Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASESMEN

Mata Kuliah :
Asesmen

Dosen Pengampu :
Elsa Efrina S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :
Hidayatul Islam (23003220)
Nurul Fatihah (23003129)
Eva Azharina Mevya (23003087)

DEPARTEMENT PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Perkembangan Motorik

A. Pengertian Motorik
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang
anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan
otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol
oleh otak.
Elizabeth B Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan
sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai
pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui pusat kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi.

B. Pembagiaan Motorik

Motorik halus dan kasar adalah dua jenis keterampilan motorik yang berkaitan
dengan kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan fisik. Berikut adalah beberapa
aspek kunci dari motorik halus dan kasar :

1. Motorik Halus (fine motor skill)

pengertian motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil


seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi
mata, motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi. Motorik halus
melibatkan gerakan halus dan presisi seperti mengambil benda kecil, menulis, dan
mengikat sepatu. Ini memerlukan koordinasi tangan, jari, dan mata yang baik.
Motorik halus juga penting untuk kemampuan kognitif, seperti menulis huruf,
menggambar, dan memecahkan masalah.

2. Motorik Kasar (gross motor skill )

Keterampilan motorik kasar (gross motor skill) merupakan keterampilan gerak


yang menggunakan otot-otot besar, tujuan kecermatan gerakan bukan merupakan
suatu hal yang penting akan tetapi koordinasi yang halus dalam gerakan adalah
hal yang paling penting. Motorik kasar meliputi melompat, memelempar,
berjalan, dan meloncat.
C. Fungsi Perkembangan Motorik Anak

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula


dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian
keterampilan berfungsi membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya,
sedangkan sebagian lainnya membantu anak mendapatkan penerimaan sosial.
Hurlock (1978: 163) menjelaskan secara kasar sesuai dengan fungsi yang
dilayaninya dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak, ada 4 kategori fungsi
keterampilan motorik anak:

1. Keterampilan Bantu Diri (Self-Help)


2. Keterampilan Bantu Sosial (Social-Help)
3. Keterampilan Bermain
4. Keterampilan Sekolah

D. Prinsip perkembangan motorik

1. Prinsip perkembangan berurutan: Perkembangan motorik anak terjadi dalam


urutan yang dapat dikenali. Misalnya, sebelum anak dapat berjalan, mereka
harus dapat mengangkat kepala, berguling, merangkak, dan berdiri.
Memahami urutan ini membantu orang dewasa memberikan stimulasi yang
sesuai pada tahap perkembangan yang sesuai.

2 .Prinsip keterkaitan antara perkembangan motorik kasar dan halus:


Perkembangan motorik kasar melibatkan gerakan besar seperti berjalan,
berlari, dan melompat, sedangkan perkembangan motorik halus melibatkan
gerakan kecil seperti menggenggam, menulis, dan menggunakan alat tulis.
Kedua aspek ini saling terkait dan saling mempengaruhi. Misalnya,
perkembangan motorik kasar yang kuat dapat membantu anak
mengembangkan kontrol motorik halus yang lebih baik.

3 . Prinsip latihan dan pengulangan: Anak-anak membutuhkan latihan dan


pengulangan untuk mengembangkan keterampilan motorik mereka. Melalui
pengulangan gerakan dan aktivitas, anak-anak memperkuat otot-otot mereka,
memperbaiki koordinasi, dan meningkatkan kecakapan motorik mereka.

4 . Prinsip stimulasi dan tantangan: Anak-anak perlu diberi stimulasi dan


tantangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Lingkungan
yang kaya akan kesempatan untuk bergerak, bermain, dan bereksplorasi akan
merangsang anak untuk mengembangkan keterampilan motorik mereka.
Tantangan yang sesuai juga membantu mereka membangun keterampilan baru
dan meningkatkan keterampilan yang sudah ada.
5 . Prinsip pendekatan holistik: Perkembangan motorik anak melibatkan
interaksi yang kompleks antara otot, sistem saraf, dan persepsi sensorik.
Penting untuk memahami bahwa kemajuan dalam perkembangan motorik
tidak hanya bergantung pada otot dan koordinasi fisik semata, tetapi juga
melibatkan pengolahan informasi sensorik dan integrasi gerakan.

6 . Prinsip individualitas: Setiap anak memiliki kecepatan dan tingkat


perkembangan motorik yang berbeda. Penting untuk menghormati perbedaan
ini dan tidak membandingkan anak dengan orang lain. Memberikan dukungan
dan kesempatan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan individu anak
adalah penting dalam memfasilitasi perkembangan motorik mereka.

7 . Prinsip pentingnya peran orang dewasa: Orang dewasa memiliki peran


penting dalam mendukung perkembangan motorik anak. Mereka dapat
memberikan lingkungan yang aman dan merangsang, bermain dan berlatih
bersama anak-anak, memberikan bimbingan dan dorongan, serta memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas motorik.

E. Bahaya dalam Perkembangan Motorik

1. Keterlambatan perkembangan motorik: Jika anak mengalami keterlambatan


dalam mencapai tonggak perkembangan motorik seperti mengguling,
merangkak, berjalan, atau menggunakan alat tulis, ini bisa menjadi indikasi
adanya masalah perkembangan motorik. Keterlambatan ini dapat menghambat
kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan melakukan tugas-
tugas sehari-hari.

2. Kelemahan otot: Jika anak tidak memiliki kegiatan fisik yang cukup atau
mengalami kekurangan stimulasi motorik, mereka mungkin mengalami
kelemahan otot. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam
melakukan gerakan yang diperlukan untuk berbagai aktivitas sehari-hari,
seperti berjalan, mengangkat benda, atau bermain.

3. Koordinasi motorik yang buruk: Gangguan koordinasi motorik, seperti


dispraksia, dapat menghambat kemampuan anak untuk melakukan gerakan
yang terkoordinasi dengan baik. Ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka
dalam bermain, menulis, menggunakan alat-alat seperti gunting atau pena, dan
berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas fisik lainnya.

4. Risiko cedera: Anak-anak yang memiliki perkembangan motorik yang tidak


baik mungkin lebih rentan mengalami cedera saat bermain atau berpartisipasi
dalam aktivitas fisik. Koordinasi yang buruk atau kelemahan otot dapat
membuat mereka lebih tidak stabil atau cenderung jatuh, meningkatkan risiko
cedera pada sendi, tulang, atau otot mereka.
5. Rendahnya kepercayaan diri: Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
melakukan gerakan motorik mungkin mengalami rendahnya kepercayaan diri
dan minat dalam berpartisipasi dalam aktivitas fisik atau olahraga. Ini dapat
mempengaruhi kesejahteraan emosional dan sosial mereka serta mengurangi
pemahaman mereka tentang pentingnya hidup sehat dan aktif.

6. Gangguan perkembangan kognitif: Perkembangan motorik yang terhambat


dapat berdampak pada perkembangan kognitif anak. Gerakan fisik yang
terkoordinasi penting untuk pengembangan koneksi otak dan kemampuan
kognitif seperti pemecahan masalah, fokus, dan keterampilan spasial. Jika
perkembangan motorik terganggu, hal ini dapat menghambat perkembangan
kognitif secara keseluruhan.

F. Hambatan Fisik Motorik dalam Perkembangan Anak

1. Gangguan perkembangan motorik: Ini dapat mencakup keterlambatan


dalam mencapai tonggak perkembangan motorik, seperti merangkak, berjalan,
atau bersepeda.

2. Kelainan fisik: Anak-anak dengan kelainan fisik seperti cacat lahir atau
kondisi medis seperti cerebral palsy mungkin mengalami hambatan fisik
dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

3. Gangguan nutrisi: Nutrisi yang tidak mencukupi atau gangguan makan


seperti anoreksia atau bulimia dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak.

4. Cedera fisik: Cedera seperti patah tulang, luka bakar, atau cedera serius
lainnya dapat mempengaruhi perkembangan fisik anak jika tidak diatasi
dengan baik.

5. Gangguan sensorik: Masalah pada indera anak, seperti gangguan


pendengaran atau penglihatan, dapat menghambat perkembangan komunikasi
dan interaksi sosial.

Hambatan fisik motorik dalam perkembangan anak


Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot-otot yang terkoordinasi. Sebagian
waktu anak dihabiskan dengan bergerak dengan menggunakan otot-otot yang
ada pada tubuhnya. Anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan fisik
Gangguan atau kecacatan anggota tubuh mengurangi kemampuannya untuk
beraktivitas seperti anak normal lainnya. Artinya, perkembangan anak dalam
hal tertentu sesuai dengan gangguan yang dimiliki olehnya, misalnya anak
yang terlahir cacat kaki akan kesulitan untuk aktivitas berjalan, berlari dan
bermain sepak bola, dan lain sebagainya.

Berikut ini berbagai hambatan fisik-motorik pada anak.

1. Berjalan.
Salah satu hambatan perkembangan pada anak adalah hambatan
perkembangan motorik, yaitu berjalan. Banyak anak yang tidak memiliki
indikasi yang buruk, tetap pertumbuhan fisiknya lambat. Biasanya, hal ini
diimbang dengan perkembangan lainnya yang lebih cepat, sehingg masih
seimbang. Apabila menemukan hambatan berjalan pada anak, mala orang
tua perlu segera mengkonsultasikannya dengan dice agar tidak ada hal
yang tidak diinginkan dan hambatan berjalan ini bisa diatasi dengan cepat.
Dengan demkin, anak bisa mengejar keterlambatan perkembangannya
sesua tahapan tumbuh kembangnya.

2. Berbicara.
Beberapa anak mengalami hambatan berbicar Ada beberapa anak pada
usianya yang sudah menguas banyak kosa kata, tetapi ada juga yang
perkembangannya terlambat, sehingga belum bisa berbicara.
Orang tua harus aktif untuk mengajak anak berbicara. Pola pembicaraan
yang dilakukan juga harus memancing anal untuk menirukan kata-kata,
misalnya kata "mama" atau"papa"

3. Sakit.
Kondisi sakit menjadi hambatan dalam perkembangan anak.
Akibatnya, anak tidak mampu mengikuti proses pembelajaran, sehingga
tertinggal oleh anak seusiana Kondisi sakit juga tidak memungkinkannya
bermain dan belajar seperti biasanya. Segala perlengkapan, tempat
pengobatan, serta prosedur tindakan selama sakit dipi menjadi pengalaman
berbeda yang kurang menyenangka bagi anak dan yang seharusnya tidak
perlu mereka alami. Orang tua harus mendukungnya sepenuh hati.

4. Fungsi panca indra


Biasanya, gangguan panca indra yang terjadi adalah gangguan
penglihatan atau pendengaran Kurangnya daya dengar anak
menghambatnya dalam menerima informasi berupa suara. Sedangkan,
melihat akan menghambatnya dalam menerima informasi yang berupa
bentuk, warna, dan gambaran visual.

5. Obesitas.
Anak yang gemuk memang sangat lucu dengan pipi tembem dan badan
tambunnya. Namun, obesitas atau kegemukan tidak baik untuk
perkembangan anak. Hal ini bisa menjadi hambatan karena anak yang
seharusnya lincah, bisa berlari ke sana kemari, pun menjadi malas dan
tidak beraktivitas akibat kegemukan. Hal ini dapat berdampak buruk bagi
kesehatan dan perkembangannya.
INSTRUMEN ASESMEN
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 5-6 TAHUN
(Sumber : K. Eilleen Allen & Lynn R. Marotz, 2010)
Hasil
Komponen Indikator Deskriptor Keterangan
M MB TM
1. Motorik 1.1 Berjalan 1.1.1 Apakah anak mampu berjalan
Kasar dengan lanar tanpa kesulitan
1.1.2 Apakah anak mampu berjalan
mundur 10 langkah
1.1.3 Apakah anak mampu berjalan maju
10 langkah
1.1.4 Apakah anak mampu berjalan
melangkah dengan tumit
1.1.5 Apakah anak mampu berjalan
dengan jari kaki (jinjit)
1.1.6 Apakah anak mampu berjalan
naik turun tangga tanpa di bantu,
dengan kaki melangkah saling
bergantian
1.2 Berlari 1.2.1 Apakah anak mampu berlari
tanpa kesulitan
1.2.2 Apakah anak mampu berlari
dengan jari kaki (berjinjit)
1.3 Melompat 1.3.1 Apakah anak mampu melompat
maju 10 kali berturut-turut tanpa
terjatuh
1.3.2 Apakah anak mampu melompat
dengan satu kaki
1.3.3 Apakah anak mampu melompat
dengan dua kaki
1.3.4 Apakah anak mampu kombinasi
jongkok lalu melompat
1.3.5 Apakah anak mampu melompat
dari benda tertentu (seperti buku,
kardus)
1.3.6 Apakah anak mampu melompat 2
meter dengan salah satu kaki
1.4 Koordinasi 1.4.1 Apakah anak mampu melempar
mata dan bola ke keranjang
tangan 1.4.2 Apakah anak mampu menendang
bola ke gawang
1.4.3 Apakah anak mampu memukul
bola
1.4.4 Apakah anak mampu menangkap
bola dengan jarak 3 kaki
1.5. koordinasi 1.5.1 Apakah anak mampu memakai
kaki dan kaos kaki
tangan 1.5.2 Apakah anak mampu memakai
sepatu
1.5.3 Apakah anak mampu mengikat
tali sepatu/merekatkan tali sepatu
1.5.4 Apakah anak mampu berdiri di
atas satu kaki dengan tangan
terbentang selama sepuluh detik
2. Motorik 2.1 Memegang 2.1.1 Apakah anak mampu memegang
Halus pensil dengan baik
2.1.2 Apakah anak mampu memegan
cangkir dengan saty tangan
2.1.3 Apakah anak mampu membangun
menara yang tinggi dan kokoh
dengan menggunakan balok-balok
2.2 Meremas 2.2.1 Apakah anak mampu meremas
kertas
2.3 Melipat 2.3.2 Apakah anak mampu melipat
kertas menjadi dua
2.4 2.4.1 Apakah anak mampu
menggunting menggunting kertas mengikuti pola
2.4.2 Apakah anak mampu
menggunting kertas tanpa pola
2.5 Menjiplak 2.5.1 Apakah anak mampu menjiplak
bentuk lingkarang
2.5.2 anak mampu menjiplak tangannya
sendiri
2.6 2.6.1 anak mampu menggambar tubuh
Menggambar manusia dengan detail
2.6.2 Apakah anak mampu menulis
huruf alfabet secara lengkap serta
memegang alat tulis seperti orang
dewas.
2.6.3 Apakah anak mampu mengikat
tali sepatunya sendiri

Ket : M (mampu) = 3 MB (Mampu Bantuan) = 2 TM (Tidak Mampu) = 1


Penilaian : contoh M = (skor yang diperoleh x 3) / (skor maksimal x 3)

Anda mungkin juga menyukai