Dosen Pengampu :
Dewi Marfu’ah Kurniawati, S.Gz, M.Gizi
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Fitriyono Ayustaningwarno, STP, M.Si
Disusun oleh :
Kelompok A2
1. Aini NurFauziyah 22030120120008
2. Ira Sukma Sari 22030120120010
3. Velicia 22030120120006
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui sifat fisik dan mutu kacang – kacangan.
2. Mahasiswa mengetahui sifat fisik tepung.
3. Mahasiswa mengetahui daya serap air dan sifat elastis tepung terigu.
n. Mencatat panjang atau lebar kacang kedelai yang telah dimasak, kemudian
menghitung rasio pengembangannya.
F. PEMBAHASAN
1. Pembahasan dari hasil pengamatan tabel 1
1. Kedelai
Dari hasil pengamatan mengenai sifat fisik kedelai, diperoleh hasil
pengukuran panjang sebesar 1,3 cm, tebal 0,63 cm, dan berat 18 gram / 100
butir kedelai. Selain itu, kedelai yang diamati berwarna kuning. Kedelai
merupakan kacang-kacangan yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Berdasarkan warna kulit biji, kedelai dapat dibedakan menjadi kedelai putih,
hitam, dan hijau. Secara kimia, tidak terdapat perbedaan mengenai
kandungan gizi pada ketiga jenis kedelai tersebut. Kedelai memiliki kadar
protein yang tinggi sekitar 35% dan untuk varietas unggul dapat mencapai
44%. Protein pada kedelai memiliki susunan asam amino esensial yang
lengkap sehingga kualitasnya sangat mendekati daging sapi atau telur. Asam
amino pembatas pada kedelai adalah metionin dan sistein, sedangkan untuk
kandungan lisin dan treonin sangat tinggi. Kandungan lemak pada kedelai
sekitar 18-20% dan diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Lemak
kedelai mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan asam
linolenat yang berkaitan dengan pengendalian kolestrol dan penyakit
kardiovaskuler. Selain menjadi sumber protein dan lemak, kedelai juga
mengandung mineral berupa kalsium, fosfor, dan zat besi serta sejumlah
vitamin A, B kompleks, dan E. Kedelai juga mengandung serat yang terbukti
dapat mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, osteoporosis,
berbagai kanker, dan penyakit ginjal.1
2. Kacang Hijau
Dari hasil pengamatan mengenai sifat fisik kacang hijau, diperoleh hasil
pengukuran panjang sebesar 0,5 cm, tebal 0,35, dan berat 7 gram / 100 butir
kacang hijau. Selain itu, kacang hijau yang diamati berwarna hijau. Kacang
hijau berbentuk bulat atau lonjong. Dalam dunia perdagangan Indonesia,
kacang hijau dibagi berdasarkan mutunya menjadi kacang hijau biji besar
dan kacang hijau biji kecil. Kacang hijau biji besar digunakan untuk
membuat tepung dan bubur, sedangkan kacang hijau biji kecil digunakan
untuk pembuatan tauge. Kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
kulit biji sebesar 10%, kotiledon sebesar 88%, dan sisanya berupa lembaga
sebesar 2%. Bagian kotiledon pada kacang hijau, mengandung banyak pati
dan serat, sedangkan bagian lembaga merupakan sumber protein dan lemak.1
Kandungan gizi dalam kacang hijau tidak rusak dalam panas, tidak seperti
bahan pangan pada umumnya. Karbohidrat merupakan komponen terbesar
dalam kacang hijau yang terdiri dari pati, gula, dan serat. Daya cerna pati
pada kacang hijau sangat tinggi sehingga baik untuk dijadikan bahan
makanan bagi bayi. Berdasarkan jumlahnya, protein menempati posisi kedua
sebagai penyusun utama setelah karbohidrat. Protein kacang hijau kaya akan
asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin, dan lisin yang berguna bagi
perkembangan janin. Pada kacang hijau, lemak yang terkandung relatif
rendah sehingga dapat disimpan lebih lama daripada kacang-kacangan
lainnya.1 Selain itu, kacang hijau juga dapat membantu menyembuhkan
penyakit seperti beri-beri, tekanan darah tinggi, radang ginjal, sembelit,
mengurangi gatal yang disebabkan biang keringat, serta menguatkan fungsi
lambung dan limpa.2
3. Densitas Kamba
Percobaan densitas kamba dilakukan dengan cara memasukkan kacang-
kacangan ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 100 ml yang
kemudian dilanjutkan dengan proses penimbangan. Dari hasil pengamatan
mengenai densitas kamba pada kacang-kacangan, diperoleh densitas kamba
dari kedelai sebesar 53 g/ml dan kacang hijau sebesar 77 g/ml. Densitas
kamba merupakan ukuran jumlah massa bahan per volume yang ditempati
oleh suatu bahan. Pengukuran densitas kamba dapat dilakukan menggunakan
alat pengukur seperti wadah literan dan dinyatakan dalam satuan g/ml atau
g/cm3.3 Densitas kamba dapat digunakan sebagai parameter dalam
merencanakan besar dan volume suatu gudang penyimpanan, sarana
transportasi, jenis pengemasan, serta alat pengolahan.4 Nilai densitas kamba
pada suatu bahan, dapat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, sifat, serta
permukaan bahan. Pada pengamatan kacang-kacangan yang telah dilakukan,
diperoleh ukuran kedelai sebesar 1,3 cm dengan densitas kamba 53 g/ml dan
ukuran beras ketan hitam sebesar 0,5 cm dengan densitas kamba 77 g/ml.
Dari data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa ukuran suatu bahan dapat
memengaruhi nilai densitas kamba pada kacang-kacangan. Kedelai memiliki
ukuran yang lebih besar daripada kacang hijau sehingga menyebabkan
densitas kamba kedelai lebih kecil daripada kacang hijau. Ukuran kedelai
yang besar, menyebabkan banyak terdapat ruang yang kosong pada saat
proses pengukuran. Sedangkan, ukuran kacang hijau yang kecil
menyebabkan sedikitnya ruang kosong pada proses pengukuran. Ukuran
kacang hijau yang lebih kecil, membuat jumlah kacang hijau pada volume
yang sama dengan kedelai lebih banyak. Hal inilah yang membuat nilai
densitas kamba pada kacang hijau lebih besar dari pada kedelai. Selain itu,
nilai densitas kamba juga dapat ditunjukkan oleh kepadatan komposisi suatu
bahan. Semakin padatnya komposisi suatu bahan menyebabkan nilai densitas
kamba semakin besar.5
4. Daya Serap Air
Dari hasil perhitungan mengenai daya serap air pada kedelai, diperoleh
daya serap air sebesar 0,8. Daya serap air dapat digunakan untuk mengetahui
kapasitas penyerapan air pada suatu bahan dengan proses pemanasan. Tinggi
rendahnya daya serap air pada suatu bahan, dapat dipengaruhi oleh ukuran
serta struktur dari granula pati yang tersusun atas dua polimer amilopektin
dan amilosa. Semakin tinggi kandungan amilopektin, pati akan cenderung
lebih sedikit menyerap air, bertekstur basah, dan lengket. Semakin tinggi
kandungan amilosa, pati akan cenderung lebih banyak menyerap air,
bertekstur kering, dan kurang melekat.6 Kandungan amilosa pada granula
pati kedelai, lebih sedikit dari umbi-umbian dan serealia. Oleh karena itu,
daya serap air kedelai relatif kecil sebesar 0,8.
5. Rasio Pengembangan
Perhitungan rasio kembang pada kedelai dilakukan dengan cara
membagi panjang kedelai sesudah dimasak dengan panjang kedelai sebelum
dimasak. Dari hasil perhitungan, diperoleh rasio kembang pada kedelai
sebesar 2. Perubahan sifat fisik pada kedelai disebabkan oleh
mengembangnya granula pati saat dipanaskan pada suhu tertentu.
Pengembangan granula pati bersifat bolak balik (reversible) jika tidak
melewati suhu gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan serangkaian kejadian
tidak dapat kembali (irreversible) yang terjadi pada pati saat dipanaskan
pada suhu tertentu.6
Kedelai tersusun atas granula pati yang memiliki dua polimer
amilopektin dan amilosa. Ukuran granula pati pada kedelai lebih besar
daripada ukuran granula pati pada serealia. Semakin besar ukuran granula
pati, maka akan semakin besar perubahan sifat fisik berupa ukuran pada
suatu bahan. Bila granulai pati kedelai dipanaskan secara terus menerus,
energi kinetik yang terdapat pada molekul air dapat melemahkan dan
memecah ikatan hidrogen antar molekul amilosa atau amilopektin. Hal ini
menyebabkan terganggunya kekompakan pada kristal granula. Selanjutnya,
molekul air akan menggantikan posisi ikatan hidrogen dengan membentuk
ikatan hidrogen berupa air-amilosa atau air-amilopektin. Ikatan hidrogen
yang terjadi ini, dapat menyebabkan air berpenetrasi secara terus menerus ke
dalam granula sehingga membuat granula pati mengembang.7
G. SIMPULAN
1. Densitas kamba, daya serap air, serta rasio pengembangan kacang-kacangan
dapat diidentifikasi berdasarkan ukuran dan kandungan yang terdapat
didalamnya.
2. Warna dan tekstur padat tepung terigu dapat dibandingkan dengan BaSO4
sebagai standar putih.
3. Bau yang terdapat pada tepung terigu disebabkan oleh tepung terigu yang
dapat menyerap bau disekitarnya.
4. Daya serap air dan sifat elastis pada tepung dapat dipengaruhi oleh
kandungan protein yang ada didalamnya. Semakin tinggi kandungan protein
pada tepung terigu maka tepung akan menyerap air lebih banyak dan juga
adonan tepung akan semakin elastis begitu pun sebaliknya.
H. DAFTAR PUSTAKA