Anda di halaman 1dari 7

HORMON GIBERELIN DAN PERANNYA PADA FISIOLOGI DAN

METABOLISME TANAMAN
Disusun Oleh :
ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105)
(Mhsis! Pene"i# Besis! $n%%uln S&1 PS' A%"()e*n(l(%i F*ul)s
Pe")nin $NE+)
PROGRAM ST$DI AGROTE,NOLOGI
FA,$LTAS PERTANIAN
$NI-ERSITAS +EMBER
.01.
PENDAH$L$AN
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
hormon tumbuhan atau fitohormon. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari
proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan
memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai
tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi.
Aplikasi zat pengatur tumbuh atau hormon dalam pertanian modern
mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung, memperbesar
ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka
tanpa biji, atau menyeragamkan !aktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena
untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman.
Hormon yang memengaruhi pertumbuhan tanaman sangat banyak, misalnya
saja giberelin. "iberelin merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat
sintesis dan berperan mempercepat perkecambahan. Pada penelitian #urniati dan
$uhri (%&&%, giberelin mampu mempercepat perkecambahan biji kopi. "iberelin
juga dapat mempercepat pembentukan plb pada anggrek bulan (Bey dkk, %&&'.
(elain mengakhiri dormansi biji dan memicu perkecambahan, giberelin
dapat memengaruhi peristi!a pembungaan terutama bagi tumbuhan yang tumbuh
di daerah empat musim. Hormon ini mampu menginduksi tumbuhan untuk
berbunga pada musim dingin atau lebih a!al dimana peristi!anya dinamakan
)ernalisasi. Hal ini dikarenakan giberelin mampu menggantikan panjang hari
kristis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan pembungaan.
*erja hormon giberelin selain sendiri, juga bersinergi dengan hormon+
hormon lain. (elain itu, hormon giberelin juga dapat mengaktifkan beberapa zat
dalam tanaman. (ehingga, pengetahuan tentang hal tersebut perlu dipelajari serta
diperlukan pula bagaimana cara aplikasi hormon giberelin pada tanaman.
PEMBAHASAN
A' SINERGISME HORMON GIBERELIN DENGAN SITO,ININ
(alisbury dan Ross (,--%, menyatakan bah!a giberelin tidak hanya
memacu perpanjangan batang, tetapi juga pertumbuhan seluruh bagian tumbuhan
termasuk daun dan akar. (elain itu giberelin akan merangsang sintesis auksin yang
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar. .isamping itu pula, secara sinergis
peningkatan giberelin pada suatu tanaman selalu diiringi oleh peningkatan auksin
dan sitokinin. (ehingga giberelin, auksin, dan sitokinin bekerja secara bersama+
sama pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman meskipun fase yang
dipengaruhinya berbeda+beda. Bentuk sinergisme hormon giberelin dan sitokinin,
antara lain /
1' Sine"%is#e h("#(n %i/e"elin 0n si)(*inin 0l# *)i1i)s 2()(sin)esis
Hormon giberelin bersinergisme dengan sitokinin pada akti)itas
fotosintesa. .ikarenakan dalam hal tersebut, hormon giberelin berfungsi
merangsang perkembangan sel tanaman (memperbesar dan memperpanjang
ukuran sel yang terbukti dengan bertambahnya tinggi tanaman dan luas daun,
sehingga akan terjadi peningkatan akti)itas fotosintesa. (edangkan sitokinin
berfungsi memacu perkembangan kloroplas yang merupakan suatu plastid yang
mengandung klorofil dan merupakan bahan untuk proses fotosintesis. (itokinin
sendiri dibentuk dalam jaringan yang sedang tumbuh aktif, sehingga semakin
cepat suatu jaringan aktif membelah (peran auksin dan giberelin, semakin
cepat pula terbentuk hormon sitokinin. (inergisme antara keduanya ialah
bah!a giberelin dapat memperluas ukuran daun, sedangkan sitokinin berfungsi
dalam perkembangan kloroplas. (emakin luas ukuran daun, maka semakin
besar pula kloroplas karena semakin banyak klorofil yang terbentuk, sehingga
laju fotosintesis berjalan lebih cepat.
.' Sine"%is#e h("#(n %i/e"elin 0n si)(*inin 0l# #e#3e"/es" u*u"n
0un #u0
Hormon sitokinin juga mampu memperbesar ukuran daun muda. Berarti
hal tersebut merupakan sinergisme dengan hormon auksin dan giberelin.
Pembentukan daun muda merupakan hasil dari auksin yang membelah sel+sel
muda tanaman dan sel tersebut diperbesar serta diperpanjang oleh giberelin.
.isamping itu, pembentukan daun muda tersebut juga dirangsang oleh hormon
sitokinin.
4' Sine"%is#e h("#(n %i/e"elin 0n si)(*inin 0l# *)i1i)s 3e")u#/uhn
Hormon giberelin memiliki fungsi dalam meningkatkan akti)itas
kambium dan perkembangan 0ilem. (edangkan sitokinin adalah hormon yang
terbentuk pada jaringan yang aktif membelah, terutama pada akar. Hormon
sitokinin akan ditransfer ke bagian tubuh tanaman, khususnya bagian tanaman
yang masih muda, seperti daun, biji, dan buah. .alam transfer tersebut,
sitokinin bergerak melalui pembuluh 0ilem dengan mengikuti aliran air dari
tanah. (ehingga, jika semakin baik perkembangan 0ilem, maka semakin lancar
pula laju dari sitokinin, akibatnya akti)itas pertumbuhan akan meningkat.
5' Sine"%is#e h("#(n %i/e"elin 0n si)(*inin 0l# #en%)u" 3e")u#/uhn
0un 3u6u*
Hormon sitokinin juga berfungsi dalam mengatur pertumbuhan daun
pucuk. (edangkan giberelin mampu memperbesar dan memperpanjang ukuran
sel terutama sel yang masih aktif membelah. 1leh karena itu, semakin cepat
besar dan panjang suatu sel tanaman maka pertumbuhan daun pucuk akan
semakin cepat karena juga dirangsang oleh sitokinin.
5' Sine"%is#e h("#(n %i/e"elin 0n si)(*inin 0l# 3e#/en)u*n *"
Hormon sitokinin berfungsi merangsang pembentukan akar dan batang.
Hormon sitokinin yang disintesis pada ujung akar, nantinya akan menghambat
penuaan. (edangkan hormon giberelin merangsang pembesaran dan
pemanjangan sel yang a!alnya pembelahan sel tersebut dilakukan oleh auksin.
(elain itu, hormon giberelin juga mampu memacu perkembangan akar apabila
konsentrasinya tinggi. (eghingga, sinergisme antara giberelin dan sitokinin
terletak pada semakin cepatnya pembentukan akar karena dirangsang oleh
sitokinin serta pembesaran dan pemanjangan sel oleh giberelin. 2amun,
sinergisme tersebut juga dibantu oleh auksin dalam pembelahan sel.
B' 7AT YANG DIA,TIF,AN DAN DINONA,TIF,AN OLEH HORMON
GIBERELIN
1' 7) 8n% 0i*)i2*n (leh h("#(n %i/e"elin
"iberelin akan merangsang pembentukan enzim amylase. 3nzim
tersebut berperan memecah senya!a amilum yang terdapat pada endosperm
(cadangan makanan menjadi senya!a glukosa. "lukosa merupakan sumber
energy pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil,
tumbuhan akan tumbuh normal kembali.
(elain itu, giberelin bereaksi pada sel+sel yang mengelilingi
endosperma yang menyebabkan pembentukan sejumlah enzim hidrolitik
khusus (seperti amylase dan protease yang mencerna zat pati dan protein
endosperma dengam demikian membuat persediaan gula dan asam amino
bagi sel yang sedang tumbu. Asam amino yang tersedia akibat akti)itas enzim
protease merupakan precursor terbentuknya jenis hormon tumbuh yang lain,
seperti triptopan yang merupakan bentuk a!al dari au0in.
2. 7) 8n% 0in(n*)i2*n (leh h("#(n %i/e"elin
Penonaktifan suatu zat oleh hormon giberelin tidak diketahui pasti.
4etapi, hormon tersebut memiliki peran yang tidak sinergis pada dormansi
biji dan penuaan. Hormon giberelin bersifat antagonis dengan asam absisat
(ABA dan gas etilen. "iberelin dan ABA bersifat antagonis pada peristi!a
dormansi biji, dimana giberelin merupakan pemecah dormansi, sedangkan
ABA merupakan penyebab dormansi biji. .ormansi merupakan masa istirahat
atau masa dimana biji tidak melakukan mekanisme metabolic, meskipun
berada pada kondisi lingkungan yang sesuai. (ehingga, ABA dikenal sebagai
hormon cekaman pada tumbuhan. (ementara itu, sifat antagonis antara
giberelin dan etilen terjadi pada mekanisme senescense (penuaan tanaman.
Hormon giberelin dapat menunda atau mencegah penuaan dan pematangan
buah, sehingga suatu tumbuhan tetap terlihat segar. (ebaliknya, etilen
berperan pada proses penuaan tanaman yaitu pada pemasakan buah dan
pengguguran daun.
9' 9ARA APLI,ASI HORMON GIBERELIN PADA TANAMAN SELAIN
FASE PEMB$NGAAN
Pemberian hormon giberelin pada tumbuhan berbeda+beda. Hal itu
dikarenakan tiap spesies tumbuhan memiliki perbedaan sifat tanaman, umur
tanaman, serta jenis tanaman tersebut. 5mumnya pemberian hormon giberelin
ialah pada saat fase pembungaan. 2amun, hormon giberelin juga dapat
diberikan pada biji atau benih yang akan dikecambahkan. #aksudnya ialah
agar perkecambahan berjalan lebih cepat, karena giberelin akan memacu
terbentuknya auksin dan giberelin berfungsi dalam pembesaran dan
pemanjangan sel. Pemberian giberelin terrsebut dapat dilakukan dengan
perendaman benih atau biji, tetapi tidak semua bagian benih atau biji direndam
agar mendapatkan oksigen. (elain itu, pemberiannya dapat pula dengan
penyemprotan. 6ang harus diperhatikan dari semua metode ialah konsentrasi
dari hormon tersebut.
Apabila hormon giberelin diberikan pada saat pertumbuhan )egetatif
tanaman, maka akibatnya ialah semakin meningkatnya hormon auksin
sehingga semakin cepat membelah serta sel+selnya akan semakin cepat
membesar dan memanjang oleh giberelin. 7ara pemberiannya dapat dengan
disemprotkan pada daun.
S$MBER BA9AAN
Bey, 6., 8. (yafii, dan 2. 2gatifah. %&&'. Pengaruh Pemberian Giberelin pada
Media Vacint dan Went Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan
(Phalaenopsis amabilis BL) Secara 9n :itro. +u"nl Bi(%enesis. :ol
,(%/';+<,
#urniati dan 3. $uhry. %&&%. Peranan Giberelin Terhadap Perkecambahan Benih
Kpi !bu"ta Tanpa Kulit. +u"nl S%u. :ol ,(,/,+'
(alisburry dan Ross. ,--%. Fisi(l(%i Tu#/uhn +ili0 4. Penerbit 94B/ Bandung.

Anda mungkin juga menyukai