ACARA IIIA
PENGUKURAN KADAR AIR BAHAN PERTANIAN
DISUSUN OLEH:
NAMA : NATASYA ANWAR
NIM : 20/456394/TP/12689
KELOMPOK : II A
CO. ASS : FARADIBA AULIA
1.2 Tujuan
Praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari prinsip pengukuran kadar air bahan pertanian.
2. Mengetahui cara pengukuran kadar air bahan pertanian dengan metode
thermogravimetri, grain moisture meter, grain moisture tester, dan
berdasarkan perubahan berat.
3. Mengetahui nilai laju pengeringan atau laju perubahan kadar air pada
bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung pada suatu benda yang
diaplikasikan secara luas pada bidang ilmiah dan teknik. Kadar air dapat
dinyatakan dalam rasio 0 (kering total) hingga jenuh air yakni kondisi semua pori
terisi dengan air (Prasetya et al., 2019). Kadar air juga dapat dinyatakan secara
volumetric, gravimetric, basis basah, dan basis kering (Kristiana, 2018). Kadar air
akan berpengaruh pada mutu, kualitas, dan umur simpan suatu produk pertanian.
Air pada produk pertanian akan menentukan kestabilan selama masa simpan dan
juga berpengaruh pada mutu organoleptic (rasa dan keempukan) (Prasetya et al.,
2019). Selain itu cara pengolahan dan pendistribusian produk juga akan
ditentukan berdasarkan kadar air yang dimiliki produk tersebut. Proses
pengeringan juga sangat bergantung pada kadar air yang terdapat pada produk
pertanian. Penurunan kadar air akan terjadi seiring dengan lama pengeringan.
Pengeringan dengan menggunakan suhu tinggi akan mengakibatkan pengeringan
yang tidak merata (Harini et al., 2019).
Pengukuran kadar air dilakukan untuk memberikan informasi kadar air
yang terkandung pada suatu produk agar jumlah kadar air dapat diketahui dan
dapat menjadi ideal saat dilakukan proses pengeringan. Pengukuran kadar air juga
dapat dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap kualitas serta umur simpan
suatu produk serta cara pendistribusian produk yang sesuai sehingga mampu
meminimalisir kerusakan. Selain itu penentuan kadar air juga dapat dilakukan
untuk melakukan evaluasi material balance atau kehilangan selama pengolahan
(Aventi, 2015). Penentuan standar gizi pangan sesuai standar peraturan pangan
juga membutuhkan informasi dari kadar air. Pengukuran terhadap kadar air dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu dengan thermogravimetri,
grain moisture meter, grain moisture tester, dan berdasarkan perubahan berat.
Metode thermogravimetri merupakan metode yang dilakukan dengan cara
mengeringkan bahan pada oven dengan suhu 105-11000C selama 3 jam atau
sampai diperoleh berat konstan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
akurasi dari metode ini yaitu suhu dan kelembaban ruang kerja, suhu dan tekanan
oven, ukuran dan struktur partikel, serta bentuk wadah (Daud et al., 2019). Selain
itu pengukuran kadar air juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang
dikenal dengan grain moisture meter dan grain moisture tester. Pada pengukuran
dengan menggunakan grain moisture meter, pengukuran didasarkan pada
konduktivitas atau hantaran listrik yang kemudian akan ditangkap oleh detector.
Kadar air akan berbanding lurus dengan kaasitas listrik yang diukur. Sementara
itu, pada pengukuran dengan grain moisture tester, pengukuran dilakukan dengan
cara menghancurkan bahan yang akan diukur kadar airnya, guna memperoleh
tahanan bahan yang akan dibaca oleh alat sebagai kadar air dari bahan tersebut.
Pada metode ini kadar air akan berbanding terbalik dengan nilai resistan yang
diukur (Fahroji & Hendri, 2016). Sementara itu pengukuran berdasarkan
perubahan berat yakni dengan mengukur penurunan berat pada produk dengan
skala waktu tertentu selama proses pengeringan dengan menguapkan air yang
terdapat pada produk hingga didapatkan berat produk tertentu (Arsyad, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Keterangan:
KA (MT) = kadar air berdasarkan grain moisture tester
b. KA Berdasarkan Grain Moisture Meter
n
1
KA ( MM )= ∑ KAi
n i=1
(3.4)
Keterangan:
KA (MM) = kadar air berdasarkan grain moisture tester
c. Grafik hubungan antara KA (MT) terhadap waktu
d. Grafik hubungan antara KA (MT) terhadap waktu
3.4.3 Penentuan Kadar Air Metode Perubahan Berat
ma ma
KA ( %wb )= = (3.5)
ma +m p ms
ma (3.6)
KA ( %db )=
mp
ma=KA ( %wb ) dalam desimal ×ms (3.7)
m p=ms−ma (3.8)
Keterangan:
ma = massa air
mp = massa padatan
ms = massa sampel
4.1 Hasil
Pada praktikum “Pengukuran Kadar Air Bahan Pertanian” dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yakni dengan thermogravimetri,
grain moisture meter, grain moisture tester, dan berdasarkan perubahan berat.
Adapun hasil yang diperoleh yaitu:
4.1.1 Pengukuran Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri
Pada pengukuran kadar air dengan metode thermogravimetri,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kadar Air Metode Thermogravimetri
Bc
Bs Bc+s'
Ulangan (gram
(gram) (gram)
)
1 150,11 5 29,81
2 150,13 5 30,87
3 150,01 5 29,53
4.1.2 Pengukuran Kadar Air dengan Grain Moisture Tester dan Grain
Moisture Meter
Pada pengukuran kadar air dengan metode grain moisture tester
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kadar Air dengan Grain Moisture Tester
Kondisi lama KA (%)
pengeringan (jam) 1 2 3
0 25,20 25,10 25,50
1 24,10 23,80 23,90
2 20,30 20,50 20,50
3 18,70 18,80 18,70
4 16,30 16,50 16,60
Pada pengukuran kadar air dengan metode grain moisture meter
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kadar Air dengan Grain Moisture Meter
Kondisi lama KA (%)
pengeringan (jam) 1 2 3
0 48,30 48,50 48,50
1 45,40 45,30 45,30
2 39,90 40,00 41,80
3 27,00 27,00 27,10
4 24,30 24,50 24,90
4.2.2 Pengukuran Kadar Air dengan Grain Moisture Tester dan Grain
Moisture Meter
Pada pengukuran kadar air dengan metode grain moisture tester
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kadar Air dengan Grain Moisture Tester
Kondisi lama KA (%)
Rata-Rata (%)
pengeringan (jam) 1 2 3
0 25,20 25,10 25,50 25,27 ± 0,208
1 24,10 23,80 23,90 23,93 ± 0,153
2 20,30 20,50 20,50 20,43 ± 0,115
3 18,70 18,80 18,70 18,73 ± 0,058
4 16,30 16,50 16,60 16,47 ± 0,153
20
15
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Waktu (jam)
Gambar 4.1 Grafik KA (MT) terhadap Waktu (jam)
Pada pengukuran kadar air dengan metode grain moisture meter
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Kadar Air dengan Grain Moisture Meter
Kondisi lama KA (%)
Rata-Rata (%)
pengeringan (jam) 1 2 3
0 48,30 48,50 48,50 48,43 ± 0,115
1 45,40 45,30 45,30 45,33 ± 0,058
2 39,90 40,00 41,80 40,57 ± 1,069
3 27,00 27,00 27,10 27,03 ± 0,058
4 24,30 24,50 24,90 24,57 ± 0,306
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Waktu (jam)
400
300
200
100
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Waktu (Menit)
12.00
10.00
8.00
dM/dt
6.00
4.00
2.00
0.00
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Waktu (menit)
-40
Mt-Mo
-60
-80
-100
Waktu (menit)
Arsyad, M. 2018. Pengaruh Pengeringan terhadap Laju Penurunan Kadar Air dan
Berat Jagung (Zea Mays L.) untuk Varietas BISI 2 dan NK22. Jurnal
Agropolitan, 5(1): 44-52.
Aventi. 2015. Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Seminar Nasional
Cendekiawan ISSN: 2460-8696.
Daud, A., Suriati, S., Nuzulyanti. 2019. Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri.
Jurnal Lutjanus, 24(2): 11-16.
Fahroji. Hendri. 2016. Kinerja Beberapa Tipe Moisture Meter dalam Penentuan
Kadar Air Padi. Jurnal Lahan Suboptimal, 5(1): 62-70.
Harini, N., Marianty, R., Wahyudi, V. A. 2019. Analisa Pangan. Zifatama Jawara:
Sidoarjo.
Kristina, M. 2018. Alat Pengatur Kelembaban Tanah secara Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Atmega8535. USU: Medan.
Prasetyo, T. F., Isdiana, A.F., & Sujadi, H. 2019. Implementasi Alat Pendeteksi
Kadar Air Pada Bahan Pangan Berbasis Internet Of Things. SMARTICS
Journal, 5 (2): 81-96.
LAMPIRAN
1. Penentuan Air Metode Thermogravimetri
a. Basis Kering (Dry Basis)
Bs−Bs '
KA ( %db )=
Bs '
150,11−24,81
KA ( %db )= =504,96
24,81
b. Basis Basah (Wet Basis)
Bs−Bs '
KA ( %wb )=
Bs
150,11−24,81
KA ( %wb )= =83,47
150,11
1
KA ( MT )= ( 25,20+25,10+25 , 50 )
3
ma
KA ( %db )=
mp
125,30
KA ( %db )= =504,96 %
24,81
m p=ms−ma
m p=150,11−125,30=24,81