(PKP)
PENINGKATAN KEMAMPUAN SENI ANAK MELALUI METODE MEWARNAI GAMBAR DI KELOMPOK B PADA
TK ST. PAULUS EKKOKECAMATAN TALIBURA KABUPATEN SIKKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak di dunia memiliki berbagai kecerdasan dalam tingkat dan indikator yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa semua anak pada hakekatnya adalah cerdas. Perbedaan ter;etak pada tingkatan
dan indikator kecerdasannya, diantaranya anak didik menuntut cara berpikir pendidik yang adil dan
eksistensial. Oleh sebab itu, pendidik perlu bertanya pada diri sendiri berkaitan dengan kecerdasan anak
didiknya.
Berdasarkan pengamatan kegiatan pengembangan seni anak pada TK ST. Paulus Ekko, kelompok B
keberhasilan pembelajaran kesenian dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat
membangkitkan motivasi belajar dan bermakna bagi anak. Keingintahuan dan keyakinan anak akan
kemampuan diri adalah faktor pembangkit yang efektif. Anak- anak sebagian lainnya, mungkin terlihat
lebih antusias pada saat bermalajin ayunan, perosotan, dan lempar tangkap bola, akan tetapi beberapa
anak mungkin akan lebih memahami materi yang disampaikan secara visual, misalnya: melalui gambar-
gambar yang menarik.Oleh karena itu ditemukan masalah dalam proses pembelajaran kemampuan seni
anak melalui metode mewarnai gambar. Dari 15 anak hanya 3 ( tiga ) anak ( 30 % ). Yang belum mampu
mengenal dan mewarnai gambar dengan dengan rapid an baik. Sedangkan 10 anak ( 70 % ) sudah
mampu mengenal dan mewarnai gambar dengan rapid an baik. Hal ini disebabkan karena ketika guru
sedang berceritra atau memberikan penjelasan anak sering mengganggu anak lain dabn lebih tertarik
dengan alat permainan yang lain.
Seorang anak yang memiliki kemampuan ini cendrung menyukai arsitektur, bangunan, dekorasi, operasi
seni, desain / denah, membaca chart, peta,koordinasi warna, membuat bentuk patung dan desain 3
dimensi lainnya, menciptakan dan menginterpretasikan grafik desain interior serta dapat
membayangkan secara detail membuat sketsa, memburpikir dat sketsa, membuat game ruang. Berpikir
dalam image / bentuk serta memindahkan dalam bentuk angan-angan.
Informasi mengenai kecerdasan visual-spasial pada anak usia dini diperoleh dari observasi terhadap :
a. Kemampuan menangkap warna serta mampu memadukan warna-warna saat mewarnai serta
dekorakhayalsi.
b. Kesenangan mereka mencoret-coret, menggambar, berkhayal dan membuat dan membuat desain
sederhana.
Sering terjadi bahwa apa yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena kendala
tertentu, baik itu materi, metode, media, waktu, peserta didik maupun guru itu sendiri. Dalam konteks
ini, penggunaan metode lebih sering tidak sesuai dengan metode yang tercantum dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran karena situasi dan kondisi tidak sesuai dengan yang dipikirkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang berkaitan dengan
penelitian ini antara lain : Bagaimana cara meningkatkan seni anak melalui metode mewarnai gambar di
kelompok B pada Tk.St.Paulus Ekko ?
Untuk mencapai kompetensi dan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran maka ada 3 (tiga) hak yang
menjadi bahan kajian yaitu sebagai berikut :
2. Menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak menjadi mampu melakukan kegiatan yang
telah dipersiapkan
3. Membantu anak dalam pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan agar siap memasuki lembaga
pendidikan selanjutnya dan untuk pertumbuhanperkembangan selanjutnya. Dari ketiga hal yang telah
dijelaskan diatas adapun tujuan khusus adalah :
1. Bagi Siswa
Kegiatan mewarnai gambar memberikan pengalaman belajar untuk berlatih dibidang seni
Memerikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar
Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan
minat dan kemampuan anak didik yang memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan secara
optimal
3. Bagi Orangtua
Membantu proses tumbuh kembang anak dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas sejak dini
Membantu langkah memantapkan fungsi keluarga khususnya dalam meningkatkan pendidikan dan
kesejahteraan anak
4. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menyediakan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
Sekolah harus mengadakan KKG secara rutin dan terprogram agar diantara guru saling mengetahui
kekurangan dan kelebihan untuk selanjutnya serta saling mengisi dan melengkapi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Menurut Edwards dan Gandini menyatakan peranan penting pembelajaran seni dalam booklet
performing : The Art in Education, meliputi aspek :
Seni membentuk anak memahami pengetahuan lainnya. Maksudnya anak dapat memahami
pengetahuan dengan cara
Melalui seni anak dapat mempelajari peradaban manusia sehingga anak dapat mempelajari masa
lalu dan mengantar wawasan ke masa depan.
2. Menurut Pamela Coglin ( 1997 ) mengemukakan karakteristik seni anak-anak dilihat dari sudut
pandang perkembangannya menyatakan bahwa :
Pada anak usia 3 tahun, anak mulai mengasosiasikan garis dan bentuk dengan benda-benda nyata.
Ada perubahaan dari corat-coretan yang digoreskan ke dalam suatu bentuk gambar.
Anak usia 4 tahun, pada akhirnya menyadari bahwa garis dan bentuk bias mewakili orang,
binatang dan berbagai benda.
2. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing anak.
4. Menyajikan informasi secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan berdasarkan
kebutuhan.
5. Menyajikan pesan atau informais belajar secara serempak bagi seluruh anak.
6. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
3. Menurut Howard Gardner menemukan 9 kecerdasan anak, yang salah satunya adalah : kecerdasan
visual-spasial pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap :
4. Kemampuan anak menciptakan suatu bentuk, seperti bentuk pesawat, rumah, mobil.
4. Menurut Indra Supit, dkk ( 2003 ) mereka memiliki kemampuan mengenai identitas objek ketika
objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda dan memperkirakan jarak serta keberadaan dirinya
dengan sebuah objek.
a. Bermain bebas :
Yaitu kegiatan bermain dimana anak mendapat kesempatan melakukan berbagai pilihan alat permainan
dan cara menggunakannya
Yaitu dimana guru memilih dan menentukan jenis dan bentuk permainan dan anak dirangsang untuk
menemukan konsep dari permainan tersebut.
Yaitu guru mengajarkan cara menyelesaikan suatu tugas yang khusus seperti : kegiatan melipat kertas,
menggunting, memberi warna dan sebagainya.
6. Menurut Brewster, warna secara umum dapat dikelompokan dalam 3 kategori yaitu : 2 warna
primer dan warna primer serta warna tersier. Warna primer ( pertama ) maksudnya, warna tersebut
bukan terbuat dari warna campuran lain manapun. Kelompok warna primer terdiri dari 3 warna yaitu :
merah, kuning dan biru. Kelompok warna sekunder terdiri dari 3 warna yaitu : hijau, ungu dan jingga.
Warna tersier ( ketiga ) terdiri dari campuran sekunder dengan tersier. Merupakan warna-warna yang
senada dengan warna primer yang berbeda-beda.
Pada anak-anak kegiatan mewarnai bentuk gamba tampaknya paling sering dilakukan dimana saja,
kapan saja dan biaya yang relative murah. Alat-alat yang diperlukan seperti kertas, krayon, pensil warna
dan biarkan anak-anak menggambar dan mewarnai sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Bila anak ingin melihat contohpun tidak ada masalah. Berikan kemampuan anak untuk mewarnai bentuk
gambar sederhana, dimulai dengan tahapan mencorat-coret terlebih dahulu.
Visual special merupakan kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang yang didefenisikan
sebagai kemampuan mempersepsi dunia secara akurat serta mentransformasikan persepsi dalam
berbagai bentuk. Kemampuan berpikir visual special merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk
visualisasi gambar, mewarnakan dan bentuk 3 dimensi.
Sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khusus warna dan ruang
Mentransformasikan yakni mengalih bentukkan hal yang ditangkap mata kedalam wujud lain,
misalnya melihat dan mencermati bunga mawar, merekam dan menginterpretasikan dalam pikiran lalu
menuangkan rekaman itu kedalam bentuk mewarnakan lukisan.
BAB III
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran di TK ST Paulus Ekko kelompok B (Anak Usia 5-6 tahun) Desa Timu
Tawa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka
2. Waktu
Waktu pelaksanaan
Penulis mengambil tema yang dipilih : Tanaman dengan Subtena : Macam-macam Tanaman. Penelitian
ini dilakukan secara kolaborasi atau kerja sama dari pihak peneliti dan pihak sekolah itu sendiri. Kerja
sama ini selalu membawa hasil yang positif bagi saya dalam upaya pemahaman terhadap berbagai
permasalahan yang muncul. Ada variable perubahan dalam penelitian yaitu pemberian tugas mewarnai
gambar,mengurutkan pola dan menyebutkan bagian-bagian tanaman.
B. Karakteristik Anak
Pelaksanaan perbaikan ini dilaksanakan pada usia 5-6 tahun kelompok B TK ST. Paulus Ekko. Dengan
jumlah anak 15 orang dengan perincian laki laki 7 orang dan perempuan 8 orang.
C. DESAIN PROSEDUR PENELITIAN
Menurut Mukhlis ( 2000 : 55 ) penelitian adalah suatu kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh
pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama yang
dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek bembelajaran serta berkesinambungan serta
penyertaannya menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan
dari Temenis dan Tanggart ( dalam Sugiarti, 1997 : 6 ) berbentuk spiral dari satu siklus yang lain.
Dalam penelitian ini penulis bekerja sama dengan teman sejawat di sekolah Tk.St.Paulus Ekko.
Dalam prosedur kegiatan pengembangan dalam penelitian ini dimulai dari kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan diawali dengan berdoa, mengucap
salam, mengenal nama hari dan tanggal, bernyanyi lagu Ayo kawan, Lihat kebunku berbagai
pengalaman tentang tanaman.
Masuk pada kegiatan inti anak diajak praktek langsung untuk meniru kata akar, batang, daun, buah
bunga sambil melihat tanaman serta diajak mengenal huruf dan kartu huruf dengan huruf awal dari
namanya masing-masing dan mewarnai gambar buah. Kemudian masuk pada kegiatan istirahat anak
diajak berdoa, cuci tangan, makan / minum dan bermain, dan pada kegiatan penutup anak diajak untuk
melompat, mengurutkan pola daun, bunga, buah dan akar yang disebutkan guru. Ulasan tentang
kegiatan hari ini pesan dan terakhir doa berdoa, salam dan pulang.
D. ANALISIS DATA
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data.
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar
mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran.
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
N = Jumlah siswa
E. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta
penilaian hasil belajar.
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan
disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil
eksperimen.
Dari hasil observasi peneliti menginterpretasikan data mengenai kejadian yang terjadi di Tk.St.Paulus
Ekko, Desa Timu Tawa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.
Pelaksanaan kegiatan di Tk dalam satu kesatuan yang utuh antara bimbingan sosial, perawatan. Program
kegiatan tersebut dapat direncnakan dalam bentuk Rencana Kegiatan Mingguan ( SKM ) dan Rencana
Kegiatan Harian ( RKH ) yang meliputi :
e. Kemampuan berbahasa
f. Kemampuan kognitif
g. Kemampuan sosial melalui menggambar dan mewarnai bentuk gambar, menyanyi dan lain-lain
h. Kemampuan fisik
Penelitian ini menggunakan metode inti protatif yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena
yang diteliti di lapangan.
BAB IV
A. Deskripsi Persiklus
1. Siklus I.
Perencanaan
Kelompok :B
Semester : II
Waktu : 12 Menit
1. Kompetensi Dasar
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai
dalam bekerja seni melalui kegiatan eksplorasi.
2. Tujuan Pembelajaran
3. Indikator
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 4 ( empat ) pola yang berurutan, misalnya
: mera, putih, hijau, kuning dan seterusnya.
Mewarnai bentuk gambar sederhana.
4. Metode
Tanya jawab
Penugasan
Mewarnai
5. Langkah-langkah Pembelajaran
2. Absen, salam
3. Mengenal nama hari dan tanggal sesuai dengan hurud awal pada nama tanaman
4. Guru memberikan pertanyaan appersepsi mengenai materi yang mau diajarkan, tentang tanaman
yang ada di pekarangan rumah dan lingkungan sekitar, sambil menyuruh anak menunjukan bagian-
bagian tanaman serta meniru kata pada bagian tanaman tersebut.
Guru menyuruh anak mengurutkan pola dengan daun, bunga, akar, batang pada
Anak diajak untuk makan / minum sambil memberikan makanan pada anak yang tidak membawa
makanan.
Guru menyuruh anak membereskan atau menyimpan permaianan pada tempat yang sudah
disiapkan
Gambar, krayon
f. Penilaian
Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang dibuat
Anak diberi kesempatan untuk berceritra kembali mengenai mewarnai gambar secara sederhana
Menilai masing-masing anak dalam kegiatan berceritra dengan format penilaian.
a. Pengamatan
Dengan dibantu oleh supervisor, penulis mencatat seluruh situasi pembelajaran yang terjadi meliputi :
Keaktifan anak
Keberanian anak
1. Finsensius P. Nai L
2. Simon Sola L
3. Robertus Warat L
5. Y. Marviana Mau P -
6. B. Anyelo Sefriano L -
7. Realino Bulet L
8. Anggelinus Sepriano L
JUMLAH 15 3 6 6
Persentase 20 % 40 % 40 %
Keterangan :
: Kurang
: Cukup
: Baik
b. Refleksi
Dari pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran di atas ketika dilakukan penilaian belum berhasil,
karena hasil pengamatan menunjukan bahwa :
Dari 15 anak yang menyelesaikan kegiatan mewarnai gambar hanya 10 anak yang sudah mencapai
target
Ketika guru memberikan penjelasan masih ada anak yang mengganggmbar Zu teman bermain
dengan alat permainan lain
Setelah gambar dibagi anak merebut melihat gambar sehingga terjadi keributan
Anak terlihat kurang aktif karena gambar yang disediakan untuk mewarnainya tidak sesuai dengan
keinginannya. Berdasarkan data yang terkumpul, penulis melakukan penelaan dan menyimpulkan hasil
tindakan perbaikan yakni : bahwa penguasaan anak sudah meningkat, tetapi belum secara optimal.
Dari hasil pengamatan dn kesimpulkan an data peneliti melakukan refleksi dengan menunjukan
pertanyaan kepada diri sendiri :
Mengapa terjadi keributan saat guru memberikan penjelasan tentang mewarnai gambar ?
Mengapa anak-anak masih belum terlibat aktif dalam pembelajaran ? Apakah Saya kurang
memberikan kesempatan kepada anak-anak ?
anak ?
Jika demikian, apa yang harus saya perbaiki dalam tindakan perbaikan berikutnya ?
Berdasarkan hasil refleksi data yang telah disimpulkan, peneliti memutuskan untuk mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Kelompok :B
Semester : II
1. Kompetensi Dasar
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai
media dalam bekerja seni mulai kegiatan bereksplorasi.
2. Tujuan Pembelajaran
3. Indikator :
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melipat bentuk 4 pola yang berurutan, misalnya : merah,
putih, hijau, kuning dan seterusnya.
4. Metode:
Tanya jawab
Penugasan
Mewarnai
5. Langkah-langkah Pembelajaran :
Mengenal hari dan tangggal sesuai dengan huruf awal pada nama tanaman
Guru menyuruh anak mengurutkan pola daun, bunga, akar, batang pada tanaman sambil
memberikan pertannyaan dalam konteks kalimat sederhana
Anak diajak makan / minum sambil memberikan makanan pada anak yang tidak membawa makanan
Guru mengevaluasi kegiatan hari ini dan memberikan pesan untuk kegiatan besok
f. Penilaian
Siklus II
a. Perencanaan :
b. Pelaksanaan
Melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran siklus II dengan mempersiapkan diri yang optimal
serta penggunaan metode yang bervariasi
Selalu memberi kesempatan kepada anak-anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
Menyiapkan media pembelajaran yang cukup sehingga masing-masing anak dapat mewarnai gambar
sesuai dengan keinginannya.
c. Pengamatan
Dari pelasanaan perbaikan siklus II anak pada umumnya mulai aktif, bersemangat, berani dan dapat
menjalin komunikasi dengan baik
Melalui format observasi guru dan anak, penulis dapat menilai hasil tindakannya.
1. Finsensius P. L
Nai
2. Simon Sola L
3. Robertus Warat L
5. Y. Marviana Mau P
6. B. Anyelo Sefriano L -
7. Realino Bulet L
8. Anggelinus L
Sepriano
15. Rindikarika M. P -
Lewar
JUMLAH 15 1 3 11
d. Refleksi
Ketika dilaksanakan refleksi tentang hasil pelaksanaan perbaikan dan pengamatan proses pelaksanaan
siklus II penulis dapat menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan sudah berhasil, sehingga
dengan demikian penulis menyadari bahwa proses perbaikan dianggap selesai.
1. Siklus I
Berdsarkan pengamatan pada siklus I diatas maka, disimpulkan banhwa proses pembelajaran pada TK
ST. Paulus Ekko sudah berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah di terapkan. Namun,
dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan atau kekurangan yang mempengaruhi hasil belajar
anak.
Hari ini dapat dibuktikan dengan hasil pengamatan bahwa dari 15 anak diantaranya 3 anak dalam
kategori kurang aktif, 6 anak cukup baik dan6 anak tergolong baik.
Dari pengamatan bahwa kelemahan ini terjadi akibat dari tingkat keaktifan anak masih rendah, yang
disebabkan oleh jumlah alat atau sarana dan prasarana sekolah masih belum memadai. Hal ini
menyebabkan hasil belajar siswa kurang sesuai harapan. Maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa tindakan perbaikan pembelajaran oleh guru belum mencapai tingkat kesuksesan. Untuk itu
penulis merencanakan tindakan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa aktifitas dalam kegiatan belajar
mengajar anak sudah meningkat. Hal ini terbukti dengan sebagian besar anak sudah bisa mewarnai
sebuah gambar dengan baik. Tingkat ketuntasan anak meningkat pada siklus II. Terdapat 11 anak dalam
kategori berkembang sangat pesat. Perkembangan anak sesuai harapan guru.
Dengan berakhirnya siklus II penulis dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran berlangsung
sesuai skenario pembelajaran yang sudah ditetapkan dan apa yang menjadi kelemahan pada siklus I,
mendapat perbaikan pada siklus iI, dan hasilnya terbukti dari siklus II mengalami peningkatan.
Berdasarkan analisa data tersebut anak memiliki tingkat kecerdasan yang rendah serta ada yang kurang
aktif dalam mewarnai gambar yang diberikan guru.
Untuk lebih jelas melihat perubahan dan peningkatan kemampuan seni anak melalui metode mewarnai
gambar selama siklus I dan siklus II dapat terbaca grafik berikut ini dalam persentase.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak sehingga dapat
memotifasikan minat belajar anak
Upaya peningkatan kemampuan guru akan penggunaan media dalam tindakan perbaikan
pembelajaran dengan siklus demi meningkatkan kinerja guru untuk lebih profesionaldan berkualitas
B. SARAN
Setelah melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran maka penulis menyarankan agar :
Guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dalam proses pembelajaran yang menyenangkan yang
dapat dilengkapi dengan media pembelajaran
Guru harus selalu merefleksi diri untuk melihat sejauh mana upaya dalam penyempurnaan kegiatan
pembelajaran
Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Durri, dkk (2012) Metode Penelitian. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Chandra, Titi, Yufiarti ( 2012 ) Pengembangan Kecerdasan Majemuk Tangerang Selatan Universitas
Terbuka.
Montolalu B. E. F, dkk (2012) Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Nakita, Panduan Tumbuh Kembang Anak (2003) Mencetak Anak Kreatif Jakarta : Pt. Gramedia
Pamadhi Hajar, Sukardi S. Evan (2012).Seni Keterampilan Anak. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Syaodih, Ernawulan (2011) Bimbingan Konseling Untuk Anak Dini. Jakarta : Universitas Terbuka
Waseso, Iksan, dkk ( 2010) Evaluasi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka
Wijana D. Widarmi, dkk (2012) Kurikulum PAUD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Zaman, Badro ( 2010 ). Media dan Sumber Belajar. Jakarta : Universitas Terbuka.