Anda di halaman 1dari 43

http://www.mun.ca/biology/desmid/brian/BIOL3530/DB_Ch07/fig7_7.

jpg
PENDAHULUAN
Definisi Morfogenesis:
Morfo berarti bentuk dan genesis berarti asal mula
Asal mula terjadinya suatu bentuk

Beberapa pendapat:

Menurut Strasburger (1978):


Morfogenesis adalah proses pembentukan organisme yang
dipengaruhi faktor internal (endogen)dan fektor eksternal
(exogen).

Menurut Hill (1982) :


Morfogenesis adalah proses pertumbuhan dan
perkembangan bentuk, diferensiasi suatu organisme.
Strassburger (1978), menyatakan bahwa pengertian morfogenesis
ada 2 kelompok, yatu:

1. AUTOMORFOSE
Proses pembentukan yang dipengaruhi gen, a.l perkembangan organ
generatif Angiospermae , yaitu selama pembentukan bunga yang
dilengkapi dengan polen, maka kemudian dapat terbentuk biji,
sedangkan yang tidak dilengkapi oleh pembentukan polen, kemudian
tidak berbiji.

2. HETEROMORFOSE
Proses pembentukan yang dipengaruhi oleh adanya induksi dari
luar, a.l oleh adanya cahaya àfotomorfose; adanya air àhidromorfose
dan oleh pengaruh panas àtermomorfose.
Berdasarkan kedua kelompok ini maka tumbuhnya organisme
mengikuti konsep morfogenesis.
MORPHOGENESIS AND DIFFERENTIATION

 Morphogenesis- the
development of form.
 Differentiation- a
process by which a
relatively
unspecialized cell
undergoes a
progressive change
to form a more
specialized cell.
INTERNAL ORGANIZATION OF THE PLANT BODY
 Tissue- a group of similar cells organized into a
structural and functional unit.
 Tissue System- a tissue or group of tissues organized
into a structural and functional unit; larger units of the
plant body.
 There are 3 Tissue Systems
 Ground
 Vascular
 Dermal
GROUND TISSUE
 Parenchyma
 Polyhedral to round in shape.
 Occur throughout the plant body.
 Photosynthesis, storage, and secretion.
 Collenchyma
 Elongate in shape.
 Occur beneath the epidermis in young
stems.
 Support young growing tissues.
 Sclerenchyma- fibers and sclereids.
 Long or stellate in shape.
 Occur throughout the plant body.
 Support (strengthen) and storage.
VASCULAR TISSUE
 Xylem- principal water-
conducting tissue in vascular
plants; dead at maturity;
lignified.
 Tracheary Elements
 Tracheid- elongate and tapering;
pits, but no perforations;
seedless vascular plants,
gymnosperms, and some
angiosperms.
 Vessel element- elongate; pits
and perforations; angiosperms.
VASCULAR TISSUE #2
 Phloem- principal food-
conducting tissue in vascular
plants; living at maturity; not
lignified.
 Gymnosperm Sieve Elements
 Sieve cell- elongate & tapering;
with sieve areas.
 Albuminous cell- elongate &
tapering; delivers substances to sieve
cells.
 Angiosperm Sieve Elements
 Sieve-tube element- elongate &
tapering; with a sieve plate.
 Companion cell- variable; delivers
substances to sieve-tube elements.
DERMAL TISSUE
 Epidermis- outermost cell
layer of the primary plant
body.
 Variable in shape; guard cells
and trichomes.
 Outermost layer of plant body.
 Protective (cuticle and water
loss) and aeration (stomata).
 Periderm- secondary
protective tissues.
 Rectangular in shape; cork cells.
 Beneath the epidermis.
 Protective and aeration
(lenticels); replaces epidermis.
TAHAP PROSES PERTUMBUHAN

Ada 3 tahap proses pertumbuhan


1. Tahap seluler
2. Tahap organ
3. Tahap individu

TAHAP SELULER
Pertumbuhan serta perkembangan sel, terdiri dari 4 tahap,
yaitu:
-Tahap pembelahan sel,
-pertambahan plasma,
-perpanjangan sel
-dan diferensiasi.
Pembelahan sel
- Terbatas pada daerah meristem,
- Mitosis atau amitosis dan meiosis

Pertambahan plasma, dan perpanjangan sel.


Selama sel masih hidup dan dalam pembelahan sel, akan terjadi
pertambahan plasma.
Salah satu pembuktian adanya pertambahan plasma dapat diukur
dari berat kering, atau dengan adanya penambahan volume serta
oleh adanya perpanjangan sel.

-Pengukuran pertumbuhan, dari adanya pertambahan protoplasma


dapat diukur melalui berat kering (Karena kandungan bahan hidup
dari sel adalah: karohidrat, lemak dan protein, sebagai hasil
metabolisme).
Pertambahan plasma, dan perpanjangan sel.
Bagaimana dengan pengukuran berat kering biji yang sedang
berkecambah? Tepatkah mengukur pertambahan protoplas dari
berat keringnya?. Pengukuran apakah yang lebih tepat?

Diferensiasi
Setelah pembelahan sel, akan terjadi perubahan-perubahan, a.l:
pembentukan organel-organel sel seperti mitokondria, kloroplas,
yang kemudian akan terjadi pembentukan jaringan-jaringan
khusus perubahan ukuran sel ,bentuk dan fungsi sel.

BAGAIMANA HUBUNGAN PERTUMBUHAN DENGAN


DIFIRENSIASI :
1. Adakah pertumbuhan tanpa diferensiasi ?
2. Adakah diferensiasi tanpa pertumbuhan ?
BAGAIMANA HUBUNGAN PERTUMBUHAN DENGAN
DIFIRENSIASI :
1. Adakah pertumbuhan tanpa diferensiasi ?
2. Adakah diferensiasi tanpa pertumbuhan ?

1. Pertumbuhan tanpa diferensiasi:


- terbentuknya endosperm biji
- terbentuknya kalus

Diferensiasi tanpa pertumbuhan:


- Pembentukan sporocarp pada jamur lendir:
Pembentukan agregasi myxoamoeba membentuk
pseudoplasmodium sorus
Proses diferensiasi dapat dipelajari dari:

1. Struktur /Konfigurasi : sel --- jaringan --- diferensiasi.


2. Aspek ontogeni: perubahan dari tumbuhan muda ke dewasa.
3. Faktor lingkungan : perubahan struktur.
4. Faktor fisiologi.

STRUKTUR /KONFIGURASI DIFERENSIASI


Ada 2 macam diferensiasi :
a- Diferensiasi external
Pembentukan bagian vegetatif yang diteruskan menjadi pembentukan
bagian generatif.
- Pembentukan bunga dari primordial bunga yang kemudian
membentuk pola dengan terbentuknya sepal, stamen dan karpel.
- Metagenesis
STRUKTUR /KONFIGURASI DIFERENSIASI
Ada 2 macam diferensiasi :
- Diferensiasi external

b- Diferensiasi internal
- Mitosis dan meiosis
- Pembentukan jaringan (teori Hanstaein).

DIFERENSIASI SECARA ONTOGENI


Secara umum akan terjadi diferensiasi adalah karena adanya
proses ontogeni yang dipengaruhi faktor genetis.

Perkembangan batang :
Batang primer yang berkembang dari protoderm, prokambium dan
meristem dasar.
Pucuk batang, umumnya terdiri atas axis dengan ruas-ruasnya serta
primordia daun, yang akan tersusun pada batang dengan sebutan
filotaksis.
DIFERENSIASI KARENA LINGKUNGAN
Adanya perubahan struktur, akibat adanya pengaruh faktor
lingkungan seperti cahaya, air, temperatur dan zat kimia.

Sebagai contoh perkecambahan biji kacang hijau, akan cepat


apabila dalam keadaan tidak ada cahaya. Biji Bayem harus ada
cahaya untuk berkecambah.
Temperatur yang cukup tinggi dapat mempengaruhi perubahan
fase vegetatif menjadi fase pembentukan organ generatif. Pada
musim panas, maka fase pembungan akan cepat terbentuk.

DIFERENSIASI KARENA FISIOLOGI


Umumnya proses diferensiasi, akibat adanya proses fisiologi.

Seperti pembentukan akar pada kultur jaringan memerlukan


penambahan zat pengatur tumbuh golongan auxin
PEMBENTUKAN/ PERKEMBANGAN
BUNGA
PENDAHULUAN

Transisi pertumbuhan perkembangan vegetatif ke reproduktif


pertama kali ditandai proses perubahan dalam organisasi
meristem pucuk (SAM).

Perubahan pada struktur reprodukstif ditandai dengan adanya


berbagai perubahan dalam kaitan dengan faktor internal
termasuk keseimbangan kandungan senyawa-senyawa endogen
yang berperan selama transisi tersebut maupun oleh berbagai
faktor lingkungan.

Transisi yang dimulai dari tahapan yang disebut INDUKSI yang


umumnya menyebabkan dormansi tunas tunas apikal.
PERUBAHAN PADA STRUKTUR REPRODUKTIF

 Perubahan pada struktur reproduktif mencakup


perubahan seluler dan molekuler meliputi :
a. Proliferasi sel (penggandaan sel) pada daerah
primordia yang memiliki waktu penggandaan (cell
doubling time) berbeda-beda untuk masing-masing
primordial. Laju pembelahan sel pada meristem
umumnya menurun setelah dimulainya inisiasi
bunga.
b. Polaritas pada pertumbuhan dan pembelahan sel
yang memaksimalkan perkembangan bunga secara
keseluruhan.
PERUBAHAN PADA STRUKTUR REPRODUKTIF

 Beberapa perubahan yang menyertai peralihan dari


bentuk daun (vegetatif) dengan struktur yang lebih
sederhana menjadi struktur reproduktif bunga jauh lebih
kompleks a.l :
a. Terjadinya hidrolisis pati menjadi gula sederhana
sebagai sumber energi untuk pembentukan calon mata
tunas generatif
b. Terjadinya hidrolisis protein menjadi asam amino
tertentu seperti prolin, triptofan, fenilalanin yang
derkirakan berperan dalam induksi bunga
c. Terjadinya perubahan keseimbangan hormonal yang
merangsang induksi bunga
d. Terjadi dormansi mata tunas saat induksi bunga
berlangsung.
TEORI INISIASI BUNGA (Kinet et al., 1985)

I. Inisiasi bunga pada tanaman tidak akan terjadi


kecuali dirangsang (diinduksi)

II. Tanaman selalu berpotensi untuk inisiasi bunga


tetapi kadang tewrtekan oleh kondisi yang tidak
sesuai
TIGA KONSEP TENTANG TRANSISI KE PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN REPRODUKSIF (Ryugo., 1988)

I. Adanya hormon pembungaan atau florigen atau produksi


stimulus pembungaan pada daun yang mengalihkan fase vegetatif
menjadi reproduktif dan antiflorigen sebagai penyeimbang
TEORI FLORIGEN
II. Adanya kondisi nutrisi yang optimum bersamaan dengan
perubahan dalam apeks (diversi nutrisi) TEORI NUTRISI

III. Terjadinya perubahan biokimia pada apeks/

Proses-proses di atas berkaitan erat dengan aktifnya membran pada


derah meristematik yang responsif terhadap perubahan-perubahan
tersebut (terjadi peningkatan permeabilitas membran dan atau
kemampuan kompetitif untuk mengimpor larutan sehingga tanaman
yang terinduksi memiliki meristem yang lebih cepat turgor).
TEORI FLORIGEN
 Teori tersebut didasarkan bahwa tumbuhan
tidak berbunga kecuali ada kondisi yang
menginduksi. Teori ditemukan oleh peneliti
Jerman Julius Sachs (1888) yang dikenal dalam
fisiologi tanaman modern.
 Penelitian Sachs
Stek daun tanaman Begonia yang diambil dari
induk yang berbunga akan segera berbunga,
tetapi bila stek daun diambil dari induk yang
belum berbunga juga akan lambat berbunga.
Kesimpulan :
Zat pembentuk bunga (blutenbildenstoff) diduga
disintesis di daun
TEORI FLORIGEN
 Berkembangnya penelitian FOTOPERIODISITAS
Chailakhyan (1968) menemukan bahwa bagian tanaman
yang responsif terhadap fotoperiodisitas adalah DAUN.
Kesimpulan :
Ada informasi yang dikirim dari daun yang mendapat
fotoperiodisitas yang sesuai ke mata tunas yang
menyebabkan mata tunas tersebut terinduksi untuk
berbunga.
Zat tersebut diberi nama FLORIGEN yang berarti
pembawa sifat bunga (bhs Yunani)
 Sampai saat ini Florigen belum berhasil diisolasi dan
diidentifikasi tetapi ada bukti-bukti eksperimental
mengindikasikan keberadaannya.
STRATEGI PERTUMBUHAN ORGANISME
MULTISELULER

 1. INDUKSI, INISIASI DAN EVOKASI


 2. DIFFERENSIASI SEL
 3. PENDEWASAAN ORGAN-ORGAN BUNGA
 4. ANTHESIS
 5. PEMBENTUKAN BAKAL BIJI DAN BUAH
 6. PEMATANGAN BUAH DAN BIJI
FASE INDUKSI
 Fase induksi dalam proses pembungaan adalah fase yang
paling penting yang menentukan apakah tanaman tersebut
akan berbuah atau tidak.
 Fase ini menjadi penting karena tidak ada perubahan morfologi
yang tampak pada kuncup
 Ada beberapa faktor yang berperan atau terkait dengan induksi
pembungaan. Faktor tersebut meliputi :
1. Faktor eksternal (suhu, stress air dan panjang hari)
2. Faktor internal (kandungan nitrogen, karbohidrat, asam
amino, dan hormon)
3. Faktor manipulasi manusia (ringing, pemangkasan,
pengeringan, pemangkasan akar, pelengkungan cabang dan
pemberian zat pengatur tumbuh
FAKTOR EKSTERNAL : SUHU
 Peran suhu dalam induksi pembungaan sangat penting
untuk tanaman buah-buahan iklim temperate dan sub
tropik.
 Stres suhu rendah : tanaman menjadi dorman,
pertumbuhan vegetatif terhenti.
 Pada tanaman tertentu membutuhkan VERNALISASI
agar berbunga. Pohon Jeruk Satsuma Mandarin
memerlukan akumulasi suhu suhu di bawah 25°C
sebanyak 750°C-hari untuk dapat menghasilkan 2 bunga
per ranting (Inoue, 1987).
Pada pohon lengkeng di Jawa Tengah(Pingit
Temanggung dengan 720m dpl dan Bandungan 690m dpl)
diperlukan akumulasi suhu < 26°C sebanyak 200°C-hari
ditambah 1-2 bulan kering untuk induksi pembungaan
(Prawitasari dan Poerwanto, 2002).
FAKTOR EKSTERNAL : STRES AIR
 Stres air adalah faktor yang paling berperan dalam
induksi bunga pohon buah-buahan tropika.
Mangga memerlukan 2 – 3 bulan kering untuk
induksi bunga, jeruk memerlukan 1 – 2 bulan.
 Bulan kering yang diperlukan untuk induksi
pembungaan rambutan tergantung pada
varietasnya. Rambutan Rapiah dan Lebak Bulus
memerlukan waktu satu bulan untuk induksi
pembungaan, sedangkan rambutan Binjai dan
Garuda hanya memerlukan waktu 2 minggu (Liferdi,
Poerwanto, dan Darusman, 2000).
FAKTOR EKSTERNAL : STRES AIR
 Stres air tidak langsung menyebabkan tanaman
berbunga, tetapi menyebabkan terjadinya induksi
pembungaan. Bunga biasanya baru akan
berdidiferensiasi setelah tanaman lepas dari stres
air.
Jadi untuk terjadinya bunga, tanaman perlu
mendapatkan lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan setelah bunganya terinduksi oleh stres
air.
FAKTOR EKSTERNAL : PANJANG HARI
 Hari yang pendek dan malam yang panjang memainkan
peranan penting dalam pembungaan (tembakau) (Garner &
Allard, 1920).
 Panjang hari dan malam sebagai suatu unit disebut
FOTOPERIODE dan pengaruhnya dalam respon pembungaan
disebut FOTOPERIODISME.
 Penemuan fotoperiodisitas (panjang hari) dan kaitannya
dengan pembungaan tanaman merupakan penemuan penting
dalam pengembangan TEORI PEMBUNGAAN.
 Tanaman responsif terhadaphari tertentu untuk induksi bunga.
Berdasarkan panjang hari, tanaman dikelompokkan menjadi :
1. SDP
2. LDP
3. DNP (Day Neutral Plant)
4. LSDP
5. SLDP
FAKTOR EKSTERNAL : PANJANG HARI
 Tanaman SD tidak berbunga atau pembungaannya
terhambat apabila panjang hari lebih panjang dari
titik kritisnya. LDP berbunga jika panjang hari lebih
panjang dari titik kritisnya.
 NDP : pembungaannya tidak tergantung pada
panjang hari.
 LSDP : Tanaman hari panjang-pendek berbunga
memerlukan hari panjang diikuti hari pendek.
 Titik kritis ini bisa 12 jam atau lebih atau kurang.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berperan


dalam pembungaan bukan panjang-pendeknya
terang, tetapi panjang pendeknya gelap.
• Short-day plants flower when nights are longer
than a certain critical length
• Long-day plants flower when nights are
shorter than a certain critical length

Critical night length


Darkness
Flash of
Time (hr)

light

Light

Short-day (long-night) plants Long-day (short-night) plants Figure 33.11

Copyright © 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings

•Short-day plants:
•flowers when uninterrupted darkness is longer than critical period
•Chrysanthemum: more than 10-12 hrs. light keeps them from
flowering
– Red light (660
nm) was found Short-day (long-night) plant

to be most
effective at

Critical night length


FR
increasing R
FR
R
FR
R
FR

germination
R R R

Time (hr)
– Far-red light (730
nm) both inhibits
germination and
reverses the effect
of red light
Long-day (short-night) plant

Figure 33.12A

Copyright © 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings


Berikut adalah fenomena fotoperiodisme pada proses pembungaan pada
tumbuhan. Jika tumbuhan yang mendapat perlakuan tersebut adalah
tumbuhan hari panjang (long day plant), tuliskan + jika terbentuk bunga
dan tanda – jika tidak terbentuk bunga. (nilai @0, 5)

+ - ? ? ? ?
INDUKSI DAN PERKEMBANGAN BUNGA
 Organ apa sebagai penerima rangsangan fotoperiode?
DAUN. Ada 4 tahap yang terjadi dalam respon
perbungaan terhadap rangsangan fotoperiode :
1. menerima rangsangan
2. transformasi dari organ penerima rangsangan menjadi
beberapa pola metabolisme yang baru yang berkaitan
dengan penyediaan bahan untukperbungaan
3. pengangkutan hasil metabolisme
4. terjadinya respon pada titik tumbuh untuk
menghasilkan perbungaan.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa :
- Daun dibuang setelah selesai induksi selesai, tidak terjadi
perbungaan
- Daun dibuang setelah beberapa jam sehabis selesai
induksi, tumbuhan dapat berbunga.
INDUKSI DAN PERKEMBANGAN BUNGA
 Hormon yang berperan dalam perbungaan adalah
FLORIGEN (hormon hipotesis).Florigen ini sebenarnya
merupakan suatu kelompok senyawa yang berperan
sebagai hormon.
 Selain florigen, hormon hipotesis yang lain adalah
ANTESIN (dikemukakan oleh Cholodny dari Rusia)
merupakan hormon awal perbungaan. ANTESIN dan GA
akan menghasilkan FLORIGEN yang akan merangsang
perbungaan.
 VERNALISASI ; induksi pendinginan yang diperlukan
oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan.
 Zat yang bertanggung jawab dalam meneruskan
rangsangan vernalisasi disebut VERNALIN (hormon
hipotesis , belum berhasil diisolasi).
 Di dalam perbungaan dapat mengganti peran vernalin
meskipun GA tidak sama dengan vernalin.
Tumbuhan GA
ROSET Vegetatif Berbunga

Tumbuhan Vernalisasi Berbunga


ROSET

Menurut Hipotesis Chailkhyan, hal tersebut dapat terjadi sebagai


berikut (HIPOTESIS ANTESIN)
HIPOTESIS ANTESIN
 Pada LDP, apabila mengalami vernalisasi menghasilkan
vernalin, dan apabila selanjutnya memperoleh hari-panjang
maka vernalin akan diubah menjadi Giberelin (GA). GA dengan
ANTESIN yang sudah tersedia pada tumbuhan LD akan
menghasilkan perbungaan.

Induksi
vernalisasi LD
LDP : -----------------→ Vernalin -----------------→ Giberelin

Perbungaan
Antesin (sudah ada pada LDP -----------------→
HIPOTESIS ANTESIN

vernali Induksi
sasi SD
Perbu
SDP : ------------→ Vernalin ------------→ Giberelin -------→ ngaan

Anda mungkin juga menyukai