Disusun Oleh :
1.2. Tujuan
1. Memproduksi pati dari bahan berkarbohidrat
2. Mengidentifikasi unit operasi yang terlibat dalam produksi pati
3. Menghitung persentase hasil pemisahan (ampas kering, pati kering, pati halus dan pati
kasar)
4. Membuat dan menghitung neraca bahan pada setiap unit operasi
5. Menghitung rendemen pati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengecilan Ukuran
902,4 gr
Pencampuran 853,1 gr
Ektraksi 214,15 gr
Pengeringan 324,74 gr
Penyaringan 360,9 gr
Talas
(1044,4 gr)
Pemarutan
(853,1 gr)
Penyaringan Ampas
3.353,1 gr (360,9 gr)
Rendemen pati
(24,58 % ¿
4.2 Tabel Pengamatan Shift Rabu, Jam 08.00
“Belum Mengumpulkan Lapsem”
Bahan terpakai :
892,05 gr
Pengecilan ukuran Bahan tidak
terpakai : 100,01
gr
pencampuran - - -
Ekstraksi 146,6 gr 146,6%
Penyaringan 62 gr 62%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan praktikum kali ini kami melakukan pengamatan tentang produksi
pati dari bahan berkabohidrat kami menggunakan komoditi talas. Pada kesempatan praktikum
kali ini merupakan praktikum dengan menggunakan satuan operasi paling lengkap yang telah
kami lakukan sebelumya seperti meliputi pengecilan ukuran, pencampuran, pengeringan, dan
penyaringan. Sebelum melaksanakan praktikum kali ini praktikan diharuskan untuk
menerapkan kembali cara kerja dari praktikum sebelumnya. Setelah itu praktikan dituntut
untuk mengerti apa yang dimaksud dengan pati dan penggunaannya pada industri pangan. Pati
adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, terdiri atas amilosa dan amilopektin.
Pemanfaatan pati asli masih sangat terbatas karena sifat fisik dan kimianya kurang
memungkinkan untuk dimanfaatkan secara luas.
Tahap pertama yang kami lakukan pada praktikum ini yaitu pengecilan ukuran
menggunakan alat yang sederhana yaitu parutan. Seperti yang sudah diketahui bahwa
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik, sesuai dengan litelatur
(Sabariman, 2012). Menjelaskan bahwa pengecilan ukuran adalah proses atau sistem operasi
dalam teknologi pangan yang mengubah ukuran bahan pangan dari bentuk yang besar ke
bentuk atau ukuran yang lebih kecil. Bentuk akhir setelah bahan mengalami proses pengecilan
ukuran dapat berupa tepung/bubuk, butiran, irisan atau potongan bahan sesuai dengan
pengecilan ukuran yang diinginkan. Contoh alat-alat yang digunakan untuk proses pengecilan
ukuran adalah mesin penggiling, parutan, mesin atau alat pengiris. Sebelum pemarutan
dilakukan kami sudah memisahkan bagian daging talas dengan bagian yang terpakai yaitu
kulit karena masih menggunakan alat pengecilan yang masih sederhana seperti parutan pada
tahap ini kami membutuhkan waktu yang lama. Berat awal sebelum pemisahan bahan yang
tidak terpakai yang kami gunakan yaitu sebesar 1 kg dan setelah pemarutan kami mengetahui
pengurangan bahan menjadi 902,4 gram.
Tahap kedua yang kami lakukan yaitu pencampuran. Pencampuran adalah sebagai
proses dimana dua atau lebih komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar
diperlakukan sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat
mungkin dengan partikel bahan atau komponen lain. Pada tahap yang kedua ini kami
mencampurkan talas yang sudah diparut dengan air. Berat talas sebesar 902,4 gram dan berat
air sebesar 2.500 ml dan setelah pencampuran dengan air kami melakukan ekstraksi atau
penyaringan untuk memisahkan ampas dengan rendeman air pati talas. Kami mendapatkan
hasil bahwa berat ampas sebesar 360,9 gram dan berat air rendemen pati kentang sebesar
2.992,2 gram.
Tahap ketiga yang kami lakukan setelah pencampuran dan ekstraksi/penyaringan yaitu
pengendapan. Pengendapan bertujuan yaitu untuk memisahkan bagian atau komponen air
dengan asta. Air dibagian atas endapan dipisahkan dengan endapan, air tersebut disimpan di
wadah yang lain. Tahap pengendapan ini kami lakukan selama 24 jam. Setelah pengendapan
kami melakukan pemisahan pati yang telah mengendap dengan air rendemen dan kami
mendapatkan pati yang masih basah sebesar 214,15 gram. Setelah mendapatkan pati kentang
yang masih basah kami melakukan pengeringan dengan menggunakan oven dengan suhu 80o
C selam 60 menit. Setelah pengovenan selama 60 menit kami mendapatkan penurunan pada
pati menjadi 360,9 gram.
Tahap yang terakhir yang kami lakukan pada praktikum kali ini yaitu penyaringan pati
menggunakan 80 mesh. Tahap penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan pati kasar dan
pati yang halus. Setelah melakukan penyaringan kami mendapatkan berat pati halus 179,81
gram dan pati kasar 2,08 gram.
BAB IV
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Unit operasi yang digunakan dalam produksi pati yaitu meliputi pengecilan ukuran,
pecampuran, ekstraksi, peneringan dan penyaringan.
2. Pati yang kami dapatkan dari proses produksi pada talas sebanyak 1 kg didapatkan
ampas kering 324,74 gram, pati kering 209,68 gram, pati halus 179,81 gram, dan pati
kasar 2,08 gram.
3. Perhitungan proses pemasukan dan pengeluaran bahan pada neraca di setiap unit
operasi
4. Dalam menghitung rendemen pati menggunakan rumus
berat bahan kering
Rendemen= x 100 %
berat bahan segar
6.1 Saran
Dalam melaksanakan praktikum, saran saya agar semua praktikan dapat melakukan
praktikum dengan serius, tetap menjaga kebersihan laboratorium dan menjaga protokol
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, D., Budiyati, C.S., dan Kumoro, A.C. 2014. Modifikasi Tepung Umbi Talas
Bogor (Colocasia esculentum (L) Schott) Dengan Teknik Oksidasi Sebagai
Bahan Pangan Pengganti Tepung Terigu. Reaktor, vol. 15, no. 1, hal. 1-9.
Astuti, Santi Dwi., Andarwulan, Nuri., Fardiaz, Dedi., Purnomo, Eko Hari. 2017.
Karakteristik Tepung Talas Varietas Bentul Dan Satoimo Hasil Fermentasi
Terkendali Dengan Inokulum Komersial. Jurnal Teknologi & Industri Pangan . 28
(2) : 180-193.
Kumoro, Andri Cahyo., Diah Susetyo Retnowati., Catarina Sri Budiyati. 2011. Removal of
Cyanides from Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) Tuber Chips using Leaching
and Steaming Techniques. Journal of Applied Sciences Research, 7(12): 2140
2146.
Saputro, M. A., Kurniawan, A., & Retnowati, D. S. (2012). Modifikasi pati talas dengan
asetilasi menggunakan asam asetat. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1),
258-263.
Suhery, W. N., Anggraini, D., & Endri, N. 2015. Pembuatan Dan Evaluasi Pati Talas
(Colocasia esculenta Schoot) Termodifikasi dengan Bakteri Asam Laktat
(Lactobacillus sp). Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(2), 207-214.
Wira Noviana Suhery, Deni Anggraini & Novtafia Endri. 2015. Pembuatan Dan Evaluasi
Pati Talas (Colocasia esculenta Schoot) Termodifikasi dengan Bakteri Asam
Laktat (Lactobacillus sp). Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(2), 207-214.
LAMPIRAN
Pemarutan bahan
Pengupasan bahan
Pencampuran bahan Penyaringan bahan