Anggota Kelompok 4:
1) Ibnu Alfian 125040201111148
2) Francilya Delolina 125040201111175
3) Hasby Alan 125040201111192
4) Fitsyadina Atria 125040201111196
5) Giovanni Noor Syaputra 125040201111202
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar
pembaca lebih memahami tentang berbagai macam Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT), dan khususnya yaitu hormon
Sitokinin dan Etilen serta manfaatnya bagi tumbuhan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Biosintesis Sitokinin
- Ujung akar merupakan tempat penting biosintesis
sitokinin
- Bukti : daun + tangkai direndam di air maka daun
segera kehilangan klorofil & menguning
- Jika pada ujung tangkai daun terbentuk akar adventif
maka senescence/penuaan tertunda
- Jika tidak ada akar tetap ditambah kinetin maka
penuaan juga tertunda
- Pada tanaman tomat, buah tidak tergantung pada akar
untuk disuplai sitokinin karena bisa mensintesis sendiri
- Buah berbiji lebih tinggi sitokinin daripada buah tidak
berbiji karena biji yang sedang berkembang merupakan
tempat sintesis sitokinin
- Mata tunas yang dorman menghasilkan sitokinin
- Semua sel yg aktif membelah mensintesis asam nukleat
sehingga mampu mensintesis sitokinin karena semua
sitokinin merupakan turunan adenine maka yang
merupakan basa purin yang terdapat di DNA dan RNA
(Hendaryo, 1994)
5
Struktur kimia, sitokinin adalah turunan adenine (BAP,
kinetin, zeatin) dan turunan fenilurea (TDZ). TDZ dan
BAP mempunyai respon fisiologi yang sama, yaitu
berperan dalam regulasi pembelahan sel, diferensiasi
dan pertumbuhan jaringan, organ serta biosintesis
klorofil
(Gaba,2005)
6
Turunan Adenine (amino purines)
Tersusun dari:
the free nitrogenous base
a nucleoside (base + ribose)
a nucleotide (base + ribose + phosphate)
glycosides
Keaktifan sitokinin akan hilang jika inti adenin berubah
atau rusak
Molekul adenin sgt penting utk keaktifan sitokinin
Shg furfuril guanin dan benzil sitosin bersifat inaktif
7
Ada bbrp senyawa non purin yg mpy aktifitas sitokinin
tp lemah yi N,N-diphenyl urea, benzimidazole dan
myo-inositol (Gaba,2005).
10
Jika kotiledon itu dikenal cahaya, pertumbuhannya
12
dapat dipertanyakan apakah daun sejati juga
banyak dipulihkan.
13
(Campbell, 2002)
14
membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan dan
menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat yang
artinya gas etilen tersebut dapat memberikan efek fisiologis
pada tanaman (Salisbury & Ross, 1995).
15
dalam biosintesis etilen ialah asam amino metionin.
Dalam prosesnya terdapat 3 fase, yaitu;
16
c. Fase ini melibatkan oksidasi ACC yang menghasilklan
CO2 dan HCN. HCN dibentuk menjadi asam formic dan
ammonia. Enzim yang berperan dalam fase ini ialah
enzim ACC oksidase yang mana melibatkan Fe++ dan
askorbat untuk aktifitas ini.Fase ini membutuhkan
cahaya dan O2. Aktifitas enzim ini dipacu oleh
pematangan,pelukaan, dan dihambat oleh sulfhydryl
inhibitors ( Co++, Cu++, Zn++). Oksidasi ACC tidak ada
pembatasan laju, tidak seperti ACC sintase. Regenerasi
metionin muncul dalam sintesis siklus lanjutan dari
5’methyltheoadenosine yang disebut “Siklus Yang”.
Lintasan lain dalam biosintesis etilen dalam tumbuhan
adalah lintasan acrylic acid. Disini, acrylic acid
merupakan prekusor langsung dari etilen. Acrylic acid
disintesis dari asetat dan β-alanin .
17
Skema untuk biosintesis etilen pada tumbuhan tingkat tinggi. Enzim yang I:
SAM sintetase, II: ACC sintase, dan III: oksidase ACC. Kelompok etilena
ditandai dengan warna kuning. Siklus Yang untuk recovery sulfur disorot
dalam oranye.
19
2.11 Efek Fisiologi Etilen
a. Perkecanbahan dan Pertumbuhan
Ethylene merangsang perkecambahan benih gandum
dan sereal lainnya. Ini merangsang aksi enzim hidrolitik
pada jaringan penyimpanan. Hal ini menyebabkan
tumbuh dan perkecambahan dalam umbi kentang aktif,
stolons aktif, dan rimpang umbi. Dormansi ethylene
berhenti ketika terbuka selama beberapa waktu, durasi
yang lebih lama dapat menghambat pertumbuhan lebih
lanjut dari kecambah. Etilen berfungsi menghambat
transportasi auksin secara basipetal dan lateral, adanya
etilen menyebabkan konsentrasi auksin berkurang
dalam jaringan, selain itu etilen juga bisa menstimulasi
perpanjangan batang, koleoptil, dan mesokotil.
b. Pembentukan dan pertumbuhan akar
Kedua auksin dan etilen menginduksi
pembentukan akar pada potongan hipokotil kacang
hijau. Pemberian ethylene di beberapa tanaman
meningkatkan pembentukan akar sekunder dan akar
rambut. Ethylene merangsang pembesaran lateral akar
(misalnya lobak) tetapi tidak untuk pemanjangan akar.
Perpanjangan akar dihambat oleh etilen. Geotropical
lentur akar terjadi akibat penghambatan perpanjangan
akar disebabkan oleh etilen. Etilen lebih diproduksi di
20
sisi geotropically bawah akar karena isi auksin banyak.
Etilena mempengaruhi transportasi lateral auksin,
sebagai auksin hasil yang simetris didistribusikan pada
tanaman. Oleh karena itu, gerakan tropik gagal dan
pertumbuhan horisontal terjadi karena etilen.
c. Pertumbuhan lateral
Etilen menghambat pertumbuhan longitudinal
batang tetapi pada gilirannya menyebabkan
pertumbuhan lateral batang yang mengarah ke
peningkatan ketebalan batang. Pembengkakan lateral
adalah sel pembesaran jatuh tempo dan bukan karena
pembelahan sel. Penghambatan yang diperantarai oleh
ethylene hanya sementara, melanjutkan pertumbuhan
tanaman normal jika etilen dihapus. Penghambatan
yang diperantarai oleh ethylene juga bisa diatasi oleh
aplikasi CO2. Ethylene menghambat perpanjangan ruas.
Konsentrasi tinggi etilena umumnya menghambat
pertumbuhan tetapi meningkatkan pertumbuhan
tanaman padi. Penanaman padi menghasilkan etilen
lebih. Yang mengakibatkan meningkatkan pertumbuhan
informan, yang membantu tanaman dalam muncul
keluar dari air terendam.
d. Dominansi Apical
21
Pertumbuhan tunas lateral dihambat oleh etilen
seperti auksin, maka hal itu menyebabkan dominasi
apikal
e. Epinasty
Epinasty adalah proses di mana pembengkakan
sel pada bagian atas tangkai daun terjadi, yang
mengakibatkan daun terkulai. Monokotil tidak
menunjukkan epinasty. Daun muda lebih sensitif
dibandingkan daun yang tua. Epinasty mungkin terjadi
karena migrasi dari auksin ke sisi atas tangkai daun.
Tinggi auksin konten mengakibatkan pemanjangan sel
dari bagian atas tangkai daun. Oleh karena itu,
pertumbuhan lebih terjadi pada bagian atas yang
menyebabkan epinasty.
f. Pembungaan
Ethylene menghambat tumbuhnya bunga pada
tumbuhan hampir secara universal, namun tidak pada
pinus , Plumbago, cucurbita. Ethylene meningkatkan
pembentukan bunga putik akhir cucurbita. Pada
Plumbago dan pinus aplikasi etilena dalam tubuh
vegetatif menyebabkan tumbuhnya bunga yang
seragam. Ethylene menginduksi pembungaan tanaman
bahkan dalam kondisi hari panjang.
g. Ekspresi Kelamin
22
Aplikasi Ethylene mengurangi pembentukan
bunga jantan dan bunga betina. Akibatnya, lebih banyak
buah yang dihasilkan oleh perlakuan etilen tetapi
ukuran buah lebih kecil. Contoh - mentimun, labu, labu
ridge, melon dll.
h. Memicu Pengguguran
Etilen mempercepat gugurnya bagian vegetatif
(daun, batang) serta organ reproduksi (bunga, buah)
tanaman. Peran utama etilena adalah untuk
meningkatkan penuaan pada daun dan induksi dari
enzim dinding sel menurunkan di daerah absisi.
Ethylene selanjutnya mencegah auksin untuk mencapai
zona absisi, sebagai tingkat auksin hasil berkurang di
zona absisi. Daun tua memproduksi ethylene lebih dari
daun muda. Konsentrasi tinggi etilen bersama dengan
konsentrasi rendah auksin bertanggung jawab atas
gugurnya daun tua. Etilen diserap oleh kristal
permangate kalium. (Sinha, 2004).
23
kimia mirip dengan etilen alami, zat yang membuat
proses pematangan di kulit buah. Proses fermentasi
berlangsung serentak sehingga terjadi pematangan
merata. Proses pembentukan ethilen dari karbit adalah
CaC2 + 2 H2O → C2H2 + Ca(OH)2. Dengan
penambahan karbit pada pematangan buah
menyebabkan konsentrasi ethilen menjadi meningkat.
Hal tersebut menyebabkan kecepatan pematangan buah
pun bertambah. Semakin besar konsentrasi gas ethilen
semakin cepat pula proses stimulasi respirasi pada
buah. Hal ini disebabkan karena ethilen dapat
meningkatkan kegiatan-kegiatan enzim karatalase,
peroksidase, dan amilase dalam buah. Selain itu juga,
ethilen dapat menghilangkan zat-zat serupa protein
yang menghambat pemasakan buah. Respirasi
merupakan proses pemecahan komponen organik (zat
hidrat arang, lemak dan protein) menjadi produk yang
lebih sederhana dan energi. Aktivitas ini ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup
(Muzzarelli, 1985). Kecepatan respirasi merupakan
indeks yang baik untuk menentukan umur simpan
komoditi panenan. Intensitas respirasi merupakan
ukuran kecepatan metabolisme dan seringkali
24
digunakan sebagai indikasi umur simpan. Suatu proses
respirasi yang kecepatannya tinggi biasanya
dihubungkan dengan umur simpan yang pendek
(Sinha, 2004)
25
lainnya tampaknya tak bergantung pada produksi etilen.
Hanya pada beberapabagian tumbuhan tertentu, dan
hanya bila konsentrasi auksin cukup tinggi, maka
produksietilen berperan cukup besar pada efek tertentu
auksin (Salisbury & Ross, 1995)
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Citokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin
berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan
diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan
ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Sitokinin memiliki
struktur menyerupai adenin yang mempromosikan
pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk
kinetin.
28
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. and J. B. Reece. 2002. Biology. Sixth Edition,
Pearson Education. Inc.San Francisco.
Gaba VP. 2005. Plant Growth Regulators in Plant Tissue
Culture and Developmant. Di dalam Trigiano RN, Gray
JD, editor. Plant Development and Biotechnology. CRC.
Press. New York. P. 87-99
Heddy, S., 1996, Hormon Tumbuhan, PT Raja Grafindo,
Jakarta.
Hendaryono, daisy & Arie Wijayani. 1994. Teknik Kultur
Jaringan. Yogyakarta : Kanisius.
Hopkins, W. G. 1999. Introduction to Plant Physiology:
Second Edition. New York: JohnWiley & Sons.
Lakitan, Benyamin, 2007, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan,
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Salisbury, F.B & Cleon W Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan:
Jilid 3. Bandung: ITB.
Sinha, R.H. 2007. Modern Plant Physiology. New Delhi:
Narosa Publishing Pvt. Ltd
29