Dibuat Oleh:
Arnoldus (010342000)
Dio Yosef (01034200026)
Farren Christy (01034200035)
Natanael Nayawijaya (01034200022)
1
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Beras
Parameter Kualitas
Beras Sumo (%) Beras Curah (%)
Batu - 0,89
2
terjadi oksidasi lipid dan perpindahan pigmen di dalam bran dan husk ke dalam
beras.
Kerusakan pada beras juga dapat disebabkan oleh infestasi serangga
dimana pada suhu penyimpanan 27.5℃ - 30℃ pada kelembaban relatif 70%
Sitophilus Oryzae dapat bertumbuh dengan optimal dan hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada beras (Casem, 2017). Semakin banyak jumlah
serangga maka semakin banyak beras yang patah dan berkapur. Hal ini
disebabkan oleh kutu yang akan melubangi butir beras sehingga beras akan
berkapur untuk memasukan larva kutu di dalam butir beras, dimana larva kutu
yang bertambah besar akan keluar dari beras dan hal ini menyebabkan beras
patah. (Ratnawati et al., 2013).
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Mutu Beras
Beras merupakan bahan pangan pokok dengan kandungan karbohidrat
sebagai kandungan nutrisi utama. Selain dari karbohidrat, beras mengandung
protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air. Kelengkapan nutrisi pada beras
merupakan penyebab terjadinya kerusakan dan penurunan mutu beras. Selain itu,
penurunan beras pada umumnya dapat disebabkan oleh kondisi penyimpanan
yang tidak tepat. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan beras secara fisik,
kimia, dan biologis seperti perubahan nutrisi, organoleptik dan banyaknya
mikroorganisme maupun serangga yang akan merusak beras dan menurunkan
mutu beras melalui melubangi dan memakan beras sehingga beras akan menjadi
pecah-pecah, remuk, mengalami perubahan warna, serta menimbulkan
kontaminasi (Kamsiati, 2018).
Dalam proses penyimpanan beras, terdapat proses perubahan secara fisik,
kimia, dan biologi yang menyebabkan beras mengalami penyusutan kualitas dan
kuantitas. Proses penyimpanan beras sangat menentukan kualitas dari beras yang
dihasilkan. Selama proses penyimpanan, penurunan mutu beras dapat disebabkan
oleh suhu, kelembapan, lama penyimpanan, kadar air awal beras, sistem aerasi,
dan aktivitas mikroorganisme serta pertumbuhan kutu beras. Suhu dan
kelembaban penyimpanan yang sesuai dengan pertumbuhan optimal kutu dapat
mengakibatkan penurunan mutu beras berlangsung dengan sangat cepat. Selain
itu, kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan terabsorbsinya uap air ke dalam
3
beras, sedangkan rendahnya kelembaban akan mengakibatkan uap air teradsorpsi
ke luar dari beras. Seiring dengan penyimpanan, beras dengan butir kuning akan
terus bertambah diakibatkan oleh reaksi maillard melalui reaksi antara gugus
karbonil yang reaktif dari glukosa dengan gugus amino yang bersifat nukleofilik
dari asam amino (Ratnawati et al., 2013).
2.4 Pengaruh Kadar Air Terhadap Mutu Beras
2.5 Cara Mempertahankan Mutu Beras
4
DAFTAR PUSTAKA
Kamsiati, E. 2018. Karakteristik Fisik dan Kimia Beras Indigenous dari Lahan
Pasang Surut di Kalimantan Tengah. Jurnal Pangan, 27(2), 107–116.
https://doi.org/10.33964/jp.v27i2.366
Millati, T., Pranoto, Y., Bintoro, N., dan Utami, T. 2017. Pengaruh Suhu
Penyimpanan Pada Gabah Basah yang Baru Dipanen terhadap
Perubahan Mutu Fisik Beras Giling. Jurnal Agritech 37 (4): 477-485.
DOI:http://doi.org/10.22146/agritech.12015.
Ratnawati, Djaeni, M., dan Hartono, D. 2013. Perubahan Kualitas Beras Selama
Penyimpanan.Jurnal Pangan, 22(3), 199–208.