OLEH
NAMA : ROSYITA ACHMAD
NIM : 825726574
JURUSAN : S-1 PG.PAUD
SEMESTER : IX (SEMBILAN)
Page | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Page | 2
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan setelah melakukan observasi di RA
AT-Taqwa Kamalaputi kelompok B usia 5-6 tahun, maka diputuskan
penelitian ini terfokus pada pengembangan Kognitif melalui kegiatan
mengenal konsep bilangan. Kegiatan ini dipilih karena cukup menarik untuk
dilakukan penelitian di kelompok B RA AT-Taqwa Kamalaputi
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data mengenai:
1. Mengetahui perkembangan kognitif anak Kelompok B RA AT-Taqwa
kamalaputi melalui kegiatan mengenal konsep bilangan.
2. Mengevaluasi hasil belajar anak Kelompok B RA AT-Taqwa Kamlaputi
dalam hal perkembangan kognitif melalui kegiatan mengenal konsep
bilangan. Alasan Kelompok B RA AT-Taqwa Kamalaputi melaksanakan
kegiatan mengenal konsep bilangan untuk pengembangan kognitif.
3. Hal-hal yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok
B RA AT-Taqwa kamalaputi.
2. Menganalisis hasil observasi di Kelompok B RA AT-Taqwa Kamalaputi.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan di lembaga PAUD.
4. Sebagai referensi dalam kegiatan pengembangan dan tempat peneliti
mengajar.
Page | 3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Kognitif
B. Teori Kognitif
1. TEORI GESTALT
Page | 4
berpengaruh terhadap jejak ingatan. (c) latihan yang terus menerus akan
memperkuat jejak ingatan. Walfgang Kohler (1887-1950) melanjutkan
penelitian Wetheimer dan Koffka dengan meneliti tentang insight pada
simpanse.
Konsep penting dalam psikologi Gestalt adalah insight yaitu
pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan
antara bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Esensi dari teori
psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind) adalah usaha-usaha untuk
menginterpretasikan sensasi dan pengalaman-pengalaman yang masuk
sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan sifat-sifat tertentu dan
bukan sebagai kumpulan unit data yang terpisah-pisah.
Menurut pandangan psikologi gestalt, seseorang memperoleh
pengetahuan melalai sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya
secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam struktur yang
lebih sederhana sehingga mudah dipahami.
2. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
a. John Dewey
b. Jean Piaget
Page | 5
seperti mainan, perabot, dan makanan, serta objek-objek sosial seperti
diri, orang tua, dan teman. Bagaimana car anak belajar
mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaannya.Piaget memandang bahwa
anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya
mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi.
Page | 6
2) Ikonik ( 3 – 8 tahun )yaitu anak menyadari sesuatu ada secara
mandiri melalui imej atau gambar yang konkrit bukan yang abstrak.
3) Simbolik ( > 8 tahun ) yaitu anak sudah memahami simbol-simbol
dan konsep seperti bahasa dan angka sebagai representasi simbol.
d. Lev Vygotsky
1. Kemampuan berbahasa
2. Kemampuan mengingat
3. Kemampuan nalar atau berpikir logis
4. Kemampuan tilikan ruang
5. Kemampuan bilangan
6. Kemampuan menggunakan kata-kata
7. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat
Page | 7
E. Tahapan Perkembangan Kognitif
Anak PAUD berada pada tahapan pra operasional (2-7 tahun).
Dikatakan pra operasional karena anak telah menggunakan logika pada
tempatnya. Lebih lanjut, tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasi-
kan dan mengkoordinasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-
gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam kenyataannya, pra
operasional adalah kemampuan anak untuk mengantisipasi pengaruh dari
satu kejadian dalam kejadian yang lain.
2. Perkembangan pra operasional anak, memungkinkan anak berpikir dan
menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun
benda atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau
jangkauan tangannya.
3. Anak mengerti bahwa perubahan dalam satu faktor disebabkan oleh
perubahan dalam faktor lain. misalnya dua buah gelas yang berkapasitas
sama tetapi berbeda bentuk dituangi air dengan jumlah yang sama maka
anak akan cenderung menebak isi gelas yang tinggi lebih banyak
daripada isi gelas yang pendek, karena anak hanya mampu melihat pada
ketinggian pada gelas air yang tinggi tanpa memperhitungkan kuantitas
atau volume yang sama pada gelas yang pendek tetapi besar.
4. Pada tahap ini anak memiliki angan-angan karena ia berpikir secara
intuitif yakni berpikir dengan berdasarkan ilham.
Page | 8
Klasifikasi pengembangan kognitif dimaksudkan untuk
mempermudah guru dan orang dewasa lainnya dalam menstimulasi
kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada
masing-masing anak. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Pengembangan Auditory
Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indera
pendengaran anak. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain,
mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar sehari-hari,
mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik, mengikuti perintah lisan
sederhana, mendengarkan cerita dengan baik, mengungkapkan kembali
cerita sederhana, menebak lagu atau apresiasi musik, mengikuti ritmik
dengan bertepuk, mengetahui asal suara dan mengetahui nama benda yang
dibunyikan.
2. Pengembangan Visual
Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan,
pengamatan, perhatian, tanggapan dan persepsi anak terhadap lingkungan
sekitar. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain, mengenali benda-
benda sehari-hari, membanding-kan benda-benda dari yang sederhana
menuju ke yang lebih kompleks, mengetahui benda dari ukuran, bentuk,
atau dari warnanya, mengetahui adanya benda yang hilang apabila
ditunjukkan sebuah gambar yang belum sempurna atau janggal, menjawab
pertanyaan tentang sebuah gambar seri dan atau lainnya, menyusun
potongan teka-teki mulai dari yang sederhana sampai ke yang lebih rumit,
mengenali namanya sendiri bila tertulis dan mengenali huruf dan angka.
3. Pengembangan Taktil
Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan tekstur
(indera peraba). Kemampuan yang dikembangkan, antara lain:
mengembangkan kesadaran akan indera sentuhan, mengembangkan
kesadaran akan berbagai tekstur, mengembangkan kosa kata untuk
menggambarkan berbagai tekstur seperti tebal-tipis, halus-kasar, panas-
dingin, dan tekstur kontras lainnya, bermain di bak pasir, bermain air,
bermain dengan plastisin, menebak dengan meraba tubuh teman, meraba
dengan kertas amplas, meremas kertas koran dan meraup biji-bijian.
4. Pengembangan Kinestetik
Kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak
tangan/ keterampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi
perkem-bangan kognitif. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain,
finger painting dengan tepung kanji, menjiplak huruf-huruf geometri,
melukis dengan cat air, mewarnai dengan sederhana, menjahit dengan
sederhana, merobek kertas koran, menciptakan bentuk-bentuk dengan
balok, mewarnai gambar, membuat gambar sendiri dengan berbagai
Page | 9
media, menjiplak bentuk lingkaran, bujur sangkar, segitiga atau empat
persegi panjang, memegang dan menguasai sebatang pensil, menyusun
atau menggabung-kan potongan gambar atau teka-teki dalam bentuk
sederhana, mampu menggunakan gunting dengan baik, dan mampu
menulis
5. Pengembangan Aritmatika
Kemampuan aritmatika berhubungan dengan kemampuan yang
diarahkan untuk kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan.
Kemampuan yang dikembangkan, antara lain, mengenali atau membilang
angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda, mengenali
himpunan dengan nilai bilangan berbeda, memberi nilai bilangan pada
suatu himpunan benda, mengerjakan atau menyelesaikan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan
menggunakan konsep dari kongkrit ke abstrak, menghubungkan konsep
bilangan dengan lambang bilangan, dan menciptakan bentuk benda sesuai
dengan konsep bilangan. Dalam prakteknya, dapat diterapkan dengan :
a) Menggunakan konsep waktu misalnya hari ini.
b) Menyatakan waktu dengan jam.
c) Mengurutkan lima sampai dengan sepuluh benda berdasarkan urutan
tinggi besar.
d) Mengenal penambahan dan pengurangan.
6. Pengembangan Geometri
Kemampuan geometri berhubungan dengan pengembangan
konsep bentuk dan ukuran. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain:
a) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukurannya.
b) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukurannya.
c) Membandingkan benda menurut ukurannya besar-kecil, panjang-
lebar, tinggi-rendah.
d) Mengukur benda secara sederhana.
e) Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil, tinggi-
rendah, panjang-pendek, dan sebagainya.
f) Menciptakan bentuk dari kepingan geometri.
g) Menyebut benda-benda yang ada di kelas sesuai dengan bentuk
geometri.
h) Mencontoh bentuk-bentuk geometri.
i) Menyebut, menunjukkan, dan mengelompokkan lingkaran, segitiga,
dan segiempat.
j) Menyusun menara dari delapan kubus.
k) Mengenal ukuran panjang, berat, dan isi.
l) Meniru pola dengan empat kubus.
Page | 10
7. Pengembangan Sains Permulaan
Kemampuan sains permulaan berhubungan dengan berbagai
percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara sainstific
atau logis tetapi tetap dengan mempertimbangkan tahapan berpikir anak.
Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, antara lain:
a. Mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitar.
b. Mengadakan berbagai percobaan sederhana.
c. Mengkomunikasikan apa yang telah diamati dan diteliti.
Page | 11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi yaitu salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak
dalam situasi tertentu.
Page | 12
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut:
Wawancara Wawancara
Observasi dengan dengan Dokumentasi
pendidik pengelola
Pada Tugas hanya “Tugas Tugas
kegiatan mengobserv hanya hanya
pagi, anak- asi vidio mengobser mengobser
anak duduk pembelajara vasi vidio vasi vidio
di karpet n pembelajar pembelajar
untuk an an
berdoa,berny
anyi
bersama, dan
absen
Page | 13
Wawancara Wawancara
Observasi dengan dengan Dokumentasi
pendidik pengelola
memberi makan
rusa secara
langsung.
Page | 14
Wawancara Wawancara
Observasi dengan dengan Dokumentasi
pendidik pengelola
serta memberi asi vidio hanya mengobser
contoh kegiatan pembelajara mengobser vasi vidio
di setiap area. n vasi vidio pembelajar
pembelajar an
an
Sebelum anak- Tugas hanya Tugas
anak belajar di mengobserv Tugas hanya
masing-masing asi vidio hanya mengobser
area, pendidik pembelajara mengobser vasi vidio
mengajak anak n vasi vidio pembelajar
untuk mebaca pembelajar an
basmalah dan an
mengucapkan
yel-yel
semangat.
Page | 15
Wawancara Wawancara
Observasi dengan dengan Dokumentasi
pendidik pengelola
yang di
dampingi
pendidik.
Page | 16
Wawancara Wawancara
Observasi dengan dengan Dokumentasi
pendidik pengelola
B. Analisis Kritis
Dari Tabulasi Data diatas menunjukkan bahwa perkembangan
kognitif anak usia 5-6 tahun di kelompok B RA AT Taqwa Kamalaputi sudah
maksimal dilaksanakan. Beberapa aspek yang menunjang terlaksananya
kegiatan tersebut yaitu:
1. Pendidik mampu menjelaskan cara menyelesaikan kegiatan dengan
bahasa yang mudah dipahami anak
Page | 17
2. Media atau lembar kerja yang digunakan cukup dipahami anak sehingga
memudahkan anak untuk menyelesaikan kegiatan pengembangan
3. Kegiatan mengelompokkan binatang rusa betina dan jantan yang ada di
lembar kerja merupakan jumlah angka yang sudah di kuasai anak
4. Pendidik memberikan contoh mengelompokkan, menghitung dan menulis
angka dengan cara yang menarik
5. Pendidik terus memantau kegiatan anak satu persatu. Memberi reward
kepada anak yang berhasil menyelesaikan kegiatan pengembangan dan
memotivasi anak yang belum selesai.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka kegiatan pengembangan kognitif di
Kelompok B RA AT Taqwa kamalaputi sudah sesuai dengan STPPA pada
PERMENDIKBUD No. 137 tahun2014 usia 5-6 tahun yaitu
mengklafisikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran (3 variasi)
dan menggunakan lambang bilangan untuk menghitung.
Kegiatan menulis jumlah hewan pada gambar rusa menandakan anak
sudah berada pada tahap Pengembangan Aritmatika, yang mana berhubungan
dengan kemampuan yang diarahkan berhitung permulaan yaitu termasuk
dalam menghitung jumlah dan memberi nilai bilangan pada suatu benda.
Tenaga Pendidik pada Kelompok B RA AT Taqwa kamalaputi juga
dapat menguasai proses kegiatan pengembangan mulai awal hingga akhir
kegiatan. Pendidik memahami tingkat perkembangan anak sehingga kegiatan
pengembangan yang diberikan mampu di selesaikan oleh anak.
Page | 18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Kelompok B RA AT Taqwa kamalaputi menerapkan beberapa kegiatan
pengembangan yang diantaranya adalah pengembangan kognitif melalui
kegiatan menghitung jumlah gambar hewan rusa dan menuliskannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi, maka ada beberapa hal yang menjadi saran
dari peneliti yaitu:
1. Pendidik sebaiknya mengajak anak untuk sama-sama membereskan alat
dan bahan yang digunakan selama kegiatan pengembangan seperti pensil
dan kertas.
2. Agar lebih menarik selain menghitung gambar, anak juga dapat mewarnai
gambar hewan rusa.
Page | 19
DAFTAR PUSTAKA
Badru Zaman, Asep Hery Hernawan. (2014). Media dan Sumber Belajar PAUD
Jakarta: Universitas Terbuka
Page | 20
Observasi Kegiatan Pengembangan Kognitif Di Kelompok B RA AT Taqwa
kamalaputi
Nama Lembaga : RA AT- Taqwa Kamalaputi
Hari Tanggal : Rabu 25 November 2020
Usia : 5 – 6 tahun
Nama Kepala sekolah : Samsidah M Yakub, S.Pd
Nama Pendidik : Suratmi Yunus, S.Pd
Page | 21
HAL-HAL UNIK / DATA
N
MENARIK YANG KETERANGAN
yang / URAIAN
diberikan pada masing-
O
DITEMUKAN masing area
4. Alat Peraga Edukatif (APE) Alat peraga yang digunakan
yang digunakan yaitu berupa laptop, gambar
rusa serta lembar kerja.
Page | 22
Page | 23