(PKP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak di dunia memiliki berbagai kecerdasan dalam tingkat dan indikator yang berbeda.
Hal ini menunjukkan bahwa semua anak pada hakekatnya adalah cerdas. Perbedaan ter;etak pada
tingkatan dan indikator kecerdasannya, diantaranya anak didik menuntut cara berpikir pendidik
yang adil dan eksistensial. Oleh sebab itu, pendidik perlu bertanya pada diri sendiri berkaitan
dengan kecerdasan anak didiknya.
Seorang anak yang memiliki kemampuan ini cendrung menyukai arsitektur, bangunan,
dekorasi, operasi seni, desain / denah, membaca chart, peta,koordinasi warna, membuat bentuk
patung dan desain 3 dimensi lainnya, menciptakan dan menginterpretasikan grafik desain interior
serta dapat membayangkan secara detail membuat sketsa, memburpikir dat sketsa, membuat game
ruang. Berpikir dalam image / bentuk serta memindahkan dalam bentuk angan-angan.
Informasi mengenai kecerdasan visual-spasial pada anak usia dini diperoleh dari observasi
terhadap :
a. Kemampuan menangkap warna serta mampu memadukan warna-warna saat mewarnai serta
dekorakhayalsi.
b. Kesenangan mereka mencoret-coret, menggambar, berkhayal dan membuat dan membuat desain
sederhana.
d. Kemampuan anak dalam menciptakan suatu bentuk seperti bentuk pesawat terbang, sawah, mobil,
burung, atau bentuk lain yang mengesankan adanya bentuk transformasi.
Sering terjadi bahwa apa yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena
kendala tertentu, baik itu materi, metode, media, waktu, peserta didik maupun guru itu sendiri.
Dalam konteks ini, penggunaan metode lebih sering tidak sesuai dengan metode yang tercantum
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran karena situasi dan kondisi tidak sesuai dengan yang
dipikirkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang berkaitan
dengan penelitian ini antara lain : Bagaimana cara meningkatkan seni anak melalui metode
mewarnai gambar di kelompok B pada Tk.St.Paulus Ekko ?
Untuk mencapai kompetensi dan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran maka ada 3 (tiga)
hak yang menjadi bahan kajian yaitu sebagai berikut :
3. Membantu anak dalam pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan agar siap memasuki lembaga
pendidikan selanjutnya dan untuk pertumbuhanperkembangan selanjutnya. Dari ketiga hal yang
telah dijelaskan diatas adapun tujuan khusus adalah :
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa
· Kegiatan mewarnai gambar memberikan pengalaman belajar untuk berlatih dibidang seni
· Memerikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar
· Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan
minat dan kemampuan anak didik yang memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan
secara optimal
3. Bagi Orangtua
· Membantu proses tumbuh kembang anak dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas sejak dini
4. Bagi Sekolah
· Sekolah dapat menyediakan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
· Sekolah harus mengadakan KKG secara rutin dan terprogram agar diantara guru saling
mengetahui kekurangan dan kelebihan untuk selanjutnya serta saling mengisi dan melengkapi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Menurut Edwards dan Gandini menyatakan peranan penting pembelajaran seni dalam booklet
performing : The Art in Education, meliputi aspek :
· Seni membentuk anak memahami pengetahuan lainnya. Maksudnya anak dapat memahami
pengetahuan dengan cara
· Melalui seni anak dapat mempelajari peradaban manusia sehingga anak dapat mempelajari masa
lalu dan mengantar wawasan ke masa depan.
2. Menurut Pamela Coglin ( 1997 ) mengemukakan karakteristik seni anak-anak dilihat dari sudut
pandang perkembangannya menyatakan bahwa :
· Pada anak usia 3 tahun, anak mulai mengasosiasikan garis dan bentuk dengan benda-benda
nyata. Ada perubahaan dari corat-coretan yang digoreskan ke dalam suatu bentuk gambar.
· Anak usia 4 tahun, pada akhirnya menyadari bahwa garis dan bentuk bias mewakili orang,
binatang dan berbagai benda.
2. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing anak.
3. Membangkitkan motivasi belajar anak.
4. Menyajikan informasi secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan berdasarkan
kebutuhan.
5. Menyajikan pesan atau informais belajar secara serempak bagi seluruh anak.
3. Menurut Howard Gardner menemukan 9 kecerdasan anak, yang salah satunya adalah : kecerdasan
visual-spasial pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap :
4. Kemampuan anak menciptakan suatu bentuk, seperti bentuk pesawat, rumah, mobil.
4. Menurut Indra Supit, dkk ( 2003 ) mereka memiliki kemampuan mengenai identitas objek ketika
objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda dan memperkirakan jarak serta keberadaan
dirinya dengan sebuah objek.
a. Bermain bebas :
Yaitu kegiatan bermain dimana anak mendapat kesempatan melakukan berbagai pilihan alat
permainan dan cara menggunakannya
Yaitu dimana guru memilih dan menentukan jenis dan bentuk permainan dan anak dirangsang
untuk menemukan konsep dari permainan tersebut.
Yaitu guru mengajarkan cara menyelesaikan suatu tugas yang khusus seperti : kegiatan melipat
kertas, menggunting, memberi warna dan sebagainya.
6. Menurut Brewster, warna secara umum dapat dikelompokan dalam 3 kategori yaitu : 2 warna
primer dan warna primer serta warna tersier. Warna primer ( pertama ) maksudnya, warna tersebut
bukan terbuat dari warna campuran lain manapun. Kelompok warna primer terdiri dari 3 warna
yaitu : merah, kuning dan biru. Kelompok warna sekunder terdiri dari 3 warna yaitu : hijau, ungu
dan jingga.
Warna tersier ( ketiga ) terdiri dari campuran sekunder dengan tersier. Merupakan warna-warna
yang senada dengan warna primer yang berbeda-beda.
Pada anak-anak kegiatan mewarnai bentuk gamba tampaknya paling sering dilakukan dimana saja,
kapan saja dan biaya yang relative murah. Alat-alat yang diperlukan seperti kertas, krayon, pensil
warna dan biarkan anak-anak menggambar dan mewarnai sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Bila anak ingin melihat contohpun tidak ada masalah. Berikan kemampuan anak untuk mewarnai
bentuk gambar sederhana, dimulai dengan tahapan mencorat-coret terlebih dahulu.
Visual special merupakan kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang yang didefenisikan
sebagai kemampuan mempersepsi dunia secara akurat serta mentransformasikan persepsi dalam
berbagai bentuk. Kemampuan berpikir visual special merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk
visualisasi gambar, mewarnakan dan bentuk 3 dimensi.
· Sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khusus warna dan ruang
· Mentransformasikan yakni mengalih bentukkan hal yang ditangkap mata kedalam wujud lain,
misalnya melihat dan mencermati bunga mawar, merekam dan menginterpretasikan dalam pikiran
lalu menuangkan rekaman itu kedalam bentuk mewarnakan lukisan.
BAB III
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran di TK ST Paulus Ekko kelompok B (Anak Usia 5-6 tahun)
Desa Timu Tawa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka
2. Waktu
Waktu pelaksanaan
Penulis mengambil tema yang dipilih : Tanaman dengan Subtena : Macam-macam Tanaman.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi atau kerja sama dari pihak peneliti dan pihak sekolah itu
sendiri. Kerja sama ini selalu membawa hasil yang positif bagi saya dalam upaya pemahaman
terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Ada variable perubahan dalam penelitian yaitu
pemberian tugas mewarnai gambar,mengurutkan pola dan menyebutkan bagian-bagian tanaman.
B. Karakteristik Anak
Pelaksanaan perbaikan ini dilaksanakan pada usia 5-6 tahun kelompok B TK ST. Paulus Ekko.
Dengan jumlah anak 15 orang dengan perincian laki – laki 7 orang dan perempuan 8 orang.
Menurut Mukhlis ( 2000 : 55 ) penelitian adalah suatu kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh
pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama
yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek bembelajaran serta
berkesinambungan serta penyertaannya menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru. Sesuai
dengan jenis penelitian tindakan dari Temenis dan Tanggart ( dalam Sugiarti, 1997 : 6 ) berbentuk
spiral dari satu siklus yang lain.
Dalam penelitian ini penulis bekerja sama dengan teman sejawat di sekolah Tk.St.Paulus Ekko.
Dalam prosedur kegiatan pengembangan dalam penelitian ini dimulai dari kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan diawali dengan berdoa,
mengucap salam, mengenal nama hari dan tanggal, bernyanyi lagu “ Ayo kawan, Lihat kebunku “
berbagai pengalaman tentang tanaman.
Masuk pada kegiatan inti anak diajak praktek langsung untuk meniru kata akar, batang, daun, buah
bunga sambil melihat tanaman serta diajak mengenal huruf dan kartu huruf dengan huruf awal dari
namanya masing-masing dan mewarnai gambar buah. Kemudian masuk pada kegiatan istirahat
anak diajak berdoa, cuci tangan, makan / minum dan bermain, dan pada kegiatan penutup anak
diajak untuk melompat, mengurutkan pola daun, bunga, buah dan akar yang disebutkan guru.
Ulasan tentang kegiatan hari ini pesan dan terakhir doa berdoa, salam dan pulang.
D. ANALISIS DATA
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa
data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar
mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir putaran.
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan
petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa
telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila
di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
E. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta
penilaian hasil belajar.
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar
dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian
hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil
eksperimen.
Pelaksanaan kegiatan di Tk dalam satu kesatuan yang utuh antara bimbingan sosial,
perawatan. Program kegiatan tersebut dapat direncnakan dalam bentuk Rencana Kegiatan
Mingguan ( SKM ) dan Rencana Kegiatan Harian ( RKH ) yang meliputi :
e. Kemampuan berbahasa
f. Kemampuan kognitif
g. Kemampuan sosial melalui menggambar dan mewarnai bentuk gambar, menyanyi dan lain-lain
h. Kemampuan fisik
Penelitian ini menggunakan metode inti protatif yaitu menginterpretasikan data mengenai
fenomena yang diteliti di lapangan.
BAB IV
A. Deskripsi Persiklus
1. Siklus I.
Perencanaan
Kelompok : B
Semester : II
Waktu : 12 Menit
1. Kompetensi Dasar
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai
dalam bekerja seni melalui kegiatan eksplorasi.
2. Tujuan Pembelajaran
3. Indikator
· Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 4 ( empat ) pola yang berurutan,
misalnya : mera, putih, hijau, kuning dan seterusnya.
· Mewarnai bentuk gambar sederhana.
4. Metode
· Tanya jawab
· Penugasan
· Mewarnai
5. Langkah-langkah Pembelajaran
2. Absen, salam
3. Mengenal nama hari dan tanggal sesuai dengan hurud awal pada nama tanaman
4. Guru memberikan pertanyaan appersepsi mengenai materi yang mau diajarkan, tentang tanaman
yang ada di pekarangan rumah dan lingkungan sekitar, sambil menyuruh anak menunjukan bagian-
bagian tanaman serta meniru kata pada bagian tanaman tersebut.
· Guru menyuruh anak mengurutkan pola dengan daun, bunga, akar, batang pada
· Anak diajak untuk makan / minum sambil memberikan makanan pada anak yang tidak membawa
makanan.
· Guru mengevaluasi kegiatan hari ini dan memberi pesan untuk kegiatan besok
· Guru menyuruh anak membereskan atau menyimpan permaianan pada tempat yang sudah
disiapkan
· Gambar, krayon
f. Penilaian
Siklus I
a. Perencanaan
· Mengidentifikasikan masalah pada proses pembelajaran dalam menetapkan alternative pemecahan
masalah
b. Pelaksanaan
· Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang dibuat
· Anak diberi kesempatan untuk berceritra kembali mengenai mewarnai gambar secara sederhana
a. Pengamatan
Dengan dibantu oleh supervisor, penulis mencatat seluruh situasi pembelajaran yang terjadi
meliputi :
· Keaktifan anak
· Keberanian anak
1. Finsensius P. Nai L
2. Simon Sola L
3. Robertus Warat L
5. Y. Marviana Mau P -
6. B. Anyelo Sefriano L -
7. Realino Bulet L
8. Anggelinus Sepriano L
JUMLAH 15 3 6 6
Persentase 20 % 40 % 40 %
Keterangan :
: Kurang
: Cukup
: Baik
b. Refleksi
Dari pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran di atas ketika dilakukan penilaian belum
berhasil, karena hasil pengamatan menunjukan bahwa :
· Dari 15 anak yang menyelesaikan kegiatan mewarnai gambar hanya 10 anak yang sudah
mencapai target
· Ketika guru memberikan penjelasan masih ada anak yang mengganggmbar Zu teman bermain
dengan alat permainan lain
· Setelah gambar dibagi anak merebut melihat gambar sehingga terjadi keributan
· Anak terlihat kurang aktif karena gambar yang disediakan untuk mewarnainya tidak sesuai
dengan keinginannya. Berdasarkan data yang terkumpul, penulis melakukan penelaan dan
menyimpulkan hasil tindakan perbaikan yakni : bahwa penguasaan anak sudah meningkat, tetapi
belum secara optimal.
Dari hasil pengamatan dn kesimpulkan an data peneliti melakukan refleksi dengan menunjukan
pertanyaan kepada diri sendiri :
Ø Mengapa terjadi keributan saat guru memberikan penjelasan tentang mewarnai gambar ?
Ø Mengapa anak-anak masih belum terlibat aktif dalam pembelajaran ? Apakah Saya kurang
memberikan kesempatan kepada anak-anak ?
anak ?
Ø Jika demikian, apa yang harus saya perbaiki dalam tindakan perbaikan berikutnya ?
Berdasarkan hasil refleksi data yang telah disimpulkan, peneliti memutuskan untuk mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Kelompok : B
Semester : II
1. Kompetensi Dasar
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai
media dalam bekerja seni mulai kegiatan bereksplorasi.
2. Tujuan Pembelajaran
3. Indikator :
Ø Memperkirakan urutan berikutnya setelah melipat bentuk 4 pola yang berurutan, misalnya : merah,
putih, hijau, kuning dan seterusnya.
4. Metode:
Ø Tanya jawab
Ø Penugasan
Ø Mewarnai
5. Langkah-langkah Pembelajaran :
Ø Mengenal hari dan tangggal sesuai dengan huruf awal pada nama tanaman
Ø Guru memberikan pertanyaan appersepsi mengenai materi yang hendak diajarkan, tentang tanaman
yang ada dirumah dan lingkungan sekitar.
Ø Guru menyuruh anak mengurutkan pola daun, bunga, akar, batang pada tanaman sambil
memberikan pertannyaan dalam konteks kalimat sederhana
Ø Anak diajak makan / minum sambil memberikan makanan pada anak yang tidak membawa makanan
Ø Guru mengevaluasi kegiatan hari ini dan memberikan pesan untuk kegiatan besok
f. Penilaian
Siklus II
a. Perencanaan :
b. Pelaksanaan
Ø Melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran siklus II dengan mempersiapkan diri yang optimal
serta penggunaan metode yang bervariasi
Ø Selalu memberi kesempatan kepada anak-anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
Ø Menyiapkan media pembelajaran yang cukup sehingga masing-masing anak dapat mewarnai gambar
sesuai dengan keinginannya.
c. Pengamatan
Ø Dari pelasanaan perbaikan siklus II anak pada umumnya mulai aktif, bersemangat, berani dan dapat
menjalin komunikasi dengan baik
Ø Melalui format observasi guru dan anak, penulis dapat menilai hasil tindakannya.
1. Finsensius P. L
Nai
2. Simon Sola L
3. Robertus Warat L
4. Yulius Yunior L
Kasik
5. Y. Marviana P
Mau
6. B. Anyelo L -
Sefriano
7. Realino Bulet L
8. Anggelinus L
Sepriano
9. Patrisia Du’a P
Blaon
11. Magdalena P
Rekung
13. Faustina P
Elisabet
14. Gradiana P
Rosmani
15. Rindikarika M. P -
Lewar
JUMLAH 15 1 3 11
d. Refleksi
Ketika dilaksanakan refleksi tentang hasil pelaksanaan perbaikan dan pengamatan proses
pelaksanaan siklus II penulis dapat menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan sudah
berhasil, sehingga dengan demikian penulis menyadari bahwa proses perbaikan dianggap selesai.
1. Siklus I
Dari pengamatan bahwa kelemahan ini terjadi akibat dari tingkat keaktifan anak masih
rendah, yang disebabkan oleh jumlah alat atau sarana dan prasarana sekolah masih belum memadai.
Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa kurang sesuai harapan. Maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran oleh guru belum mencapai tingkat kesuksesan.
Untuk itu penulis merencanakan tindakan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa aktifitas dalam kegiatan
belajar mengajar anak sudah meningkat. Hal ini terbukti dengan sebagian besar anak sudah bisa
mewarnai sebuah gambar dengan baik. Tingkat ketuntasan anak meningkat pada siklus II. Terdapat
11 anak dalam kategori berkembang sangat pesat. Perkembangan anak sesuai harapan guru.
Untuk lebih jelas melihat perubahan dan peningkatan kemampuan seni anak melalui metode
mewarnai gambar selama siklus I dan siklus II dapat terbaca grafik berikut ini dalam persentase.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø Seni menggambar dan mewarnainya merupakan kegiatan yang harus dtut itumbuh kembangkan
sejak anak usia dini, serta menuntut guru untuk lebih kreatifitas dalam mengaktualisasikan diri
dalam penggunaan media pembelajaran
Ø Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak sehingga dapat
memotifasikan minat belajar anak
Ø Upaya peningkatan kemampuan guru akan penggunaan media dalam tindakan perbaikan
pembelajaran dengan siklus demi meningkatkan kinerja guru untuk lebih profesionaldan berkualitas
B. SARAN
Setelah melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran maka penulis menyarankan agar :
Ø Guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dalam proses pembelajaran yang menyenangkan yang
dapat dilengkapi dengan media pembelajaran
Ø Guru harus selalu merefleksi diri untuk melihat sejauh mana upaya dalam penyempurnaan kegiatan
pembelajaran
Ø Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
dra, Titi, Yufiarti ( 2012 ) Pengembangan Kecerdasan Majemuk Tangerang Selatan Universitas Terbuka.
dhi Hajar, Sukardi S. Evan (2012).Seni Keterampilan Anak. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka