Oleh : GOL 18
KELAS D3
GIZI 1A
Tinjauan pustaka :
Bahan panan nabati merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuhan seperti kacang hijau,
gandum, jagung, umbi-umbian dan lainnya.
Kacang-kacangan merupakan sumber lemak dan protein nabati. Bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, peranan lemak dan protein nabati masih sangat penting. Hal ini disebabkan karena pola
konsumsi masyarakat. Penetapan kadar lemak kacang-kacangan dapat dilakukan dengan metode
Soxhlet, sedangkan untuk penetapan kadar proteinnya bisa dilakukakn dengan metode Kjeldah.
Penetapan kadar air dan kadar abu kacang-kacangan biasanya dilakukan masing-masing dengan
metode pengeringan dan pengabuan. Salah satu contoh kacang-kacangan yaitu kacang hijau.
Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang berumur pendek dan dapat tumbuh di daerah yang
curah hujannya rendah. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati. Protein biji kacang hijau
mengandung 8 asam amino esensial,yaitu valine,Leucine,Isoleucine,Methionine,Venyl Alanine, Lycine
dan Tryptophane. Selain itu juga terdapat lemak, karbohidrat serta mineral yang dibutuhkan tubuh.
(Soeprapto,1992).
Alat : 1. Timbangan
2 Jangka sorong
3 Gelas Ukur 100 ml
4 Panci
5 sendok makan
6 Gelas belimbing
7 Mangkok
8 Piring
Prosedur praktikum :
1. Golongkan jenis bahan makanan di atas berdasarkan daya tahan,
FAO, asal dan DKBM
2. Warna dan bentuk
Catat warna setiap bahan dan gambar bentuk secara utuh
3. Ukuran
Ukur panjang, lebar dan tebal jagung menggunakan
jangka sorong (3 biji utuh dan ambil rata-ratanya)
4. Timbang sebanyak 100 butir utuh beras dan jagung dan nyatakan
berat dalam gram/100 butir
5. Densitas Kamba
Masukkan bahan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml
(usahakan pengisian betul-betul padat, kemudian timbang dan
nyatakan densitas kamba dalam gram/ml
6. % Berat Utuh
Timbang 50 gr bahan, pilih yang utuh dan timbang berat yang
utuh
Pengamatan Sifat Fisik dan Penentuan Mutu Kacang-kacangan dan Hasil Olahannya
Berat/ %
Nama Gambar Densitas
Warna Aroma Kehalusan Ukuran 100 Berat
Bahan
Nama Rasio Pengembangan Bentuk butir Kamba
Utuh
Kacang Awal Tidak
Bahan Hijau Akhir Sedikit
Rasio
kasar Bulat agak P =0,5cm 7 gr 84 gr/ml 100
Kacang
Hijau P=0,5cm
lumut P=0,6cm
beraroma 0,1 cm lonjong L=0,3cm
Hijau T=0,3cm (normal)
T=0,4cm
Pembahasan:
Hal yang perlu dibahas dalam praktikum kali ini adalah karaktristik dari bahan
yang diuji yaitu kacang hijau. Kacang-kacangan merupakan sejenis tanaman pangan
berupa perdu yang ditanam di sawah atau ladang dengan bentuk polong-polongan.
Praktikum kali ini tidak hanya membahas mengenai karakteristik tetapi juga mengamati
daya serap air serta rasio pengembangan dari bahan tersebut.
Praktikum pertama yaitu mengamati berat dari bahan ,aspek warna yang mana
bahan yang diamati berwarna hijau lumut dengan bentuk bulat lonjong.
Selain itu juga dilakukan pengukuran bahan menggunakan jangka sorong. Aspek
yang diukur adalah panjang dan lebar bahan , dimana pengukuran dilakukan dengan
mengambil nilai rata-rata panjang dan lebar dari 3 sampel acak yang diambil.
Pada praktikum ini juga dilakukan penimbangan berat utuh dari bahan yang diuji
dengan menimbang sebanyak 50 gr bahan kemudian pisahkan dengan bahan yang
mengalami kerusakan seperti biji pecah, biji belah dan keriput. Penguji mendapatkan
hasil % Berat utuh sebesar 100%, karena hanya sedikit kerusakan yang ditemukan pada
bahan. Kacang yang dipanen harus disimpan dengan benar agar tidak mengalami
kerusakan fisik seperti (lubang, pecah ataupun keriput), kerusakan kimia (karena
kelembaban, suhu gadang, lama penyimpanan, kadar air bahan), serta kerusakan biologis
(hama, tikus,jamur).
Pengamatan Rasio Pengembangan, dilakukan dengan membandingkan
perbandingan panjang dan lebar bahan setelah dan sebelum dimasak, selanjutnya bahan
mengalami proses perendaman selama 5 menit didalam air mendidih. Dari pengamatan
yang dilakukan penguji didapat pertambahan ukuran sebesar 0,1cm pada bahan setelah
dilakukan perendaman.
Kesimpulan :
Dalam pemilihan kacang-kacangan perlu diperhatikan kriteria mutu fisik seperti kadarr
air, butir rusak, butir belah, dan butir keriput. Selain itu pemilihan juga harus
memperhatikan berbagai unsur seperti bebas hama dan penyakit, bebas bau busuk, asam,
apek dan bau asing lainnya. Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida,
serta memiliki suhu normal.
Mutu dan kualitas kacang-kacangan akan terjaga dan terhindar dari berbagai kerusakan
seperti kerusakan fisik, kimia dan biologis jika pengolahan dilakukan secara benar yang
meliputi cara penyimpanan dan cara pemasakan atau pengolahan.
Daftar pustaka :
Buckle, K.A., dkk. 2008. Ilmu Pangan, terjemahan Hari, P. dan Adiono. Universitas Indonesia,
UI-Press, Jakarta.
Muctadi, Tien R. Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Sandra. D. A, Suci S. 2012. Modul Praktikum Pengawasan Mutu dan Analisa Pangan.
Universitas Sahid Jakarta. Jakarta