Anda di halaman 1dari 30

Dwi Setyati 2020

DISCOVERY OF GIBBERELLINS

1. “BAKANAE” OR “FOOLISH SEEDLING” DISEASE OF RICE : plants grew


too talkk and toppled over.

2. JAPANESE SCIENTISTS (E. Kurosawa , 1926) WORKED ON THE PROBLEM


AND IDENTIFIED CAUSE: INFECTION BY FUNGUS, GIBBERELLA
FUJUKUROI.
“Foolish seedling disease” in rice
Figure: Rice plants; the large, yellow one exhibits the "Bakanae disease"
caused by G. fujikuroi.
Gibberellins

 Gibberellins are named after the fungus Gibberella


fujikuroi which causes rice plants to grow
abnormally tall.
 synthesized in apical portions of stems and roots
 important effects on stem elongation
 in some cases, hastens seed germination

 In the 1950s, researchers discovered that plants also make


gibberellins and have identified more than 100 different
natural gibberellins.
Karakteristik GA
 Gibberellin tersusun atas kerangka
karbon : gibbane yang memiliki sifat
biologi menyerupai asam gibberelin.

 Gibberellin yang berbeda memiliki


struktur karakteristik sbb :
1. Semua gibberellin memiliki kerangka
karbon gibbane.
2. Gibberellin adalah asam di alam, di mana
jumlah dan lokasi gugus COOH bervariasi
antar gibberellin, semus GA memiliki 19
karbon dan 1 gugus COOH yang terletak
pada karbon ke 7. Di samping itu ada
yang memiliki 20 karbon dengan gugus
COOH yang berada pada posisi 4, 7 dan
10
http://www.plant-hormones.info/gibberellins.htm
Karakteristik GA
 Gibberellin tersusun atas kerangka
karbon : gibbane yang memiliki sifat
biologi menyerupai asam gibberelin.

 Gibberellin yang berbeda memiliki


struktur karakteristik sbb :
3. Letak posisi OH juga berbeda-beda , ada
kalanya ada sebuah OH dan adakalanya
tidak. Jika ada OH pada posisi 3 atau 13,
misal gibberellin jamur pada posisi 3
sedang pada tanaman tinggi posisi 13.
4. Ring A tidak jenuh, ketidakjenuhan ini
berbeda antar gibberellin.

http://www.plant-hormones.info/gibberellins.htm
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e31/31d.htm
CH2
OH
OH
CO
HO H
CH3 COOH
GIBBERELLIN A 1 or GA 1
Gibberellin A1 or GA1

Giberelin mrpk senyawa isoprenoid


disintesis dari asetil koenzim A melalui
asam mevalonat
Synthesis and Metabolism

Mevalonic acid pathway in cytosol


Non mevalonic acid pathway in plastid
Mevalonic acid pathway
Gibberellin Biosynthesis and
Forms

12
PLASTID

ENDOPLASMIC
RETICULUM

13
CYTOSOL
http://www.science.org.au/sats2004/images/helliwell15.jpg
GA1, THE BIOLOGICALLY ACTIVE GIBBERELLIN, IS SYNTHESIZED
FROM GA20
METABOLISME GA

 Gibberellin disintesis di pucuk tunas, pucuk akar dan biji


yang berkecambah.
 Pada pucuk tunas terutama pada primordia daun dan
primordia tunas.
 Produksi GA pada primordia daun mencapai puncak pada
saat berlangsung pembelahan sel dan selanjutnya semakin
menurun.
 Gibberellin ada di tanaman dalam 3 bentuk :
- gibberellin bebas
- gibberellin konjugate (terikat dengan senyawa tertentu
yang telah teridentifikasi)
- dan gibberellin terikat (dalam ikatan dengan substansi
yang belum teridentifikasi).
TRANSPORT GA

 Transport gibberellin tidak seperti auksin, GA ditransport


secara pasif dan sistemik. Keberadaan gibberellin dapat
dideteksi di xylem dan di floem.
 Kecepatan pergerakan gibberellin di xylem seirama
dengan transpirasi daun dan di floem sebagaimana
transport fotosintat.
 Gibberellin juga dapat bergerak dari xylem ke floem atau
sebaliknya melewati berkas pembuluh. Tidak seperti pada
tanaman yang utuh transport gibberellin pada potongan
akar, hipokotil, petiole dan umbi kentang ke arah basipetal
dalam waktu yang singkat.
Functions of Gibberellins
Promotes:
• Germination
• Stem elongation
• Flowering
• Fruit
development
• Flowers produce
seedless fruits
and plants flower
prematurely.
Effects of Gibberellins

• Cell elongation.
• GA induces cellular division and cellular elongation; auxin
induces cellular elongation alone.

• Breaking of dormancy in buds and seeds.


• Seed Germination - Especially in cereal grasses, like barley.
• Promotion of flowering.
• Transport is non-polar, bidirectional producing general
responses.
Difference: Auxin & Gibberellin

 Gibberellin controls elongation in the mature regions


of trees and shrubs
 auxin regulates elongation in grass seedlings and herbs.
 Gibberellin stimulates cell division and elongation
 auxin stimulates only cellular elongation.
 GA-stimulated elongation does not involve the cell wall
acidification characteristic of auxin-induced elongation
 Plants can tolerate high levels of gibberellin but not of
auxin.
 Gibberellin has little effect on roots
 auxin has more of an effect on roots.
Tanaman Kerdil
• Genetis (mutasi)
• Rosset

Ketiadaan GA endogen (defisiensi GA)


GA endogen >>
Gambar Efek giberelin? pada pembuangan
tanaman kubis

Kiri : tanaman kubis yang di tanam di luar


yang suhunya dingin.

Kanan : tanaman kubis yang ditanam


di rumah kaca yang hangat tumbuh
meninggi,
tetapi tidak berbunga jika tidak diberi
giberelin.

http://www.iel.ipb.ac.id/sac/hibah/2003/sf_tumbuhan/ZPT.html
 Genetik Dwarfism
*Gejala
kerdil oleh adanya mutasi
*Memendeknya internodus
*GA mampu mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi
Pertumbuhan Batang

 Tanaman yang diperlakukan dengan GA tumbuh lebih


tinggi.

 Gibberellin menyebabkan perpanjangan batang


dengan ciri khas sebagai berikut :
1.Perpanjangan batang bukan karena meningkatnya
pembentukan ruas dan buku, tetapi hasil dari
perpanjangan internode, hal ini terbukti bahwa jumlah
ruas dan buku tanaman yang diperlakukan dengan GA
maupun yang tidak jumlahnya tidak berbeda.
2. Perpanjangan internode karena pembelahan sel dan
perpanjangan sel.
3. Internode yang lebih muda lebih respon terhadap GA
daripada yang lebih tua.

Anda mungkin juga menyukai