Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN

MENGANYAM BENTUK HEWAN DENGAN BAHAN DARI ALAM SEKITAR

Tugas Mandiri Penelitian Tindakan Kelas

Guna melengkapi tugas Diklat Mahir

PL: ZUZUM NURWAKHIDAH S.Pd

Disusun oleh

Nama : SULASIH

No peserta : ps81220879870
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan anak usia dini adalah usaha sadar dalam memfasilitasi per-tumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan
melalui penyediaan pengalaman-pengalaman dan stimulus yang bersifat pengembangtan
secara terpadu agar anak dapat berkembang sehat optimal sesuai dengan norma dan harapan
(Depdikbud, 2010: 33). Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah
aspek pengembangan perilaku dengan pembiasaan, meliputi sosial, emosi, kemandirian, nilai
moral dan agama, serta pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi pengembangan
bahasa, kognitif, seni, dan fisik motorik. Dengan demikian pendidikan pada masa ini
merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Anak akan mempelajari sesuatu tidak dengan cara duduk tenang, mendengarkan
keterangan-keterangan dari orang tua maupun guru, tetapi anak akan mempelajari sesuatu
dengan cara bermain. Dalam kegiatannya saat bermain tersebut anak akan menemukan hal-hal
baru yang sebelumnya tidak dia ketahui.
Sesuai karakteristik anak bersifat aktif melakukan berbagai kegiatan bermain, maka
proses pembelajarannya adalah pada aktivitas anak dalam bentuk belajar sambil bermain.
Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem
yang dapat menciptakan dan memberi kemudahan bagi anak usia dini untuk belajar sambil
bermain melalui berbagai aktivitas dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
serta kehidupan anak usia dini tersebut. 1
Setiap metode yang digunakan diharapkan dapat menjadikan situasi kegiatan
pembelajaran yang efektif kepada anak. Guru memberikan pengalaman kepada anak, sebagai
pengayom, sebagai tempat bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing, sebagai
fasilitator dan sebagai organisator dalam belajar. Guru harus memperlakukan anak didik
dengan penuh kasih sayang, membimbing anak didik ke arah selalu ingin tahu dan tidak lekas
puas dengan hasil yang dicapai. Guru harus memberikan kesempatan yang cukup kepada anak
didik untuk belajar melakukan sendiri, merasakan sendiri, berpikir bebas, mencari aturan-
aturan dalam kegiatan bersama anak (Hirnawan, 2012: 59).
Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila
sehat badannya, cukup gizinya dan di didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari
berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang
aspek kognitif, aspek sosial dan emosional. Keterampilan motorik kasar pada anak diperlukan
untuk mengendalikan seluruh gerak tubuhnya, sehingga anak mampu untuk melakukan gerak
lari, jalan, melompat dan sebagainya. Sedangkan motorik halus merupakan kegiatan yang
menggunakan bagian kecil dari tubuh terutama tangan, seperti menulis, menggunting, meniru
bentuk, meniru gerakan orang lain dan sebagainya (Kartasasmita, 2012: 12).
Oleh karena itu, perkembangan motorik halus sama pentingnya dengan aspek
perkembangan yang lain.
Pada umumnya pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK), Radlatul Atfhal (RA), atau
Kelompok Belajar (KB), untuk aspek perkembangan fisik/motoriknya lebih banyak
difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan.
Pengembangan motorik halus anak usia dini memerlukan bimbingan dari pendidik.
Perkembangan motorik halus untuk anak usia KB antara lain melempar dan menangkap bola,
berjalan di atas papan titian untuk menjaga keseimbangan tubuh, berjalan dengan berbagai
variasi (maju mundur di atas satu garis), bermain petikan gitar, membungkus sesuatu yang
memerlukan gerak jari, menganyam, dan sebagainya (Mutiah, 2010: 86).Namun dalam
penelitian ini memfokuskan pada peningkatan motorik halus melalui praktik menganyam
yang bahannya mudah dikenal di lingkungan anak, yaitu dari daun pisang.
melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan guru lain, sehingga
judul penelitian ini adalah: “Peningkatan Motorik Halus melalui Kegiatan Menganyam dengan
Bahan dari Alam Sekitar pada Anak KB Mawar Jingga Desa Kuwaron Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Masih ada sebagian anak KB Mawar Jingga Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan
yang motorik halusnya rendah.
2. Adanya guru yang belum menerapkan metode dan media pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi untuk disampaikan kepada anak.
3. Belum maksimalnya pemanfaatan media pembelajaran yang didapat di sekitar lingkungan
anak seperti halnya daun pisang sebagai media dalam menganyam, sehingga peningkatan
motorik halus pada anak belum berkembang maksimal.

C. Cakupan Masalah
Cakupan masalah dalam penelitian ini adalah, belum seluruhnya anak kemampuan
motorik halusnya berfungsi secara maksimal, maka kemampuan untuk menganyam dengan
memanfaatkan duan pisang sebagai media perlu diberikan. Melalui kegiatan ini diharapkan
anak memiliki kemampuan menganyam dengan baik dan benar sehingga secara tidak langsung
kemampuan motorik halus pada anak dapat meningkat.
Melalui enelitian tindakan kelas ini guru menanamkan pemahaman kepada anak tentang
cara menganyam dengan bahan berupa daun pisang, sehingga setelah penelitian tindakan kelas
ini dilakukan, anak tidak mengalami hambatan dalam pemahaman menganyam dengan bentuk
dan bahan lain, dan yang lebih penting lagi adalah motorik halus yang dimiliki oleh anak KB
Mawar Jingga Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka rumusan masalah yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana motorik halus yang dimiliki oleh anak KB Mawar Jingga Desa Kuwaron?
2. Bagaimana penerapan kegiatan praktik menganyam dengan media daun pisang oleh guru
di KB Mawar Jingga Desa Kuwaron?
3. Apakah melalui kegiatan praktik menganyam dengan media daun pisang dapat
meningkatkan motorik halus pada anak KB Mawar Jingga Desa Kuwaron Gubug
Kabupaten Grobogan?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan menggambarkan motorik halus yang dimiliki oleh anak KB Mawar
Jingga Desa Kuwaron.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan kegiatan praktik menganyam dengan
media daun pisang oleh guru di KB Mawar Jingga Desa Kuwaron.
3. Untuk mengetahui dan membuktikan keefektifan kegiatan praktik menganyam dengan
media daun pisang dalam meningkatkan motorik halus pada anak KB Mawar Jingga Desa
Kuwaron Kecamatan Gubug Kabuoaten Grobogan.
F. Manfaat Penelitian
Disamping memiliki tujuan, diharapkan penelitian ini juga memberikan manfaat, baik
secara teoretis maupun secara praktis.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini mampu memberikan sumbangan pada teori yang ada terkait cara
menganyam dan memanfaatkan sumber yang mudah didapat dan dikenal di lingkungan
anak, sehingga secara tidak langsung menambah teori yang berkaitan kreativitas
danpeningkatan keterampilan motorik halus pada anak.
2. Manfaat praktis
Manfaat ini praktis ini diperuntukkan bagi anak, guru, orang tua, dan peneliti,
seperti dikemukakan berikut.
a. Bagi anak
Diharapkan anak dapat mengembangkan motorikhalus dan kreativitasnya melalui
keterampilan menganyam dengan media daun pisang yang dibimbing oleh guru.
b. Bagi guru
Dapat meningkatkan kreativitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
TK/sederajat, sehingga sarana dan prasarana tidak hanya terbatas pada barang atau
benda cetak saja, tetapi guru dapat menciptakan Alat Peraga Edukatif (APE) yang ada
di sekitar dan akhirnya anak tidak asing dengan alat/media bantu tersebut.
c. Bagi orang tua
Dapat dijadikan sebagai bahan atau pedoman orang tua untuk memberikan perhatian
dan membimbing anaknya, berkaitan dengan pengembangan keterampilan dan
motorikanak.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman, karena peneliti dapat mengaplikasikan pe-ngetahuan
yang diperoleh di bangku kuliah dengan kondisi nyata di lapangan.
II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori

Kajian teori ini berisi penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan ada
kaiatannya dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian terdahulu ini juga sebagai pembanding
antara penelitian yang dihasilkan peneliti pendahulu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan,
seperti dikemukakan pada tabel berikut
Tabel 3.1: Penelitian Terdahulu

Nama/Tahun/ Jenis Hasil


No Judul Penelitian Penelitian Penelitian

1 Siti Rohmah (2017): PTK Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa


”Meningkatkan Kecer- kecerdasan naturalistik anak dapat di-
dasan Naturalistik me- tingkatkan salah satunya melalui kegiatan
lalui Keterampilan Meng- menganyam setelah dilakukan tindakan pada
anyam pada Anak KB siklus II. Hasil tindakan diperoleh 95% dari
Harapan Bunda Kota subjek sebanyak 20 anak dengan kriteria
Pekalongan” sangat tinggi, hasil tersebut lebih besar dari
indikator kinerja 75% untuk skor anak pribadi
dan 85% untuk skor yang diperoleh anak
secara klasikal, karena 75% < 90% > 85%,
sehingga hipotesis tindakan diterima.

2 Rondiyah (2016): PTK Hasil penelitian disimpulkan bahwa kegiatan


”Meningkatkan Motorik menanam biji-bijian dapat meningkatkan
Halus melalui Kegiatan keterampilan motorik halus anak sebesar 90%
Menanam Biji-bijian pada setelah dari subjek 20 anak sampai tindakan
Anak TK Ananda Kudus” pada siklus II, hasil tersebut lebih besar dari
patokan kinerja 75% untuk skor individu dan
85% untuk skor secara klasikal, karena skor:
75% < 90% > 85%, maka hipotesis kerja
yang diajukan diterima.

3 Khusnul Qotimah PTK Hasil penelitian disimpulkan bahwa kegiatan


(2015): ”Meningkatkan bermain petikan gitar dapat meningkatkan
Motorik Halus melalui motorik halus pada anak sebesar 92% setelah
Bermain Petikan Gitar tindakan pada siklus II, hasil tersebut lebih
pada Anak TK Amanah besar dari patokan keberhasilan 75% untuk
Grobogan” skor individu dan 85% untuk skor klasikal,
karena: 75% < 92% > 85%, maka hipotesis
kerja yang diajukan diterima.

Dibanding dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, posisi penelitian yang
peneliti lakukan menggabungkan dari ketiga judul di atas, sehingga diperoleh judul baru seperti yang
peneliti lakukan, yaitu “Peningkatan Motorik Halus melalui Kegiatan Menganyam dengan Bahan dari
Alam Sekitar pada Anak KB Mawar Jingga Desa Kuwaron Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan”.
A. Kerangka Teoretis
1. Motorik Halus
a. Pengertian Motorik Halus
Motorik halus adalah kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan
gerak yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang
cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga” (Baharuddin dan Wahyuni, 2012: 23).
Pendapat lain, motorik halus adalah suatu kegiatan yang menggunakan otot–otot halus pada
jari dan tangan seseorang atau anak, dan kegiatan ini memerlukan keterampilan untuk
bergerak (Kartakusuma, 2012: 21).
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa motorik halus adalah
kegiatan yang memerlukan tenaga melalui kegiatan pengamatan dan melakukan gerak yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, sehingga akan menghasilkan
sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan dari kegiatan tersebut, dalam hal ini seperti
praktik membungkus dengan media sampul buku.

b. Faktor yang Memengaruhi Motorik Halus Anak


Faktor yang membantu meningkatkan motorik halus anak oleh guru, menurut Lucia
(2012: 28) adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak


melatih keterampilan motoriknya;
2) Setiap anak memiliki aktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan;
3) Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain dan
bergembira sambil menggerakkan anggota tubuh; dan
4) Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai
dengan perkembangannya.
Berdasarkan paparan di atas dapat dibandingkan dan diterapkan dalam kenyataan
sehari-hari baik sebagai orang tua pada umumnya dan guru khususnya. Selanjutnya peneliti
akan membahas tentang faktor yang mem- pengaruhi perkembangan motorik halus anak
menurut Hurlock (2010: 142),

Anda mungkin juga menyukai