Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TEKANAN PADA STASIUN SCREW PRESS PABRIK PENGOLAHAN

KELAPA SAWIT TERHADAP KEHILANGAN MINYAK DALAM AMPAS PRESS

THE EFFECT OF PRESSURE IN THE SCREW PRESS STATION OF PALM OIL


PROCESSING FACTORY ON LOSS OF OIL IN AMPAS PRESS

Oksya Hikmawan1), Marisa Naufa2), Endang Arvina Tarigan1)


1) 2)
Program Studi Agribisnis Kelapa Sawit Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan, Balai Riset dan
Standardisasi Industri Medan
Jl. Menteng VII, Medan, 20228, Indonesia
e-mail: oksya1110@gmail.com

ABSTRAK
Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk
memisahkan minyak dari daging buah. Salah satu hal yang dapat mengurangi produktivitas pengolahan
kelapa sawit adalah kehilangan minyak (losses) yang terikut dalam ampas press adalah tekanan pada
screw press yang kurang optimal, sehingga proses pengempaan ampas press tidak maksimal. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan screw press terhadap kehilangan minyak
dalam ampas press, pengaruh tekanan terhadap kadar biji pecah dan untuk mengetahui tekanan screw
press yang paling sesuai digunakan agar dapat memenuhi standart mutu kehilangan minyak dan jumlah
biji pecah dalam ampas press. Metode penelitian yang dipakai yaitu melakukan pengamatan pada variasi
tekanan screw press terhadap ampas press terhadap kadar kehilangan minyak dan jumlah biji pecah
pada ampas press dengan metode ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh tekanan
screw press terhadap kadar kehilangan minyak dan jumlah biji pecah dalam ampas press. Dari hasil
penelitian didapat tekanan screw press yang paling tepat digunakan sesuai standart mutu adalah pada
tekanan 39 bar dengan kehilangan minyak pada ampas press sebesar 3,64%, serta persen jumlah biji
pecah sebesar 7,8 %.

Kata kunci : screw press, tekanan, kehilangan minyak, ekstraksi

ABSTRACT
In palm oil mills, screw press is generally used as a pressing tool to separate oil from fruit flesh.
One of the things that can reduce the productivity of palm oil processing is the loss of oil that is included
in the pulp press is the pressure on the screw press which is less than optimal, so that the process of
pressing the pulp press is not optimal. The purpose of this study was to determine the effect of screw
press pressure on oil loss in the pulp press, the effect of pressure on the rate of broken seeds and to find
out the most appropriate screw press pressure used to meet the quality standards of oil loss and the
number of broken seeds in the pulp press. The research method used is to observe variations in the
pressure of the screw press on the pulp press on the level of oil loss and the number of broken seeds on
the pulp press by extraction method. The results showed that there was an effect of screw press pressure
on the level of oil loss and the number of broken seeds in the pulp press. From the research results
obtained the most appropriate screw press pressure according to quality standards is the pressure of 39
bar with losses on the pulp press of 3.64% and the level of the number of broken seeds of 7.8 %.

Keywords : screw press, pressure, oil loss, extraction

mesokarp buah kelapa sawit yang telah


mengalami beberapa proses, yaitu
PENDAHULUAN sterilisasi, pengepresan, dan klarifikasi.
Crude Oil ini merupakan produk level
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pertama yang dapat memberikan nilai
merupakan pabrik yang mengolah kelapa tambah sekitar 30% dari nilai jual tandan
sawit dengan metode dan aturan tertentu buah segar.
hingga menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) Dalam proses pengolahan tersebut,
dan Palm Kernel Oil (PKO). perusahaan selalu berupaya untuk
Crude Palm Oil (CPO) merupakan mengoptimalkan jumlah rendemen CPO
hasil olahan daging buah kelapa sawit dan PKO. Salah satu sistem manajemen
melalui proses perebusan Tandan Buah yang diterapkan untuk mendapatkan jumlah
Segar (TBS), perontokan, dan rendemen yang optimal adalah menekan
pengepresan. CPO ini diperoleh dari bagian terjadinya kehilangan minyak (oil losses)

36
pada CPO dan kehilangan kernel (losses Di dalam proses pengempaan, bubur
PKO) selama proses produksi (Devani dan buah yang telah lumat akan diperas dari
Marwiji, 2014). ampas secara padat dari segala arah serta
Salah satu cara untuk mengutip mendapat gaya perlawanan hidrolik.
minyak kelapa sawit yaitu melalui stasiun Putaran screw juga akan membawa ampas
pengempaan. Screw press merupakan alat keluar dari pressan menuju Cake Breaker
yang sangat penting dalam pabrik kelapa Conveyor untuk proses selanjutnya
sawit, sebab apabila screw press ini Tekanan kempa diatur oleh 2 buah
mengalami masalah, maka pengolahan konus (conus) berada pada bagian ujung
pengepressan minyak CPO jadi terganggu pengempa, yang dapat digerakkan maju
dan mengakibatkan hasil minyak CPO yang mundur secara hidraulik. Massa yang keluar
dihasilkan menjadi lebih sedikit dan dari ketel aduk masuk ke main screw untuk
pemisahan cangkang dan fibre tidak dikempa lebih lanjut. Minyak yang keluar
maksimal (Hasballah dan Siahaan, 2018). dari lobang silinder press ditampung dalam
Screw Press adalah alat untuk talang minyak (oil gutter). Untuk
memisahkan minyak kasar (crude oil) dari mempermudah pemisahan dan pengaliran
serat-serat dalam daging buah. Alat ini minyak pada oil gutter dilakukan
dilengkapi sebuah silinder (press cylinder) penambahan/pengenceran air panas dari
yang berlubang-lubang (±22.000 buah) dan hot water tank dengan temperature ≥95℃
didalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) (Harahap, 2010).
yang berputar berlawanan arah. Pada pabrik kelapa sawit, umumnya
Fungsi dari Screw Press adalah untuk digunakan screw press sebagai alat
memeras berondolan yang telah dicincang, pengempaan untuk memisahkan minyak
dilumat dari digester untuk mendapatkan dari daging buah. Proses pemisahan
minyak kasar. Mesin ini terdiri dari 2 batang minyak terjadi akibat putaran screw
besi campuran yang berbentuk spiral mendesak bubur buah, sedangkan dari arah
(screw) dengan susunan horizontal dan yang berlawanan tertahan oleh slidding
berputar berlawanan arah. Sawit yang telah cone. Screw dan sliding cone ini berada di
dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh dalam sebuah selubung baja yang disebut
cone pada sisi lainnya, sehingga buah sawit press cage, dimana dindingnya berlubang-
menjadi terperas (Mangoensoekarjo, 2003). lubang diseluruh permukaannya. Dengan
demikian, maka minyak dari bubur buah
yang terdesak ini akan keluar melalui
lubang-lubang press cage, sedangkan
ampasnya keluar melalui celah antara
sliding cone dan press cone (Pahan, 2006).
Massa yang keluar dari digester
dibawa ke kempa ulir (screw press) untuk
dikempa atau dipress menghasilkan minyak
dan ampas. Alat ini bekerja dengan cara
putar dan tekan terdiri dari 2 jenis, yakni
single pressing dan double pressing.
Pengempaan dilakukan pada tekanan
cone 30-50 bar dengan menggunakan air
Gambar 1. Model Mesin Screw press pengencer bersuhu 90℃-95℃ sebanyak
15%-20% dari tandan buah segar. Untuk
menurunkan viskositas minyak,
penambahan air dapat pula dilakukan di oil
gutter kemudian ke stasiun klarifikasi.
Sedangkan ampas kempa dipecahkan
dengan Cake Breaker Conveyor (CBC)
untuk mempermudah pemisihan biji dan
serat (Wahyudi dkk, 2012).
Berkurangnya produktivitas
pengolahan kelapa sawit diakibatkan dari
kehilangan minyak (losses) yang terikut
dalam ampas press. Tekanan pada screw
press yang kurang optimal menyebabkan
proses pengempaan ampas press tidak
Gambar 2. Model Worm Screw press maksimal (Wahyudi dkk, 2012).
Berdasarkan penelitian Nehemia
Yunita (2018) tentang Analisis Tekanan

37
Pada Stasiun Screw Press Terhadap dicatat tekanan dan temperatur pada setiap
Kehilangan Minyak Dalam Ampas Press di pengambilan sampel untuk dianalisa.
PKS PTPN IV Unit Adolina - Perbaungan Selanjutnya ampas press (sampel)
menjelaskan bahwa tekanan screw press yang telah diambil dari stasiun screw press
yang paling tepat digunakan pada stasiun di pisahkan antara ampas, biji utuh, biji
screw press agar sesuai standart mutu pecah, inti utuh, inti pecah, serta cangkang.
(norma) perusahaan sebesar 3,90%, dari Ampas press yang telah dipisahkan
hasil perhitungan persen kehilangan minyak ditimbang sebanyak 10 gram, cawan
pada ampas press dari kedelapan sampel porselin kosong ditimbang menggunakan
ampas press tujuh diantaranya masih neraca analitik. Ampas press dimasukkan
memenuhi standart perusahaan tetapi kedalam cawan porselin dan dimasukkan
tekanan yang paling tepat digunakan untuk kedalam oven dan dipanaskan selama 3
mengurangi kadar kehilangan minyak jam pada suhu 105ºC untuk menguapkan
adalah pada tekanan 42 bar dengan air dalam ampas press agar mempermudah
kehilangan minyak 3,53% (Yunita, 2018). ekstraksi.
Berdasarkan penelitian Marthen Buntu Setelah 3 jam diangkat ampas press
(2013) tentang Pengaruh Tekanan Screw yang sudah kering dengan menggunakan
Press Terhadap Kehilangan Minyak Pada tang penjepit dan dibiarkan dalam ruang
Ampas Press yang telah dilakukan di Pabrik terbuka selama 20 menit agar suhu ampas
Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas press sama dengan suhu kamar, kemudian
menjelaskan bahwa dari 10 hari ampas press dimasukkan kedalam thimble
pengamatan, terdapat 8 hari persentase lalu ditutup menggunakan kapas. Thimble
kehilangan minyak yang memenuhi standar yang berisi ampas press dimasukkan
pabrik yaitu <7.80%, bahkan terdapat angka kedalam soklet dan ditambahkan pelarut N-
kehilangan minyak yang baik yaitu 6.86%. Heksan 150 mL lalu diekstraksi selama 2
Akan tetapi terdapat juga 2 hari persentase jam dengan suhu 45ºC serta memakai
kehilangan minyak yang cukup tinggi di kondensor sebagai pendingin dan hot plate
Pabrik Berau Mill 1 yang tidak memenuhi sebagai pemanas.
standar pabrik yaitu 8.09 % dan 8.51%. Setelah selesai maka minyak sawit
Dengan demikian agar mendapatkan didestilasi dari N-Heksan sampai seluruh N-
produktivitas pengolahan kelapa sawit dan Heksan menguap, kemudian labu yang
mengurangi kehilangan minyak (losses) berisi minyak hasil ekstraksi tersebut
pada ampas press yaitu ditentukan pada didinginkan dalam ruangan terbuka selama
tekanan yang paling tepat dengan cara 30 menit kemudian ditimbang untuk
menguji ekstrak minyak yang terkandung mengetahui kadar minyak, kemudian
dalam ampas press di laboratorium untuk dihitung % kehilangan minyak pada ampas
mengetahui pada tekanan berapa yang press menggunakan rumus:
memenuhi standar pada screw press.
Selain itu tekanan pada screw press
berpengaruh terhadap kadar biji pecah yang
dihasilkan. Hasil penelitian dari, Joto
Wahyudi, dkk pada tahun 2012 tentang Dimana:
analisis oil losses pada fiber dan broken nut BMA = Berat Minyak Akhir (gram)
di unit screw press dengan variasi tekanan. BS = Berat Sampel (gram)
Menyimpulkan bahwa jika tekanan semakin
tinggi losses fiber akan semakin rendah, Selanjutnya dilakukan pengujian
tetapi broken nut akan semakin tinggi dan terhadap kadar biji pecah yang dihasilkan
sebaliknya. Broken nut merupakan dengan menimbang 500 gram sampel
gabungan antara nut pecah, kernel utuh, ampas dari stasiun pressan kemudian
kernel pecah, dan cangkang. dipisahkan antara ampas, biji utuh, biji
pecah, inti utuh, inti pecah dan cangkang,
METODOLOGI selanjutnya ditimbang berat dan kadar dari
ampas, biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti
Penelitian dilakukan di salah satu pecah dan cangkang, kemudian dihitung
PT.Perkebunan Nusantara IV Sumatera menggunakan rumus:
Utara dan Laboratorium Pabrik Mini Kelapa
Sawit (PKS) Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan.
Diambil sampel (ampas press) dari
stasiun screw press sebanyak 1 Kg dengan
tekanan yang berbeda saat pabrik sedang Selanjutnya data yang didapat
melakukan proses pengolahan, kemudian dianalisis menggunakan regresi linier.

38
terhadap kehilangan minyak pada ampas
METODOLOGI PENELITIAN press dimana jika tekanan semakin tinggi,
Dari hasil perhitungan persen maka kehilangan minyak pada ampas press
kehilangan minyak pada ampas press di yang dihasilkan akan semakin rendah
peroleh kehilangan minyak sebesar 3,96% (gambar 3).
dengan tekanan 35 bar, kehilangan minyak
sebesar 3,89% dengan tekanan 36 bar,
kehilangan minyak sebesar 3,82% dengan
tekanan 37 bar, kehilangan minyak sebesar
3,77% dengan tekanan 38 bar, kehilangan
minyak sebesar 3,71 % dengan tekanan 39
bar, kehilangan minyak sebesar 3,64%
dengan tekanan 40 bar, kehilangan minyak
sebesar 3,58% dengan tekanan 41 bar dan
kehilangan minyak sebesar 3,51% dengan
tekanan 42 bar.
Selanjutnya berdasarkan analisis data
regresi linier menunjukkan bahwa koefisien
korelasi (r) sebesar -0,999 atau mendekati
1 yang menunjukan hubungan yang sangat
kuat antara tekanan yang diberikan screw Gambar. 3. Grafik Hubungan Tekanan
press terhadap kehilangan minyak pada terhadap %Losses Ampas Press
ampas press.
Koefisien determinasi (r2) = 0,99 atau Dari hasil penelitian dibandingkan
sama dengan 99%, mengartikan bahwa dengan dibandingkan standard yang diambil
tekanan screw press (x) berpengaruh dari salah satu pabrik kelapa sawit di
terhadap kadar minyak yang hilang (y) Sumatera Utara dengan standart mutu
sebesar 99%, sedangkan sisanya di (norma) kehilangan minyak untuk ampas
pengaruhi oleh faktor lain selama proses press sebesar 3,90%, dari kedelapan
pengolahan kelapa sawit. sampel yang telah dianalisis tujuh sampel
masih memenuhi standart norma
perusahaan kecuali sampel pada tekanan
Tabel 1. Hasil analisa regresi linier
35 bar dengan persen kehilangan minyak
pengaruh tekanan terhadap %losses
3,96% melewati norma yang telah
ditetapkan.

Tabel 2. Standart Operasional Prosedur


(SOP) Pressan

Hasil analisis regresi linier diperoleh


konstanta (a) sebesar 6,164 dan koefisien
regresi (b) sebesar -0,063 sehingga
diperoleh persamaan regresi y = 6,164 -
0,063x yang artinya jika tekanan (x)
bertambah maka kehilangan minyak pada
ampas press akan menurun sebesar 0,063. Sumber: SOP PTPN IV (persero) Sumatera
Koefisien korelasi -0,999 mendekati Utara 2016
1 menunjukan hubungan yang sangat kuat
antara tekanan yang diberikan screw press Berdasarkan standart mutu (norma)
terhadap kehilangan minyak pada ampas untuk ampas press yang ada maka tekanan
press. Maka dapat disimpulkan bahwa yang paling sesuai agar memenuhi standart
tekanan screw press berbanding terbalik kehilangan minyak pada ampas press

39
adalah tekanan 39 dan 40 bar dengan press terhadap kadar losses pada biji
kehilangan minyak 3,71 dan 3,64%, pecah.
sedangkan dari hasil pengamatan terlihat Koefisien determinasi (r2) = 0,92
tekanan diatas 40 bar terdapat banyak biji atau sama dengan 92%, mengartikan
pecah yang dihasilkan. bahwa tekanan screw press (x)
Kehilangan minyak ini dipengaruhi berpengaruh terhadap % biji pecah (y)
oleh tekanan, jika tekanan tinggi maka sebesar 92%, sedangkan sisanya di
kehilangan minyak sedikit akan tetapi nut pengaruhi oleh faktor lain selama proses
yang pecah bertambah dan jika tekanan pengolahan kelapa sawit.
rendah maka nut yang pecah berkurang Hasil analisis regresi linier diperoleh
akan tetapi kehilangan minyak banyak konstanta (a) sebesar 33,107 dan koefisien
dengan ampas yang masih basah. Dengan regresi (b) sebesar 0,543 sehingga
demikian perlu untuk ditindaklanjuti dalam diperoleh persamaan regresi y = 33,107 +
proses penanganan pada alat pabrik 0,543x yang artinya jika tekanan (x)
terutama pada stasiun pressan (Buntu, bertambah maka % biji pecah pada ampas
2013). press akan meningkat sebesar 0,543.
Hasil analisa hubungan tekanan pada Koefisien korelasi 0,923 mendekati 1
screw press terhadap kadar biji pecah menunjukan hubungan yang sangat kuat
terlihat bahwa semakin tinggi tekanan pada antara tekanan yang diberikan screw press
screw press dapat meningkatkan kadar biji terhadap kehilangan minyak pada ampas
pecah yang dihasilkan. press. Maka dapat disimpulkan bahwa
Dari hasil perhitungan kadar biji pecah tekanan screw press berbanding terbalik
pada ampas press di peroleh kadar biji terhadap kehilangan minyak pada ampas
pecah sebesar 6,21% dengan tekanan 35 press dimana jika tekanan semakin tinggi,
bar, kadar biji pecah sebesar 6,57% dengan maka kehilangan minyak pada ampas press
tekanan 36 bar, kadar biji pecah sebesar yang dihasilkan akan semakin tinggi
7,19% dengan tekanan 37 bar, kadar biji (gambar 4).
pecah sebesar 7,68% dengan tekanan 38
bar, kadar biji pecah sebesar 7,8 % dengan
tekanan 39 bar, kadar biji pecah sebesar
8,89% dengan tekanan 40 bar, kadar biji
pecah sebesar 12,41% dengan tekanan 41
bar dan kadar biji pecah sebesar 14,23%
dengan tekanan 42 bar.

Tabel 3. Hasil analisa regresi linier


pengaruh tekanan terhadap %biji
pecah
Model Summary
Mod R R Adjusted Std. Error
el Squar R Square of the
e Estimate
Gambar. 4. Grafik Hubungan Tekanan
1 .923a .852 .827 1.01774 terhadap % biji pecah
a. Predictors: (Constant), bijipecah
Beberapa hal yang menyebabkan
kadar nut pecah tinggi antara lain adalah
Proses perebusan yang kurang masak,
sehingga pada saat proses digester sulit
terpisah antara daging buah dengan biji,
dan kerja press semakin sulit, tekanan
press yang terlampau tinggi serta kondisi
kerapatan cones dan press cage terlalu
rapat.
Tekanan terlalu rendah akan
Selanjutnya berdasarkan analisis data mengakibatkan ampas press basah
regresi linier menunjukkan bahwa koefisien sehingga kehilangan minyak (losses) akan
korelasi (r) sebesar -0,923 atau mendekati tinggi serta pada proses pengolahan biji
1 yang menunjukan hubungan yang sangat akan mengalami kesulitan. Sedangkan jika
kuat antara tekanan yang diberikan screw tekanan terlalu tinggi akan mengakibatkan
kehilangan minyak (losses) pada ampas

40
press menjadi rendah tetapi kadar inti pecah sebesar 7,8 % dan kehilangan
pecah bertambah dan kerugian inti akan minyak sebesar 3,73 %.
bertambah (Buntu, 2013). Tekanan yang melebihi 39 bar
Hal-hal yang harus diperhatikan pada menunjukkan bahwa kehilangan minyak
pressan adalah ampas kempa (press cake) yang terdapat pada ampas press berkurang
harus keluar merata disekitar konus. Pada akan tetapi biji yang terikut pada ampas
akhir pengoperasian ataupun bila terjadi press banyak yang pecah sehingga dapat
gangguan, sehingga screw press harus mempengaruhi kualitas pada kernel ini.
berhenti untuk waktu yang lama, maka Tekanan dibawah 39 bar dari hasil
screw press harus dikosongkan. pengamatan menunjukkan bahwa biji yang
Tekanan hidrolik yang terlalu tinggi pecah berkurang pada ampas press akan
mengakibatkan kadar inti pecah dan tetapi kehilangan minyak pada ampas press
kerugian inti bertambah, dan bila tekanan bertambah serta cangkang dan ampas yang
hidrolik terlalu rendah mengakibatkan cake masih basah sehingga pembakaran dalam
basah, kehilangan minyak pada ampas dan boiler tidak sempurna yang menyebabkan
biji bertambah, pemisahan ampas dan biji asap hitam pada pembuangan akhir.
tidak sempurna dalam proses di cake Persentase kehilangan minyak kelapa
breaker conveyor dan bahan bakar ampas sawit yang didapat dari data tersebut
kering yang dapat menyebabkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
pembakaran di boiler tidak sempurna. tekanan kerja screw press, tipe screw press
(Wahyudi dkk, 2012). dan air pengencer.
Untuk mengetahui tekanan yang Faktor-faktor lain penyebab terjadinya
optimal apabila kedua grafik dihubungkan losses pada screw press menurut Naibaho,
maka akan menghasilkan sebuah grafik (2016) antara lain adalah buah kurang
yang menghubungkan antara pengaruh matang, hal ini dikarenakan buah pada
tekanan kempa terhadap kadar minyak fraksi mentah ini akan sulit diaduk di
pada digester sehingga pada pengempaan
ampas pressan dan kadar biji pecah pada minyak masih terdapat dalam ampasnya,
stasiun pengempaan. kemudian buah kurang aduk, karena pisau
pengaduk aus (norma jarak 0,5 cm)
mengakibatkan buah tidak lumat diaduk
sehingga tidak semua minyak dapat diperas
di kempa, temperatur digester rendah
(norma 90℃-95℃) mempersulit pengadukan
dan pada pengempaan akan
mengakibatkan timbul pelumasan sehingga
minyak sulit dipisahkan dengan ampasnya,
selanjutnya tekanan pressan kurang (norma
30-50 Bar) yang mengakibatkan minyak
tidak semaksimal mungkin dapat diperas
dan masih terdapat pada ampas kempa,
dan air suplesi kurang (norma 7%) dan
suhu air suplesi rendah (norma 80℃)
mengakibatkan terjadi emulsi pada digester
dan kempa sehingga menyulitkan ekstraksi
Gambar 5. Hubungan antara tekanan minyak pada pengempaan dan kontinuitas
screw press dengan % losses pengempaan terganggu.
ampas press dan % biji pecah. Selain itu hal yang harus
diperhatikan pada pressan adalah ampas
Gambar 5 menunjukkan bahwa kempa (press cake) harus keluar merata
tekanan yang diberikan screw press berada disekitar konus. Pada akhir pengoperasian
pada tekanan 39 bar. Dari hasil ataupun bila terjadi gangguan, sehingga
pengamatan menunjukkan bahwa screw press harus berhenti untuk waktu
kehilangan minyak yang terdapat pada yang lama, maka screw press harus
ampas press tidak banyak yang terikut serta dikosongkan.
biji yang pecah pada ampas press juga Tekanan hidrolik yang terlalu tinggi
berkurang. mengakibatkan kadar inti pecah dan
Titik perpotongan antara tekanan kerugian inti bertambah, dan bila tekanan
terhadap kehilangan minyak dan jumlah hidrolik terlalu rendah mengakibatkan cake
buiji pecah dari hasil pengamatan berada basah, kehilangan minyak pada ampas dan
pada tekanan 39 bar dengan kadar biji biji bertambah, pemisahan ampas dan biji
tidak sempurna dalam proses di cake

41
breaker conveyor dan bahan bakar ampas Samarinda: Politeknik Pertanian
kering yang dapat menyebabkan Negeri Samarinda
pembakaran di boiler tidak sempurna.
Bila kehilangan minyak dalam ampas Devani, Vera dan Marwiji. 2014. Analisis
(fiber) melebihi norma kemungkinan Kehilangan Minyak pada Crude Palm
penyebabnya adalah pada waktu proses Oil (CPO) dengan Menggunakan
perebusan tidak sempurna, pada waktu Metode Statistical Process Control.
proses digester kurangnya pelembutan Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim.
brondolan, pada waktu proses
pengadukkan tidak sempurna temperatur Harahap, Dahlan. 2010. Standar Prosedur
adukan <95℃, isian digester kurang dari 3/4 Operasional (SOP) PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero). Medan: PT.
bagian, pisau aduk aus, dan aliran minyak
kasar dari bottom plate tidak lancar, putaran Perkebunan Nusantara IV (Persero).
screw press sudah aus, dan corong digester Hasballah, T. dan Enzo W. B. Siahaan.
yang tidak berpintu mengakibatkan 2018. Pengaruh Tekanan Screw
brondolan tidak diaduk merata pada awal Press pada Proses Pengepresan
olah tetapi langsung dipressan. Daging Buah Menjadi Crude Palm Oil.
Pada proses pengepressan di unit Medan: Universitas Darma Agung.
pressan dengan menggunakan mesin screw
press, dapat diketahui bahwa semakin Hasibuan, Pinayung ., 2015, Proses
besar tekanan maka kerugian minyak pada Perebusan Tipe Horizontal Untuk
ampas pressan dapat ditekan sekecil Mendapatkan Nilai Efisiensi, Jambi
mungkin tetapi merugikan produksi kernel
karena banyak biji sawit yang pecah. Irianto, Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar
Sebaliknya semakin kecil tekanan maka dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana
produksi kernel akan meningkat karena biji Predana Media Grup..
sawit banyak yang utuh tetapi kerugian
minyak kelapa sawit yang terikut pada Lubis, Effendi Rustam dan Agus Widanarko.
ampas pressan semakin tinggi (T. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit.
Hasballah, 2018). Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.

Mohd.Halim Shah., 1999, Heat Penetration


KESIMPULAN Study on Palm Oil Fruitlet During
Sterilization, Thesis, UTM.
Tekanan pada screw press
berpengaruh terhadap kehilangan minyak Mustafa Kamal and Halim Shah., 1999,
dan biji pecah pada ampas press dimana Modelling & Simulation in Palm
jika tekanan semakin tinggi, kehilangan Fruitlets of Heat Transfer During
minyak pada ampas press yang dihasilkan Sterilization, Oils and Fats
akan semakin rendah sedangkan jumlah biji International Congress (OFIC)
pecah yang dihasilkan akan meningkat.
Naibaho, Ponten., 1996. Teknologi
Tekanan optimal pada penelitian ini
Pengolahan Kelapa Sawit. PPKS :
berada pada tekanan 39 bar dengan
Medan
kehilangan minyak sebesar 3,73 % dan
jumlah biji pecah sebesar 7,8 %. Oktaria, Susanti., 2011, Perhitungan dan
Analisa Nilai Overall Equipment
DAFTAR PUSTAKA Effetiveness (OEE) Pada Awal
Pengolahan Kelapa Sawit (Studi
Anonim., 2009. Pedoman Operasional
Kasus: PT.X). Universitas Indonesia:
Pengolahan Kelapa sawit.PT.
Depok
Perkebunan Nusantara IV
(PERSERO, Medan Pahan, Iyung., 2008. Panduan Lengkap
Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis
Anggraini, Eva. 2011. Pengaruh Tekanan
dari Hulu hingga Hilir. Penebar
Hidrolik Terhadap Oil Losses pada
Swadaya: Jakarta
Fiber di Unit Screw Press PKS PT.
Multimas Nabati Asahan- Kuala Pardamean, Maruli. 2008. Panduan
Tanjung. Medan: Universitas Sumatra Lengkap Pengolahan Kebun dan
Utara. Pabrik Kelapa Sawit. Medan: PT. Agro
Media Pustaka.
Buntu, Marthen. 2013. Pengaruh Tekanan
Screw Press Terhadap Kehilangan PS, Tim Penulis 1992. Kelapa Sawit Usaha
Minyak pada Ampas Press. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan

42
Aspek Pemasaran. Jakarta: Penebar Sinaga, Tetty Verawaty. 2007. Pengaruh
Swadaya. Tekanan Terhadap Kehilangan
Minyak Kelapa Sawit pada Ampas
Sa’diah, Halimahtun. 2009. Pengaruh Pressan pada Unit Screw Press PT.
Proses Pengepressan (Screw Press) Socfindo Bangun Bandar – Martebing.
Terhadap Persentase Kehilangan Medan: Pendidikan Teknologi Kimia
Minyak Kelapa Sawit yang terdapat Industri.
pada Ampas press di PT. Socfin
Indonesia Kebun Aek Loba. Medan: Smith, J. M. H. C. Van Ness. M. M. Abbott.,
Universitas Sumatra Utara. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. 6th edition. Mc
Saragih, Natanael. 2010. Pengaruh Graw Hill Companies Inc. New York.
Tekanan pada Screw Press Terhadap
Persentase Kehilangan Minyak Wahyudi, Joto dkk. 2012. Analisis Oil
Kelapa Sawit yang Terdapat pada Losses pada Fiber dan Broken Nut di
Ampas Press Di Pabrik PKS PTPN III Unit Screw Press dengan Variasi
Sei Mangkei – Perdagangan. Medan: Tekanan. Yogyakarta: Fakultas
Universitas Sumatra Utara Teknologi Pertanian Instiper.

Sibuea, Posman. 2014. Minyak Kelapa Yunita, Nehemia. 2018. Analisis Tekanan
Sawit. Jakarta: Erlangga. Pada Stasiun Screw Press Terhadap
Kehilangan Minyak Dalam Ampas
Press di PKS PTPN IV Unit Adolina –
Perbaungan. Medan: Politeknik
Teknologi Kimia Industri.

43

Anda mungkin juga menyukai