“ Pati Jagung ”
Disusun oleh :
Randemen = x 100%
= x 100%
Sampah : 55 gr
Pengecilan ukuran
Bagus : 942 gr
Bahan : 493 gr
Pencampuran
Air : 1. 479 ml
Ekstraksi 269,79gram
Pengeringan 26,79gram
Tertahan :7,12
Penyaringan gr
Lolos :18,39 gr
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum pembuatan pati dari bahan
jagung, dengan tujuan melakukan praktikum ini yaitu, untuk mengetahui memproduksi
pati dari bahan berkarbohidrat, mengidentifikasi unit operasi yang terlibat dalam produksi
pati, untuk mengetahui persentase hasil pemisahan (ampas kering, pati kering, pati halus
dan pati kasar), untuk membuat dan menghitung neraca bahan pada setiap unit operasi,
dan untuk menghitung rendemen pati. Pada pengolahan pati jagung ini memiliki tahap
pengerjaan diantaranya yaitu, pembersihan, perendaman, pengupasan, pemisahan lembaga,
ekstrak pati, pengeringan, penggilingan dan pengayakan. Pada proses perendaman dan
pengupasan ini bertujuan untuk Perendaman bertujuan untuk melunakkan biji jagung,
sehingga memudahkan pemisahan kulit dan lembaga tanpa banyak kehilangan pati. Selain
itu perendaman dapat mereduksi kegiatan bakteri yang akan memasuki proses
penggilingan dan dapat menghilangkan bagian yang larut pada biji.
Dari hasil setiap shif pada pembuatan pati ini didapatkan rendemen nya yaitu,
12,69% , kemudian pada Indetifikasi rendemen dalam produksi Pati didapatkan 4
parameter yaitu ampas kering, Pati kering, Pati kering, Pati halus, dan Pati kasar.
kestabilan tekstur yang baik dalam sistem pangan, tetapi memiliki ketahanan yang rendah
terhadap proses pengadukan dan proses yang melibatkan panas. Selain itu memiliki
keterbatasan untuk mengalami retrogradasi dan tidak dapat membentuk gel yang kaku
kecuali pada konsentrasi yang tinggi. Pada peroses pengeringan pati untuk mengurangi
kadar air, Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada
bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada
bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang,
dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam
persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan,
karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir
untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
Warna pati yang didapatkan adalah putih hal ini karena warna daging jagung
berwarna putih. Pati ini disebut juga dengan granula dimana pada granula ini jika
dicampurkan dengan air panas maka akan, Granula pati tidak larut dalam air dingin tetapi
akan mengambang dalam air panas. Apabila suspense pati dipanaskan sampai suhu 60-
70oC granula pati yang berukuran relatif besar akan membengkak sangan cepat. Jika suhu
pemanasan terus meningkat, granula yang lebih kecil ikut membengkak hingga seluruh
granula pati membengkak secara maksimal. Bentuk mikroskopis granula menandakan
sumber patinya. Konstituen utama pati adalah amilosa (15-20%) yang mempunyai struktu
helis tak bercabang dan mmemberikan warna biru dengan iodin serta denga jelas
cenderung terjadi retrogradasi dan amilopektin (80-85%) yng tersusun dari rantai
bercabang dan hanya memberikan warna merah dengan iodin karena tidak terbentuk heliks
serta sedikit cenderung terjadi retrogradasi
BAB IV
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
1. Unit operasi yang terlibat dalam produksi pati yaitu meliputi pengecilan ukuran,
pencampuran, ekstraksi, pengeringan dan penyaringan.
2. Pati yang kami dapatkan dari produksi pati kentang 1 kg sebesar ampas kering
142,42 gram, pati kering 59,56 gram, pati halus 57,36 gram, dan pati kasar 2,2
gram.
3. Neraca bahan masuk dan keluar pada setiap unit operasi harus ditambah dan
dikurang.
4. Rendemen yang kami peroleh pada produksi pati yaitu ampas kering 15,456 %, pati
kering 6,463 %, pati halus 6,224 %, dan pati kasar 0,239 %. Dengan menggunkan
rumus perhitungan :
Rendemen = x 100 %
6.2.Saran
Praktikan seharusnya lebih memahami langkah kerja pada proses praktikum
pembuatan pati agar proses praktikum dapat berjalan dengan lancar dan meminimalisir
kesalahan pada proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
De Man. J.M. 2015. Principles of Food Chemistry Third edition, An Aspen Publication.
Gaithersburg.
Soekarto, S.T, Lily, P dan Maya A. 2012. Peningkatan Nilai Tambah Tepung Sagu dengan
Proses Modifikasi Pati untuk Bahan Dasar Industri Pangan dan Non Pangan.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Suyatma, Nugraha. 2014. Analisis Warna. Bogor: Fakultas Teknologi Pangan IPB.
Winarno, F.G. 2016. Ilmu Gizi dan Pangan. PT. Gramedia, Jakarta.