Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

“Vernalisasi”
Dosen Pengampu : Dr. Evie Palenewen, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 7

Andi Fitri Wahyu R Zulhan Rahma Sari Ria Rahmawati


1805015085 1805015086 1805015088

Kollow, Jullya C Friciliya Maylise P Ledya Manurun


1805015089 1805015090 1805015091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalam’ualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Vernalisasi” Dalam proses penyusunan makalah ini berbagi macam
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun atas bantuan, bimbingan dan
kerja sama dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan dapat penulis
hadapi. Tak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Fisiologi Tumbuhan ini yaitu Ibu Dr. Evie Palenewen, M.Pd
yang telah memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan sebagai mestinya. Semoga amal baikan bantuan dari semua pihak
mendapatkan pahala dari Allah SWT, Aamiin.
Walaikumssalam Wr.Wb

Samarinda, 03 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………...……………………………………............ 1
B. Rumusan Masalah …………………...……………………............... 2
C. Tujuan Masalah …..…………………………………………............ 2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Vernalisasi ....................................................................... 3
B. Mekanisme Respon Hormone Terhadap Vernalisasi ………………. 5
C. Letak Vernalisasi …………………………………………………… 8
D. Hilangnya Vernalisasi ……………………………………………… 8
E. Interaksi Vernabilitas Dengan Faktor Lain ………………………… 9
F. Organ Penerima Rangsangan Vernalisasi ………………………….. 10

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembungaan, pembuahan, dan set biji merupakan peristiwa-peristiwa penting
dalam produksi tanaman. Proses-proses ini dikendalikan dengan baik oleh lingkungan
terutama lingkungan dan temperatur, maupun oleh faktor-faktor genetik atau internal.
Salah satu proses perkembangan yang harus tepat waktu adalah proses pembungaan.
Tumbuhan tidak bisa berbunga terlalu cepat sebelum organ-organ penunjang lainnya
siap, misalnya akar dan daun lengkap. Malah tumbuhan tidak dapat mendukung
dengan lambat, sehingga buahnya tidak sempurna misalnya datangnya musim
dingin.Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat erat berhubungan kehidupan
tanaman, yang akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman. Semua
proses fisiologi akan dibangun oleh suhu dan beberapa proses yang akan tergantung
dari cahaya dan temperatur. Penyinaran cahaya terhadap tanaman merupakan salah
satu faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang mempengaruhi pembungaan.
Kejadian sangat penting dalam siklus kehidupan sebagian besar tumbuhan.
Perkecambahan biji, pembungaan, permulaan, dan pengakhiran dormansi tunas
merupakan contoh tahapan dalam perkembangan tumbuhan yang umumnya terjadi
pada waktu spesifik dalam satu tahun. Stimulus lingkungan yang paling sering
digunakan oleh tumbuhan untuk menjawab waktu dalam satutahun adalah
fotoperiode, yaitu suatu malam dan siang yang relatif panjang. Respons fisologis
terhadap fotoperiode, seperti pembungaan, disebut fotoperiodisme (photoperiodism).
Penemuan fotoperiodisme merangsang banyak ahli fisiologi tanaman untuk
menyelidiki tentang proses itu lebih jauh dalam usahanya untuk menentukan aksi.
Mereka segera menemukan bahwa istilah hari pendek dan hari panjang merupakan
salah kaprah. Interupsiperiode hari terang dengan interval tidak mempunyai efek
mutlak pada proses pembungaan. Faktor temperatur sangat Terhadap tanaman,
karena pada umumnya temperatur yang berpengaruh atau mengubah respons terhadap
fotoperiode pada spesies dan varietas. Banyak sepesies membutuhkan periode
dinginatau temperaturnya pembekuan pembekuan selama 2 sampai 6 minggu agar
dapat mendukung waktu fotoperiode panjang pada musim semi.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Vernalisasi?
2. Bagaimana mekanisme respon hormon terhadap vernalisasi?
3. Dimana saja letak vernalisasi?
4. Bagaimana proses hilangnya vernalisasi?
5. Apa saja interaksi vernabilitas dengan faktor lain?
6. Apa saja organ penerima rangsangan vernalisasi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian vernalisasi
2. Untuk mengetahui mekanisme respon hormone terhadap vernalisasi
3. Untuk mengetahui dimana saja letak vernalisasi
4. Untuk mengetahui bagaimana hilangnya vernalisasi
5. Untuk mengetahui interaksi vernabilitas dengan faktor lain
6. Untuk mengetahui organ penerima rangsangan vernalisasi

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Vernalisasi
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh
tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus
untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu
sebelum perkecambahan. Respon terhadap suhu dingin ini bersifat kualitatif
(mutlak), yaitu pembungaan akan terjadi atau pembungaan tidak akan terjadi.
Lamanya periode dingin haruslah beberapa hari sampai beberapa minggu,
tergantung spesiesnya. Spesies semusim pada musim dingin, dua tahunan, dan
banya spesies tahunan dari daerah beriklim sedang yang membutuhkan
vernalisasi semacam itu agar berbunga. Biji, umbi, dan kuncup banyak spesies
tanaman di daerah beriklim sedang membutuhkan stratifikasi (beberapa
minggu diletakkan dalam penyimpanan yang dingin dan lembab) untuk
mematahkan dormansi. Jadi, vernalisasi secara harfiah berarti membuat suatu
keadaan tumbuhan seperti musim semi, yaitu menggalakkan pembungaan
sebagai respon terhadap hari-hari yang panjang selama musim semi (Utami,
2016: 22).

Gambar 1. Vernalisasi Pada Tumbuhan


Sumber: George, 2020

Menurut (Sumarni & Sumiati 2001), Fungsi vernalisasi adalah


memberikan stimulus pembungaan berupa perlakuan suhu rendah diatas beku.

3
Tumbuhan yang mengalami vernalisasi akan menghasilkan tunas 4ormone4ur
yang nantinya tumbuh menjadi organ 4ormone4ur atau bunga
Menurut Rambitan (2018, 136), Vernalisasi merupakan induksi
pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan.
Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula
oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan. Sehubungannya
dengan perbungaan ada dua varietas gandum yang memerlukan perlakuan
yang berbeda yaitu spring dan winter wheat. Spring wheat harus ditanam pada
musim semi, kemudian tumbuh dan berbunga. Winter wheat apabila ditanam
pada musim semi, tumbuhan ini akan tumbuh tetapi hanya pertumbuhan
vegetative saja yang tidak diakhiri dengan perbungaan. Agar tumbuhan ini
dapat berbunga penanaman tumbuhan ini harus dilakukan pada awal musim
winter atau akhir musim gugur, supaya biji-bijinya mengalami pendinginan
selama musim dingin, dan akan berkecambah pada musim semi dan kemudian
dapat tumbuh dan akhirnya berbunga. Proses pendinginan dapat dilakukan
secara artifisial.

Gambar 2. Vernalisasi Pada Gandum


Sumber: Loni, 2020

Di belahan bumi bagian utara, gandum musim dingin ditanam pada awal
musim rontok ketika suhu tanah di bawah 13 ºC. Setelah berkecambah,
gandum ini akan melewati musim dingin dalam bentuk semai dan tumbuh
kembali bersamaan dengan terjadinya musim semi. Gandum ini membentuk

4
anakan, memanjang, dan berbunga pada akhir musim semi atau awal musim
panas, dan masak pada bulan Juni, Juli atau Agustus, tergantung pada garis
lintang. Gandum musim dingin mensyaratkan vernalisasi (perlakuan terhadap
periode dingin yang lama selama tahapan semai) untuk menginduksi
pembungaan. Suhu-suhu dingin yang bersamaan dengan fotoperiode pendek
juga menguntungkan bagi inisiasi pembentukan anakan. Sedangkan untuk
gandum musim semi, ditanam pada awal musim semi, yang berkecambah,
tumbuh dan masak selama musim semi dan musim panas, dan dipanen pada
akhir musim panas atau awal musim rontok.(Tohari, 2016: 36).
Perlakuan suhu rendah (vernalisasi) dapat merangsang atau
mempercepat terbentuknya tangkai bunga atau pembungaan. Vernalisasi pada
organ tanaman dapat meningkatkan aktivitas pembelahan sel dan giberelin
endogen serta peningkatan aktivitas auksin. Vernalisasi biasanya terjadi antara
suhu -5 hingga 16 ºC dengan pengaruh maksimum antara 0 – 8 ºC. Lamanya
perlakuan vernalisasi mulai beberapa hari hingga 60 hari hingga lebih lama
lagi, tergantung pada spesies dan 5ormone5 tanaman dan suhu yang
digunakan. Perlakuan suhu rendah (vernalisasi) pada organ tanaman dapat
meningkatkan aktivitas pembelahan sel dan giberelin endogen serta
peningkatan aktivitas auksin. (Rahmawati, 2013: 213).
B. Mekanisme Respon Hormon Terhadap Vernalisasi
Upaya untuk mempercepat masa budidaya dan kualitas sedap malam
dilakukan melalui vernalisasi. Mekanisme ini terjadi sebagai fungsi dari
vernalisasi yang menstimulasi pembungaan. Rangsangan dari vernalisasi
diteruskan oleh suatu hormone vernalin yang berubah menjadi giberelin yang
penting bagi proses pembungaan tanaman melalui suatu proses aerob.
Tanaman yang divernalisasi akan menghasilkan tunas hormonesur yang
nantinya tumbuh menjadi organ hormonesur atau bunga.(Aldiani, 2017:
1526).
Menurut (Utami, 2016: 25, .Hormon vernalin ialah jenis 5hormone yang
ada dalam tumbuhan yang bisa merangsang perkembangan anteredium di
gametofit (tumbuhan yang bisa menghasilkan gamet ). Selain itu, ada pula

5
yang dijalankan dalam mendukung kinerja 6hormone vernalin itu sendiri.
Diantaranya adalah proses vernelisasi pada tumbuhan yakni perlakukan di
tanaman dengan .
Fungsi hormone vernalin ini yaitu sebagai berikut:
1. Menjadi 6hormone yang fungsinya membantu merangsang proses
pembungaan dalam tanaman yang bisa hifup di dataran rendah.
2. Menjadi 6hormone yang fungsinya merangsang perkembangan anteredium
dalam gametofit (yakni tumbuhan yang bisa menghasilkan gamet ).
3. Menjadi 6hormone yang fungsinya menghentikan proses tumbuhnya daun
yang sudah menjadi semakin mekar jadi akan membuat tumbuhan ini tak
dapat menghasilkan bunga. Dengan adanya 6hormone vernalin tersebut,
maka tumbuhnya daun dapat dikurangi dan bisa menggantikannya dengan
bunga.
4. Menjadi 6hormone yang fungsinya untuk merangsang pertumbuhan buah
dan biji. Sesudah daun ini digantikan dengan tumbuhnya bunga, maka
dengan otomatis biji atau buah ini akan segera menyusul guna tumbuh dari
pohon itu sendiri.
5. Menjadi 6hormone yang fungsinya membuat hasil panen akan menjadi
bertambah, sebab konon itu fungsinya menjadi pembentukan bunga yang
kemudian akan dilanjutkan lagi menuju hasil buah maupun biji dari sebuah
pohon.
Satu permasalahan yang dihadapi tumbuhan ketika temperature
lingkungan turun adalah perubahan ketidakstabilan membrane selnya. Ketika
sel itu didinginkan di bawah suatu titik kritis, membrane akan kehilangan
kecairannya karena lipid menjadi terkunci dalam struktur Kristal. Keadaan ini
mengubah transport zat terlarut melewati membrane, juga mempengaruhi
fungsi protein membrane. Tumbuhan merespon terhadap cekaman dingin
dengan cara mengubah komposisi lipid membrannya. Contohnya adalah
meningkatnya proporsi asam lemak tak jenuh, yang memiliki struktur yang
mampu menjaga membrane tetap cair pada suhu lebih rendah dengan cara
menghambat pembentukan Kristal. Modifikasi molekuler seperti itu pada

6
membrane membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Pada
suhu di bawah pembekuan, Kristal es mulai terbentuk pada sebagian besar
tumbuhan. Jika es terbatas hanya pada dinding sel dan ruang antar sel,
tumbuhan kemungkinan akan bertahan hidup. Namun demikian, jika es mulai
terbentuk di dalam protoplas, Kristal es yang tajam itu akan merobek
membrane dan organel yang dapat membunuh sel tersebut. Beberapa
tumbuhan asli di daerah yang memiliki musim dingin sangat dingin (seperti
maple, mawar, rhodendron) memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan
mereka mampu menghadapi cekaman pembekuan tersebut. Sebagai contoh,
perubahan dalam komposisi zat terlarut sel-sel hidup memungkinkan sitosol
mendingin di bawah0°C tanpa pembentukan es, meskipun Kristal es terbentuk
dalam dinding sel (Campbell, 2003).
Respons tumbuhan terhadap suhu rendah telah ada semenjak fase bibit,
bahkan fase biji, asal saja cukup tersedia oksigen dan kelembapan. Benih
beras belanda (Secale cereal ) petkus umumnya ditanam pada musim dingin,
pada waktu benih biasanya berkecambah, dan melewati musim dingin sebagai
bibit kecil. Atau benih lembap dapat diberi perlakuan suhu rendah dalam
ruang dingin selama beberapa minggu. Tanaman akan berbunga pada suhu
normal sekitar tujuh minggu setelah pertumbuhan dimulai dimusim semi.
Tanpa perlakuan suhu rendah, 14-18 minggu untuk membentuk bunga,
walaupun akhirnya bunga mekar juga. Karena kebutuhan akan suhu rendah
bersifat kuantitatif atau fakultatif (suhu rendah menyebabkan pembungaan
lebih cepat), tapi bukan bersifat kualitatif atau mutlak (pembungaan
bergantung sepenuhnya pada suhu rendah) (Campbell, 2003).

7
Gambar 3. Pengaruh Hormon terhadap Vernalisasi
Sumber: Gabriel, 2019

C. Letak Vernalisasi
Bukti-bukti bahwa rangsangan dingin dihasilkan di dalam meristem atau
kuncup dan bukan didalam daun diperoleh dari empat fenomena:
1. Biji yang telah mengalami imbibisi mudah divernalasi
2. Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar atau batang tidak efektif
3. Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dan seringkali sudah
tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum
biji menjadi kering.
4. Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun yang sudah
tervernalisasi telah tergalakkan untuk berbunga (Gardner, dkk, 1991).

Gambar: Fenomena Vernalisasi


Sumber: Rhiny, 2017

D. Hilangnya Vernalisasi
Vernalisasi pada biji dapat dinolkan dengan pengenaan kondisi yang
parah, seperti kekeringan atau temperature tinggi (30-35 ºC) selama periode
beberapa hari. Pada percobaan yang dilakukan oleh Lysenko di Uni Soviet,
mengenai biji serealia musim dingin yang divernalisasi dan dipertahankan biji
dalam keadaan kering menyebabkan proses devernalisasi (penghilangan
vernalisasi). Percobaan yang dilakukan Lysenko itu tidak berlaku dimana saja,
mungkin karena telah tersedia kultivar tipe musim semi yang teradaptasi.

8
Vernalisasi pada rumput-rumputan tahunan tertentu, tenyata lebih kompleks,
selain dingin, juga diperlukan beberapa fotoperiode pendek. Contohnya pada
rumput orchard, penggalakan pembungaan terjadi secara alamiah dan
diperlukan suhu dingin untuk menggalakkan pembungaan pada spesies-
spesies tersebut (Gardner, dkk, 1991)
E. Interaksi vernabilitas dengan faktor lain
Faktor lingkunagn merupakan faktor yang sangat erat hubungannya
dengan kehidupan tanaman, yang akan mempengaruhi proses-proses fisiologi
dalam tanaman. Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan
beberapa proses akan tergantung dari cahaya dan temperature. Penyinaran
cahaya terhadap tanaman merupakan salah satu faktor eksternal yaitu faktor
dari luar yang mempengaruhi pembungaan. Faktor temperatur sangat
berpengaruh terhadap tanaman, akrena umunya termepratur mengubah atau
memodifikasi respon terhadap fotoperiode pada spesies dan varietas. Banyak
spesies membutuhkan perode dingin atau temperaturnya mendekati
pembekuan selama 2 hingga 6 minggu agar dapat berbunga pada waktu
fotoperide Panjang (Kimball, 1992)
Faktor-faktor yang mempengaruhi vernalisasi meliputi:
1. Suhu rendah
Teknik vernalisasi membutuhkan suhu rendah berkisar antara 0-10
derajat Celcius. Setelah ini, bibit diikuti oleh suhu tinggi 40 derajat
Celcius. Ini adalah proses umum yang harus diikuti untuk menumbuhkan
tanaman yang sehat.
2. Periode waktu
Periode waktu vernalisasi tergantung pada jenis tanaman, dan dapat
bervariasi dari beberapa hari hingga minggu atau bahkan beberapa bulan.
3. Membagi sel secara aktif
Proses vernalisasi terjadi pada benih yang berkecambah, yang terdiri
dari embrio aktif. Dengan demikian, proses tidak dapat terjadi dalam biji
kering, dan benih harus dibasahi dengan sel meristematik aktif yang
diperlukan.

9
4. Air dan oksigen
Hidrasi protoplasma yang tepat merupakan kebutuhan awal bagi
bibit untuk mengenali stimulus. Vernalisasi membutuhkan keberadaan
oksigen yang memadai karena merupakan proses aerobik yang mengatur
energi metabolisme di dalam sel tanaman.
F. Organ penerima rangsangan vernalisasi
Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan vernalisasi sangat
bervariasi yaitu biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan yang
memerlukan vernalisasi mendapatkan perlakuan pendinginan, sedangkan
bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga
(tidak terjadi vernalisasi) (Sasmitamihardja, 1990).
Vernalisasi merupakan suatu proses yang kompleks, yang terdiri dari
beberapa proses. Pada Secale cereale, vernalisasi pada tanaman ini terjadi
didalam biji dan semua jaringan yang dihasilkannya berasal dari meristem
yang tervernalisasi. Pada Chrysanthemum, vernalisasi hanya dapat terjadi pada
meristemnya (Sasmitamihardja, 1990).
Pada tumbuhan hari -panjang, apabila mengalami vernalisasi akan
menghasilkan vernalin (hormon) yang berguna dalam meneruskan rangsangan
dalam proses pembungaan. Serta apabila selanjutnya memperoleh induksi hari
Panjang, vernalin akan diubah menjadi giberelin. Giberelin dengan antesin
yang sudah tersedia pada tumbuhan hari-panjang akan menghasilkan
perbungaan (Sasmitamihardja, 1990).

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh
tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus
untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu
sebelum perkecambahan.
2. Mekanisme dari vernalisasi yang menstimulasi pembungaan yaitu
rangsangan dari vernalisasi diteruskan oleh suatu hormone vernalin yang
berubah menjadi giberelin yang penting bagi proses pembungaan tanaman
melalui suatu proses aerob. Tanaman yang divernalisasi akan menghasilkan
tunas hormonesur yang nantinya tumbuh menjadi organ hormonesur atau
bunga
3. Letak Vernalisasi yaitu: Biji yang telah mengalami imbibisi mudah
divernalasi, Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar atau batang tidak
efektif, Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dan seringkali
sudah tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung
sebelum biji menjadi kering, Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu
daun yang sudah tervernalisasi telah tergalakkan untuk berbunga.
4. Hilangnya Vernalisasi pada biji dapat dinolkan dengan pengenaan kondisi
yang parah, seperti kekeringan atau temperature tinggi (30-35 ºC) selama
periode beberapa hari.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi vernalisasi meliputi: Suhu rendah,
Periode waktu, Membagi sel secara aktif, Air dan oksigen.
6. Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan vernalisasi sangat
bervariasi yaitu biji, akar, embrio, pucuk batang.

11
Daftar Pustaka

Aldiani, Zelby Meutia. 2017. Pengaruh Vernalisasi Terhadap Pertumbuhan Dan


Pembungaan Sedap Malam Pada Berbagai Kedalaman Tanam. Jurnal
Produksi Tanaman. 5 (9): 1526. http://protan.studentjournal.ub.ac.id.
Diakses pada tanggal 14 November 2020

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi
Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gardner, F. P. R. B Pear dan F. L. Mitaheel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.


Jakarta: Terjemahan Universitas Indonesia Press. Jakarta

Kimball, John. 1992. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga

Rahmawati, Suci.,dkk. Pengaruh Ukuran dan Vernalisasi Umbi Terhadap Umur


Berbunga dan Kualitas Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberose L.).
Jurnal Prosiding Seminar Nasional PengembanganTeknologi Pertanian.
2 (1): 213. https://jurnal.polinela.ac.id. Diakses pada tanggal 14
November 2020

Rambitan, Vandalita Maria Magdalena. 2018. Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan.


Samarinda: FKIP UNMUL.

Sasmitamihardja, Dardjat. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.

Sumarni, N & Soetiarso, TA 1998, ‘Pengaruh Waktu Tanam dan Ukuran Umbi
Bibit terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Ukuran Umbi Bibit Terhadap
Pertumbuhan, Produksi dan Biaya Produksi Biji Bawang Merah. Jurnal
J. Hort. 8 (2): 2. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada
tanggal 14 November

Tohari. M, Sc. 2016. Modul Budidaya Tanaman Pangan Utama.


http://repository.ut.ac.id/4503/1/LUHT4344-M1.pdf

Utami, MS. 2016. Fitokrom Dan Mekanisme Perbungaan. Denpasar. Universitas


Udayana

Anda mungkin juga menyukai