Anda di halaman 1dari 25

BAB I

1.1 Latar Belakang


Bagi Indonesia tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyrakat, juga sebagai sumber perolehan devisa Negara. Indonesia merupakan salah satu
produsen utama minyak sawit.
Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industry karena memiliki susunan dan
kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit
sebagai bahan baku adalah industry pangan serta industry nonpangan seperti kosmetik dan
farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Salah satu proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah proses pengepresan (screw
press) yang mempunyai tujuan memisahkan minyak dengan mudah dari daging buah dengan
kerugian sekecil-kecilnya. Ada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai
alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak
terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah berlawanan tertahan
oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada didalam sebuah selubung baja yang
disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya. Dengan
demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press
cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu expression?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi expression?
3. Mesin apa saja yang digunakan pada proses expression?
4. Apa itu minyak kelapa sawit?
5. Bagaimana proses pembuatan minyak kelapa sawit?
6. Mesin apa saja yang digunakan pada proses produksi minyak kealapa sawit?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui apa itu expression.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses expression.
4. Untuk mengetahui mesin-mesin yang digunakan pada proses expression.
5. Untuk mengetahui apa itu minyak kelapa sawit.
6. Untuk mengetahui proses pembuatan minyak kelapa sawit.
7. Untuk mengetahui mesin yang digunakan pada proses produksi minyak kelapa sawit.
BAB II

2.1 Pengertian Metode Expression

Ekspresi merupakan salah satu metode pemisahan larutan tanpa menggunakan pelarut.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak dilakukan perlakuan pendahuluan seperti
pengecilan ukuran, penghancuran dan pemanasan.  

Pada ekspresi atau ekstraksi suatu bahan padat yang larut, penganggapan bahwa seluruh
bahan yang larut dilarutkan dalam suatu tahap, akan mempengaruhi penyelesaian pemisahan
yang dikehendaki. Akan tetapi adalah tidak mungkin untuk memisahkan seluruh bahan cair dari
bahan padat. Oleh karena  bahan padat menahan sebagian larutan, dan kandungan bahan yang
terlarut didalam larutan yang tertahan ini harus sangat menurun dengan tahap persentuhan.(Earle,
1969)

Bahan yang mengandung lemak atau minyak mengalami perlakuan pendahuluan,


misalnya dipotong-potong atau dihancurkan.Kemudian dipres dengan tekanan tinggi
menggunakan tekanan hidrolik atau screw press. Dengan cara ini, minyak tidak dapat seluruhnya
diekstraksi. Kadang-kadang bungkil  dipres lagi dengan menggunakan filter
press (Winarno,1982)

Ekstraksi merupakan unit proses memisahkan cairan solid dengan menggunakan daya
kompresi (daya tekan) dan sering diterapkan dalam industri makanan dan minuman. Ada tiga
cara pemisahan campuran dari cairan solid-cair, yaitu : (1). Penekanan hidrolik, (2). Penekanan
roller, dan (3). Penekanan screw. Tekanan hidrolik banyak digunakan pada industri pengolahan
sari buah. Sedangkan roler biasanya digunakan untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dalam
pembuatan gula pasir. Penekanan screw disamping digunakan pada pemisahan sari buah juga
dipakai dalam pemisahan minyak makan, demikian pula dengan penekanan hidrolik yang dipakai
untuk proses batch sedangkan roller dan screw untuk proses kontinyu (Wirahadikusumah, 1992).

2.1.1Pengepresan Mekanik (mechanical expression) 


Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,terutama untuk
bahan bahan yang berasal dari biji-bijian.Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari
bahan yang berkadar minyak tinggi(30-70%).Pada pengepresan mekanis ini diperlukan
perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya.Perlakuan
pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan penggilingan serta tempering
atau pemasakan. Dua cara umum dalam pengepresan mekanis,yaitu:

a.Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing)


Pada cara hydraulic pressing,bahan di press dengan tekanan sekitar 2000pound/inch2 (140,6
kg/cm = 136 atm).Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung pada
lamanya pengepresan,tekanan yang dipergunakan,serta kandungan minyak dalam bahan
asal.Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi antara 4 sampai 6
persen,tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidrolik.

Gambar6. hydraulic press


Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan mekanis
dapat dilihat pada gambar.
Gambar 7. Skema cara memperoleh minyak dengan pengepresan

b.Pengepresan Berulir (Expeller Pressing)


Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan
atau tempering.Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240°F (115,5°C) dengan tekanan
sekitar 15-20 ton/inch2.Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5
persen,sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak antara 4-5 persen.

Gambar8.expeller pressing
Cara lain dalam mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak
atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau
dengan sentrifugasi.

2.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Expression


BAB III
3.1 Jenis Mesin Pengepresan

Alat pengepresan digunakan untuk mengekstrak bahan agar keluar sari-


sarinya/minyaknya dengan gabungan dari size reduction untuk memaksimalkan produk, alat-alat
pengepresan diantaranya:

1. Belt Press

Keterangan:

1. Sludge feeding tank


2. Sludge feeding
3. Drive rollers
4. High pressing rollers
5. Low pressing rollers
6. Belt tensioning rollers
7. Tracking rollers
8. Belt washing system

Cara kerja mesin ini yaitu produk dimasukkan melalui kotak makanan dan
didistribusikan terus menerus secara seragam diatas belt yang lebih rendah.
Selanjutnya dalam irisan zona un upper, belt memberikan suatu tekanan
permukaan terus meningkat pada produk, sehingga membentuk sebuah filter cake
stabil. Proses dewatering berlanjut di zona menekan dengan tahap pertama
memeanfaatkan rol L-profil yang menyediakan untuk debit cepat cairan
dipisahkan ke samping. Dalam tahap kedua, produk ditekan melalui beberapa rol
pres dengan penurunan diameter rol. Dengan bergantian tekanan dan tegangan
geser, produk dikeringkan dengan cepat sampai kering optimal. Sebagai pilihan,
ada rol tersedia untuk tekanan linear dan perifer untuk optimasi lebih lanjut dari
proses efisiensi. Untuk mempertahankan kapasitas tinggi yang konsisten, belt
dibersihkan dengan menggunakan nosel penyemprot tekanan tinggi. Mesin ini
bisa digunakan untuk sayur dan buah-buahan.

2. Screw Press
Alat pengepress jenis ini memanfaatkan putaran dari  double scew press dan scew
press cage untuk mengekstraksi minyak keluar dari gumpalan fibre yang telah dilumatkan
di digester. Pengekstrasian minyak ini juga dibantu dengan adanya tekanan kedepan dari
adjusting cone dengan memanfaatkan tenaga hidrolik.
Terdapat tiga tipe Screw Press yang umum digunakan dalam PKS
yaitu Speichim, Usine de Wecker dan Stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai pengaruh
yang berbeda-beda terhadap efisiensi pengempaan. Alat kempa Speichim memiliki feed
screw, sehingga kontinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan
adonan yang masuk berdasarkan grafitasi. Kontinuitas adonan yang masuk
kedalam screw pressmempengaruhi volume ulir yang parallel dengan penekanan ampas,
jika kosong maka tekanan akan kurang dan oil losses dalam ampas akan tinggi. Melihat
kondisi ini beberapa pabrik pembuat screw press menggunakan feed screw, karena
disamping pengisian yang effektif juga melakukan pengempaan pendahuluan dengan
tekanan rendah sehingga minyak keluar. Hal ini akan membantu daya kerja dari screw
press, karena kandungan minyak telah berkurang, yang sering mengganggu
dalam pengepresan yaitu membuat kenaikan bahan padatan bukan minyak dalam cairan
Penggunaan feed screw akan menimbulkan pertambahan investasi dan biaya
perawatan yang lebih besar. Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan
perhatian yang lebih intensif.
Type Stork memproduksikan alat press yang terdiri dari alat menggunakan feed
screw dan tanpa feed screw. Sedangkan Usine de Wecker tidak dilengkapi dengan feed
screw.
Screw press terdiri dari single shaft dan double shaft yang memiliki kemampuan
press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya kapasitasnya
lebih tinggi dari single shaft.

Bagian utama screw press adalah

• Double screw
Terbuat dari bahan baja tuang  dengan ukuran yang berbeda tergantung kapasitas olah
yang dilayani. Satuan kapasitas screw press adalah Ton TBS/Jam. Umumnya dalam
membeli spare part screw dipasaran ditentukan  jam kerja yang mampu dicapai alat
tersebut hingga penggantian berikutnya (kecuali jika screw patah).

• Press silinder
Disebut juga press cage yang terbuat dari plat baja yang diperkuat dengan tulangan
plat mild steel setebal 8 mm. Pres silinder berbentuk kaca mata yang bagian
tengahnya terhubung. Press silinder dapat juga disebut saringan, dimana fibre/serabut
daging buah sawit tidak terikut ke cairan minyak yang telah dipress.

• Casing/Body
Terbuat dari plat mild steel minimal 10 mm berbentuk kotak dengan dilengkapi pintu
sebelah kanan, kiri dan atas. Dibagian atas ada 2 pintu yaitu 1 pintu untuk melihat
kondisi press silinder & satu pintu/lubang untuk menghubungkan screw press dengan
corong umpan dari digester.

• Gear Box
Terdapat dibagian belakang body screw press yang didalam nya terdapat primary dan
secondary screw yang dihungkan dengan gear agar putaran double screw saling
berlawanan arah. permasalahan yang sering terjadi di gearbox yaitu sering patahnya
bearing as akibat over pressure, minyak pelumas kurang bahkan mungkin juga akibat
kualitas bearing yang tidak sesuai. Disisi gearbox umumnya dilengkapi dengan selang
sight glass untuk melihat level pelumas dari luar dan dilengkapi dengan lubang intip
dibagian atas untuk melihat kondisi bearing.

• Hydraulic double cone


Merupakan alat yang ditambahkan kesistem screw press untuk memberikan tekanan
lawan terhadap daya dorong double screw di fibre/ampas kempa,dengan ditekannya
ampas kempa oleh hydraulic double cone maka minyak akan keluar dari massa
pressed melalui press silinder.
3. Hidraulik Press

Konsep mesin pres hidrolik didasarkan pada teori Pascal, yang menyatakan
bahwa ketika tekanan diterapkan pada cairan dalam sistem tertutup, tekanan di seluruh
sistem selalu tetap / konstan. Dengan kata lain,mesin pres hidrolik adalah mesin yang
memanfaatkan tekanan yang diberikan pada cairan untuk menekan, mengepres,
membentuk sesuatu.
Pada cara hydraulic pressing,bahan di press dengan tekanan sekitar
2000pound/inch2 (140,6 kg/cm = 136 atm).Banyaknya minyak atau lemak yang dapat
diekstraksi tergantung pada lamanya pengepresan,tekanan yang dipergunakan,serta
kandungan minyak dalam bahan asal.Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada
bungkil bervariasi antara 4 sampai 6 persen, tergantung dari lamanya bungkil ditekan
dibawah tekanan hidrolik.
4. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing)

Expeller
press berfungsi untuk mengekstraksi minyak dan lemak dari kopra. Prinsip kerjanya ,
yaitu karena putaran srew atau worm secara kontinu akan mendorong bahan ke depan
pada ruang horizontal, dan pada saat yang sama menghasilkan tekanan yang cukup untuk
mengeluarkan lemak dan minyak.
Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari
proses pemasakan atau tempering.Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240°F
(115,5°C) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2.Kadar air minyak atau lemak yang
dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang dihasilkan masih
mengandung minyak antara 4-5 persen.
BAB IV
4.1 Sejarah Minyak Kelapa Sawit
Manusia telah menggunakan minyak sawit sejak kurang lebih 5000 tahun yang
lalu. Bukti arkeologi berupa sebuah zat yang diketahui awalnya berupa minyak sawit,
ditemukan pada akhir abad ke-19 pada sebuah kuburan di Abydos, Mesir, bertanggal
3000 SM. Diperkirakan bahwa pedagang Arab yang telah membawa minyak sawit ke
Mesir.
Minyak sawit dari 'Elaeis guineensis telah dikenal sejak lama di Afrika
Baratdan Afrika Tengah sebagai minyak goreng. Pedagang Eropa Berdagang dengan
penduduk Afrika Barat untuk mendapatkan minyak sawit untuk digunakan sebagai
minyak goreng di Eropa. Minyak sawit lalu menjadi komoditas yang paling dicari
oleh pedagang Britania Raya ketika itu untuk digunakan sebagai pelumas mesin di
era Revolusi Industri. Minyak sawit adalah bahan utama
pembuatan sabun dandeterjen di perusahaan Unilever ketika perusahaan itu masih
bernama Lever Brothers.
Sejak tahun 1870an, minyak sawit menjadi ekspor utama beberapa negara di
Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria meski saat ini komoditas pertanian utama
negara itu telah digantikan oleh kakao.

4.2 Minyak Kelapa Sawit


Minyak sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel yang
didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis
guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit
secara alami berwarna merah karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak
sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari
inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga berbeda denganminyak kelapa yang
dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak
inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar
lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit
81%, dan minyak kelapa 86%.
Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi.
Minyak sawit berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki
beberapa jenis lemak jenuh asam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam
stearat (5%), danasam palmitat (44%). Minyak sawit juga memiliki lemak tak
jenuh dalam bentukasam oleat (39%), asam linoleat (10%), dan asam alfa
linoleat (0.3%). Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung
kolesterol meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan
kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat
metabolisme asam lemak dalam tubuh. Minyak sawit juga GMO free, karena tidak
ada kelapa sawit termodifikasi genetik (GMO) yang dibudidayakan untuk
menghasilkan minyak sawit.
Minyak sawit adalah bahan memasak yang umum di negara tropis di Afrika, Asia
Tenggara, dan sebagian Brasil. Penggunaannya dalam industri makanan komersial di
belahan negara lain didorong oleh biaya produksinya yang rendah[7]dan kestabilan
oksidatifnya ketika digunakan untuk menggoreng.
Maraknya perkebunan sawit telah mengundang kekhawatiran aktivis lingkungan
karena besarnya penghancuran hutan untuk melakukan pertanian monokultur kelapa
sawit. Perkebunan sawit ini telah menyebabkan hilangnya habitat orang utandi
Indonesia, yang merupakan spesies yang terancam punah. Pada tahun
2004, Roundtable on Sustainable Palm Oil(RSPO) dibentuk untuk mengarahkan
kekhawatiran tersebut. Malaysia sejak 1992 telah membatasi ekspansi perkebunan
sawit di wilayahnya dengan menerapkan peraturan batas minimum lahan negara
sebagai hutan.
4.4 Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Tandan buah segar (TBS) yang dipanen dikebun diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit
dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukkan ke dalam Loading Ramp, tandan buah segar
tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (weighing brigae). Perlu
diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah
(TBS) yang diolah dalam pabrik, sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi
menekan kehilangan didalam pengolahannya, sehingga kualitas hasil tidak semata-mata
tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik. Secra garis besar diagram alir dari proses
pengolahan kelapa sawit dan neraca material balance pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada
gambar 1 dan 2 dibawah.
Informasi diagram alir tersebut sebagai berikut :
Perebusan
Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat
dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan kedalam sterilizer, yaitu bejana
perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm 2. Proses
perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas
minyak.
Disamping itu, itu juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan
pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung
selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton
TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikitan pada
temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang
sudah di rebus dimasukkan ke dalam threser dengan menggunakan Hoisting Crane.
Perontokan Buah Dari Tandan
Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan
prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit
conveyor ke digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat
yang digunakan disebut threser dengan drum berputar (rotari drum threser). Hasil stripping tidak
100%, artinya masih ada berondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut
dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double
Threshind”. Sistem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB
yang keluar dari Thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk threser kedua yang
selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk
sampingan.
Digestion            
Brondolan yang sudah terpipil selanjutnya ditampung oleh fruit elevator dan dibawa oleh
distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap-tiap digester. Di dalam digester buah dilumat
dan diaduk untuk memisahkan antara daging buah (mesokarp) dengan biji. Proses pelumatan
biasanya berlangsung selama 30 menit.
Pressing             
Brondolan yang sudah dilumatkan kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw
press). Proses ini untuk mendapatkan minyak kasar dari mesokarp buah. Dari proses ini
diperoleh minyak kasar, ampas, dan biji. Biji yang bercampur dengan serat akan dimasukkan ke
alat cake breaker conveyor untuk dipisahkan antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar
akan dialirkan ke stasiun pemurnian.

Clarification
Minyak kasar yang dihasilkan harus segera dimurnikan agar tidak menurunan kualitas minyak
akibat proses hidrolisis dan oksidasi. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dilakukan
dengan sistem pengendapan, sentrifugasi, dan penguapan.

4.3. Mesin yang Digunakan Pada Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

1. Vacum Drayer

Vacum dryer adalah alat yang


berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan dalam kondisi hampa
udara. Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan
kadar kotoran 0,013 – 0,015%. Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah
minyak, pertama minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak terhisap kedalam tabung melalui
pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar kedalam tabung hampa.
Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk kedalam kondensor 1, sisa uap
kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk kedalam kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh
ejector 3 dan dibuang ke atmosper atau udara. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2
langsung dibuang. Minyak ditampung di Tangki Minyak produksi (oil transfer tank )dan
selanjutnya dipompakan ketangki timbun.

2. Saringan Bergetar

Saringan Bergetar (Vibrating


Screen) Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak
kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke bottom
cross conveyor untuk diproses kembali. Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar
(Crude Oil Tank / Bak RO). Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan
masing-masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat bawah
memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu penyaringan masa
minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C. Hal – hal yang perlu diperhatikan :

1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan dalam tangki mempinyai perbandingan 1
bagian minyak dan 2 bagian lumpur ( sludge ).

2) Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit. 


3. Boiler

Boiler adalah alat yang di gunakan


untuk menghasilkan steam.

Langkah persiapan yang harus dilakukan :

1) Yakinkanlah bahwa semua bagian-bagian yang berputar dan bergerak/bergeser telah


diberi minyak pelumas secukupnya.
2) Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan periksa secara berhati-hati kondisi roster,
kondisi dinding dapur, dan nozel udara apakah ada kemungkinan tersumbat.
3) Yakinkanlah bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi dengan
sempurna.
4) Periksa semua damper pengatur udara untuk dicoba dan diteliti ratio (perbandingan)
pembukaan alat penyetel dengan posisi damper. Buka penuh damper Induced Draft fan.
5) Periksa kwantity (jumlah) bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk
pengoperasian awal.
6) Operasikan peralatan pengisi bahan bakar dalam keadaan kosong untuk meneliti
fungsinya. Selanjutnya masukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar hingga merata diatas
rangka bakar dan lakukan pengapian untuk pemanasan awal dengan tanpa
mengoperasikan komponen-komponennya kecuali Instrument Panel.
7) Untuk pengoprasian ketel, pada saat pemanasan awal keterangan blow down pada
header Atas dan kerangan starting valve harus terbuka penuh. Kedua kerangan ini boleh
ditutup penuh setelah main steam valve (kerangan utama) dibuka. 

4. Digester

Fungsi dari digester adalah :

a) Untuk melepaskan daging buah dari nut (biji )

b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya

c) Untuk menaikkan temperature buah

d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah


e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga mengurangi volume
pengempaan .

Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-
pisau pengaduk. Dalam digester terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di
gerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan,
dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa keluar dari
ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan pencacahan/pelumatan diperlukan panas
90-95oC, yang menggunakan tekanan uap langsung sebesar 3 kg/cm2. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi pengadukan, yaitu :

a) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah sulit dilepas dari
nut dan sulit dilumat.

b) Volume digester minimal ¾ penuh

c) Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit.

d) Temperature yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena
kekentalan minyak rendah.

5. Sentripusi Sludge (Sludge Separator)


Sentripusi Sludge (Sludge Separator) Sentripusi Sludge berfungsi untuk mengutip
minyak yang masih terkandung dalam sludge. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat
jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (paringan
disc) menuju reclaimed oil tank dan kemudian akan di pompakan ke tangki pemisah (continuous
settling tank). Cairan dan sludge yang berat jenisnya lebih besar terdorong kebagian dinding
bowl dan keluar melalui nozzle. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pengoperasiannya, yaitu
:

1. Suhu sludge yang masuk harus di kontrol sekitar 90-950C

2. Penambahan air uuntuk dilusi harus menggunakan air panas

3. Setiap empat jam dilakukan pencucian bowl

4. pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap hari 

6. Screw Press

Screw Press Screw press adalah


alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah dan biji. Alat ini terbuat
dari sebuah tabung berlubang-lubang yang di dalamnya terdapat dua buah screw yang pada
ujungnya terdapat konus yang dapat maju mundur secara hidrolis. Massa yang keluar dari ketel
adukan melalui feed screw (sebagian minyak keluar) masuk ke dalam main screw lalu ditampung
dalam talang minyak oil gutter. Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada
feed screw dilakukan injeksi uap pada digester dan penambahan air panas pada temperatur 90-
95oC. Ampas akan diolah untuk mendapatkan inti (kernel). Pelumatan pada screw press
memakai air pengencer yang berfungsi untuk mempermudah pemerasan minyak pada fibre, hal
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pengentalan (emulsi). Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam pengempaan :

1) Pada pengempaan dilakukan injeksi uap dan air panas pada temperature 90-95oC.

2) Penekanan harus dilakukan berangsur – angsur dari tekanan rendah ke tekanan tinggi ±40 bar.

Tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan:

1) Jumlah biji pecah bertambah

2) Jumlah serat – serat halus yang terikut minyak bertambah sehingga mempersulit prosess
selanjutnya. Tekanan kempa yang rendah menyebabkan :

1) Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi.

2) Pemisahan biji dan ampas tidak sempurna.

3) Ampas menjadi basah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku ketel uap.

4) Jumlah air pengencer, air pengencer yang terlalu berlebihan dapat mempengaruhi kandungan
air cake yang tinggi, sehingga pemecahan cake akan lebih sulit pada CBC (Cake Breaker
Conveyor)

5) Pemberian air dilakukakn dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian tengah
atau di chute screw press. 

7. Sentripusi Minyak(Oil Purifer)


Sentripusi Minyak adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kadar air dan kadar
kotoran pada minyak produksi dengan mekanisme gaya sentrifugal, prinsip kerjanya adalah
gerakan putar dengan kecepatan antara 5000-6000 rpm dan suhu minyak diusahakan 90 – 950C.
Akibat gaya sentrifugal yang terjadi maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil
bergerak ke arah poros, dan terdorong keluar oleh sudu – sudu, sedangkan kotoran dan air yang
berat jenisnya lebih besar terdorong kearah dinding bowl. Air keluar, dan padatan melekat pada
dinding bowl yang dapat di bersihkan dengan pencucian.

8.Drum Pemolis(Polishing Drum)

Polishing drum adalah alat yang


berfungsi untuk membersihkan serat-serat yang masih melekat pada biji dan juga memisahkan
biji-biji kecil dan inti pecah yang terikut. Pollishing drum terdiri dari sebuah drum yang diputar
oleh sebuah rantai dan sisi di ujung drum berlubang-lubang sesuai ukuran nut.
9. Hydrocyclone

Hydrocyclone meruapakan
sebuah alat yang berfungsi untuk
memisahkan inti dan cangkang dengan
berdasarkan gravity dengan media air.
Cangkang dan inti masuk ke Bak Hydrocyclone dipompakan ke cyclone inti berdasarkan putaran
air melalui cones dengan diameter 45-48 mm, lalu inti yang ringan naik keatas masuk ke tromol
inti, untuk selanjutnya dikirim ke kernel driyer. Sedangkan fraksi berat (cangkang) jatuh ke
bawah masuk ke bak Hydrocyclone cangkang dan dipompakan ke cyclone cangkang berdasarkan
putaran melalui cones dengan diameter 53-55 mm untuk pemisahan kembali. Cangkang ke
Hopper cangkang, sedang intinya masuk ke bak Hydrocyclone inti untuk proses pemisahan
kembali.

10. Rebusan( Sterilizer)


Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi yang
dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated
steam). Penggunaan uap jenuh memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap
air di dalam buah, jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus
sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga mempersulit proses
pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam yang dijadikan sebagai sumber panas
perebusan menjadi sangat penting agar diperoleh hasil perebusan yang sempurna.
Proses perebusan TBS dilakukan dengan tujuan:
a. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam pembentukan
trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam Lemak Bebas (ALB).
Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu minimum 50oC, pada proses perebusan
temperatur di dalam steriliser mencapai 120oC dengan tekanan 2,8 bar.
b. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang
terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan brondolan lepas dari
tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan mempermudah proses ekstraksi
pengutipan minyak dan inti sawit.
c. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan minyak
dan cake ketika dikempa.
d. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan partikel–
partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama pengadukan ataupun saat
proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan inti (dehidrasi) di dalam notten
akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari cangkang saat poses pemecahan biji.
e. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup sampai
ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan air pada CST.

Anda mungkin juga menyukai