Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTIKUM IBM
(SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN, TELUR, SAYUR DAN BUAH)

ANNISA

GZ1905005

KELOMPOK 4

STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA


PALOPO
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN.............................................................3
Tujuan Praktikum.....................................................................................................3
Hasil Praktikum........................................................................................................3
Penelitian Sejenis…...………………..………………...……..…………………....5
Kesimpulan...............................................................................................................5
Daftar Pustaka.............................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
TELUR.........................................................................................................................7
Tujuan Praktikum.....................................................................................................7
Hasil Praktikum........................................................................................................7
Penelitian Sejenis......................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
BAB III.......................................................................................................................12
SAYUR DAN BUAH.................................................................................................12
Tujuan Praktikum...................................................................................................12
Hasil praktikum.......................................................................................................12
Penelitian Sejenis....................................................................................................14
Kesimpulan.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
LAMPIRAN I.............................................................................................................17
LAMPIRAN II...........................................................................................................19
LAMPIRAN III..........................................................................................................21

BAB I

SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN

1. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui sifat fisik dari serealia dan kacang-kacangan , serta mutu
serealia dan kacang-kacangan berdasarkan faktor kotor, kerusakan, densitas
kamba, daya serap air pada suhu 80° dan rasio pengembangan.

2. Hasil Praktikum

2.1 Alat dan Bahan


 Adapun alat yang digunakan pada percobaan yaitu timbangan, gelas ukur,
gelas kimia, cawan petri, thermometer, penjepit tabung reaksi, jangka sorong,
sendok tanduk, pemanas air dan wajan.
 Bahan yang digunakan yaitu beras, jagung, kacang hijauh, dan air.

2.2 Hasil
Pada hasil praktikum diketahui bahwa beras berwarna putih berbentuk
panjang dan lancip, jagung berwarna orange kekuningan dengan bentuk
membulat agak kecil dan licin, kacang hijau berwarna hijau kusam berbentuk
bulat.
Beras memiliki ukuran panjang 0,6 cm, diameter 0,2 cm. Jagung memiliki
ukuran panjang 1 cm, lebar 0,9 cm, tebal 0,4 cm. Kacang hijau memiliki
ukuran panjang 0,6 cm, dan diameter 0,4 cm.
Beras 100 butir memiliki berat 0,5 gram, pada sampel jagung 100 butir
memiliki berat 29,3 gram, dan pada kacang hijau 100 butir memiliki berat 6,2
gram.
%kotoran pada beras dan jagung dengan berat 25 gram tidak terdapat
kotoran dan pada kacang hijau terdapat kotoran 0,1 gram dengan hasil kotoran
0,4 %.
25 gram beras terdapat kerusakan sebanyak 2,3 gram jadi, kerusakan yang
terdapat pada beras 9,2%. 25 gram jagung terdapat kerusakan sebanyak 0,8
gram jadi, kerusakan yang terdapat pada jagung 3,2%. 25 gram kacang hijau
terdapat kerusakan sebanyak 2,5 gram jadi, kerusakan yang terdapat pada
kacang hijau 10%.
Beras yang dimasukkan kedalam gelas ukur yang mencapai volume 100
ml memiliki densitas kamba 87,6 gr/ml. Jagung yang dimasukkan kedalam
gelas ukur yang mencapai volume 100 ml memiliki densitas kamba 79,8
gr/ml. Kacang hijau yang dimasukkan kedalam gelas ukur yang mencapai
volume 100 ml memiliki densitas kamba 83,3 gr/ml.
Beras 2 gram yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 20 menit
mengalami penambahan berat dari 2 gram menjadi 45,9 gram sehingga daya
serap air pada beras yang dimasak pada suhu 80°C selama 20 menit yaitu
21,95 gram. Terdapat penambahan panjang maupun diameter pada beras
setelah dimasak pada suhu 80 °C selama 20 menit yaitu panjang sebelum
dimasak 0,2 cm dan sesudah dimasak 0,25 cm, diameter sebelum dimasak 0,6
cm dan sesudah 0,75 cm. Jadi, rasio pengembangan beras yang telah dimasak
pada suhu 80°C selama 20 menit yaitu 1,25 cm.

3 Teori
3.2 Prinsip Kerja
Serealia dan kacang kacangan dipisahkan menjadi 3 bagian, dari beras kacang
hijau dan jagung diambil sebanyak 100 butir, ditimbang sebanyak 25gram
serta 100ml dimasukkan kedalam gelas ukur. Untuk mengetahui berat
serealia dan kacang-kacangan, ditimbang menggunakan timbangan makanan
digital. Kemudian untuk mengukur serealia dan kacang-kacangan dilakukan
dengan menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter panjang dan
lebarnya. Kotoran dan kerusakan serealia dan kacang-kacangan dipisahkan
dari yang bersih kemudian kotorannya ditimbang kembali menggunakan
timbangan makanan digital. Untuk mengetahui daya serap air pada beras,
beras ditimbang sebanyak 2gr kemudian dimasukkan kedalam tabung,
sementara itu air 20ml dimasukkan kedalam gelas kimia lalu diletakkan
kedalam penangas air 80°. Setelah mencapai suhu 80°, beras yang
dimasukkan ke dalam tabung tadi dipanaskan selama 20 menit lalu diangkat
dan dihitung berat setelah dimasak serta di ukur panjang beras tersebut
menggunakan penggaris.
Serealia merupakan biji-bijian dari famili rumput-rumputaan yang kaya akan
karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok manusia, atau pakan ternak,
serta dimanfaatkan untuk bahan baku produk industri yang mempergunakan
karbohidrat. Biji-bijian yang tergolong serealia antara lain padi, jagung,
gandum, cantel, oat, barley, dan rye (Mutiara Nugraheni, 2010). Serealia
berperan penting karena merupakan makanan pokok yang sekaligus sebagai
sumber energi bagi manusia. Serealia menyediakan sebanyak 50% kebutuhan
kalori (Fahmawati, 2013).

4 Penelitian sejenis
Menurut jurnal “ Aktivitas Antioksidan, Kadar Serat dan Karakteristik
Fisik Beras Hitam Pecah Kulit Pratanak dengan Variasi Lama Waktu
Perendaman” dengan hasil praktikum yang dilakukan terdapat perbedaan hasil
karena :

 pada praktikum yang kami menggunakan beras putih sedangkan jurnal yang
kami dapatkan menggunakan beras hitam
 karena terdapat perbedaan waktu pada praktikum kami cuman menggunakan
waktu 20 menit sedangkan pada jurnal terdapat beberapa waktu yaitu 30,
60,90,120,150, dan 180 menit

5 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pada pengamatan warna dan bentuk serealia, beras berwarna putih, jagung
berwarna orange kejinggaan , kacang hijau berwarna hijau kusam. Hasil ini
menunjukkan bahwa pangan tersebut memiliki mutu baik.
2. Serealia jagung memiliki pamjang,lebar dan tebal yang sangat besar
dibandimg beras. Sedangkan pada kacang-kacangan yaitu kacang hijau
memiliki bentuk yang kecil.
3. Untuk golongan serealia jagung lebih berat dari pada beras dan kacang hijau.
4. Semakin tinggi % kotoran yang terdapat dalam bahan pangan , maka mutunya
semakin jelek.
5. Persentase kerusakan pada beras lebih tinggi yaitu 9,2% di bandingkan
serealia dan kacang-kacangan yang lain.
Daftar Pustaka

Dharmawati E, Haryadi Y, Kasmawati E. 2018. Karakteristik Fisik dan Kimia Beras


indigenous Dari Lahan Pasang Surut Dikalimantan Tengah. Pangan. Vol. 27.
No.2:107-116
Apdul A, Kandowangko YN, Suleman R. 2019. Karakterisasi Morfologi dan Analisis
Proksimat Jagung (Zea Mays,L.) Varietas Momala Gorontalo. Jambura Edu
Biosfer Journal. Vol. 1. No.2:72-81
Nurainy F. 2018. Buku Ajar. Bandar Lampung
Faesal, HG.Yasin M, Mejaya. MJ, Talanca AH. 2018. Perkembangan Perakitan
Varietas Dan Teknik Budi Daya Jagung Antioksidan Sebagai Pangan
Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 37. No.1:33-39
Hartati S, Hastuti DP, Supriyono. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna
radiata, L.) pada Beberapa Dosis Pupuk Organik dan Kerapatan Tanam.
Journal of Sustainable Agriculture. Vol 33. No.2:89-95
Aminah S, Bumi SAP, Yusuf M. 2020. Aktivitas Antioksidan, Kadar Serat dan
Karakteristik Fisik Beras Hitam Pecah Kulit Pratanak dengan Variasi Lama
Waktu Perendaman. Jurnal Pangan Dan Gizi. Vol.10 No.2:85-98
BAB II

TELUR

1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum adalah untuk pengamatan fisik telur berdasarkan ukuran telur,
kondisi kerabang/cangkang, kondisi kantung udara, berat telur, kondisi albumin,
kondisi yolk, dan bau/aroma, serta menentukan komposisi zat gizi telur.

2. Hasil praktikum

2.1 Alat dan Bahan


Alat:
 Jangka Sorong
 Penggaris
 Timbangan makan digital
 Cawan petri
Bahan:
 Telur ayam ras

2.2 Hasil
Berat utuh telur dengan 6,9 gr, panjang 5,6 cm, diameter 4,4 cm.
Tinggi albimun 0,6 cm, berat 82 gr, diameter 6,9 cm. Tinggi yolk 0,8 cm,
berat 63 cm, diameter 4,1 cm. Kondisi albumin yaitu berwarna bening, terlihat
bersih, dan kental pada tekstur albumin. Kondisi yolk yaitu berbentuk bulat dan
berada di pinggir, serta terlihat bersih.
Berat cangkang telur 7 gr, tekstur cangkang agak kasar, terlihat cangkang telur
tidak memiliki kantung udara.
Terlihat jelas penampakan batas antara albumin dan yolk, dan aroma telur
yang di peroleh yaitu bau amis telur pada umumnya.
Pada pengamatan komposisi zat gizi telur ayam ras diketahui bahwa DKBM
pada telur ayam/100 gr memiliki kalori 154 kkl, protein 12,4 gr, karbohidrat 0,7
gr, lemak 10,8, vitamin A 203 mcg, vitamin D 87 IU kalium 118,5 mg, natrium
142 mg.
Kondisi putih telur dengan indeks albumin memperoleh hasil 0,08mm dan
kondisi kuning telur dengan indeks yolk 0,19mm.

3. Teori

3.1 Prinsip kerja


Mengamati kondisi kerabang/cangkang dengan parameter tekstur
kehalusan, ketebalan, dan kebersihan kerabang. Timbang berat utuh telur.
Pecahkan telur lalu letakkan pada cawan petri, kemudian hitung diameter dan
tinggi kantung udara jika ada. Kemudian, pisahkan antara kuning telur dan
putih telur lalu timbang masing-masing di timbangan makanan digital untuk
mengetahui beratnya. Setelah putih telur dan kuning telur terpisah amati
kebersihan, kekentalan, ukur tinggi menggunakan penggaris dan diameter
menggunakan jangka sorong dari albumin dan yolk kemudian hitung indeks
keduanya. Amati bentuk, posisi, dan penampakan batas. Amati bau dari telur.

4. Penelitian Sejenis
 Warna kerabang

Telur yang beredar di Kota Manokwari memiliki warna kerabang coklat,


coklat muda dan coklat berbintik hitam. Telur dengan warna kerabang coklat
ditemukan dominan di semua tempat pengamatan. Menurut Sudaryani (2000),
warna kerabang coklat disebabkan oleh adanya pigmen cephorypyrin
sedangkan perbedaan warna kerabang telur disebabkan oleh kelas, strain,
family dan individu ayam yang berbeda. Telur dengan kerabang warna coklat
bintikhitam diamati pada telur-telur impor yang didatangkan dari luar dan
bukan pada telur lokal produksi Manokwari baik pada saat periode pertama
maupun periode kedua pengamatan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
telur impor telah mengalami masa penyimpanan lebih lama dibandingkan
dengan telur lokal sehingga terbentuk bintik-bintik hitam pada telur.
Tekstur kerabang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur yang beredar di Kota Manokwari
sebagian besar memiliki tekstur kerabang halus. Hal ini mengindikasikan
bahwa kondisi kerabang telur termasuk kategori normal. Menurut Winarno
dan Kaswara (2002) bahwa tektur kerabang telur yang halus adalah salah satu
ciri telur yang normal. Kulit telur yang kasar ditemukan pada telur impor
dengan jumlah yang bervariasi dari 10-18 %. Pembentukan kulit telur sangat
tergantung pada kandungan kalsium dalam ransum. Kandungan kalsium yang
tidak tepat mengakibatkan kulit telur tidak normal dan apabila jumlahnya
berlebihan maka telur yang dihasilkan memiliki kerabang kasar (Anggorodi,
1985).
Berat telur
Hadiwiyoto (1984) mengklasifikasikan telur berdasarkan perbedaan berat
yaitu telur dengan berat > 60 gram termasuk telur yang berat sekali, 50 – 60
gram besar, 40- 49 gram sedang dan < 40 gram adalah telur yang kecil. Berat
telur bervariasi mulai dari 48,44 gram hingga 65,67 gram dan diklasifikasikan
sebagai telur sedang hingga besar sekali.
Pembahasan :
Pada telur, terdapat perbedaan pada tekstur kerabang karena pengamatan
tekstur kerabang yang dilakukan oleh Kasmiati dkk pada jurnal ilmu
peternakan terasa halus sedangkan tekstur kerabang dari pengamatn kami
terasa agak kasar, namun warna kerabang sama yaitu coklat muda, dan
berdasarkan jurnal tersebut berat telur yang diamati masuk dalam kategori
kecil karena kurang dari 40 gr.

 Hasil penelitian meliputi Indeks Putih Telur, ukuran rongga udara


telur dan pH telur selama periode penelitian dapat diamati. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan nilai IPT
akan semakin menurun, terjadi akibat adanya penguapan air dan gas
seperti CO2 yang menyebabkan putih telur kental menjadi semakin
encer. Perubahan kandungan CO2 dalam putih telur akan
mengkibatkan perubahan pH putih telur menjadi basa (Cornelia,
2014). Selama penyimpanan pH telur menjadi semakin meningkat
dari telur segar dengan pH berkisar 7. pH telur meningkat menjadi
sekitar 8 setelah 1 minggu waktu penyimpanan dan telur meningkat
menjadi 9,5 setelah 2 minggu atau lebih waktu penyimpanan.
Penelitian Akyurek and Okur (2009) menunjukkan lama penyimpanan
berakibat kenaikan putih telur dan kuning telur. Akibat dari kenaikan
pH putih telur menjadi semakin encer, tinggi putih telur kental
menurun dan nilai IPT semakin kecil. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat (Jazil, 2013) yang menyatakan bahwa CO2 yang hilang
melalui pori kerabang telur mengakibatkan konsentrasi ion bikarbonat
dalam putih telur menurun dan merusak sistem buffer. Hal tersebut
menjadikan pH naik dan putih telur bersifat basa yang diikuti dengan
kerusakan serabut serabut ovomucin (yang memberikan tekstur
kental), sehingga kekentalan putih telur menurun.
Pembahasan :
Untuk putih telur, jurnal yang di peroleh mengatakan bahwa semakin
lama penyimpanan akan berakibat pada putih dan kuning telur sehingga
terjadi kenaikan pH putih telur menjadi encer. Hal ini sejalan karena telur
yang diamati termasuk dalam kulitas yang baik karena telur belum lama
dalam penyimpanan dibuktikan dengan tekstur albumin yang kental, dan
tidak terdapat kantung udara pada cangkang.

5. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengamatan mengenai telur ayam ras bahwa kualitas telur
tergantung pada isi telur bagian dalam yang meliputi kantung udara, putih
telur, kuning telur,
2. Namun jika dari luar, kualitas telur bagian luar dapat dilihat melalui
kebersihan dan kondisi kulit telur, bentuk dan berat telur
DAFTAR PUSTAKA

Djaelani, M. A. (2016). Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Setelah Penyimpanan
yang dilakukan Pencelupan pada . Kualitas Telur Ayam Ras, 122-127.

Kasmiati, S. I. (2018). uji kualitas telur ayam ras di kota manokwari. jurnal ilmu
peternakan, 1-18.
BAB III

SAYUR DAN BUAH

1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui sifat fisik buah dan sayur
berdasarkan berat dan ukuran, warna dan aroma, permukaan, kadar kotoran,
bentuk, kerusakan, kekerasan secara subjektif, menghitung BDD, dan
mengetahui komposisi zat gizinya.

2. Hasil Praktikum

2.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
Alat :
1. Jangka sorong
2. Penggaris
3. Timbangan makanan digital

Bahan :
1. Sayur sawi
2. Sayur kangkung
3. Jeruk
4. Apel

2.2 Hasil
Pada hasil praktikum diketahui bahwa sayur sawi ukuran panjang
memiliki berat 11 gr, panjang batang 33,5 cm, diameter daun 12 cm, diameter
batang 0,8 cm, sayur kangkung ukuran panjang memiliki berat 4 gr, panjang
batang 24,5 cm, diameter daun 2 cm, dan diameter batang 0,4 cm.
Sayur sawi ukuran sedang memiliki berat 2 gr, panjang batang 23 cm,
diameter daun 6,4 cm, dan diameter batang 0,3 cm, sayur kangkung ukuran
sedang memiliki berat 2 gr, panjang batang 20,5 cm, diameter daun 1,2 cm,
dan diameter batang 0,3 cm.
Pengukuran sawi ukuran pendek memiliki berat 1 gr, panjang batang
16 cm, diameter daun 5,2 cm,diameter batang 0,3 cm, sayur kangkung ukuran
pendek, memiliki berat 1 gr, dengan panjang batang 15 cm, serta diameter
daun 1,2 cm, dan diameter batang 0,2 cm.
Pengamatan karateristik fisik sayur sawi dan kangkung yaitu sawi
memiliki warna daun, hijau kekuningan serta sedikit coklat di pinggir daun,
sedangkan daun kangkung berwarna hijau sedikit kecoklatan disekitar daun.
Warna batang sawi dan kangkung hijau , dengan penampilan daun sawi dan
kangkung mulai layu namun terdapat gigitan hama pada daun sawi,
permukaan sawi dan kangkung halus. Bentuk tangkai sawi memanjang serta
daun berbentu lonjong bulat, sedangkan bentuk tangkai kangkung memanjang
dengan daun lonjong meruncing.
Kadar kotoran sawi dan kangkung terdapat sedikit pasir pada batang.
Pada uji kekerasan secara subjektif sawi terasa tidak terlalu keras namun tidak
lunak pula, namun pada kangkung terasa lunak. BDD sayur sawi dan
kangkung 100%.
DKBM sayur sawi/100 gr memiliki kalori 28 kkl, protein 2,3 gr,
karbohidrat 4,0 gr, lemak 0,3 gr, vit. A 1,940,0 mg, vit. C 2 mg, kalium 436,5
gr, natrium 22 gr, dan serat 2,5 gr. DKBM sayur kangkung/100 gr memiliki
kalori 28 kkl, protein 3,4 gr, karbohidrat 3,9 gr, lemak 0,7 gr, vit. A 6300 IU,
vit. C 17 mg, kalium 250 gr, natrium 65 gr, dan serat : 2,5 gr.

Pada hasil praktikum buah diketahui bahwa jeruk memiliki berat 70


gr, tinggi 4,7 cm, diameter 5,50 cm, apel memiliki berat 121 gr, tinggi 4,8 cm,
diameter 6,4 cm.
warna kulit jeruk orange kehijauan, pada apel merah kekuningan,
tekstur permukaan kulit jeruk terasa sedikit kasar, dan pada apel terasa halus,
tidak terdapat kerusakan pada jeruk namun berbeda dengan apel yang terdapat
sedikit kerusakan akibat terbentur.
Pada uji kekerasan secara subjektif jeruk dan apel terasa lunak. BDD
jeruk 59% dan BDD apel 100%.
DKBM jeruk/100 gr memiliki kalori 45 kkl, protein 0,9 gr, karbohidrat
11,2 gr, lemak 0,2 gr, vit. C 49 mg, kalium 472,1 gr, natrium 4 gr, dan serat
1,4 gr. DKBM apel/100 gr memiliki kalori 58 kkl, protein 0,3 gr, karbohidrat
14,9 gr, lemak 0,4 gr, vit. A 3 IU, vit. C 5 mg, kalium 130,0 gr, natrium 2 gr,
dan serat 2,6 gr.
3. Teori

3.1 Prinsip Kerja


Sayur sawi dan kangkung dibagi menjadi 3 bagian dari panjang, sedang, dan
pendek. Sayur sawi dan kangkung di timbang menggunakan timbangan
makanan digital untuk mengetahui berat sayur. Kemudian siapkan jangka
sorong untuk mengukur diameter batang sayur, sedangkan penggaris untuk
mengukur panjang dan diameter daun sawi dan kangkung. Kemudian subjek
diamati warna, permukaan, kadar kotoran, bentuk, kerusakan, dan kekerasan
secara subjektif. Dan terakhir menentukan bagian sayur yang dapat dimakan
serta komponen zat gizinya dengan konversi DKBM.
Buah jeruk dan apel di timbang menggunakan timbangan makanan digital
untuk mengetahui berat buah. Kemudian siapkan jangka sorong untuk
mengukur tinggi dan diameter pada buah. Lalu ditimbang buahnya setelah
kulitnya dikupas untuk mengetahui BDD Kemudian diamati warna,
permukaan, kadar kotoran, bentuk, kerusakan, dan kekerasan secara subjektif.
Dan terakhir menentukan bagian sayur yang dapat dimakan serta komponen
zat gizinya dengan konversi DKBM.

4. Penelitian Sejenis
 Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir
tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan
penopang daun (Rukmana, 2002). Sawi berdaun lonjong, halus, tidak
berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya
berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).
Pada timun dan sawi, warna hijau disebabkan adanya kandungan
klorofil.
Hal ini sejalan dengan praktikum yang telah kami lakukan karena sifat
fisik dari batang sawi yang diamati juga mempunyai batang pendek,
beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan dan sawi yang diamati
pun mempunyai warna hijau segar dari kandungan klorofil sedangkan
dari daunnya juga berbentuk lonjong, halus, serta tidak berbulu.
 Pada jeruk, warna kulit dan buahnya berwarna orange. Warna tersebut
dihasilkan oleh pigmen karoten yang berasal dari golongan karotenoid.
Buahnya berbentuk bola tertekan berwarna orange kehijauan dengan
panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,2-0,3 cm dan daging buahnya
berwarna oranye (Anonymous, 2014).
Hal ini sejalan dengan praktikum yang telah dilakukan dengan jeruk
yang diamati juga memiliki warna orange yang berasal dari pigmen
karoten golongan karotenoid dengan sedikit hijau pada beberapa
bagian, namun juga terdapat perbedaan di pengukuran panjang jeruk
hal ini dapat disebabkan karena perbedaan besar ukuran jeruk yang
diamati.

5. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum kali ini yaitu :
1. Sayur sawi ukuran panjang, dengan berat 11 gr, panjang batang 33,5 cm,
diameter daun 12 cm, dan memiliki diameter batang 0,8 cm. Adapun sayur
sawi ukuran sedang, memiliki berat 2 gr, dengan panjang batang 23 cm,
diameter daun 6,4 cm, dan memiliki diameter batang 0,3 cm. Dan pengukuran
sawi ukuran pendek, memiliki berat 1 gr, dengan panjang batang 16 cm, serta
diameter daun 5,2 cm, dan diameter batang 0,3 cm.
2. Sayur sawi dan kangkung memiliki pengukuran yang berbeda-beda baik
dari segi berat, panjang, diameter daun, diameter batang dan sebagainya
sesuai dengan ukuran sayur tersebut. Serta sayur sawi dan kangkung juga
memiliki karakteristik yang berbeda seperti bentuk daun sawi lonjong bulat
sedangkan daun kangkung mempunyai bentuk lonjong meruncing.
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, D. S. (2017). KENDALA PRODUKSI APEL (Malus sylvestris Mill) Var.


MANALAGI DI DESA PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG.
Jurnal Produksi Tanaman , 198-207.

Gayu Putut Guritno, N. PENGAMATAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA


BUAH DAN SAYUR. Praktikum KBP Mahasiswa Ilmu dan Teknologi
Pangan .

Husaini, O. (2017). Karakterisasi Bahan Anti Browning dari Ekstrak Air Buah Jambu
Batu ( Psidium guajava Linn) pada Buah Apel Malang (Malus Sylvestris (L.)
Mill) . Jurnal Penelitian Pertanuan Terapan , 85-92.

Sifiari, E. (2009). Karakteristik Kangkung (Ipomoea repatans) Varietas


Sutera Berdasarkan Panduan Pengujian Individual. Buletin Plasma Nuthfah ,
49-53
LAMPIRAN I
SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN

Gambar 1.1 menimbang 100 butir beras Gambar 1.2 100ml beras

Gambar 1.3 Menimbang 100 butir jagung Gambar 1.4 100ml jagung

Gambar 1.5 100ml kacang hijau Gambar 1.6 menimbang 100 butir kacang hijau
Gambar 1.7 Pengukuran daya serap air dan rasio pengembangan
LAMPIRAN II
TELUR

Gambar 1.1 Menimbang telur Gambar 1.2 Mengukur tinggi telur

Gambar 1.3 Mengukur diameter telur


Gambar 1.4 Mengukur diameter albumin
Gambar 1.5 Telur yang sudah di pisahkan dengan kerabang

Gambar 1.6 Mengukur tinggi albumin Gambar 1.7 Mengukur diameter yolk

Gambar 1.8 Mengukur tinggi yolk Gambar 1.9 Mengukur kerabang telur
LAMPIRAN III
SAYUR DAN BUAH

Gambar 1.1 Mengukur panjang batanh Gambar 1.2 Mengukur Diameter


batang

Gambar 1.3 Menimbang sayur sawi Gambar 1.4 Mengukur tinggi batang
kangkung
Gambar 1.5 Diameter batang kangkung Gambar 1.6 Menimbang sayur
kangkung

Gambar 1.7 Menimbang apel Gambar 1.8 Mengukur Diameter Apel


Gambar 1.9 Kerusakan Apel Gambar 1.10 Mengukur tinggi
Apel

Gambar 1.11 Menimbang Jeruk Gambar 1.12 Mengukur diameter jeruk

Anda mungkin juga menyukai