Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN III
PENENTUAN KURVA STANDAR

OLEH :

NAMA : NUR HAIRA


STAMBUK : F1D2 22 029
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : YUTRIANA PUTRI

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman jenis polong-

polongan yang menjadi bahan dasar poly kuliner dari Asia Timur seperti susu,

kecap, tahu, serta tempe. berdasarkan peninggalan arkeologi, tumbuhan ini telah

dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.

Kedelai adalah sumber utama protein nabati dan minyak nabati global.

Produsen kedelai utama dunia merupakan Amerika serikat meskipun kedelai

praktis baru dibudidayakan warga pada luar Asia setelah 1910.

Kedelai dibudidayakan pada lahan sawah juga lahan kemarau (ladang).

Penanaman umumnya dilakukan di akhir musim penghujan, setelah panen padi.

Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji dimasukkan langsung di lubang-lubang

yang didesain. umumnya berjarak 20–30 centimeter. Pemupukan dasar

menggunakan pupuk yang mengandung nitrogen serta fosfat dibutuhkan, tetapi

setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa

pun. lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri

pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan

tanaman. Pembumbunan tanah dilakukan pada waktu tanaman remaja (fase

vegetatif awal), sekaligus sebagai pencucian dari gulma dan tahap pemupukan

fosfat ke 2. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak

petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya.

Di Indonesia, kedelai sebagai sumber gizi protein botani primer, meskipun

Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli

tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang serta

Cina. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat

fotosensitif kedelai putih. di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang

mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok

bagi Indonesia.

Kedelai adalah tanaman serbaguna. sebab akarnya mempunyai bintil pengikat

nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga

tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau serta pakan ternak.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Apa kendala dalam proses pembuatan tempe?

2. Apa tujuan dari pembuatan tempe?

3. Apa kesimpulan dari percobaan pembuatan tempe?

C. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui proses pembuatan tempe dari kacang kedelai (Glycine

max).

2. . Untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang berperan dalam proses

pembuatan tempe.

4.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu dari sekian banyak makanan asli Indonesia ialah tempe. Tempe

merupakan kuliner yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. kuliner

ini kaya akan nilai gizi terutama protein, selain harganya lebih murah

dibandingkan dengan sumber protein yang berasal dari hewani cita rasanya pun

sangat digemari, selain menjadi lauk pauk untuk makan, sekarang tempe pula

dikembangkan sebagai makanan ringan (Alvina,2019).

Tempe merupakan makanan tradisional dari Indonesia yang dirancang dari

fermentasi oleh jamur Rhizopus sp pada bahan baku kedelai maupun non kedelai.

jamur ini nantinya akan membuat hifa. Hifa merupakan benang-benang halus

yang berwarna putih yang akan menumpuk di bagian atas biji kedelai dan kacang

merah yang nantinya akan menyatu membuat miselium yang berwarna putih.

Adanya jamur di tempe ini dapat menghasilkan beberapa enzim, contohnya enzim

protease yang bisa menguraikan protein sehingga menjadi peptida yang lebih

pendek serta asam amino bebas, selain itu pula dihasilkan enzim lipase yang akan

menguraikan lemak sehingga menjadi asam lemak, dan juga memproduksi enzim

amilase yang dapat menguraikan karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat

sederhana. Oleh karena itu, tempe mempunyai banyak manfaat, salah satunya

bagi kesehatan manusia, karena dapat menurunkan resiko kanker prostat yang

mengalami pembesaran sehingga menimbulkan masalah pada saluran urin, kanker

payudara, kanker rectal serta bisa Mengganggu biosintesis kolestrol pada hati

(Suknia,2020).
Komposisi gizi tempe, seperti kadar protein, lemak serta karbohidrat, lebih

tinggi dari kacang kedelai. Selain itu, enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ragi

tempe dapat membentuk protein, lemak serta karbohidrat pada tempe menjadi

lebih praktis dicerna oleh tubuh dibandingkan yang ada pada kedelai. oleh sebab

itu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat dari semua kelompok

umur, mulai dari anak-anak sampai lansia. Tempe pula dapat dikonsumsi dalam

banyak sekali bentuk, contohnya tempe goreng, tempe mendoan, tempe orek,

tempe bacem serta keripik tempe. Proses pembuatan tempe terbilang cukup simpel

untuk dilakukan dan tidak membutuhkan peralatan khusus dan mahal (Sugata,

2022).

Proses Pembuatan Tempe Tradisional

1. Bersihkan kedelai dari benda asing seperti batu dll lalu cuci menggunakan air

2. Simpan dalam panci, tuangkan air mendidih sehingga seluruh biji kedelai

terendam dalam air selama 12 jam

3. Cuci kembali dengan air dingin serta aduk-aduk menggunakan tangan hingga

seluruh kulit kedelai terkelupas dan bijinya terbelah

4. Buang kulit yang tekelupas

5. Kedelai yang sudah higienis dikukus selama 30 menitsampai telihat empuk .

kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih serta kering

6. masukkan tepung tapioca 1 sendok makan untuk 1 Kilo Gram kedelai dan aduk

hingga homogen
7. Kiapas sampai suhu kamar sekitar 30 oC

8. Taburkan ragi tape (Rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 g .Kilo

Gram kedelai

9. Kemas menggunakan pembukus, bias menggunakan plastic adat daun pisang

10. Jika denganplastik, tusuk-tusuk plastic dengan jarum hingga merata

11. Simpan dan susun posisinya di permukaan datar, beri lapisan atasnya

menggunakan daun atau karbon

12. Inkubasi pada suhu kamar selama dua hingga tiga kali selama 24 jam (Alvina,

2019).
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat penelitian pada praktikum ini dilaksanakan pada hari

Kamis, tanggal 30 Maret 2023 pukul 15:30 WITA. Bertempat di Laboratorium

Ekologi Lahan Basah, jurusan Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat praktikum

No Alat Satuan Kegunaan

1 2 3 4

1 Panci/dandang - Di gunakan untuk merebus


kedelai
2 Kompor - Sebagai sumber api yang
digunakan untuk merebus
kedelai
3 Saringan - Untuk menyaring kedelai
yang telah di rebus
4 Daun pisang - Untuk membungkus kedelai

5 Plastik - Untuk membungkus kedelai

6 Wadah/nampan - Untuk menyimpan kedelai


yang telah di bungkus
7 Koran - Untuk tempat menyimpan
kedelai yang telah di bungkus
8 Pengaduk - Berfungsi untuk mengaduk
kedelai
C. Bahan Praktikum

Bahan praktikum yang di gunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada
tabel 3.2

Tabel 3.2
No Nama Bahan Satuan Kegunaan
1 2 3 4
1 Kedelai Gram Sebagai sampel
2 Ragi tempe - Pengawet sampel
3 Air Liter Untuk mencuci
sampel

D. Prosedur Kerja

1) Rendam kacang kedelai selama 1 malam

2) Rebus kacang kedelai hingga empuk/berbusa atau sampai setengah matang

3) Diamkan kacang kedelai hingga matang

4) Bersihkan kulit ari ( usahakan semua biji terbelah)

5) Rebus kembali sampai matang

6) Setelah matang meniriskan kembali sampai dingin

7) Campurkan ragi pada kacang kedelai secara merata dengan perbandingan

2 kg kacang kedelai : 1 sendok (makan) ragi tempe

8) Kemudian bungkus dengan daun pisang dan plastik, lalu rapatkan

9) Tusuk plastik dengan menggunakan lidi untuk menghasilakn lubang pada

plastik (banyaknya tusukan sesuai ukuran plastik

10) Simpan pada nampan yang bersih tunggu sampai 2-3 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai