Anda di halaman 1dari 14

Selasa, 23 Agustus 2022

Laboratorium TPPHP

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN (TMB324)
KALIBRASI ALAT UKUR KADAR AIR
Angga Firmansyah
F14190007

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi merupakan salah satu komoditas pertanian utama Indonesia karena
berkaitan langsung dengan pemenuhan bahan pangan nasional. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (2021), produksi padi nasional tahun 2021 sebesar 54,42
juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras nasional tahun
2021 yaitu sekitar 31,36 juta ton. Banyaknya jumlah gabah tersebut perlu
disimpan agar dapat dikonsumsi pada hari yang akan mendatang.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses
pascapanen padi yaitu kadar air yang terkandung dalam bahan. Gabah yang baru
dipanen sebaiknya segera dikeringkan karena masih memiliki kadar air yang
tinggi. Kadar air gabah merupakan kandungan air yang terdapat di dalam gabah
dengan satuan persen. Baik buruknya beras yang dihasilkan saat penggilingan
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kadar air dalam gabah (Iswanto et al. 2018).
Kadar air yang tinggi mengakibatkan respirasi pada gabah berlangsung lebih
cepat, mendukung tumbuhnya jamur, perkecambahan, dan reaksi pencoklatan
yang berdampak pada penurunan mutu gabah (Utami dan Ulfa 2022).
Pengukuran kadar air gabah dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur kadar air. Sebelum dilakukan pengukuran, sebaiknya alat ukur
dikalibrasikan terlebih dahulu agar menghasilkan nilai pengukuran yang valid.
Kalibrasi merupakan cara untuk mengetahui akurasi dari sebuah alat dengan cara
membandingkan nilai hasil pengukuran alat ukur praktis dengan nilai hasil
pengukuran alat ukur standar sehingga memunculkan nilai sebagai pembuktian
kelayakan alat tersebut. Sebuah alat dikatakan layak ketika hasil pengukuran
kalibrasi menunjukkan nilai Standar Nasional atau Internasional (Firdaus et al.
2020). Terdapat dua metode pengukuran kadar air yaitu pengukuran langsung
dengan metode gravimetri (metode oven) dan pengukuran tidak langsung
menggunakan alat ukur. Metode pengukuran tidak langsung dapat menggunakan
berbagai jenis alat ukur antara lain grain moisture tester, crown moisture tester,
dan kett moisture tester.

B. Tujuan
1. Melakukan pengukuran kadar air dengan alat ukur
2. Melakukan kalibrasi alat ukur kadar air menggunakan metode Gravimetri
BAB II METODE
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Agustus 2022 pukul 13.30 –
16.00 di Laboratorium TPPHP, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB.
B. Alat dan Bahan
Alat : oven, timbangan analitik, Grain moisture tester, Crown moisture
tester, Kett moisture tester, cawan, dan desikator.
Bahan : gabah kadar air rendah (13-17% bb) dan gabah kadar air tinggi (20-
30% bb).
C. Prosedur Kerja
1. Pengukuran Langsung Menggunakan Metode Gravimetri
Mulai

Cawan diberi label

Timbang cawan (A gram)

Masukkan sampel gabah (5-10 gr)

Timbang cawan dengan bahan (B gram)

Masukkan cawan pada oven

Bahan dioven (72 jam suhu 100oC)

Bahan dikeluarkan dari oven, masukkan ke


desikator hingga dingin

Sampel gabah yang telah dioven

Timbang cawan dan bahan (C gram)

Hitung kadar air berdasarkan berat awal dan berat akhir

Selesai
2. Pengukuran Menggunakan Grain Moisture Tester
Mulai

Nyalakan alat

Tekan tombol “Select”

Masukkan kode bahan (kode padi = 32)

Timbang sampel sebanyak 110 gram

Tekan tombol “MEA”, tunggu hingga terdapat perintah “pour”

Masukkan sampel dengan segera

Ratakan sampel

Nilai kadar air gabah

Baca hasil kadar air pada LCD

Selesai

3. Pengukuran Menggunakan Crown Moisture Tester


Mulai

Bersihkan cawan dan bagian sensor alat

Nyalakan alat

Tekan tombol “Select” dan arahkan pada jenis bahan “Paddy”

Susun bulir gabah satu lapisan pada cawan khusus alat


Ratakan dan rapikan hingga seluruh permukaan tertutupi gabah satu lapisan

Masukkan cawan berisi sampel ke dalam alat

Masukkan lalu putar pengunci hingga kuat

Tekan tombol “Measure”

Nilai kadar air gabah

Baca hasil kadar air pada LCD

Selesai

4. Pengukuran Menggunakan Kett Moisture Tester


Mulai

Kalibrasikan alat dengan menekan tombol “A” dan “B”


(pastikan jarum menjangkau ujung atas dan bawah skala

Masukkan sampel secukupnya

Giling sampel dengan memutar tuas

Masukkan sampel pada bagian sensor alat

Tekan tuas sensor hingga jarum skala stabil

Nilai kadar air gabah

Baca hasil kadar air pada skala

Selesai
BAB III PEMBAHASAN
A. Hasil Kalibrasi

Gambar 1 Grafik hasil kalibrasi alat grain moisture tester

Gambar 2 Grafik hasil kalibrasi alat crown moisture tester

Gambar 3 Grafik hasil kalibrasi alat kett moisture tester


B. Pembahasan
Hasil kalibrasi menunjukkan akurasi alat ukur dalam mengukur kadar air
pada bahan. Akurasi alat ukur dapat diketahui berdasarkan nilai R2 dari koefisien
determinasi hasil plotting data kadar air alat (%) terhadap kadar air oven (%)
pada dua kelompok data yaitu kadar air rendah dan kadar air tinggi. Koefisien
determinasi (R2) adalah indikator yang digunakan untuk menggambarkan berapa
banyak variasi yang dijelaskan dalam model. Berdasarkan nilai R2 dapat
diketahui tingkat kesesuaian hubungan antara variabel bebas dan variabel tak
bebas dalam regresi linier (Sinambela et al. 2014).
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui akurasi alat ukur grain moisture
tester dari nilai R2 yaitu sebesar 0,7977 dengan persamaan matematik y =
0,9289x + 1,649. Gambar 2 menunjukkan akurasi alat ukur crown moisture tester
dari nilai R2 yaitu sebesar 0,8299 dengan persamaan matematik y = 1,7897x -
10,31. Gambar 3 menunjukkan akurasi alat ukur kett moisture tester dari nilai R2
yaitu sebesar 0,7547 dengan persamaan matematik y = 1,5897x - 8,5657.
Ketepatan ketiga alat ukur tersebut memiliki nilai R2 yang <95% sehingga belum
sesuai dengan alat ukur standar.
Ketiga alat ukur mampu mengukur kadar air gabah yang akurat pada gabah
dengan kadar air rendah, tetapi hasil pengukuran menunjukkan hasil yang
kurang akurat pada gabah dengan kadar air tinggi. Ketidaktepatan hasil
pengukuran dipengaruhi berbagai faktor antara lain kontaminasi gabah dengan
tangan praktikan, suhu ruangan yang terlalu dingin, dan kondisi alat yang sudah
lama. Alat ukur yang memiliki ketepatan paling tinggi atau mendekati hasil
pengukuran alat ukur standar yaitu alat ukur crown moisture tester dengan R2
sebesar 0,8299.

C. Perbandingan Alat
Alat ukur grain moisture tester memiliki prinsip kerja menggunakan
kapasitansi. Kelebihan alat ukur ini yaitu memiliki pilihan bahan ukur yang lebih
banyak, mekanisme kerja mudah, bahan tidak perlu dihancurkan. Kekurangan
alat ini yaitu harus mengikuti buku panduan untuk memastikan kode bahan yang
tepat karena pilihan bahan yang banyak sehingga alat dapat mengukur sesuai
dengan jenis bahan. Selain itu, sampel yang dibutuhkan paling banyak
dibandingkan dengan alat ukur lainnya.
Alat ukur crown moisture tester memiliki prinsip kerja menggunakan
resistansi. Kelebihan alat ukur ini yaitu hasil pengukuran mendekati alat ukur
standar, hanya membutuhkan bahan atau sampel yang sedikit, mekanisme kerja
mudah, bahan tidak perlu dihancurkan, alat ukur berukuran kecil, dan dapat
merecord data hasil pengukuran. Kekurangan alat ukur ini yaitu harus menyusun
bulir gabah satu lapisan yang tidak menumpuk tetapi menutupi seluruh bagian
cawan, pilihan jenis bahan terbatas 6 bahan, serta harus membersihkan cawan
dan ujung sensor setelah mengukur bahan.
Alat ukur kett moisture tester memiliki prinsip kerja menggunakan
resistansi. Kelebihan alat ukur ini yaitu hanya membutuhkan bahan atau sampel
yang sedikit, sudah terdapat alat penggiling bahan. Kekurangan alat ini yaitu
harus menghancurkan bahan terlebih dahulu, mekanisme kerja alat relatif sulit,
pembacaan skala jarum harus tepat, perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu,
ukuran alat besar dan berat, dan harus terdapat sumber listrik karena tidak
menggunakan baterai.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran kadar air bahan pertanian padi dapat dilakukan dengan alat
ukur. Kadar air dapat diukur dengan grain moisture tester, crown moisture tester,
dan kett moisture tester. Hasil kalibrasi ketiga alat tersebut menghasilkan akurasi
alat yang belum sesuai dengan alat ukur standar metode gravimetri. Berdasarkan
ketiga alat ukur tersebut, crown moisture tester merupakan alat ukur dengan
akurasi yang paling tinggi dan mendekati dengan nilai pengukuran metode
gravimetri.
B. Saran
Pada alat ukur grain moisture tester ketika sudah ada perintah “pour”
sebaiknya bahan segera dimasukkan. Pada alat ukur crown moisture tester
setelah dilakukan pengukuran, sebaiknya cawan dan kepala sensor dibersihkan
serta gabah harus menutupi permukaan cawan. Pembacaan skala hasil
pengukuran pada alat ukur kett moisture tester harus tegak lurus antara mata
dengan skala.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2021. Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia
2021. Diakses 29 Agustus 2022. URL: https://www.bps.go.id/publication/
2022/07/12/c52d5cebe530c363d0ea4198/luas-panen-dan-produksi-padi-di-
indonesia-2021.html.
Firdaus AJA, Pramono D, Purnomo W. 2020. Pengembangan sistem informasi UPT
kalibrasi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang berbasis web. Jurnal Sistem
Integrasi, Pendidikan, dan Sistem Informasi. 1(1): 23-34.
Iswanto PH, Akbar ARM, Rahmi A. 2018. Pengaruh kadar air gabah terhadap mutu
beras pada varietas padi lokal siam sabah. Jurnal Teori dan Aplikasi
Matematika Inovasi Agroindustri. 1(1): 12-23.
Sinambela SD, Ariswoyo S, Sitepu HR. 2014. Menentukan koefisien determinasi
antara estimasi m dengan type welsch dengan least trimmed square dalam
data yang mempunyai pencilan. Jurnal Saintia Matematika. 2(3): 225–235.
Utami AU, Ulfa R. 2022. Efek lama pengeringan terhadap kadar air gabah dan mutu
beras ketan. Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian. 6(4): 1-6.
LAMPIRAN

A. Hasil Pengukuran Metode Tidak Langsung


Nama bahan : Padi
Kelompok kadar air : Rendah
Metode : Tidak langsung
Alat ukur : Grain moisture tester
Rata-
Ulangan 1 2 3 4 5
rata (%)
Kadar 10,1 10,1 10,6 10,3 11,01 10,42
air (%)

Nama bahan : Padi


Kelompok kadar air : rendah
Metode : Tidak langsung
Alat ukur : Crown moisture tester
Rata-
Ulangan 1 2 3 4 5
rata (%)
Kadar 12 11,7 11,9 12,1 12,4 12,02
air (%)

Nama bahan : Padi


Kelompok kadar air : Rendah
Metode : Tidak langsung
Alat ukur : Kett moisture tester
Rata-
Ulangan 1 2 3 4 5
rata (%)
Kadar 12,6 12,4 12,8 12,75 12,8 12,8
air (%)

Nama bahan : Padi


Kelompok kadar air : Tinggi
Metode : Tidak langsung
Alat ukur : Grain moisture tester
Rata-
Ulangan 1 2 3 4 5
rata (%)
Kadar 27,8 27,6 28,1 27,3 27,2 27,6
air (%)

Nama bahan : Padi


Kelompok kadar air : Tinggi
Metode : Tidak langsung
Alat ukur : Crown moisture tester
Rata-
Ulangan 1 2 3 4 5
rata (%)
Kadar 21,2 20,9 20,8 20,4 22,1 21,08
air (%)

Nama bahan : Padi


Kelompok kadar air : Tinggi
Metode : Tidak langsung
Alat ukur : Kett moisture tester
Rata-
Ulangan 1 2 3 4 5
rata (%)
Kadar 23,4 21,5 22,6 22,2 22,3 22,4
air (%)

B. Hasil Pengukuran Metode Langsung (Gravimetri)


Nama Bahan : Padi
Kelompok kadar air : Rendah

Ulangan No. Berat Berat Berat Kadar Kadar


Cawan cawan cawan + cawan + air air
(g) bahan bahan (%bk) (%bb)
(sebelum (setelah
oven) (g) oven)
(g)
1 42 2,46 7,94 7,32 11,19 12,61
2 50 2,28 7,69 7,09 11,14 12,53
3 46 2,60 7,67 7,11 11,02 12,39
4 45 2,81 8,65 7,95 11,92 13,53
5 43 2,54 8,42 7,76 11,31 12,75
Rata-rata 11,32 12,76

Nama Bahan : Padi


Kelompok kadar air : Tinggi

Ulangan No. Berat Berat Berat Kadar Kadar


Cawan cawan cawan + cawan + air air
(g) bahan bahan (%bk) (%bb)
(sebelum (setelah
oven) (g) oven)
(g)
1 54 2,20 7,19 6,03 23,30 30,37
2 51 2,34 7,72 5,85 34,70 53,14
3 60 2,18 7,60 6,11 27,50 37,93
4 55 2,40 7,13 6,23 19,07 23,57
5 58 2,42 7,40 5,81 31,94 46,93
Rata-rata 27,30 38,39
Foto prosedur praktikum

Gambar 4 Grain moisture tester

Gambar 5 Crown moisture tester


Gambar 6 Kett PB-1K moisture tester

Gambar 7 Oven (metode gravimetri)

Gambar 8 Desikator

Anda mungkin juga menyukai