PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup sehingga mengalami petumbuhan dan perkembangan.
Setiap tumbuhan mengalami prosesnya secara berbeda-beda, sekalipun masih dalam satu
jenis. Perkembangan tidak dapat diukur atau kualitatif. Sedangkan pertumbuhan dapat diukur
dan dinyatakan secara kuantitaif, contohnya pada perkecambahan kacang hijau.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dengan perkecambahan biji
yaitu proses terhentinya dormansi pada biji yang diawali dengan imbibisi (proses penyerapan
air) yang mengakibatkan aktifnya hormon-hormon dalam biji sehingga memicu pertumbuhan
plumula (calon daun) dan radikula (calon akar). Perkecambahan hanya akan terjadi apabila
syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi seperti tersedianya air, suhu yang sesuai (optimum),
udara (oksigen) untuk respirasi aerobik, nutrien, kelembaban udara yang sesuai, serta cahaya
yang cukup.
Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka biji akan tetap dalam keadaan
dorman. Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu berkecambah berbeda-beda
tergantung dari jenis tumbuhan dan kondisi lingkungan tempat biji mengalami
perkecambahan. Untuk itu, kami mengambil judul penelitian yaitu “ Pengaruh Cahaya
Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau “.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan penulisan laporan ini, pembaca dapat menentukan kondisi terbaik
dilihat dari segi intensitas cahaya terhadap tumbuhnya kecambah kacang hijau.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran ditilik dari volume, massa, maupun
tinggi makhluk hidup dan dapat diukur (kuantitatif). Sebagai contoh adalah pengukuran
tinggi terhadap kecambah kacang hijau menggunakan alat ukut Auksanometer. Jumlah sel
yang bertumbuh tidak dapat kembali ke bentuk semula atau irreversible. Pada tumbuhan,
sebagian besar tumbuhan terus tumbuh selama masih hidup atau yang dikenal sebagai
pertumbuhan tidak terbatas. Namun pada bagian tertentu seperti daun dan bunga
memperlihatkan pertumbuhan yang tak terbatas. Hal ini disebabkan oleh jaringan emrionik
yang tersedia di daerah pertumbuhan (meristem). Sel-sel meristematik terus membelah
menghasilkan sel baru yang tetap berada di dalam meristem tersebut atau sering disebut sel
inisial atau permulaan. Sedangkan sebagiannya lagi terspesialisasi lalu digabungkan ke dalam
jaringan serta organ tumbuhan yang sedang tumbuh dan disebut dengan derivat atau turunan.
Sel ini terus membelah beberapa saat, sampai sel-sel yang dihasilkan mulai mengalami
spesialisasi di dalam jaringan yang sedang berkembang.
Berbeda halnya dengan pertumbuhan yang dapat diukur, perkembangan tidak dapat diukur
atau kualitatif. Perkembangan dapat dilihat dari terjadinya tingkat perubahan bentuk dan
kedewasaan. Perkembangan yang terjadi pada bentuk saja tidak memungkinkan suatu organ
tumbuhan melaksanakan fungsinya. Masing-masing organ misalnya daun, memiliki satu
keragaman jenis sel yang dikhususkan untuk fungsi tertentu dan ditempatkan di lokasi
tertentu.
Perumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri, sedangkan faktor luar adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar tubuh tumbuhan atau lingkungan.
3
1. Faktor Dalam (Internal)
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna
kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya.
Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen
tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode
pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh
faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat
jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi
lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh yang sangat aktif dan tersusun dari senyawa proteun. Meskipun kadarnya sedikit,
hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam
jenisnya, termasuk hormon pertumbuhan pada tumbuhan.
1) Auksin
Hormon tumbuhan yang berfungsi untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon
ini dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan, yaitu ujung akar dan
batang. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went
(1903-1990).
Cara kerja hormon auksin dipengaruhi oleh cahaya. Hormon auksin akan aktif bila
tidak terkena cahaya. Sedangkan apabila tumbuhan terkena cahaya, maka hormon auksin
tidak aktif sehingga proses pemanjangan terhambat.
4
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya fototropisme (membengkoknya batang
tanaman ke arah cahaya) dimana sisi yang tidak terkena cahaya lebih panjang daripada
yang terkena cahaya sehingga batang menjadi bengkok ke arah sisi batang yang terkena
cahaya. Hormon auksin bekerja sinergis dengan hormon giberelin. Auksin berpengaruh
pada pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan
pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping)
tumbuhan.
Fungsi lain dari hormon auksin adalah membantu proses pertumbuhan akar dan
batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses pembelahan sel, merangsang
kambium untuk membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel,
membentuk dinding sel primer, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji
dalam buah, menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun, serta membantu proses
partenokarpi (pembuahan tanpa penyerbukan).
2) Giberelin
Hormon tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangan dan perkecambahan.
Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amilase yang berfungsi untuk memecah
senyawa amilum yang terdapat di endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa
glukosa. Glukosa tersebut menjadi sumber energi bagi pertumbuhan tanaman.
Hormon ini berfungsi secara sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Selain
itu, hormon giberelin juga memiliki fungsi dalam proses pembentukan serbuk sari
(polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri
masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi tinggi juga akan merangsang
pembentukan akar.
Giberelin ditemukan oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Eiichi Kurosawa pada
tahun 1926 yang meneliti penyakit padi bakanae. Hormon ini pertama kali diisolasi oleh
Teijiro Yabuta dari jamur Giberella fujikuroi pada tahun 1935.
3) Sitokinin
Hormon tumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Senyawa
sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut kinetin.
Hormon sitokinin dibentuk pada bagian akar dan ditransportasikan ke seluruh bagian
sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut
zeatin. Adapun fungsi hormon sitokinin adalah:
5
a. mengatur pembentukan bunga dan buah
b. mengatur pertumbuhan daun dan pucuk
c. memperbesar daun muda
d. merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan
batang
e. menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta transportasi
garam-garam mineral dan asam amino ke daun
4) Gas Etilen
Adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses pematangan buah dan
kerontokan daun. Gas ini tersusun dari senyawa etilen yang pada tumbuhan ditemukan
dalam wujud gas yang tidak berwarna dan mudah menguap. Apabila konsentrasi etilen
sangat tinggi daripada hormon giberelin dan hormon auksin, maka dapat menghambat
proses pembentukan akar, batang, dan bunga. Tetapi jika bersama-sama dengan hormon
auksin, gas etilen akan merangsang proses pembentukan bunga.
Etilen banyak digunakan oleh para distributor dan importir buah. Sebelum masak,
buah dikemas dan dikirimkan kepada pedagang (buah yang sudah masak tidak dikirim
karena dapat rusak atau busuk saat diangkut). Setelah sampai ke distributor, buah
diperam dengan cara diberikan etilen sehingga cepat matang dan dapat dijual. Adapun
fungsi lain gas etilen adalah :
6
5) Kalin
Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis (pembentukan
organ) tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
6) Asam Absisat
Adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
Asam Absisat (ABA) juga berperan penting dalam tahap inisiasi dormansi biji, maturasi
biji, dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan. Selain itu Asam
Absisat (ABA) juga berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan
lingkungan, seperti kekurangan air, kekeringan, musim dingin, dan kadar garam
(salinitas) tinggi. Asam Absisat mencegah kekurangan air saat kekeringan dengan cara
merangsang penutupan stomata pada epidermis daun sehingga transpirasi melalui
stomata tidak terjadi. Asam Absisat (ABA) juga dapat membentuk lapisan epikutikula
atau lapisan lilin untuk mencegah kehilangan air.
7) Asam Traumalin
Adalah merupakan hormon tumbuhan yang berperan dalam proses regenerasi sel
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan atau terluka. Jaringan akan membentuk
kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi) pada jaringan yang rusak atau terluka.
7
2. Faktor Luar (Eksternal)
a. Nutrien
Merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh.
Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan,
kamu harus cukup nutrien untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tubuhmu. Bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang
terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah
menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan
langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik.
b. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena
berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi,
respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat
tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik
untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga
mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu
maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih
dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang
memungkinkan tumbuhan bertahan hidup. Sebagian besar tumbuhan
memerlukan temperatur sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya.
c. Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang
dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan
menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian cahaya yang
dibutuhkan tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang
berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan. Demikian juga kekurangan
cahaya juga berakibat buruk bagi tanaman.
8
Contoh akibat dari hasil fotosintesis yang berkurang misalnya tanaman yang
tumbuh di ruangan gelap, ukuran batangnya jauh lebih panjang dibandingkan
tumbuhan yang memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman ini berwarna
pucat dengan batang lemah dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap
semacam ini disebut etiolasi.
d. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan
biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk
mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan.
Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan berbeda-beda.
Ada tanaman yang membutuhkan kelembapan udara dan kelembapan tanah
yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga tanaman yang tumbuh
dengan baik pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah,
misalnya Aloevera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.
9
f. Oksigen
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam tubuh.
Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk
pertumbuhannya. Oleh karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa
adanya oksigen.
C. Perkecambahan Biji
Perkecambahan adalah proses terhentinya dormansi biji, diawali dengan imbibisi (proses
penyerapan air) yang mengakibatkan aktifnya hormon-hormon dalam biji sehingga memicu
pertumbuhan plumula (calon daun) dan radikula (calon akar). Perkecambahan hanya akan
terjadi apabila syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi seperti tersedianya air, suhu yang
sesuai (optimum), udara (oksigen) untuk respirasi aerobik, nutrien, kelembaban udara yang
sesuai, serta cahaya yang cukup. Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka bii
akan tetap dalam keadaan dorman. Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu
berkecambah berbeda-beda, tergantung dari jenis tumbuhan dan kondisi lingkungannya.
1. Bagian-bagian Biji
Biji terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
a. Kotiledon
Merupakan bagian dari biji yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Artinya, sebelum terbentuknya daun yang berperan
untuk membuat makanan sendiri, makanan tersebut disuplai oleh kotiledon
sehingga pertumbuhan dan perkembangan biji tersebut tidak terganggu.
b. Tunas Embrionik
Terdiri atas plumula (calon daun), epikotil (calon batang diatas kotiledon),
dan hipokotil (calon batang dibawah kotiledon).
c. Akar Embrionik
Tersusun atas radikula (calon akar).
2. Tahap Perkecambahan
a. Tahap Pertama
Penyerapan air oleh biji sampai setiap sel cukup terisi air sehingga
komponen-komponen selnya dapat mulai bekerja. Tahap ini dibagi atas
dua proses yaitu:
10
1) Proses Fisika
Proses fisika pada perkecambahan diawali dengan penyerapan air
oleh biji hingga setiap selnya terisi cukup air. Adanya pasokan air
menyebabkan komponen-komponen dalam selnya mulai bekerja. Biji
menyerap air dari lingkungannya karena potensi air pada biji lebih
rendah. Proses ini terjadi akibat adanya perbedaan potensial air dari
biji dengan lingkungan sekitarnya. Biji yang kering memiliki
potensial air yang lebih rendah sehingga dapat menyerap air
(imbibisi) dari lingkungan sekitarnya.
2) Proses Kimia
Proses kimia melibatkan hormon dan enzim. Ketika biji memiliki
pasokan air yang cukup, biji akan mengembang dan menyebabkan kulit
biji pecah. Setelah itu, embrio akan aktif melepaskan hormon giberelin
yang beperan dalam sintesis enzim. Enzim yang dihasilkan
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosperma sehingga menghasilkan molekul kecil yang kemudian
diserap oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman.
b. Tahap Kedua
Pada tahap kedua perkecambahan, benih memecah makanan yang telah
disimpan selama dormansi. Lipid dan karbohidrat (glukosa dalam
monokotil, pati dikotil) terurai menjadi sukrosa, dan sukrosa ini dan
komponen protein sudah rusak dialihkan ke lokasi di mana benih mereka
dapat digunakan untuk energi dan protein baru untuk tumbuhan tumbuh.
Enzim yang dihasilkan pada tahap ini menyebabkan peningkatan aktivitas
metabolik. Contoh enzim yang berperan pada proses perekecambahan
adalah enzim amilase yang menghidrolisis pati menjadi gula.
c. Tahap Ketiga
Tahap akhir perkecambahan benih yang akhirnya menjadi autotrof, suatu
organisme yang dapat mengambil energi dari matahari dan mengubahnya
menjadi energi yang berguna bagi kehidupan lainnya.
11
d. Tahap Keempat
Kecambah yang dihasilkan dari perkecambahan selanjutnya mengalami
pertumbuhan primer. Selama tahap akhir ini, metabolisme berlanjut dan
sel-sel embrio membelah sampai embrio menjadi terlalu besar untuk
lapisan penampungnya. Ketika ini terjadi, lapisan akan pecah dan tanaman
mulai muncul, pertama dengan akar memperpanjang bawah ke dalam
tanah, diikuti oleh penyemaian mencapai ke udara untuk memulai proses
fotosintesis.
D. Kacang Hijau
12
3. Agroekologi
a. Kacang hijau adalah tanaman tropis dataran rendah yang dapat
dibudidayakan pada ketinggian 5-700 m dpl. Di daerah dengan ketinggian
di atas 750 m dpl produksi kacang hijau menurun.
b. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada suhu udara optimal antara 25-27
derajat celcius. Tanaman ini menyukai daerah yang memiliki kelembaban
udara antara 50-89%. Selain itu, tanaman ini memerlukan cahaya matahari
lebih dri 10 jam/hari.
c. Daerah yang memiliki curah hujan 5-=200 mm/bulan merupakan daerah
yang baik untuk budidaya tanaman ini. Curah hujan tinggi menyebabkan
tanaman mudah rebah dan terserang penyakit.
d. Jenis tanah yang dikehendaki kacang hijau adalah tanah liat berlempung
atau lempung yang mengandung bahan organik tinggi, memiliki tata air
dan udara yang baik. Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, latosol,
dan lahan sawah menjelang penanaman padi pada musim kemarau.
e. Keasaman tanah yang diperlukan untuk tumbuh optimal, yaitu pH antara
5,8 – 6,5. Tanah dengan pH di bawah 5,8 perlu diberikan pengapuran.
4. Manfaat
13
e. Untuk Ibu hamil, untuk wanita yang sedang hamil sangat disarankan untuk
mengkonsumsi kacang hijau karena mengandung Vitamin B1, B2, asam
folat, karbohidrat, lemak tak jenuh, kalsium, fosfor dan protein, kandungan
ini sangat bermanfaat untuk kesehatan janin dan ibu hamil.
f. Melancarkan aliran darah, kacang hijau dapat membantu menghilangkan
lemak jenuh yang berada di arteri sehingga dapat memperlancar aliran
darah di dalam tubuh.
g. Sebagai Antioksidan, membantu mencegah penuaan dini serta mencegah
kanker.
h. Meningkatkan sistem syaraf, kandungan B1 dalam kacang hijau dapat
membanu meningkatkan kinerja sistem syaraf.
i. Kesehatan tulang dan gigi, kandungan phosphor dan kalsium dalam kacang
hijau sangat membantu regenerasi pembentukan tulang dan gigi.
j. Pembentukan sel baru, kandungan protein lengkap dalam kacang hijau
sangat bermanfaat membantu pembentukan sel di dalam tubuh seperti otot,
otak dan organ tubuh lainnya.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat tulis
a. Buku Catatan
b. Pena
c. Pensil
2. Alat ukur
a. Penggaris
3. Wadah plastik
4. Air
5. Kapas
6. Kacang hijau
Gambar 1
Alat dan Bahan
15
B. Prosedur
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merendam kacang hijau selama satu malam agar mematahkan dormansi biji
3. Menyiapkan wadah plastik yang diberi kapas dengan ketebalan yang sama kemudian
diberi label untuk membedakan perkecambahan di tempat gelap dan terang.
4. Meletakkan kacang hijau yang telah melewati proses perendaman ke dalam wadah
plastik sebanyak lima buah dengan jarak masing-masing biji tidak terlalu dekat.
5. Memberikan air pada setiap wadah dengan porsi yang sama.
6. Menyimpan kedua wadah tersebut pada dua tempat yang berbeda intensitas
cahayanya (terang dan gelap)
Gambar 2
Langkah Kerja
16
BAB IV
A. Hasil
1. Tabel
Judul : Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau
Sumber: Pengamatan selama enam hari
a. Tabel Pertumbuhan Batang
TERANG GELAP
HARI Sampel Sampel
A B C D E A B C D E
1 1,5 0,2 0,3 0,4 0,5 3,5 1,0 1,5 2,0 1,5
2 3,5 0,3 1,5 1,5 0,8 8,8 2,0 3,0 6,5 3,0
3 5,8 1,7 3,0 2,7 2,6 12,8 4.7 6.9 9,5 6,9
4 6,0 2,4 3,8 3,5 4,0 15.5 7,8 10,5 13,8 12,7
5 7,0 3,0 4,5 5,0 6,5 18.8 10.5 15,4 16,4 15,4
6 8,5 4,5 5,5 6,0 7,0 20,5 13,5 17,5 18,0 17,0
Rata-rata: 59,66 Rata-rata: 87,38
Dalam Sentimeter (Cm)
17
2. Gambar
a. Hari Pertama
b. Hari Kedua
c. Hari Ketiga
18
d. Hari Keempat
e. Hari Kelima
f. Hari Keenam
19
b. Pembahasan
Sesuai dengan hasil pengamatan, maka dapat diketahui bahwa cahaya dapat
menghambat pertumbuhan, khususnya pada bagian batang dan akar. Hal ini terjadi
karena faktor internal yaitu hormon Auksin. Pengaruh hormon ini pada tumbuhan
sangat besar. Auksin mempunyai sifat dasar yaitu anti sinar matahari. Percobaan ini
membuktikan beberapa fakta mengenai hormon Auksin, seperti:
20
3. Batang menjadi bengkok sehingga batang menjadi bengkok sehingga terlihat
bahwa tanaman tumbuh ke arah cahaya. Hal ini akan mempercepat
pembelahan dan pembentangan sel batang ataupun Koleoptil
4. Konsentras auksin yang tinggi di bagian yang tidak dikenai sinar akan
menyebabkan bengkoknya bagian tumbuhan yang tidak dikenai sinar
Sesuai dengan percobaan yang telah di lakukan, hipotesis yang diajukan benar
adanya. Bahwa cahaya menghambat pertumbuhan tanaman.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dengan perkecambahan biji
yaitu proses terhentinya dormansi pada biji yang diawali dengan imbibisi (proses penyerapan
air) yang mengakibatkan aktifnya hormon-hormon dalam biji sehingga memicu pertumbuhan
plumula (calon daun) dan radikula (calon akar). Perkecambahan hanya akan terjadi apabila
syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi seperti tersedianya air, suhu yang sesuai (optimum),
udara (oksigen) untuk respirasi aerobik, nutrien, kelembaban udara yang sesuai, serta cahaya
yang cukup. Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka biji akan tetap dalam
keadaan dorman. Namun, diantara faktor ekternal dan internal yang bekerja beriringan, ada
juga yang bertolak belakang. Seperti hormon Auksin terhadap cahaya matahari.
Cara kerja hormon auksin dipengaruhi oleh cahaya. Hormon auksin akan aktif bila tidak
terkena cahaya. Sedangkan apabila tumbuhan terkena cahaya, maka hormon auksin tidak
aktif sehingga proses pemanjangan terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
fototropisme (membengkoknya batang tanaman ke arah cahaya) dimana sisi yang tidak
terkena cahaya lebih panjang daripada yang terkena cahaya sehingga batang menjadi
bengkok ke arah sisi batang yang terkena cahaya.
B. Saran
Sebaiknya rendam kacang hijau selama satu malam agar mematahkan dormansi biji.
22
DAFTAR PUSTAKA
Punau Anjas. 2006. Kamus Pintar Biologi SMA. Bandung: Epsilon Grup.
Sembiring Rifai. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
http://Zilublog.com/tumbuhan-dan-perkembangannya
23