Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

PEMBUATAN TEMPE
Disusun guna memenuhi tugas Biologi Bab Bioteknologi

Guru Pengampu: Hj. Sri Nur Wahyuniati S.Pd

Disusun oleh:

1. Ajeng Zhika Revalina (03)


2. Amallia Fudji Ferrianti (04)

KELAS XII IPA 1


MADRASAH ALIYAH NEGERI BLORA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
MAKALAH BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
PEMBUATAN TEMPE
Disusun guna memenuhi tugas Biologi Bab Bioteknologi

Guru Pengampu: Hj. Sri Nur Wahyuniati S.Pd

Disusun oleh:

1. Ajeng Zhika Revalina (03)


2. Amallia Fudji Ferrianti (04)

KELAS XII IPA 1


MADRASAH ALIYAH NEGERI BLORA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BA

PENDAHULUA
A. Latar Belakang

Sumber makanan yang mengandung protein tinggi tidak hanya berasal dari daging,
telur, dan susu. Kacang kedelai juga mengandung protein tinggi, yang merupakan sumber protein
nabati. Kedelai merupakan sumber makanan vegetarian yang mempunyai protein lengkap yang
memenuhi kebutuhan akan asam amino esensial. Dalam 100 gr tempe tersedia 19 gr protein atau
mencukupi sekitar 38% konsumsi harian.

Tempe memiliki mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh seperti kalsium, zat besi,
serta magnesium. Dalam 100 gr tempe terdapat 11% kalsium, 15% zat besi, dan 20% magnesium.
Selain mineral, tempe juga sumber vitamin B6 dan B12.

Tempe terbuat dari bahan baku kedelai dengan proses fermentasi. Faktor inckulum
dan kapang dari jenis rhozipus yang berperan penting dalam proses tersebut. Fermentasi dapat
terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai.
Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari
pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut. Dalam proses fermentasi ragi berfugsi
untuk mengikat gizi pada makanan agar tidak rusak akibat adanya bakteri yang hidup dalam
makanan.

Jika ditinjau dari pembuatannya, tempe merupakan salah satu produk dari
bioteknologi berbasis konvensional. Karena melibatkan mikrobia eukariotik yaitu kapang yang
biasanya diperoleh dari ragi artinya di dalam ragi tersebut mengandung empat jenis kapang dari
kelompok Rhizopus, yaitu Rhyzopus ologosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan
Rhizopus oryzae. Hifa dari kapang iniliha yang terlihat berwarna putih pada tempe.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:

1. Bagaimana peranan mikroorganisme Rhizopus oryzae dalam proses pembuatan tempe

2. Bagaimana proses pembuatan tempe dengan teknik sederhana?

C. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah:

1. Mengetahui peranan mikroorganisme Rhizopus oryzae dalam proses pembuatan tempe

2. Mengetahui proses pembuatan tempe dengan teknik sederhana.


BAB

TINJAUAN

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat
makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Makanan bernama tumpi
tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Tempe
merupakan produk hasil fermentasi kedelai yang sudah lama dikenal di Indonesia. Faktor terpenting
dalam pembuatan tempe adalah inokulum atau larutan yang mengandung kapang Rhizopus sp.
Jenis kapang yang berperan dalam fermentasi tempe adalah R. oligosporus dan R. oligopsorus dan
kapang lain seperti R. stolonifer dan R. arrhizus. Inkolum tempe digunakan sebagai agnesia
pengubah kedelai yang telah mengalami proses perebusan dan perendaman menjadi tempe.

Tempe memiliki manfaat baik dari segi nutrisi maupun manfaat kesehatan. Sebagai sumber
nutrisi, tempe berperan sebagai sumber protein dan mineral besi. Sebagai obat dan penunjang
kesehatan, tempe berperan sebagai anti diare dan anti bakteri. Senyawa anti bakteri pada tempe
dapat menghambat sembilan jenis bakteri gram postitif dan satu jenis bakteri gram negatif. yaitu:
Streptococcus lactis, S. cremoris, Leuconostoc dextranicum. L. mesenteroides, Staphylococcus
aureus, Bacillus subtillis. Clostridium botulinum, C. sporogenes, C. butyricum, dan Klebsiella
pneumonia.

Tahap pengolahan kedelai menjadi tempe meliputi secara umum terdiri dari tahap perebusan
ke-1, pengupasan, perendaman, dan pengasaman, perebusan ke-2, peratusan air, inokulasi
menggunakan ragi tempe, pembungkusan, dan fermentasi. Beberapa faktor dalam proses
pengolahan diperkirakan mempunyai pengaruh yang sangat nyata (signifikan) terhadap kualitas
tempe, faktor-faktor tersebut antara lain perebusan, ruang fermentasi, kadar air kedelai,
pematusan air, kelembaban ruang fermentasi, suhu fermentasi, rak fermentasi, dan jenis bahan
pembungkus (plastik, pelepah pisang, daun pisang, dan kertas).

Kualitas tempe amat dipengaruhi oleh kualitas starter yang digunakan untuk inokulasinya.

Berikut merupakan syarat starter yang baik digunakan untuk pembuatan tempe

1. Mampu memproduksi spora dalam jumlah banyak

2. Mampu bertahan beberapa bulan tanpa mengalami perubahan genetis dan


kemampuan tumbuhnya

3. Memiliki persontese pertumbuhan spora yang tinggi segera setelah diinokulasi

4. Mengandung biakan jamur tempe mumi, dan bila digunakan berupa campuran yang harus
memiliki proporsi yang tepat

5. Bebas dari mikroba kontaminan dan jika memungkinkan strain yang dipakai memiliki kemampuan
untuk melindungi diri dari dominasi mikroba kontaminan

6. Mampu menghasilkan produk yang stabil berulang-ulang

7. Pertumbuhan miscelia setelah inokulasi harus kuat, lebat berwama putih bersih, memiliki aroma
spesifik tempe yang enak dan tidak mengalami sporulasi terlalu dini.
BAB

METODE
A. Alat dan Bahan Pembuatan Tempe

1. Alat
✓ Baskom
✓ Pengaduk kayu
✓ Dandang
✓ Kompor
✓ Jarum pentul
✓ Kardus
✓ Kipas angin

2. Bahan

 Kedelai
 Ragi tempe
 Air secukupnya
 Lilin
 Kemasan plastik/daun pisang

B. Prosedur Kerja

1. Bersihkan kedelai dari kotoran-kotoran kemudian direndam dengan air bersih selama 12-18 jam.

2. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian mencucinya dengan menggunakan air
bersih.

3. Rebus kedelai tersebut sampai empuk.


4. Setelah biji kedelai terasa empuk. tiriskan biji kedelai lalu diangin- anginkan sambil diaduk hingga

biji tersebut menjadi hangat dapat juga di bandu dengan menggunakan kipas angin.

5. Taburkan ragi tempe pada kedelai sedikit demi sedikit sambil diaduk- aduk supaya merata.

6. Siapkan kantong plastik kemudian memberi lubang dengan menggunakan jarum

7. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi ke dalam pembungkus. Atur ketebalannya sesuai dengan
selera.

8. Simpan pada suhu kamar selama satu atau dua hari hingga seluruh permukaan kacang kedelai
tertutupi jamur.
BAB
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah didiamkan di dalam suhu kamar sekitar 1-2 hari di dapat biji kedelai yang telah di beri ragi
tertutupi jamur sebagai proses fermentasi dan jadilah tempe yang siap untuk dikonsumsi.

B. Pembahasan

Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses
melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Lewat proses
fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga
mudah dicerna.

Setelah penyimpanan tempe. 1-2 hari kemudian tempe sudah siap untuk di konsumsi. Struktur
tempe yang lembut dan empuk untuk dimakan terkadang ada tempe yang bagian-bagian
tertentunya telah mongering karena factor-faktor yang tidak terprediksi pada saat pembuatan,
ataupun penyimpanan.

Berdasarkan hasil pengamatan setelah dilakukan proses fermentasi, maka diketahui bahwa secara
umum dapat dikatakan berhasil. Proses pembuatan tempe menggunakan bahan kacang kedelai
berjalan dengan baik dimana hampir seluruh tempe kedelai yang dibuat berhasil dimana memiliki
aroma berbau khas tempe dan misellium yang tumbuh dengan merata.
BAB
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian bioteknologi konvensional pembuatan tempe adalah sebagai
berikut:

1. Bioteknologi sangat bermanfaat dalam memproduksi produk yang lebih baik.

2. Tempe adalah salah satu produk yang dihasilkan dari bioteknologi, dan sangat bermanfaat bagi
manusia ditinjau dari segi gizi dan harga yang sangat relative murah

3. Tempe sangat tergantung dari hasil fermentas jenis bahan utamanya/substratnya yaitu kedelai,
macam mikroba yang aktif dan kondisi di sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan
metabolisme mikroba tersebut, dan hal ini dapat dikatakan bahwa pengolahan kedelai hingga
menjadi tempe sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki.

B. Saran

Untuk memperhatikan kualitas produk yang diinginkan maka saya memberi saran :

1. Menggunakan bahan yang berkualitas baik

2. Meningkatkan kebersihan tempat praktikum

3. Memberikan bumbu dapur secukupnya saja, agar rasanya enak

Anda mungkin juga menyukai