuk lingkaran atau persegi dengan
objek nyata atau gambar.
d. Memasangkan dan menyebutkan benda.
e. Mencocokkan bentuk-bentuk sederhana.
f. Mengklasifikasikan angka, tulisan, buah dan sayur.
g. Mengenal huruf kecil dan  besar.
h. Mengenal warna-warna. (Yuliani Nurani Sujiono, dkk, 2011: 2.16-
2.17).

6
Kemampuan kognitif dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam
mengklasifikasikan dan mengelompokkan  benda berwarna, yaitu
membedakan benda berdasarkan warna. Dengan media  menggunakan
batu berwarna, akan dapat menstimulasi anak dalam perkembangan
kognitifnya, khususnya dalam mengelompokkan benda.

B. Pengelompokan Benda
Menurut Carol Sefeldt & Barbara A. Wasik (2008: 394) penggolongan
(klasifikasi) adalah kegiatan mengelompokkan benda-benda yang serupa atau
memiliki kesamaan.
Shamsudin (2002:106) menjelaskan secara rinci bahwa pengelompokkan
adalah kegiatan menyusun, memilih, mengumpulkan atau memisahkan suatu
himpunan benda ke dalam beberapa himpunan yang lebih kecil berdasarkan
atribut (ukuran, warna, bentuk) sehingga menjadi beberapa himpunan.
Slamet Suyanto (2005:162) mengemukakan klasifikasi adalah
mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok. Kelompok
tersebut bisa berdasarkan warna, bentuk, ukuran dan jenisnya.
1. Tujuan pengelompokan
Tujuan mengelompokan benda adalah agar memudahkan membedakan
antar satu jenis benda dengan benda lainnya, yaitu membedakan warna
batu yang satu dengan yang lainnya.
2. Manfaat pengelompokan
- Mengetahui ciri atau karakteristik benda berdasarkan warna.
- Melatih pola pikir dengan mengamati, memprediksi dan
mengelompokan
C. Mengelompokan Benda dengan Batu Berwarna
Mengelompokan warna merupakan sebuah kegiatan yang mampu
merangsang dan mengembangkan kognitif anak dimana anak nantinya akan
membedakan warna dalam sebuah wadah sehingga konsentrasi anak
bergerak aktif. Selanjutnya anak juga dapat mengenal warna dari kegiatan
ini sehingga dapat juga mengembangkan kognitif anak.

7
1. Alat yang perlu di siapkan:
a. Nampan/piring plastik
b. Batu berwarna

2. Cara mengelompokan :
a. Siapkan alat dan bahan
b. Campurkan batu berwarna di baki
c. Siapkan piring plastik.
d. Masukan batu ke piring plastic sesuai warna

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak – anak, pendidik dan pimpinan
Kelompok Bermain Santa Theresia.

B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal, 28 Oktober 2021
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang
sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada
latar alamiah tanpa manipulasi di dalamnya dan tanpa pengujian hipotesis,
dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan
adalah bukan generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun
makna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati.

C. Jadwal Penelitian
Jadwal study observasi di KB Santa Theresia, Kamis, 28 Oktober 2021
adalah sebagai berikut :
07.30-08.45 Penyambutan dan Technical Meeting
08.45-09.45 Observasi kelas
10.15-11.00 Paparan Profil Lembaga
11.00-11.30 Wawancara
12.00 Penutup

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode praktek langsung yaitu, anak diajak
langsung mengelompokan batu berwarna di piring plastic, sesuai dengan
warna masing-masing batu.

9
E. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa
langkah. Langkah-langkah ini bukanlah sesuatu yang sekuensial atau yang
harus diikuti secara kaku. Proses penelitian adalah sesuatu kegiatan
interaktif antara peneliti dengan logika, masalah, desain dan interpretasi.
Adapun langkah-langkah yang penelitian menurut Arikunto (2010) adalah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi Masalah
Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu dan masalah
penting (esensial), hangat (aktual) dan mendesak (krusial) yang
dihadapi saat ini dan memiliki banyak kegunaannya jika isu atau
masalah tersebut diteliti.
2) Merumuskan dan Membatasi Masalah
Perumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor atau variabel-
variabel yang terkait dengan fokus masalah.
3) Melakukan Studi Kepustakaan
Merupakan kegiatan untuk mengkaji teori-teori yang mendasari
penelitian, baik teori yang berkenaan dengan ilmum yang diteliti
maupun metodologi. Dalam studi kepustakaan juga dikaji hal-hal yang
bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu.
4) Merumuskan hipotesis atau Pertanyaan Penelitian. Hal-hal pokok
yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis
atau pertanyaan penelitian.

 Apabila penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan


pengolahan data statistik inferensial maka dibuat rumusan
hipotesis.

 Untuk penelitian kuantitatif dengan pengolahan data statistik


deskriptif tidak diperlukan rumusan hipotesis, cukup dengan
pertanyaan-pertanyaan pokok, demikian juga dengan penelitian
kualitatif (Suharso, 2003).

10
5) Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian,
dengan menggunakan pendekatan metode penelitian, teknik
pengumpulan data dan sumber datatertentu serta alasan-alasan
mengapa menggunakan metode tersebut.
6) Menyusun Instrumen dan Mengumpulkan Data
Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik,
penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan
digunakan.
7) Menganalisis Data dan Menyajikan Data
Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yag ditempuh
dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif berupa tabel, grafik,
bagan atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi,
regresi, perbedaan, analisis jalur dan lain-lain. Data kualititatif
dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif naratif-
logis.
8) Menginterpretasikan Temuan, Membuat Kesimpulan dan Saran
Pemberian makna dari hasil analisis data masih berbentuk temuan.
Rekomendasi merupakan hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh
pihak-pihak terkait dalam memanfaatkan hasil-hasil penelitian.
(https://wadjar.id/artikel/langkah---langkah-penelitian)

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah metode atau rencana untuk mengamati perilaku.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
atas fenomena-fenomena yang diteliti terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian (Margono, 2003).
a. Observasi dibedakan menjadi dua macam :

11
1) Observasi langsung
Observasi langsung adalah Pengamatan dan perencanaan yang
dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa, sehingga observasi pengamatan berada bersama
obyek yang di selidiki.
2) Observasi tidak langsung.
Observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan
tidak pada saat peristiwa berlangsung. Misalnya : melalui video,
foto, film.
b. Teknik observasi terbagi menjadi dua macam :
1) Observasi terbuka
Observasi terbuka ada observasi yang ideal dan paling dapat
dipertanggungjawabkan pada teknik ini, penelitian melakukan
observasi secara terang-terangan dan dengan menggunakan
identitas pribadi maupun institusi yang diwakilinya secara jelas.
Keunggulan tehnik ini adalah orang yang diobservasi merasa
tidak salahkan.
2) Observasi tertutup
Observasi tertutup dilakukan secara diam-diam dan peneliti
tidak mengumpulkan identitas pribadi maupun institusinya
bahkan dirahasiakan, misalnya untuk mengobservasi , observer
merasa dikecohkan atau ditipu dan bila ia merasa keberatan
makai a bisa melaporkan observer sebagai “pencuri data”.
Seorang pengamat harus memperhatikan beberapa hal
berikut agar penggunaan tehnik observasi ini dapat mengumpulkan
data secara efektif:

a) Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai obyek yang akan


diobservasi.
b) Pemahaman tujuan umum dan khusus dari penelitian yang
dilaksanakan.
c) Menentukan cara dan alat yang akan digunakan dalam
pencatatan data, apakah akan langsung dicatat atau setelah
diobservasi selesai dilakukan.

12
d) Menentukan ketegori gejala yang akan diamati, apakah
dengan menggunakan skala tertentu, sekedar mencatat
frekuensi gejala yang muncul tanpa klasifikasi tingkatannya.
e) Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat
dan kritis agar tidak ada satu gejala pun yang terlewat dari
pengamatan.
f) Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar
tidak saling mempengaruhi.
g) Memiliki pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan
cara mencatat hasil observasi.
c. Alasan melakukan observasi (pengamatan)
1) Observasi didasarkan atas pengalaman secara langsung dan
pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk
mengetes suatu kebenaran.
2) Teknik observasi memungkinkan pengamat melihat dan
mengamati sendiri.
3) Observasi memungkinkan pengamat mencatat peristiwa dalam
situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang profesional
maupun pengetahuan yang langsung dari data.
4) Observasi merupakan cara terbaik untuk mengecek kepercayaan
data.
5) Observasi memungkinkan pengamat untuk mampu memahami
situasi–situasi yang rumit. Misalnya mengamati tingkah laku
secara langsung
6) Dalam beberapa kasus dimana teknik komunikasi yang lain
tidak memungkinkan maka teknik observasi dapat menjadi alat
yang sangat bermanfaat.
d. Rambu-rambu Observasi
Beberapa rambu-rambu observasi yang dapat dijadikan acuan
adalah:
1) Siapa yang akan diobservasi? Apakah akan mengobservasi
seluruh kelompok, kelompok kecil atau individual.

13
2) Perilaku apa yang akan diobservasi? Atau akan melihat respon
yang ditunjukkan setelah dilakukan sesuatu? Atau akan melihat
perilaku objek yang diamati secara alamiah apa adanya.
3) Bagaimana mengobservasi perilaku tersebut? Metode apa yang
akan digunakan? Apa hanya satu metode atau beberapa metode?
4) Dimana observasi tersebut dilakukan? Di rumah, disekolah, di
TK, di KB, di TPA.
5) Kapan dan berapa lama observasi tersebut dilakukan? Apakah
hanya beberapa saat sepanjang hari atau selama beberapa hari?
Apakah setiap objek akan diamati dalam waktu tertentu?
6) Bagaimana merekam hasil observasi tersebut? Apakah dengan
menggunakan catatan secara lengkap, hanya garis besarnya saja,
menggunakan video tape, tape recorder atau cara lainnya yang
sesuai dengan kebutuhan pengamat.
7) Bagaimana hasil observasi tersebut akan dimanfaatkan? Apakah
data akan di sebarkan kepada masyarakat atau kalangan tertentu
saja.
e. Tujuan Observasi
1) Mendiskripsikan proses pembelajaran dapat dikategorikan
sebagai observasi naturalistis atau naturalistis observation yaitu
bertujuan mempelajari perilaku manusia dalam lingkungan
keseharian atau tempat ia biasa berada, tanpa mengajukan
pertanyaan atau memberikan tes kepada subyek yang diamati.
Observer hanya mengobservasi dan mencatat apa yang terjadi
dalam lingkungan yang alami. Karena tujuannya tersebut maka
observasi naturalistic sering dijadikan langkah pertama dalam
program penelitian.
2) Menyelidiki keseimbangan pembelajaran untuk kelompok-
kelompok anak yag berbeda.
3) Memperbaiki pembelajaran kelas berdasarkan umpan balik dari
anak secara individual atau secara umum

14
f. Kelemahaman Observasi
Pelaksanaan pengamatan baik dari segi praktisnya maupun dari segi
pengamatannya terdapat beberapa kelemahan yaitu :
1) Pengamatan terbatas dalam mengamati karena peranan dan
kedudukannya
2) Pengamatan yang berperan serta sering sukar memisahkan diri
walaupun hanya sesaat untuk membuat hasil pengamatannya.
3) Hasil pengamatan berupa sejumlah besar data sering sukar dan
memerlukan waktu untuk menganalisisnya.
4) Pengamat cenderung melakukan pengamatan secara tidak
sistematis, oleh karenanya pengamat harus selalu siap dengan
jadwal pengamatan agar dapat lebih sistematis.
g. Instrumen Observasi
Instrumen atau alat yang dapat digunakan untuk mencatat hasil
observasi diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Catatan anekdot (anecdotal Record)
2) Catatan berkala (Insidental Record)
3) Daftar Cek (Check list)
4) Skala Nilai (Rating Scala)
5) Peralatan Mekanis (Mechanical Device).
2. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan dengan cara melakukan percakapan atau
tanya jawab dengan orang lain atau responden atu subyek yang
berhubungan dengan penelitian.

Wawancara biasanya sering dihubungkan dengan jurnalistik. Namun


wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk berbagai
keperluan, misalnya penelitian.

a. Pengertian Wawancara (Arismunandar, 2006)


Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah. Orang yang mewawancarai disebut pewawancara

15
(Intervieweer) dan orang yang diwawancara disebut pemberi
wawancara (Intervieweer) atu disebut juga responden.
Wawancara seperti juga percakapan biasa namun wawancara
adalah pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari orang ke
orang lainnya. Dalam sebuah percakapan, pengendalian terhadap alur
diskusi terjadi bolak-balik beralih dari satu ke orang lain.
Hal-hal penting dalam mewawancara, antara lain, seperti berikut:
1) Si pewawancara adalah orang yang menyebabkan terjadinya
diskusi dan menentukan arah-arah dari pertanyaan yang
diajukan
2) Perbedaan antara wawancara dengan percakapan biasa:
a) Wawancara bertujuan pasti, menggali permasalahan
yang ingn diketahui.
b) Percakapan biasa tidak mempunyai tujuan yang jelas dan
biasanya tidak ada akar permasalahan yang akan dibahas
secara husus
3) Pewawancara tidak memaksa reponden untuk menjawab
pertanyaan yang disampaikan, namun dapat membujuk agar
bersedia memberikan keterangan yang diperlukan
4) Pewawancara harus benar-benar merendam egonya dan pada
saat yang bersamaan harus melakukan pengendalian
tersembunyi. Misalnya: saat wawancara, pewawancara lebih
banyak berbicara dan ingin menunjukkna kesan lebih pintar
dari respondennya. Hal ini menggambarkan pewawancara
yang tidak dapat atau gagal meredam egonya.
5) Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan
bahasa tubuh dari orang yang di wawancara
6) Pewawancara juga mengusahakan untuk menciptakan
suasana santai dan tidak mengancam, yaitu suasana yang
kondusif sehingga peroses wawancara dapat berlangsung
dengan lancar. Komunikasi dua arah diantara pewawancara
dengan responden, disamping dipengaruhi oleh karakteristik

16
dan kemampuan masing-masing pihak, dipengaruhi juga oleh
variabel lain, yaitu situasai dimana wawancara berlangsung
dan isi pertanyaan. Misalnya, kalau pewawancara
kemampuan berkomunikasinya kurang baik dan juga
mengikuti pelatihan wawancara, respondennya tidak bisa
baca tulis, maka bisa terjadi situasi yang disebut istilah:
communication break donn.
b. Kekuatan dan kelemahan wawancara
Bailey (1978) dalam bukunya Methods of social Research
menguraikan berbagai kekuatan dan kelemahan wawancara dalam
suatu penelitian. Yang pertama adalah kekuatannya terdiri atas:

1) Flexibility
Pewawancara dapat dengan luwes mengajukan pertanyaan sesuai
dengan situasi yang dihadapi pada saat itu.
2) Response Rate
Wawancara cenderung dianggap secara lebih baik dibandingkan
dengan kuesioner yang diposkan
3) Nonverbal Behavior
Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya
rasa takut, rasa tidak suka, atau perilaku lainnya pada saat
pertanyaan diajukan dan wajib dijawab oleh responden.
4) Control over environmeni
Pewawancara dapat mengatur lingkungan dimana wawancara
dilakukan.
Misalnya: diruangan tersendiri atau tanpa kehadiran orang lain.
Hal ini mencegah terjadinya jawaban yang diintervensi pihak lain
5) Question order
Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden
dapat memahami maksud penelitian secara lebih baik. Hal ini
juga dapat menjamin pertanyaan dapat menjawab semua. Hal ini
juga dapat menjamin pertanyaan dapat menjawab semuanya,
kecualai responnya, kecuali respondennya tidak bersedia

17
menjawabnya.
6) Spontaneity
Pewawancara dapat merekam jawaban-jawaban yang spontan bisa
lebih jujur dan informatif, kurang normative
7) Respondent alone can answer
Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden
yang telah kita tetapkan
8) Completeness
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan
yang diajukan.
9) Time of interview
Pewawancara dapat menyusun jadwal wawancara yang relative
pasti. Kapan dimana, sehingga data yang diperoleh tidak keluar
rancangan penelitian.
10) Graetaer complexity of questionnaire
Kuesioner umumnya berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara dapat
ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail
Yang kedua adalah kelemahannya yang terdiri atas:

1) Cost
Biaya supervisi lapangan, biaya latihan pewawancara, biaya
perjalanan, serta pemondokan, imbalan bagi responden, dan
lain sebagainya.
2) Time
Waktu wawancara tidak dapat dilakukan kapan saja. Kadang
responden hanya punya waktu sedikit, sehingga untuk
menjawab seluruh pertanyaan diperlukan beberapa kali
wawancara. Berdasarkan pengalaman, penelitian yang
sampelnya banyak dan secara geografis berbeda domisilinya,
bisa memakan waktu sekitar enam bulan.

18
3) Interview Bias
Walau dilakukan tatap muka, namun kesalahan bertanya dan
juga kesalahan menafsirkan jawaban masih bisa terjadi.
Sering terjadi atribut (jenis kelamin, etnik status sosial,
jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik) responden dan juga
pewawancara mempengaruhi jawaban.
4) Inconvenience
Karena kesibukan atau alasan lainnya, tidak sedikit
responden mau diwawancarai. Namun karena sudah janji,
responden tetap mau menjawab pertanyaan walau dalam
kondisi tertekan, sakit, atau mengalami gangguan lainnya.
5) Lest anonymity
Dibanding melalui quesioner, melalui wawancara responden
sulit menyembunyikan identitas dirinya artinya pewawancara
bisa dipandang mempunyai potensi yang bisa mengancam
dirinya, sehingga jawaban harus dilakukan secara ekstra hati-
hati. Apalagi jika jawabannya direkam melalui pita perekam
6) Less standardized question wording
Pertanyaan sering kali kurang baku. Responden yang berbeda
bisa ditanyakan dengan kalimat yang berbeda bahkan isinya
berbeda pula. Flexibiltas ternyata bisa merupakan kekuatan
namun dapat pula merupakan kelemahan tehnik wawancara.
c. Rambu-rambu wawancara
Ada bermacam cara pembagian jenis wawancara.
1) Cara pembagian pertama yang dikemukakan oleh Patto (1980),
yaitu wawancara terdiri dari:
a) Wawancara pembicaraan informal
Wawancara jenis ini pertanyaan yang diajukan sangat
tergantung pada pewawancara itu sendiri tergantung pada
spontanitas pewawancara dalam mengajukan pertanyaan.
Hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancara
adalah dalam suasana biasa, wajar dan pada latar alamiyah.

19
Kadang yang diwawancara tidak menyadari dirinya sedang
diwawancara.
b) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.
Jenis wawancara mengharuskan pewawancara membuat
kerangka dan garis besar pokok bahasan yang akan
ditanyakan. Pokok-pokok tersebut dapat ditanyakan tanpa
harus berurutan.
c) Wawancara baku terbuka
Wawancara jenis ini menggunakan seperangkat pertanyaan
baku. Urutan pertanyaan, kata-kata dan cara penyajian
pertanyaan untuk setiap responden adalah sama. Wawancara
jenis ini digunakan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya” kemencengan” (bias).
2) Cara pembagian kedua dikemukakan oleh guba dan licoln (1981)
a) Wawancara oleh tim atau panel.
Wawancara yang dilakukan oleh beberapa orang sekaligus (2
atau lebih) terhadap seseorang.
b) Wawancara tertutup dan wawancara terbuka (covert dan
Overt).
Pada wawancara tertututp biasanya pihak yang diwawancarai
tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa dirinya sedang
diwawancarai. Mereka tidak mengetahui tujuan wawancara
tersebut. sedangkan wawancara terbuka, pihak yang
diwawancara mengetahui dengan pasti maksud dan tujuan
wawancara tersebut.
c) Wawancara riwayat secara lisan
Wawancara jenis ini adalah wawancara yang dilakukan
terhadap orang yang pernah membuat sejarah atau karya
ilmiyah, sosial, pembangunan, dan sebagainya. Wawancara
ini dimaksudkan untuk mengungkapkan riwayat hidup,
pekerjaan, kesenangan dan keseharian lainnya.

20
d) Wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
pertanyaannya ditetapkan sendiri oleh pewawancara.
Tujuannya adalah untuk mencari jawaban atas sebuah dugaan
atau hipotesis. Wawancara tidak terstruktur merupakan
wawancara yng dimiliki ciri kurang diinterupsi dan arbiter.
Wawancara ini digunakan untuk menemukan informasi yang
bukan baku, atau informasi tunggal. Wawancara dilakukan
dengan lebih bebas dan orang yang diwawancarai merupakan
orang terpilih atau yang memiliki kekhasan.
d. Syarat Utama Wawancara Agar Berhasil
1) Tersedianya informasi yang diperlukan dalam diri responden.
Pewawancara harus mempunyai informasi lengkap tentang diri
responden. Artinya apakah responden yang akan
diwawancarainya mempunyai informasi yang ingin diperoleh
2) Responeden harus benar-benar mengerti apa yang harus
dilakukannya.
3) Motivasi responden untuk mau bekerja sama harus tinggi.
Motivasi responden merupakan tanggung jawab peneliti.
e. Tehnik wawancara
Lebih mudah membicarakan tehnik wawancara dibanding dengan
melaksanakannya. Kondisi lapangan yang variasi, menyebabkan apa-
apa yang seharusnya dilakukannya oleh pewawancara menjadi kurang
bahkan tidak terjadi. Pewawancara tidak sekedar harus mengerti apa
yang seharusnya dilakukan, tetapi harus kreatif menangani persoalan
yang muncul di lapangan tidak jarang responden memberikan respon
yang tidak sesuai dengan harapan pewawancara. Tugas pewawancara
tidak hanya bertanya, tetapi juga mendengarkan dengan seksama,
merekam apa yang didengarnya dan melakukan pertanyaan ulang dan
mendalam jika diperlukan agar tugas-tugas tersebut dapat dilakukan
dengan baik, maka pewawancara harus melatih diri dan
mempersiapkan proses wawancara sebaik mungkin.

21
f. Pelatihan
Setiap interaksi yang berlangsung dalam situasi sosial yang
berbeda mempunyai dampak psikologis yang berbeda, artinya walau
pewawancara sudah mempunyai pengalaman dalam mewawancarai
responden, namun penyelenggaraan pelatihan buat pewawancara
masih diperlukan. Sasaran yang ingin dicapai oleh pelatihan
wawancara adalah memberikan bekal kepada pewawancara sebagai
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan wawancara yang
sesuai dengan karakteristik penelitian. Soal waktu, tempat, dan hal-hal
yang bersifat tehnik proses pelatihan, sangat relatif. Yang bersifat
prinsip adalah isi pelatihan itu sendiri. Isi pelatihan yang umumnya
disarankan adalh sebagai berikut:

1) Penjelasan tentang tujuan dan kegunaan penelitian.


2) Penjelasan tentang karakteristik (umum) responden yang akan
diwawancarai, usia, jenis kelamin, pendidikan, budaya, kondisi
ekonomi, status sosial dan lain sebagainya.
3) Penjelasan peran apa yang harus dibawakan oleh pewawancara.
4) Penjelasan tentenag konsep penelitian.
5) Penjelasan tentang butir-butir pertanyaan yang akan diajukan
(menjelaskan maksud pertanyaan tersebut).
6) Penjelasan tentang cara pencatatan, perekam jawaban responden.
7) Penjelasan tentang cara menggali (probing)
8) Penjelasan tentang cara pengisian dan arti semua tanda yang ada
dalam daftar pertanyaan.
9) Prosedur wawancara, mulai dari perkenalkan diri sampai dengan
menutup wawancara.
10) Antisipasi menghadapi masalah yang tidak didinginkan.
11) Latihan praktek wawancara didalam kelas dan di lapangan (cari
yang telah dikenal respon).
12) Diskusi tentang hasil latihan praktik wawancara.
Disamping isi pelatihan, kualifikasi pewawancara juga harus
diperhatikan.

22
Pada saat seleksi calon pewawancara hendaknya dipilih mereka
yang memiliki good communication skill dan tingkat toleransi
perubahan waktu dan juga penuh kesabaran.
g. Meningkatkan Penerimaan Responden
Sasaran awal yang harus bisa dicapai oleh pewawancara adalah
terbangunnya hubungan yang akrab dengan responden. Menurut
cooper dan emory (1995) ada tiga hal yang bisa meningkatkan
penerimaan responden dalam wawancara yaitu:

1) Upayakan agar responden percaya bahwa pengalaman yang


segera akan terjadi, menyenangkan dan memuaskan dirinya.
Umumnya responden mau dengan terbuka menyatakan
pendapatnya dan juga bekerja sama jika pewawancara
menunjukkan perilaku yang bisa dipercaya.
2) Upayakan responden merasa bahwa wawancara yang berlangsung
dengan dirinya memang sangat berguna. Untuk itu pewawancara
harus bisa menjelaskan dengan baik maksud dan kegunaan
penelitian itu, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak-
pihak lain termasuk mungkin si respon tersebut.
3) Upayakan agar responden memiliki rasa aman dan nyaman.
Responden sering kali curiga terhadap pewawancara. Sehingga
dalam menjawab pertanyaan, mereka ekstra hati-hati.
Pewawancara harus bisa memberi jaminan bahwa responden tidak
membuat dirinya menjadi terancam atau hal lain yang sejenis.
h. Mengajukan Pertanyaan
Ajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara (interview
schedule), jika ingin memperoleh jawaban yang lebih mendalam
lakukan probing. Walau sedah ada pedoman wawancara, jika terpaksa
pewawancara dapat menambah pertanyaan lain yang dianggap
penting. Jika ada pertanyaan yang seharusnya ditanyakan, tetapi sudah
terjawab (dalam jawaban atas pertanyaan lain atau berdasarkan
pengamatan), maka lewatkan saja. Upayakan suasana wawancara
tidak seperti introgasi. Komunikasi dua arah sebaiknya diciptakan.

23
Kadang jawaban responden tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan
sebelum” kemana-mana” seharusnya pewawancara memperjelas
pertanyaan tadi dengan kata-kata atau bahasa susunan atau kalimat
yang lain yang diperkirakan lebih bisa dipahami. Jika responden tidak
mau menjawab satu pertanyaan tertentu sebaiknya tidak dipaksa.

i. Merekam Jawaban Responden


Perlu diingat oleh pewawancara bahwa wawancara dengan
seorang responden hanya dilakukan satu kali. Artinya pewawancara
harus benar-benar bis merekam responden dengan baik (benar dan
lengkap) paling ideal seorang pewawancara dibantu oleh orang lain
yang tugasnya adlaah merekam jawaban responden. Jika tidak
mungkin upayakan jawaban responden direkam melalui alat perekam
elektronik (tape recorder).

Umumnya, biarkan responden menjawab pertanyaan dan


pewawancara segera mencatat semua yang dikatakannya. Apbila ada
kata atau kalimat yang atau kalimat tadi. Agar jawaban yang direkam
relatif lengkap upayakan pewawancara memiliki singkatan-singkatan,
atau tanda-tanda baca lainnya yang tertentu yang dimengertinya.
j. Mengakhiri wawancara
Walau pewawancara sadar bahwa wawancara hanya dilakukan
satu kali, namun, untuk menjaga kemungkinan negatif, sebaiknya
diakhiri wawancara, pewawancara harus memberi kesan bahwa dia
masih ingin melakukan pembicaraan lagi. Dengan demikian, agar
pewawancara dapat diterima kembali maka akhir dari satu wawancara
haruslah baik pula.

3. Tehnik Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu tehnik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen yang telah
diperoleh kemudian diuraikan (analisis) dibandingkan dan dipadukan
(sintesis) membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

24
Jadi studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan
atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut (Amirin, 2000).
Menurut Guba dan Lincoln (1981: 228) dokumen adalah setiap
bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya
permintaan seorang penyidik.
Dokumentasi dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
alasan-alasan berikut:
a. Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong
b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, misalnya pembuktian
persidangan
c. Sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam
konteks, tidak dibuat-buat
d. Relatif murah dan tidak sulit diperoleh, meskipun perlu ditelusuri
lebih dahulu.
e. Tidak bersifat reaktif, sehingga cukup mudah ditemukan dengan cara
kajian isi (content analysis)
f. Hasil content analisis akan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Secara umum dokumentasi dibagi menjadi 2, yaitu: dokumen pribadi
dan dokumen resmi.

a. Dokumen pribadi
Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.
Dokumentasi pribadi di kumpulkan untuk memperoleh kejadian
nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar
subjek penelitian. Dokumentasi pribadi antara lain dapat berupa:
buku harian, surat pribadi, otobiografi, atau kesan seseorang
terhadap suatu peristiwa atau pengalaman tertentu.

25
1) Buku harian
Buku harian akan bermanfaat bila buku tersebut
memberikan tanggapan tentang peristiwa-peristiwa di sekitar
penulis.

Kesulitan mendapatkan buku harian ini adalah karena


pemiliknya cenderung tidak mau meperlihatkannya kepada
orang lain karena dipandang berisi hal-hal yang sangat
pribadi dan ia merasa malu jika rahasia pribadinya terbuka
kepada orang lain. Untuk perkembangan anak, kadang kala
orang tua membuat buku harian tentang perkembangan anak-
anaknya.

2) Surat pribadi
Surat pribadi orang tua atau kerabat dapat juga
dimanfaatkan untuk mencari data tentang anak.

Hal ini bermanfaat untuk mengungkapkan hubungan sosial


seseorang. Jika surat berisi masalah atau pengalaman yang
berkesan maka surat tersebut akan sangat berguna untuk
menggambarkan latar belakang pengalaman seseorang.

3) Otobiografi
Otobiografi kadang ditulis oleh tokoh masyarakat, ahli
bidang tertentu, pendidik, atau rang biasa. Motif penulisan
biografi antara lain adalah penyaluran hobi menulis, upaya
mengurangi ketegangan, mencari popularitas atau menyukai
sastra. Motif penulisan tersebut biasanya akan mempengaruhi
isi otobiografi.

Meskipun tidak sebaik buku harian atau surat pribadi,


otobiografi dapat dimanfaatkan dalam pengumpulan data.
Namun, ketersediaan otobiografi tidak banyak, karena hanya
segelintir orang saja yang mau mempublikasikan otobiografi.

26
b. Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi menjadi 2 yaitu:

1) Dokumen internal,
Dokumen internal misalnya berupa memo, pengumuman,
inetruksi, risalah rapat, (surat keputusan) SK kepala kantor
atau aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang
digunakan untuk kalangan sendiri. Dokumen semacam ini
dapat menyajikan petunjuk tentang gaya kepemimpinan.

2) Dokumen eksternal
Dokumen eksternal, Dokumen ini berisi bahan-bahan
informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga untuk
dipublikasikan pada umum, misalnya: majalah, buletin,
pernyataan atau kliping berita. Dokumen semacam ini dapat
digunakan untuk menelaah konteks sosial, kepemimpinan dan
lain-lain.

27
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut: 
Wawancara Dengan Wawancara Dengan Dokumentasi
No Observasi
Guru Pengelola Sekolah
1 Anak-anak sedang Kegiatan ini dilakukan Program yang kami Foto kegiatan
melakukan untuk menarik minat prioritaskan adalah
kegiatan anak dalam kegiatan pengembangan
mengelompokkan mengelompokkan seluruh aspek
benda berupa batu benda. perkembangan anak,
berwarna yaitu aspek kognitif,
fisik/motorik, bahasa,
sosial emosional, seni,
dan nilai moral
agama.

2 Anak-anak antusias Dalam pelaksanaannya Tentu saja, dengan Foto kegiatan


dan dengan senang memang kami kegiatan tersebut kami
mengelompokan sengaja tidak satu memiliki tujuan untuk
batu berwarna pada anak satu nampan mengembangkan
piring yang sudah tapi kami dapat aspek kognitif anak
diapkan melaksanakan dalam melatih
dengan kerja sama membedakan warna
dan saling secara baik dan benar,
membantu untuk agar dapat
melatih tangan satu merangsang
anak dengan pengembangan
pasangannya motorik halus anak,
-Metode yang kami yang termasuk dalam
gunakan adalah salah satu aspek

28
metode perkembangan anak
demonstrasi

- Tujuan pemilihan
kegiatan
mengelompokan
warna, agar anak-
anak dapat
membedakan
warna

B. Hasil Analisis
Dari data tersebut, kegiatan mengelompokkan benda yang dilakukan
di KB Santa Theresia sudah berjalan sesuai dengan pengembangan kognitif
yang ada. Cara guru untuk menarik perhatian anak dalam pengembangan ini
juga tepat, sehingga anak meningkat kemampuan kognitif anak. Kemampuan
guru dalam menyampaikan dan mengorganisasikan kelas juga sudah cukup
baik. Terbukti anak antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan
mengelompokkan benda. Kegiatan mengelompokkan benda ini ditujukan
dengan harapan agar kemampuan kognitif anak akan meningkat, anak mampu
mengelompokkan dan mengklasifikasikan benda berdasarkan warna. Dengan
demikian kegiatan pembelajaran di KB Santa Theresia sudah terprogram dan
berjalan dengan baik.
Kegiatan mengelompokkan benda di Santa Theresia Bersama diawali
dengan penyiapan bahan dan alat pembelajaran berupa batu warna. Setelah
menyiapkan media, guru menerangkan cara mengelompokkan benda dengan
batu warna. Kemudian anak mempraktekkan mengelompokkan benda dengan
batu warna dengan baik. Hasilnya anak dapat mengelompokkan batu warna
dengan tepat. Secara umum kelemahan dari kegiatan mengelompokkan warna
ini adalah bahan yang digunakan kurang variatif, hanya ada 3 macam warna
yang digunakan. Selain itu penggunaan batu juga dapat diganti dengan benda

29
lain agar lebih menarik minat anak.
C. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengelompokan
benda dengan batu berwarna merupakan kegiatan yang bermaksud
mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak yang salah satunya
adalah mengembangkan kemampuan membedakan warna.
Peningkatan kognitif (kemampuan mengelompokan benda) hal
tersebut sesuai dengan pendapat Cosby and Sawyer (1995) menyatakan
bahwa permainan secara langsung memengaruhi seluruh area perkembangan
anak dengan memberikan kesempatan pada anak untuk belajar tentang diri
anak sendiri, orang lain dan lingkungannya.
Melalui kegiatan mengumpulkan benda dengan batu berwarna yang
dilakukan di KB Santa Theresia Kota Bontang diharapkan mampu
mengembangkan kreativitas anak melalui warna dan gerakan tangan untuk
mengambil warna yang sama. Peningkatan aspek kognitif (kemampuan
mengelompokkan benda) juga dipengaruhi oleh interaksi yang dilakukan
melalui kegiatan bermain peran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wong
(2017) ada perkembangan kognitif anak usia dini dapat dikembangkan
melalui interaksi) dan pendapat (Cohrssen and Church, 2017) menunjukkan
“bahwa tindakan kolaboratif saat anak-anak dan guru berbicara selama
kegiatan belajar memberikan bukti pemahaman konsep matematika terhadap
anak
Secara umum KB Santa Theresia Kota Bontang telah mempunyai
kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah
disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga
anak berkembang dengan optimal.

30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran di KB Santa Theresia sudah terprogram dan
berjalan dengan baik.
2. Pengembangan kognitif anak dapat dilakukan salah satunya melalui
kegiatan mengelompokkan benda. Kegiatan ini bertujuan agar
kemampuan kognitif anak  meningkat, anak dapat mengelompokkan dan
mengklasifikasikan benda berdasarkan warna.
3. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya
dikembangkan melalui kegiatan mengelpmpokan warna dengan batu
warna sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan rasa
kesetiakawanan sosial yang tinggi.
B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan konigtif anak melalui kegiatan
mengelompokan benda di KB Santa Theresia sebaiknya sebaiknya baik
alat maupun bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi jumlah
anak sehingga anak dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui pengelompokan
benda hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi
motivasi dan bantuan anak ketika mengalami kesulitan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Seefeldr, Carol dan Barbara A Wasik. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Indeks
Slamet,  Suyanto. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing
Tim PG PAUD, (2010). Analisa Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
UsiaDini,Jakarta : Universitas Terbuka.
Yuliani Nurani Sujiono, dkk. (2011). Metode Pengembangan Kognitif.  Jakarta :
Universitas Terbuka
Cosby, R & Sawyers J K. 1995. Play in The Lives of Children. Whasington DC:
NAEYC.
Cohrssen, C., & Church, A. (2017). Children’s Knowledge-inInteraction.

http://pembelajaran-pendidikan.blogspot.com

32
YAYASAN PENDIDIKAN SANTA THERESIA
KELOMPOK BERMAIN SANTA THERESIA
ALAMAT : JL. SOEKARNO HATTA KEL.GN. TELIHAN KEC. BONTANG BARAT KODE POS 75332

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN KELAS


Nomor : 015 / KB. ST / X / 2021

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Selvi
Jabatan : Pengelola Sekolah
Menerangkan bahwa:
Nama : Erwina
NIM : 837542445
Telah melaksanakan penelitian dengan sebenar-benarnya pada tanggal, 28
Oktober 2021 di KB SANTA THERESIA Kecamatan Bontang Barat Kota
Bontang
Demikian surat keterangan ini di buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bontang, 28 Oktober 2021


Pengelola KB Santa Theresia

SELVI

33
JADWAL PEMBELAJARAN
KELOMPOK BERMAIN SANTA THERESIA

WAKTU KEGIATAN

08.00 – 08.45 Senam Bersama

08.45 – 09.45 Morning Circle / Keg. Pembukaan

08.00 – 08.15 Jurnal Pagi

08.15 – 08.45 Pilar Karakter

08.45 – 09.05 Kelompok

09.05 – 09.30 Makan Bersama dan Istirahat

09.30 – 09.40 Kegiatan Penutup

34
PROFIL KB SANTA THERESIA

PROFIL LEMBAGA
A. Profil Lembaga Kelompok Bermain Santa Theresia
1. Nama Sekolah : Kelompok Bermain Santa Theresia
2. Status KB : KB Swasta
3. Tahun Pendirian : 11 September 2007
4. SK Pendirian KB : 421.9 / 521 / DPK
5. Nama Pengelola KB : Selvi
6. Alamat Pengelola KB : Jl. Pongtiku RT. 02 , Kel. Kanaan

B. Komponen Lahan KB
1. Luas Total Tanah KB : 550 m²
2. Luas Total Bangunan : 340 m²
3. Tahun Dibangun : 2002
4. Tahun Berdiri KB : 2007

C. Data Ruang KB

Nama Ruang Jumlah Ukuran (m) Keterangan


Ruang Kelas 2 m2
Ruang Kepala KB 1 m²
Ruang Kerja Guru 1 m²
Ruang Tata Usaha 1 m²
Ruang UKS 1 m²

Dapur 1 m²
Gudang 1 m²
KM/ WC Anak 1 m²

35
D. Data Jumlah Anak Didik 3 (Tiga) tahun Terakhir

Jumlah Peserta didik (Orang)


Tahun
Laki-Laki Perempuan Total
2019/2020 9 5 14
2020/2021 10 7 17
2021/2022 9 6 15

E. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Klasifikasi Guru Jumlah Guru Kurang Lebih
PNS - - -
Guru Honorer - - -
GTT/ PTT 2 - -
Staf Tata Usaha 1 - -

KELOMPOK BERMAIN SANTA THERESIA


Visi, Misi dan Tujuan KB Santa Theresia

Membentuk generasi yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, ceria dan


VISI
berakhlak mulia”
MISI Misi :
1. Menyelenggarakan layanan pengembangan anak
2. Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan
menyenangkan sesuai tahapan perkembangan minat dan
potensi anak
3. Mengembangkan persiapan perlakuan hidup bersih, sehat
dan berakhlak
4. Mengutamakan Pendidikan sesuai potensi karakter,
kwalitas dan variative
5. Menjalin Kerjasama antar warga sekolah, masyarakat
dan instansi terkait

36
1. Menjadikan anak mengenal agamanya serta dapat
menjalankan agama yang di anutnya
2. Menjadikan anak yang mampu menghadapi tantangan
dalam hidupnya kelak
3. Menjadikan anak yang mampu berinteraksi social
TUJUAN dengan baik dengan orang-orang sekitarnya
4. Menjadikan anak yang mampu berbahasa, berkarya,
berkomunikasi dan berseni dengan baik
5. Menjadikan anak yang mampu bersikap sopan dan
santun kepada orang tua dan orang-orang disekitarnya.
6. Menjdikan anak yang sehat, jujur serta mandiri.

DATA PENDIDIK
KELOMPOK BERMAIN SANTA THERESIA

No Nama Tempat, tanggal lahir Jabatan Pendidikan


1. Selvi Palopo, 4 April 1974 Pengelola SMA
2. Maria Ella Bontang, 18 Januari 1983 Guru, TU SMA
3. Leni Balik Papan, 3 April 1978 Guru SMA

37
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK/KB/TPA

TK/ KB/ TPA  : KB Santa Theresia


TANGGAL    : 28 Oktober 2021

Hal-hal unik/ menarik yang Ada


No Keterangan/ uraian/ pertanyaan
ditemukan di dalamnya Ya Tidak
1 Model pengembangan √ Menggunakan model
kegiatan pembelajaran kelompok
2 Penataan ruang √ Ruangan kelas dihiasi  banyak
pajangan dan hiasan.
3 Kegiatan yang dilakukan anak √ Mengelompokkan benda
berdasarkan warna dengan media
batu
4 Alat peraga edukatif (APE) √ Batu
yang digunakan
5 Pengaturan/ pengelompokan √ -   Kegiatan awal secara klasikal
anak -   Kegiatan inti duduk di tikar
-   Makan bekal dan bermain di
luar
-   Penutup secara klasikal
6 Cara pendidik memimpin anak √ Pendidik memperlihatkan batu,
lalu memberikan contoh cara
mengelompokkannya. Anak-anak
mengelompokkan benda sendiri.
7 Peran orang tua anak √ Kerja sama orang tua dan pendidik
untuk perkembangan anak baik di
sekolah maupun di rumah.

Catatan secara Umun :


Kegiatan pembiasaan dengan konsep kedisiplinan pada anak KB di lembaga KB
Santa Theresia sangat bermanfaat untuk melatih pekembangan sosial emosi anak
pada kedisiplinan anak. Sifat disiplin apabila sudah dilatih sejak anak masih usia
dini maka ketika anak sudah dewasa kedisiplinan anak sudah terbentuk dengan
sempurna dengan kedisiplinan yang di miliki anak maka anak tersebut akan
memiliki karakter yang baik, mereka dapat baradaptasi dengan baik di lingkungan
setempat.

38
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/ GURU
1. Usia berapa saja anak-anak yang berada di kelompok bermain yang
ibu/bapak asuh?
Jawab : Usia 3-4 tahun
2. Apa perbedaan/keistimewaan program di kelompok bermain yang
ibu/bapak asuh dibandingkan kelompok belajar lainnya?
Jawab : Kegiatannya menggunakan bahan lost part.
3. Bagaimana cara Menyusun rencana kegiatan untuk anak di KB yang
ibu/bapak asuh?
Jawab : Dari program tahunan di masukkan ke program semester, kemudian dari
RKM ke RPPH.
4. Referensi apa yang ibu/bapak pergunakan untuk Menyusun rencana
kegiatan anak
Jawab : KTSP, STPPA, RPPM.
5. Apa saja yang ibu/bapak ambil/manfaatkan dari refensi tersebut?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di KB ini agar berjalan
sesuai dengan program yang dijalankan.
6. Tadi saya melihat kegiatan pengelompokan warna dengan media batu,
untuk meningkatkan kemampuan apa?
Jawab : untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak
7. Apa dasar pemikirannyasehingga ibu/bapak melakukan kegiatan seperti
itu?
Jawab : Agar perkembangan anak berjalan dengan optimal.

8. Tadi saat kegiatan mengelompokan batu berwarna, saya lihat ada anak
yang kurang merespon kegiatan tersebut, apa yang ibu lakukan kepada
anak tersebut, supaya dia tertarik?
Jawab : Anak diberi motivasi agar anak berminta untuk mengerjakan
seperti teman lain.

39
HASIL WAWANCARA DENGAN PEMIMPIN/ KEPALA SEKOLAH
1. Apa visi, misi, tujuan
Visi :
“Membentuk generasi yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, ceria dan
berakhlak mulia”
Misi :
1) menyelenggarakan layanan pengembangan anak
2) Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan sesuai
tahapan perkembangan minat dan potensi anak
3) Mengembangkan persiapan perlakuan hidup bersih, sehatndan
berakhlak
4) Mengutamakan Pendidikan sesuai potensi karakter, kwalitas dan
variative
5) Menjalin Kerjasama antar warga sekolah, masyarakat dan instansi
terkait
2. Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa yang diadakan di
kelompok bermain yang ibu/bapak pimpin?
Jawab : Pengenalan baca tulis sederhana sesuai dengan usia dan
perkembangan anak usia dini
3. Siapa yang merancang program tersebut
Jawab : Kepala sekolah dan guru
4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di kelompok bermain ini?
Jawab : Dua orang
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di kelompok bermain
ini, dan menurutnya kelompok bermain ini utamanya menerapkan
keagamaan, alasan apa Lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
Jawab : Pengembangan keimanan anak sejak usia dini, karena iman anak
perlu di tanam sejak usia dini.
6. Apa dasar pemikirannya sehingga ibu/bapak melakukan kegiatan seperti
itu?
Jawab : Anak dibiasakan selalu memiliki rasa syukur

40
7. Apa yang membuat daya tarik orang tua mempercayakan Pendidikan putra
Jawab : Sekolah dekat rumah dan banyak keluarga muda
8. Apa peran oran tua wali murid dalam pengembangan pelaksanaan kegiatan
di kelompok bermain Santa Theresia?
Jawab : Mengembangkan wadah oarng tua atau wali murid ( Komite ) dan
meyelenggarakan program untuk orang tua atau wali murid
9. Bagaimanakah penilaian masyarakat terhadap KB yang Ibu pimpin ?
Jawab : Menekankan rasa saling memiliki dan dengan kesadaran saling
memiliki, menjalin kebersamaan antar pendidik sehingga tercipta
kekeluargaan diantara pendidik KB Santa Theresia.

41
YAYASAN PENDIDIKAN SANTA THERESIA
KELOMPOK BERMAIN SANTA THERESIA
ALAMAT : JL. SOEKARNO HATTA KEL.GN. TELIHAN KEC. BONTANG BARAT KODE POS 75332

(USIA 3-4 TAHUN)


SEMESTER 1 / BULAN OKTOBER / MINGGU 15
TEMA / SUB TEMA / SUB-SUB TEMA : Lingkungan / Tanaman /
Mengenal bagian tumbuhan

PROGRAM MATERI RENCANA KEGIATAN


PEMBELAJARAN KD PEMBELAJARAN
NAM 1.2.6 Berdoa sehari – hari
1.2 Menghargai diri sesuai dengan agama
sendiri, orang lain, dan - Menirukan doa sederhana
3.2.1 Berakhlak mulia
lingkungan sekitar 4.2.1 Bersikap sopan santun - Menyebutkan bagian –
sebagai rasa syukur 2.13 Makanan bergizi bagian tanaman
3.2 Mengenal perilaku 3.3.1 Fungsi anggota tubuh
baik - Membuat pot dari barang
4.3.1 Pengembangan bekas pakai
4.2 Menunjukkan motorik halus
perilaku santun - Mengelompokkan warna
Fisik Motorik dengan media batu
2.11.1 Menyesuaikan diri
2.1 Memiliki perilku
dengan orang lain dan
mencerminkan hidup
lingkungan
sehat - Mendengarkan cerita
3.13.1 Tidak marah dan
3.3 Mengenal anggota tentang bagian
sabar dengan orang lain
tubuh, fungsi dan tanaman akar yang
4.13.1 Ekspresi diri
gerakannya untuk bisa di makan
2.2.3 Mencoba hal baru
pengembangan motoric
3.5.2 Kreatif memecahkan - Makan umbi – umbian
halus dan kasar
masalah yang ada
4.3 Menggunakan
4.5.2 Menyelesaikan
anggota tubuh untuk - Senam pohon apel
masalah sederhana dengan
pengembangan motrik
baik - Parts of plant
halus dan kasar
2.14.1 Mengucapkan kata –
kata santun - Menirukan tanda salib
SOSEM dengan benar
2.11Memiliki perilaku yang - Aku suka makan sayur
3.12.1 Mengenal huruf vocal
mencerminkan sikap
tanggung jawab 4.12.1 Menyebutkan huruf - Aku bisa berjalan lurus
3.13 Mengenal emosi diri vokal dengan membawa air
dan orang lain di gelas untuk
4.13 menunjukkan reaksi 2.4.2 menunjukkan gerakan menyiram tanaman
emosi diri sederhana
- Menulis huruf vocal
Kognitif 3.15 Berekspresi dan
a,I,u,e,o memakai
2.2 mencoba hal baru berekporasi melalui berbagai
sayuran ( misal
media wortel,kacang panjang
Bahasa 4.15 Berekspresi dan dll)
2.14 Memiliki perilaku berekporasi karya seni
yang mencerminkan - Melukis dengan cat

42
sikap rendah hati dan memakai kuas atau
santun cotton bud ( gambar
3.12 Mengenal jeruk )
keaksaraan awal
- Membedakan mana
melalui bermain ciptaan Tuhan dan
4.12 Menunjukkan manusia
kemampuan keaksaraan - Aku bisa membedakan
awal dalam bentuk warna daun
karya

Seni - Membuat lukisan dengan


2.4 Memiliki perilaku tehnik melipat
yang mencerminkan
sikap estetis - Mengucapkan terimakasih
3.15 Mengenal berbagai - Membatik menggunakan
karya dan aktifitas seni daun dan bunga
4.15 Menunjukkan karya
aktifits seni - Mengenal huruf di
namanya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)


KB SANTA THERESIA

Semester / Bulan / Minggu : I / Oktober / 15


Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema : Lingkungan / Tanaman / Mengenal bagian
tumbuhan
KD :1.2.6 (NAM), 3.3.1-4.3.1 (FM), 2.11.1(SE),
3.5.2-4.5.2(Kog), 3.12.1-4.12.1( Bhs), 3.15.1-4.15.1
( Seni)
Tujuan belajar : Sikap
 Aku bisa berjalan lurus
 Aku bisa menyiram tanaman
 Aku bisa menirukan membuat tanda salib
Pengetahuan dan ketrampilan
 Dapat menyebutkan bagian – bagian tanaman
 Dapat membuat lukisan dengan teknik melipat
 Dapat menempel tahap pertumbuhan tanaman
 Dapat mengelompokkan warna dengan batu berwarna

PEMBUKA
Kegiatan Pembukaan Meliputi : Salam, Berdoa, Bernyanyi Tentang Lagu Biji ditanam,
Absensi, Bercerita, membangun pengetahuan melalui materi yang dikembangkan sesuai
dengan tema dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, menjelaskan cara bermain dan
menyepakati aturan main.

43
KEGIATAN INTI
Mengamati, menanyakan, mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan
 Murid mengelompokkan warna dengan media batu berwarna
 Murid menempel tahap pertumbuhan tanaman
 Murid melukis dengan teknik lipatan
 Bercerita tentang tanaman

RECALLING
 Mengembalikan mainan ke tempat semula
 Menanyakan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan
 Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak dikegiatan
ISTIRAHAT :
Meliputi cuci tangan, makan bekal bersama dan bermain bebas

PENUTUP
 Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa
saja yang paling disukai
 Menanyakan perasaan selama hari ini
 Memberikan tugas kepada anak untuk dilakukan dirumah yakni
menanyakan tentang macam-macam tanaman
 Bercerita pendek yang berisi tentang pesan-pesan
 Berdoa, memberi salam, pulang

Mengetahui Bontang, 28 Oktober 2021


Pengelola KB Santa Theresia Guru KB

SELVI MARIA ELLA

44
DOKUMEN KEGIATAN PENGELOMPOKKAN BATU BERWARNA

DOKUMENTASI WAWANCARA GURU KELAS

45

Anda mungkin juga menyukai