BALITA
Oleh :
ARIF WIBOWO
NIM R210415009
A. Definisi
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat
usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Masa balita merupakan
periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan
pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang,
karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang
sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya, pertumbuhan dasar
yang akan mempengaruhi serta menentukan perkembangan kemampuan
berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
(Supartini, 2004).
Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5
tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun
sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga
tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah (Proverawati,
2010).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
balita adalah anak dengan usia dibawah lima tahun atau 1-5 tahun, balita
merupakan periode yang masih bergantung pada orang tua yang dalam
periode ini dapat menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,
kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia.
B. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak
usia 1–3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah. Anak usia 1−3 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih
besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka
sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai
bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak
mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan
mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak”
terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami
penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun
penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak perempuan
relative lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan
dengan anak laki-laki (Uripi, 2004).
E. Pola Asuh
Dengan memberikan pola asuh yang baik dan positif pada anak, akan
memunculkan konsep diri yang positif bagi anak dalam menilai dirinya,
dimulai dari tidak membatasi pergaulan anak, akan tetapi tetap membimbing
dan mengarahkan. Berikut 11 tuntutan orang tua dalam mengasuh anak :
1. Harus Disertai Kasih Sayang
Anak sudah dapat merasakan apakah ia disayangi, diperhatikan, diterima,
dan dihargai atau tidak. Orang tua dapat menunjukkan kasih sayang
secara wajar sesuai umur anak. Dengan mencium atau membelai, berkata
lembut, hingga anak merasa ia memang disayang. Pencurahan kasih
sayang ini harus dilakukan konstan, tulus, dan nyata sehingga anak benar-
benar merasakannya.
2. Tanamkan Disiplin yang Membangun
Perlu memberlakukan tata tertib yang tidak berkesan serba membatasi.
Hal ini akan menjadi pedoman bagi anak, hingga ia mengerti perilaku apa
yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Juga mengenalkan anak pada
disiplin. Dengan demikian ia diharapkan mampu mengendalikan diri
sekaligus melatih tanggung jawab.
3. Luangkan Waktu bagi Kebersamaan
Memanfaatkan waktu bersama anak merupakan hal yang sangat penting
dalam pengasuhan anak. Dari sini akan tercipta lingkungan dan suasana
yang menunjang perkembangan. Orang tua bisa menggunakan waktu
tersebut dengan bermain bersama, berbincang-bincang, melatih
keterampilan sehari-hari, dan sebagainya.
4. Ajarkan Salah-Benar/Baik-Buruk
Hal-hal yang dapat diajarkan adalah nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
keluarga, masyarakat sekitar dan budaya bangsa. Misalnya, adat istiadat,
norma dan nilai yang berlaku. Hal ini sangat diperlukan agar anak mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain. Mintalah anak berlaku ramah dan
jujur serta melarangnya menyakiti orang lain. Selain harus terus-menerus
dan konsisten, terangkan kenapa perbuatan menyakiti tidak boleh
dilakukan sedangkan sikap ramah diperlukan. Dengan begitu anak tahu
kenapa mereka dilarang berbuat sesuatu, serta dapat memahami apa arti
salah-benar dan baik-buruk.
5. Kembangkan Sikap Saling Menghargai
Sikap saling menghargai dapat dicontohkan. Bila orang tua berbuat salah,
jangan segan meminta maaf. Kelak ketika anak berbuat salah, dia pun tak
segan meminta maaf. Orang tua yang menghormati anak akan
merangsang anak untuk menghargai dan menghormati orang tua maupun
siapa saja.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-bagusasefa-6723-2-
babii.pdf. Diakses tanggal 28 April 2018 Jam 20.50
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-muksing2a2-5767-2-
babii.pdf. Diakses tanggal 30 April 2018 Jam 17.30
A. Konsep ISPA
1. Definisi
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran
pernafasan dan akut.
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah
yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia
tanpa atau disertai radang parenkim paru.(Vietha,2009).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau
lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk
sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003:725).
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan
retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel &
Ian Roberts; 1990; 450).
Kesimpulan ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang
menyerang organ seperti tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri dan virus.
2. Etiologi
Etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur.
Bakteri penyebabnya antara lain genus streptococus, Stafilococus,
hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus penyebabnya antara lain
golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi
penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan
menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan
hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak – anak di
bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau belum
sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan
resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan
berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya
asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.
3. Manifestasi Klinis
a. Batuk.
b. Demam ringan.
c. Nyeri kepala.
d. Pilek.
e. Hidung tersumbat.
f. Sakit menelan.
g. Sesak nafas.
h. Nafas cepat.
i. Lesu, lemas
4. Komplikasi
a. Pneumonia.
b. Bronchitis.
c. Sinusitis.
d. Laryngitis.
e. Kejang demam (Soegijanto, 2009).
5. Penatalaksanaan Medis
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:
a. Istirahat yang cukup.
b. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan
demam.
c. Berikan obat penurun panas bila demam.
d. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan:
menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan
sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup
kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.
e. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak
diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan
antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri
terhadap antibiotik tersebut.
f. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan
dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan
diberikan pada anak anda.
g. Kenali tanda-tanda gawat darurat .
Anda perlu segera memeriksakan anak ke dokter apabila:
a. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat.
b. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting).
c. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak
bernapas.
d. Bibir berwarna kebiru-biruan.
e. Leher anak kaku.
f. Kesulitan menelan.
g. Muntah terus menerus.
h. Anak tampak sangat lemah.