Anda di halaman 1dari 6

Selasa, 6 September 2022

Lab. Teknologi Pengolahan Pangan

PROSES PENGGILINGAN GABAH

Fauzul Asyam Abiyyu


F14190070

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Pengertian beras sendiri
tercantum dalam Pasal 1 Angka (6) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2007
tentang Pelanggaran Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya Pada Proses Penggilingan
Padi, Huller dan Penyosohan Beras, yaitu : “Beras adalah hasil utama dari proses penggilingan
gabah hasil tanaman padi (Oryza Sativa) yang seluruh lapisan sekamnya terkelupas dan
seluruh atau sebagian lembaga dan lapisan bekatulnya telah dipisahkan.” Di
Indonesia, mutu giling mencakup berbagai kriteria, yaitu rendemen beras giling, persentase beras
kepala, persentase beras pecah, dan derajat sosoh beras. Standar mutu beras giling mengacu pada
SNI 6128: 2015 yang mengklasifikasikan mutu beras dalam empat kelas mutu, yaitu Premium,
Medium 1, Medium 2 dan Medium 3. Kelas mutu beras ditentukan berdasarkan pada komponen
mutu yang terdiri tas derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah,
butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing dan butir gabah (Badan Standardisasi Nasional,
2015). Dari beberapa kriteria mutu tersebut, beras kepala dan derajat putih warna beras yang
paling mempengaruhi preferensi konsumen dan nilai komersial beras (Puri et al., 2014).

1.2 Tujuan
Mengetahui proses penggilingan gabah dengan unit penggiling padi (Rice Milling Unit)
skala laboratorium. Mengamati dan menghitung rendemen serta mutu hasil penggilingan gabah.
Membandingkan hasil penggilingan dengan 1 dan 2 lintasan pecah kulit, serta mempelajari
pengaruh lama penyosohan terhadap mutu hasil penggilingan.Membandingkan rendemen serta
mutu hasil penggilingan dengan standar mutu beras menurut SNI.

BAB II
METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Lab. Leuwikopo hari Selasa tanggal 6 September 2022 pukul
13.30 – 16.00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan yaitu Moisture tester, paddy husker (pemecah kulit),
whitener/polisher (penyosoh), cylinder separator (pemutuan), timbangan/neraca, baki
penampung, stopwatch, dan Gabah Kering Giling (GKG).
2.3 Prosedur

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Moisture tester yang digunakan saat praktikum merupakan Crown Moisture Tester. Cara
pakainya dengan menempatkan sampel yang ingin diukur di wadah, kemudian diratakan hingga
didapat satu lapisan, kemudian dimasukkan ke tempatnya. Setelah masuk, putar knob di atas
tempat wadah hingga tidak dapat diputar lagi. Selanjutnya pilih jenis sampel yang akan diukur
kadar airnya, lalu tekan mea, nanti akan muncul tingkat kadar air sampel yang diukur. Paddy
husker merupakan salah satu alat penggilingan padi yang digunakan untuk memecahkan kulit
gabah sehingga didapat beras. Cara kerjanya dimulai dari memastikan sambungan daya, wadah
beras dah kulit sudah pada tempatnya. Kemudian beras dimasukkan ke dalam paddy husker
sebagian, kemudian gabah akan ditekan dari samping dengan rubber roll, lalu beras dan kulitnya
dipisahkan dengan blower. Whitener/polisher digunakan untuk memoles beras sehingga beras
terlihat putih. Cara kerjanya yaitu beras kusam dimasukkan ke polisher, lalu ditutup rapat dan
mesin dinyalakan, polisher akan menggesek beras sehingga lapisan beras yang kusam dapat
hilang. Cylinder separator merupakan alat pemutuan beras yang bekerja dengan kecepatan
putaran yang tinggi, sehingga beras kepala, beras menir, dan beras patah dapat dipisahkan,
Timbangan/neraca digunakan untuk mengukur berat beras. baki penampung untuk mewadahi
beras/gabah. Stopwatch untuk menentukan waktu pemolesan beras.
Tabel 1 Hasil pengukuran giling 1 lintasan dan sosoh 1,5 menit

Parameter Nilai Satuan Keterangan


Kadar air gabah 14.2 %
Berat awal gabah 500,11 gram
berat pecah kulit 371,82 gram
berat awal penyosohan 250 gram
berat akhir penyosohan 224,66 gram
lama penyosohan 1,5 menit
jumlah lintasan 1 lintasan

Tabel 2 Hasil grading mutu beras tabel 1

komponen mutu nilai satuan keterangan Massa (gram)


derajat sosoh - %
kadar air 14,3 %
beras kepala 81,4 % 81,4
butih utuh - -
butir patah 9,56 % 9,56
butir menir 0,82 % 0,82
butir merah - % -
butir kuning/rusak 1,33 % 1,33
butir mengapur 1,07 % 1,07
benda asing 0,89 % 0,89
butir gabah butir/100 gram butir 273
campuran varietas - - - -

Tabel 3 Hasil pengukuran giling 1 lintasan dan sosoh 2,5 menit

Parameter Nilai Satuan Keterangan


Kadar air gabah 13,9 %
Berat awal gabah 500 gram

berat pecah kulit 358,38 gram


berat awal penyosohan 250 gram
berat akhir penyosohan 192,23 gram
lama penyosohan 2,5 menit
jumlah lintasan 2 lintasan

Tabel 4 Hasil grading mutu beras tabel 3

komponen mutu nilai satuan keterangan Massa (gram)


derajat sosoh - %
kadar air 11,1 %
beras kepala 68,1 % 68,1
butih utuh - -
butir patah 26,02 % 26,02
butir menir 4,96 % 4,96
butir merah - % -
butir kuning/rusak 0,56 % 0,56
butir mengapur 0,24 % 0,24
benda asing 0,04 % 0,04
butir gabah - butir/100 gram butir -
campuran varietas - - - -

Penggilingan gabah pada praktikum kali ini menggunakan paddy husker. Gabah
dimasukkan sebanyak 500 gr ke hopper. Lalu mesin dinyalakan dan komponen bekerja.
Rendemen giling gabah merupakan persentase dari perbandingan berat hasil sosoh dengan
berat total sampel berat sosoh. Berdasarkan data praktikum, nilai rendemen penggilingan satu
lintasan senilai 74.364% dan dua lintasan sebesar 71.676%. Nilai rendemen sosoh selama 1.5
menit sebesar 89.864% dan rendemen sosoh selama 2.5 menit sebesar 76.892%.

Jumlah lintasan berpengaruh besar terhadap rendemen dan mutu beras yang
dihasilkan. Faktornya adalah ukuran beras ukuran beras yang tidak seragam serta sifat fisik
beras yang berbeda-beda.

.
Berdasarkan data SNI Beras 2015, proses grading tabel 1 dan 2 masuk ke dalam
medium 1 dengan kadar air, beras kepala, butir menir, dan lain-lain yang sesuai. Proses
grading pada tabel 3 dan 4 masuk ke dalam medium satu dengan kadar air, beras kepala,
butir menir, dan lain-lain yang sesuai.

KESIMPULAN

Praktikum proses penggilingan gabah dilakukan untuk mengolah gabah menjadi beras
konsumsi. Perhitungan rendemen dilakukan untuk mengukur kinerja mesin pengolah gabah.
Mutu hasil pengolahan dapat dipengaruhi oleh kualitas gabah dan kinerja mesin pengolah
gabah. Penggilingan sebanyak dua kali memiliki kualitas beras yang lebih baik dibandingkan
sekali. Semakin lama penyosohan berlangsung, semakin sedikit rendemen yang dihasilkan,
namun semakin tinggi kualitas rendemen yang dihasilkan.

Daftar Pustaka

Puri, S. Dhillon, B. Sodhi, N. S. 2014. Effect of degree of milling ( Dom ) on overall quality
of rice - a review. International Journal of Advanced Biotechnology and Research.
5(3): 474–489.

Anda mungkin juga menyukai