OLEH
NAMA : ROSYITA ACHMAD
NIM : 825726574
JURUSAN : S-1 PG.PAUD
SEMESTER : IX (SEMBILAN)
Page | 1
Perlu diperhatikan bahwa kemampuan yang diperoleh akan sangat
tergantung dari kemampuan dan kreatifitas guru untuk mengembangkan
kegiatan dengan kelengkapan alat-alat pendukung yang diperlukan.
Selanjutnya hal tersebut akan menjadi bahan analisis saya dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pengembangan Kegiatan Anak
Usia dini Program S1 PG-PAUD FKIP di Universitas Terbuka.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan setelah melakukan observasi di
Kelompok Bermain Kasih Sayang, maka diputuskan penelitian ini terfokus
pada pengembangan bahasa melalui kegiatan Bercerita. Kegiatan ini dipilih
karena cukup menarik untuk dilakukan penelitian di kelompok bermain Kasih
Sayang. Kurang berkembangnya kemampuan bahasa anak di kelompok
Bermain Kasih Sayang ini disebabkan oleh pengaruh yang bersifat internal dan
eksternal.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data mengenai:
1. Mengetahui perkembangan bahasa anak Kelompok Bermain melalui
kegiatan bercerita.
2. Mengevaluasi hasil belajar anak Kelompok Bermain Kasih Sayang dalam
hal perkembangan bahasa melalui kegiatan bercerita.
3. Alasan Kelompok Bermain Kasih Sayang melaksanakan kegiatan bercerita
untuk pengembangan bahasa anak.
4. Hal-hal yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok
Bermain Kasih Sayang
2. Menganalisis hasil observasi di Kelompok Bermain Kasih Sayang
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisi sesuatu
kegiatan di lembaga PAUD
4. Sebagai referensi dalam kegiatan pengembangan dan tempat peneliti
mengajar.
Page | 2
BAB II
LANDASAN TEORI
Page | 3
ekspresif yaitu berbicara dan menuliskan informasi untuk dikomunikasikan
kepada orang lain.
Anak menerima dan mengekspresikan bahasa dengan berbagai
cara. Ketrampilan menyimak dan membaca merupakan ketranpilan bahasa
reseptif karena dalam ketrampilan ini makna bahasa di peroleh dan di proses
melalui simbol visual dan verbal. Ketika anak menyimak dan membacamereka
memahami bahasa berdasarkan konseppengetahuan dan pengalaman mereka.
Dengan demikian, menyimak dan mambaca juga merupakan proses pemahaman
(comprehending process). Berbicara dan menulis merupakan ketrampilan bahasa
ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan verbal
yang diproses dan di ekspresikan anak. Ketika anak berbicara dan menulis,
mereka menyusun bahasa dan mengkonsep arti. Dengan demikian berbicara dan
menulis adalah proses penyusunan (compasing process).
1. Teori Nativistik
Para ahli Navitistik meyakini bahwa kemampuan berbahasa
sebagaimana halnya kemampuan berjalan, merupakan bagian dari
perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak. Para ahli
berpendapat bahwa beberapa bagian neurologi tertentu dari otak manusia
memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa sehingga kerusakan pada
bagian tersebut menyebabkan hambatan bahasa. Pada para ahli navistik
yang memisahkan antara belajar bahasa dengan perkembangan kognitif
dikritik berkenaan dengan kenyataan bahwa anak belajar bahasa dari
lingkungan sekitarnya dan memiliki kemampuan untuk mengubah
bahasanya jika lingkungannya berubah.
2. Teori Behavioristik
Para ahli teori Behavioristik menjelaskan bebrapa faktor
penting dalam mempelajari bahasa yaitu imitasi, reward, reinforcement, dan
frekuensi suatu perilaku. Skinner memandang perkembangan bahasa dari
sudut stimulus-respons, yang memandang berpikir sebagai proses internal
bahasa mulai diperoleh dari interaksi di lingkungan. Bandura memandang
perkembangan bahasa dengan melakukan imitasi atau menirukan suatu
model yang berarti tidak harus menerima penguatan dari orang lain.
Page | 4
3. Teori Kognitif
Menurut Piaget (Hergenhanh,1982) berpendapat bahwa berpikir
sebagai prasyarat berbahasa, terus berkembang secara progresif dan terjadi
pada setiap tahap perkembangan sebagai hasil dari pengalaman dan
penalaran.
Vygotsky (1986) mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif dan bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayaan dan masyarakat
tempat anak dibesarkan.
4. Teori Pragmatik
Para penganut teori pragmatik berpandangan bahwa anak
belajar bahasa dalam rangka sosialisasi dan mengarahkan perilaku orang
lain agar sesuai dengan keinginannya. Teori ini berasumsi bahwa selain
belajar bentuk dan arti bahasa, juga termotivasi oleh fungsi bahasa yang
bermanfaat bagi mereka.
5. Teori Interaksionis
Kajian teori Interaksionis bertitik tolak dari pandangan bahwa
bahasa merupakan perpaduan faktor genetik dan lingkungan.para ahli
interaksionis menjelaskan bahwa berbagai faktor seperti sosial, linguistik,
kematangan, biologis dan kognitif saling mempengaruhi, berinteraksi, dan
memodifikasi satu sama lain sehingga berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa individu.
E. Fungsi Bahasa
Page | 5
3. Bahasa sebagai fungsi heuristik
Mengingatkan pada apa yang secara umum dikenal degan
pertanyaan sebab fungsi ini sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang berbentuk jawaban.
F. Metode Bercerita
Page | 6
G. Fungsi Bercerita
Ada beberapa macam penggunaan metode bercerita antar lain sebagai berikut:
1. Membaca langsung dari buku cerita
2. Bercerita dengan menggunakan ilustrsi ganbar dari huku
3. Menceritakan dongeng
4. Menceritakan dengan papan flanel
5. Bercerita dengan menggunakan media boneka
6. Dramatisasi suatu cerita
7. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
Page | 7
J. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Bercerita
2. Kegiatan Pengembangan
3. Kegiatan penutup
Pendidik menyampaikan hikmah dari cerita dan menanyakan kembali isi
cerita yang sudah di sampaikan kepada peserta didik.
Page | 8
a. Becerita menggunakan alat peraga langsung
Yaitu bercerita dengan menggunakan alat peraga asli, sesuai
dengan kenyataannya. Alat peraga ini bisa berupa benda mati atau
benda hidup. Misalnya tas sekolah anak, botol minuman, pensil, baju,
piring makan. Benda hidup bisa berupa tanaman seperti tanaman sayur,
buah,bunga serta binatang.
Page | 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Subjek penelitian : Pendidik dan Peserta didik
2. Jumlah peserta didik : 15 orang
3. Laki-laki : 8 orang
4. Perempuan : 7 orang
5. Tempat penelitian : Kelompok Bermain Kasih Sayang
6. Alamat : Kelurahan Kamalaputi, Kecamatan Kota
Waingapu
7. Tema : Binatang
8. Jumlah pendidik : 1 orang
9. Pengelola : 1 orang
B. Metode Penelitian
Metode ini menggunakan metode interpretasi yaitu
menginterpretasikan data mengenai gejala/fenomena yang diteliti di Kelompok
Bermain Kasih Sayang.
C. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi yaitu salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam
situasi tertentu.
Page | 10
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi data
Page | 11
Observasi Wawancara Wawancara Dokumentasi
dengan pendidik dengan pengelola
Media yang Tugas hanya Tugas hanya Tugas hanya
digunakan mengobservasi mengobservasi mengobserva
sangat vidio vidio si vidio
terbatas dan pembelajaran pembelajaran pembelajaran
tidak
menarik
untuk anak
usia 3-4
tahun
B. Analisis Kritis
Dari Tabulasi Data diatas, ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan yaitu :
1. Perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Kasih
Sayang belum maksimal karena beberapa fungsi bahasa belum sepenuhnya
diterapkan seperti:
a. Fungsi interaksional.
Fungsi ini belum maksimal karena pada kegiatan pembuka
pendidik tidak menanyakan kabar dan perasaan peserta didik sebagai
pendekatan awal sehingga dapat mengetahui perasaan peserta didik dan
kesiapan dalam kegiatan pengembangan yang akan dilakukan.
Page | 12
2. Beberapa aspek dalam kegiatan pengembangan belum maksimal di lakukan
yang juga mempengaruhi perkembangan bahasa anak di Kelompok
Bermain Kasih Sayang yaitu antaralain:
a. Media yang digunakan kurang menarik perhatian anak usia 3-4 tahun
Media yang digunakan merupakan buku cerita tidak
bergambar sehingga tidak ada hal yang menarik untuk dilihat anak.
Hal tersebut mengakibatkan tidak adanya ketertarikan anak untuk
mendengar cerita yang disampaikan oleh guru.
Page | 13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Kelompok Bermain Kasih Sayang menerapkan beberapa kegiatan
pengembangan dalam proses pembelajaran yang salah satunya adalah
kegiatan bercerita. Dalam kegiatan bercerita anak dirangsang dengan
beberapa pertanyaan seputar tema. Namun pada akhir kegiatan anak tidak
diminta untuk menceritakan kembali tentang apa yang sudah di ceritakan
oleh pendidik.
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi, maka ada beberapa hal yang menjadi
saran dari peneliti yaitu:
1. Pengembangan kemampuan bahasa di Kelompok Kasih Sayang harus
benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak yang mengacu
pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak (STPPA),
PERMENDIKBUD 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD dan
PERMENDIKBUD 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 13.
2. Dalam mengembangkan kemampuan bahasa, sebaiknya pendidik
melibatkan pihak-pihak lain seperti narasumber agar kosakata anak semakin
bertambah serta anak dapat terlibat langsung dalam kegiatan bercakap-
cakap dengan narasumber.
3. Kreatifitas seorang pendidik sangat di tuntut dalam setiap kegiatan
pengembangan. Oleh karena itu pendidik harus senantiasa belajar untuk
mengetahui perkembangan Anak Usia dini dan kebutuhan-kebutuhan anak
lainnya yang diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Page | 14
DAFTAR PUSTAKA
Badru Zaman, Asep Hery Hernawan. (2014). Media dan Sumber Belajar PAUD
Jakarta: Universitas Terbuka
Page | 15
Observasi Kegiatan pengembangan Bahasa Di Kelompok Bermain Kasih
Sayang
Nama Lembaga : Kasih Sayang
Hari Tanggal : Senin 02 November 2020
Usia : 3 – 4 tahun
Nama Pengelola : Suhaiba Harun
Nama Pendidik : Aisyah Abubakar
Page | 16
NO HAL-HAL UNIK / DATA KETERANGAN /
MENARIK YANG URAIAN
DITEMUKAN YA TIDAK
pertanyaan seputar
tema yang diberikan
oleh pendidik
Pendidik mengajak
anak untuk
bernyanyi sesuai
tema
4. Alat Peraga Edukatif (APE) Alat peraga yang
yang digunakan digunakan yaitu
berupa buku cerita
Page | 17