“KADAR AIR”
Oleh :
Bahan Fungsi
Benih Kedelai Sebagai objek pengamatan
Air Sebagai objek pengamatan
KA Oven (%)
30
25
20 R² = 0.5629
15
10
R² = 0.25
5
0
-5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
KA GMT (%)
6
5
4
3
2
1 R² = 0.75
0
-1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-2
4.3 Perhitungan dan Grafik GMT dan Oven Perhitungan Nilai SD
1. Perhitungan Nilai Kadar Air Metode Oven
BB - BK x 100%
BK
1. Tanpa Air
3 – 2,89 x 100% = 3,67 %
3
2. Air 1 tetes
3 – 2,89 x 100 % = 3,67 %
3
3. Air 2 tetes
3 – 2,83 x 100% = 5,67 %
3
4. Air 3 tetes
3 – 2,76 x 100% = 8 %
3
5. 3 – 2,28 x 100% = 24 %
3
2. Perhitungan Nilai SD
X1 X²
1 3,67 13,47
2 3,67 13,47
3 5,67 32,15
4 8 64
5 24 576
∑ 9,002 139, 818
∑² 81,036 19.549,07
S2 = 5. 139,818 – 81,036
5 (4)
= 618,054
20
= 30,9027
S = √30,9027
= 5,56
3. Metode GMT
X1 X²
1 13,4 179,56
2 14,4 207,36
3 16,9 285,61
4 17,4 302,76
5 18,2 331,24
∑ 16,06 261,306
∑² 257,923 68.280,83
S2 = 5. 261,306 – 257,923
5 (4)
= 1048,606
= 52,43
S = √52,43
= 7,24
4.4 Pembahasan
Berdasarkan data tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa kadar air oven
dan kadar air GMT memiliki hasil yang beragam. Pada uji kadar air menggunakan
GMT menunjukkan bahwa semakin banyak tetesan air yang diberikan pada benih,
maka kadar air benih akan semakin tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai R
yang mendekati angka 1. Jika nilai R mendekati 1 maka dapat dipastikan bahwa
penambahan tetesan air mempengaruhi jumlah kadar air di dalam benih meskipun
ada beberapa perlakuan yang menunjukkan kenaikan kadar air. Sedangkan pada
uji kadar air menggunakan oven menunjukkan grafik yang menurun. Hal tersebut
tidak sesuai dikarenakan perendaman seharusnya dapat menaikkan kadar air
benih. Kemungkinan terjadi kesalahan dalam pengukuran berat hasil oven biji.
Nilai R pada grafik juga sangat jauh dari angka 1. Dengan hal tersebut,
perendaman benih tidak mempengaruhi jumlah kadar air pada benih.
Selain itu dapat diketahui pula pada kadar air GMT memiliki hasil yang lebih
stabil dibandingkan kadar air oven. Namun, menurut beberapa penelitian
menyebutkan bahwa pengukuran kadar air menggunakan oven lebih akurat. Dari
sini dapat disebutkan bahwa kedua alat pengukuran kadar air yang digunakan
untuk praktikum tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal
ini berdasarkan pendapat Justice dan Bass (2002) bahwa pengukuran kadar air
benih dengan menggunakan oven lebih akurat, dapat memuat banyak contoh
dalam satu waktu pengukuran, dan merupakan cara yang paling umum dilakukan.
Grain Moisture Tester memiliki kelebihan yaitu hasil yang diperoleh cepat, tidak
merusak sampel yang diukur, mudah dibersihkan, dapat mengukur suhu sampel
yang diuji, dapat menghitung rata-rata dari beberapa ulangan, dan kapasitas
sampel lebih banyak. Namun, kekurangan dari alat ini yaitu, batasan nilai kadar air
dan berat sampel memiliki spesifikasi tertentu, serta ukuran dan berat alat lebih
besar sehingga lebih sulit untuk dibawa. Oleh karena itu perlu perhatian khusus
dalam kalibrasi alat agar tidak mempengaruhi akurasi dari data yang dihasilkan.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penentuan kadar air dapat dilakukan dengan metode oven maupun dengan
menggunakan alat Grain Moisture Tester. Pengukuran kadar air perlu dilakukan
karena besar pengaruhnya terhadap kemunduran mutu benih. Pada kedua alat
tersebut pasti memiliki kelebihan dan kekurangaannya, sehingga dalam
mengaplikasikan alat pengukur kadar air harus memperhatikan metode kalibrasi
agar data yang dihasilkan tetap akurat sesuai dengan standarnya.
DAFTAR PUSTAKA