Anda di halaman 1dari 25

FISIOLOGI TUMBUHAN

(PROSES FISIOLOGI PADA


PEMBUNGAAN DAN
PEMBENTUKAN BUAH)
Oleh :
NAMA : SUGIYANTI SLAMET
NIM : (431419067)
KELAS : B PENDIDIKAN BIOLOGI
PEMBUNGAAN
Pembungaan merupakan salah satu tanda
bahwa tanaman memasuki fase generatif.
Fase generatif merupakan fase dimana
tanaman melakukan pertumbuhan dengan
melibatkan sel gamet. Fase generatif ini Fenologi perbungaan suatu jenis
dimulai saat tanaman mulai melakukan tumbuhan adalah salah satu karakter
pembentukan bunga hingga pemasakan buah. penting dalam siklus hidup tumbuhan
Didalam pembungaan kegiatan yang paling karena pada fase itu terjadi proses awal
bagi suatu tumbuhan untuk berkembang
penting adalah memanipulasi proses
biak. Suatu tumbuhan akan memiliki
peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif perilaku yang berbeda-beda pada pola
tanaman perbungaan dan perbuahannya, akan
tetapi pada umumnya diawali dengan
pemunculan kuncup bunga dan diakhiri
dengan pematangan buah (Tabla dan
Vargas, 2004).
Mekanisme Pembungaan

1. Induksi bunga (evokasi)

Induksi bunga merupakan tahap pertama dari proses


pembungaan. Dimana dalam induksi ini terjadi suatu
manipulasi jaringan meristem vegetatif yang diprogram
untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif
dimana perubahan ini terjadi secara mikrokopis di
dalam sel. Perubahan ini dapat dideteksi secara kimiawi
dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang
dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya induksi bunga ada 2 yaitu :

a. Vernalisasi
1. Faktor internal yang
Vernalisasi merupakan suatu keadaan dimana suhu lingkungan suatu tanaman
berupa faktor genetis suatu
rendah yang digunakan untuk merangsang pembungaan.
tanaman dan,
b. Thermoperiodism
Suatu keadaan dimana suhu pada malam hari rendah kemudian berubah menjadi
2. Faktor Eksternal tinggi dan terjadi secara berulang.
yang terdiri dari : c. Fotoperiodisme
Fotoperiodism ini merupakan lamanya siang dan malam. Fotoperiodism ini sangat
erat kaitannya dengan fotoperiode kritis.
d. Kimiawi dan status nutrisi
Setelah tanaman terinduksi ke pembungaan, transisi morfologis meristem dari
vegetatif ke keadaan pembungaaan disebut dengan inisiasi pembungaan.
2. Inisiasi bunga

Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan


morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif
mulai dapat terdeteksi secara makroskopis
untuk pertama kalinya.Transisi dari tunas
vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat
dideteksi dari perubahan bentuk maupun
ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya
yang mulai membentuk organ-organ
reproduktif.
Menurut Lang (1952) pembagian tahapan proses pembentukan
bunga dapat dipisahkan menjadi 4 tahap setelah tahap induksi
pembungaan menurut Copeland (1976), yaitu:

1) Inisiasi pembungaan, diferensiasi ke primordia


pembungaan
2) Organisasi pembungaan, diferensiasi ke pembentukan
individu-individu bunga
3) Pemasakan bunga meliputi beberapa proses yang
berurutan: pertumbuhan bagian-bagian bunga, diferensiasi
ke jaringan sporogenous, meiosis, pollen dan
perkembangan embriosac.
4) Anthesis
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis
(bunga mekar)

Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-


VENUS
bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses
It’s the closest planet to the
megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk
Sun and the smallest one in
penyempurnaan dan pematangan organ-organ
the Solar System—it’s only
a bit larger thanreproduksi
the Moonjantan dan betina.
4. Anthesis

Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya


anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi
jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu
demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun
betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah
terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai
kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu
yang tidak bersamaan.
Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Proses Pembungaan
1. Faktor Eksternal

b. Curah Hujan/Kelembaban
a. Suhu
Stres air dapat memacu inisiasi bunga,
Pada spesies temperate dingin, suhu
yang relatif tinggi pada musim panas dan terutama pada tanaman pohon tropis dan
awal musim gugur tampaknya dapat subtropis seperti leci dan jeruk. Pembungaan
merangsang inisiasi bunga. Fungsi suhu di
melimpah pada tanaman kayu tropis genus
sini adalah mematahkan dormansi kuncup.
Pada spesies temperate hangat, subtropis Shorea juga telah dihubungkan dengan
dan tropis, pengurangan relatif pada suhu terjadinya kekeringan pada periode
justru lebih bermanfaat. sebelumnya.Namun, hasil yang berlawanan telah
teramati pada spesies iklim-sedang seperti pinus,
apel dan zaitun.
c. Cahaya
Cahaya mempengaruhi pembungaan
melalui dua cara, yaitu intensitas cahaya
dan fotoperiodisitas (panjang hari).
21,8%
35,5%

d. Unsur Hara
Keberadaan unsur hara dalam tanah

10,9% berhubungan dengan ketersediaan suplai energi dan


bahan pembangun bagi proses pembentukan dan
perkembangan bunga.
2. Faktor Internal

a. Fitohormon yang meliputi : 3) Cytokinin


Disintesis pada jaringan endosperm, ujung akar,
1)Auxin dan xylem.Ditransfer ke daun melalui jaringan
Merupakan respon terhadap cahaya.Disintesis di xylem.Berfungsi untuk meningkatkan energi
jaringan meristematik apikal (ujung), Menstimulir metabolisme → ditransfer untuk membentuk
terjadinya pembelahan pada meristem apikal → kuncup-kuncup bunga.Mengendalikan proses
mempengaruhi proses perpanjangan ujung tanaman. translokasi → menjamin ketersediaan energi untuk
2) Ethylene pembungaan.
Disintesis oleh daun.Diransfer ke tunas lateral → 4) Gibberellin
memulai proses induksi bunga. Disintesis pada primordia akar dan
batang.Ditranslokasikan pada xylem dan floem.
Menstimulir proses perpanjangan internodia dan
b. Genetik
Pembungaan dipengaruhi juga oleh faktor genetik.
Hal ini terkait dengan tanaman itu sendiri. Apabila
indukannya baik maka proses pembungaan
berlangsung cepat.
Pembuahan
pada
Tanaman
Pembangunan Buah-Buahan Bulu Dapat
Dibagi Dalam Lima Fase

a) Fase I melibatkan perkembangan ovarium sebagai persiapan untuk pembuahan


dan perkembangan benih dan diakhiri dengan keputusan untuk menggugurkan
perkembangan lebih lanjut atau melanjutkan pembelahan sel dan pembesaran
sel lebih lanjut di dinding ovarium. Keputusan untuk melanjutkan
perkembangan ovarium ini umumnya disebut sebagaiset buah.
b) Fase II, atau fase awal perkembangan buah, pertumbuhan buah yang baru lahir
terutama disebabkan oleh pembelahan sel di dinding ovarium. Dengan
demikian, sel menjadi kecil dan padat, dengan vakuola yang sangat kecil.
c) Fase III, pembelahan sel berhenti secara efektif dan pertumbuhan buah lebih
lanjut sebagian besar dilakukan dengan pembesaran sel. Setelah buah mencapai
ukuran akhirnya, ia memasuki,
d) fase IV, atau periode pematangan. Dalam buah yang segar
seperti tomat, pematangan melibatkan perkembangan warna
dan unsur rasa (misalnya, karotenoid, gula, dan asam) dan
pelunakan jaringan yang membuat buah menarik bagi hewan.
Pelunakan jaringan terutama disebabkan oleh peningkatan
aktivitas enzim seperti polygalacturonase (PG). PG
mendegradasi zat pektik yang ditemukan di lamella tengah
dan yang bertanggung jawab untuk adhesi sel ke sel.
Akhirnya,
e) pada fase V, penuaan terjadi dan buah memulai proses
pembusukan.
Buah Set Dipicu Oleh Auxin

Gambar tersebut merupakan gambar perubahan


hormonal selama empat fase pertama perkembangan
buah dalam tomat (Lysopericon esculentum). Grafiknya
untuk auksin giberelin (GA), sitokinin (CK), dan etilen
menunjukkan perkiraan titik perkembangan ketika
konsentrasi hormone mencapai puncaknya. Hijau dewasa
(MG). Breaker (BR) mengacu pada tahapan ketika tanda
warna pertama muncul. Pemutus menandai awal dari fase
pematangan. Tahap matang merah (RR) menandai akhir
dari pematangan dan awal dari penuaan.
Ripening Dipicu Oleh Etilen Dalam Buah Klimakterik

Contoh buah klimakterik termasuk tomat, cucurbit


(mentimun dan buah-buahan terkait), pisang, apel, persik, dan
plum. Buah segar nonklimakterik, yang tidak tunjukkan CO2
pecah, termasuk stroberi, anggur, jeruk, dan semua buah yang
tidak segar atau kering seperti Arabidopsis atau jagung. Proses
pematangan buah klimakterik telah menarik banyak penelitian
selama bertahun-tahun karena kepentingan ekonominya dan
karena sesaat sebelum ledakan pernapasan terjadi peningkatan
yang signifikan dalam produksi etilen.
Gambar ini menjelaskan pola CO2 dan etilen (C2H4)
produksi tomat (Lycopersicon esculentum), sebuah
climacbuah teric. Evolusi CO2 tinggi selama fase
pembelahan sel dan terus menurun selama fase ekspansi
dan pematangan sel. Ini kemudian meningkat tajam pada
tahap pemutus yang mengidentifikasi awal dari fase
pematangan. '' Semburan '' CO2 segera didahului oleh
peningkatan yang signifikan dalam produksi etilen.
(Setelah McGlasson, WD 1978. Dalam: HO Hultin, M.
Milner (eds.),Biologi dan Bioteknologi
Pascapanen.Westport, CT: Food and Nutrition Press.)
Proses Pembuahan Tunggal dan Ganda

1. Pembuahan Tunggal
Proses pembuahan tunggal ini terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae). Serbuk sari nantinya akan sampai di tetes
penyerbukan, lalu saat mengeringnya tetes penyerbukan, maka serbuk
sari yang sudah jatuh di dalamnya langsung diserap masuk menuju ruang
serbuk sari lewat mikrofil.
Serbuk sari dibedakan atas dua sel, yakni sel generatif atau kecil dan
sel vegetatif atau besar. Hampir seluruhnya menyelubungi sel generatif.
Serbuk sari ini pada suatu saat akan tumbuh membentuk buluh serbuk
sari, kemudian akan bergerak menuju ruang arkegonium.
Sel vegetative akan menghilang sesudah
sampai di ruang arkegonium, dan kedua sel
spermatozoid terlepas menuju dalam ruang
arkegonium yang isinya cairan sehinggga
spermatozoid bisa berenang di dalamnya. Pada
ruang arkegonium ada beberapa sel telur yang
besar.
Pada tiap sel telur akan menyatu dengan satu
spermatozoid. Jadi pembuahan pada
Gymnospermae bisa selalu membuahkan zigot
yang kemudian akan tumbuh dan berkembang jadi
embrio. Pembuahan tunggal yang seperti ini Gambar pembuahan
tunggal pada pinus
contohnya terjadi pada pohon Pinus.
2. Proses Pembuahan Ganda Meliputi

1) Perkembangan Serbuk Sari


Serbuk sari yang sudah jatuh di kepala putik terdiri dari
satu sel dengan 2 dinding pembungkus, yakni: intin (selaput
dalam) dan eksin (selaput luar). Eksin pecah, lalu intin tumbuh
dengan panjang menghasilkan buluh serbuk sari. Buluh serbuk
sari tersebut akan tumbuh menuju ruang bakal biji.
Bersamaan dengan tersebut inti sel serbuk sari akan
membelah menjadi dua, untuk yang besar didepan ialah inti
vegetatif menjadi penunjuk jalan. Serta untuk yang kecil di
belakang ialah inti generatif.
2. Pembentukan Sel Telur

Dengan bersamanya proses perkembangan serbuk sari di dalam buluh serbuk sari. Maka di dalam
ruang bakal biji pada sel induk megaspora (makrosporosit/ megasporosit) akan membelah dengan
meiosis menjadi empat sel. Tiga bagian di antaranya mati serta yang satu tumbuh hingga menjadi sel
makrospora atau megaspora (inti kandung pada lembaga primer). Inti sel megaspora tersebut selanjutnya
akan membelah mitosis 3 kali, jadi membentuk delapan inti.
Dari ke delapan inti tersebut lalu masing – masing akan dibungkus oleh membran sehingga sel
menjadi terpisah. Oleh karena itu, sel – sel di dalam bakal biji kerap dijuluki dengan nama multigamet.
Langkah selanjutnya, kedelapan sel itu akan membentuk formasi yang berada dalam bakal biji.
Tiga sel ditempatkan di bagian atas bakalnya biji yang disebut antipoda. Di bagian bawah berada di
dekat mikrofil, sementara tiga sel menempatkan diri secara berdekatan. Di tengah ialah ovum, sementara
yang mengapitnya sebelah kanan dan juga kiri adalah sinergid.
Gambar dari pembuahan ganda
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai