LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCAPANEN
(Pembersihan, Sortasi, dan Grading Bahan Hasil Pertanian)
Oleh:
Nama : Shida Habsari
NPM : 240110150106
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 22 Maret 2017
Waktu/Shift : Pukul 08.00 09.40 WIB / Shift B2
Co. Ass :1. Adryani Tresna W.
2. Eki Dwiyan Saputra
3. Mizanul Hakam
4. Umaya Nur Uswah
2.1 Beras
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma'
(bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah
ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah)
terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau
bahkan hitam, yang disebut beras. (Dinas Pertanian, 2010)
Beras umumnya tumbuh sebagai tanaman tahunan. Tanaman padi dapat
tumbuh hingga setinggi 1 - 1,8 m. Daunnya panjang dan ramping dengan panjang
50 - 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm. Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 -
12 mm dan tebal 2 - 3 mm.
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok
terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai
macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk
dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras
kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air
tajin. (Dinas Pertanian, 2010)
2.4 Grading
Grading adalah proses untuk mengelompokkan produk utama kedalam
berbagai kelas mutu. Contoh hasil dari grading dari penangan beras adalah beras
utuh, beras kepala, beras patah dan menir. Secara umum, grading dalam
penanganan pascapanen bahan hasil pertanian merupakan lanjutan dari proses
sortasi. Dalam penerapannya, faktor yang digunakan untuk menilai dan
mengelompokkan kelas mutu suatu bahan dapat lebih dari satu. Antara lain : derajat
sosoh, persentase beras utuh, beras kepala, beras patah dan menir, tingkat kadar air
beras, persentase beras, persentase butir kapur, butir kuning, dan butir merah.
(Famino, 2012)
Buah-buahan dan sayuran biasanya disortasi berdasarkan warna, kerusakan,
ukuran, dan berat. Sortasi buah-buahan dan sayuran terdiri dari dua macam, yaitu
secara manual dan mekanis. Umumnya, sortasi yang dilakukan secara manual
adalah sortasi yang didasarkan pada warna dan kerusakan. Sedangkan yang
didasarkan pada ukuran dan berat biasanya dilakukan secara mekanis.
2.5 Pembersihan
Pengertian pembersihan dalam penganan bahan hasil pertanian adalah
mengeluarkan/memindahkan benda asing (kotoran) dan bahan-bahan yang tidak
diinginkan dari bahan utama (produk yang diinginkan). Secara umum, pembersihan
dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
a. Metoda kering (dry method) yang diantaranya meliputi:
Penyaringan (sceering)
Pemungutan dengan tangan (hand picking). (Nurjanah dan Widyasanti,
2017)
2.6 Sortasi
Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai
fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis,
tekstur, warna, benda asing/ kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa,
ketengikan), dan kondisi biologisnya (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga,
jumlah mikroba dan daya tumbuh khusus untuk benih). Hampir semua jenis bahan
hasil pertanian melewati tahap penyortiran (sortasi). Beberapa jenis sortasi
berdasarkan sifat fisiknya adalah sebagai berikut:
Sortasi berdasarkan berat
Berat adalah metode yang paling tepat dari penyortiran, karena tidak
tergantung pada geometri produk. Telur, buah, atau sayuran dapat dipisahkan
menjadi kategori berat dengan menggunakan pegas atau alat elektronik
pengukur berat. Kerugian dari sortasi berdasarkan berat adalah
dibutuhkannya banyak waktu untuk menyortasi suatu unit dan metode yang
lain lebih tepat dengan benda yang lebih kecil seperti sereal ataupun kacang
polong.
Sortasi berdasarkan ukuran
Sortasi berdasarkan ukuran dirasakan kurang tepat jika dibandingkan dengan
sortasi berdasarkan berat, tetapi jika dilihat dari biayanya sortasi ini jauh lebih
murah. Ukuran dan bentuk unit bahan hasil pertanian sulit untuk ditentukan
secara pasti.
Sortasi berdasarkan bentuk
Sortasi bentuk berguna dalam kasus dimana unit bahan hasil pertanian
terkontaminasi oleh partikel dengan ukuran dan bentuk yang hampir sama
dengan bahan tersebut.
Sortasi berdasarkan warna
Penyortiran bahan berdasarkan warna masih digunakan, tetapi untuk
biayanya dikategorikan mahal karena memerlukan pelatihan untuk operator
dan sewa tempat untuk ruangan melakukan sortasi. (Mahaelani, 2012)
BAB III
METODOLOGI
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu:
1. Beras 50 gr
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Kadar Air Rata-rata pada Beras
KA1 + KA2 + KA3
Kadar air rata rata =
3
12,7 + 12,8 + 12,9
=
3
= 12,8 %
4.2.2 Perhitungan Massa Total Hasil Pengamatan
Massa Total = Massa butir utuh + massa butir patah + massa butir menir +
massa butir hijau atau mengapur + massa butir kuning atau
rusak + massa benda asing + massa gabah
= (20,6379 + 14,0388 + 11,6145 + 3,2196 + 0,1685 + 0 + 0) x
10-3 Kg
= 49,7153 x 10-3 Kg
=0%
massa utuh+butir patah+butir hijau+butir rusak
Rendeman Sortasi = 100%
massa awal
20,6739 + 14,0388 + 11,6145 + 3,2196 + 0,6185
= 100%
50
= 99,43%
massa butir utuh + massa butir patah
Rendeman Grading = 100%
massa awal
20,6739 + 14,0388
= 100%
50
= 6,942 %
BAB V
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Sortasi dan grading adalah sama-sama proses pemilahan bahan
perbedaannya grading berdasarkan permintaan konsumen atau berdasarkan
nilai komersilnya.
2. Kriteria dalam pemilihan pada beras di antaranya, butir utuh, butir patah,
butir menir, butir kapur, buting kuning/rusak, gabah, dan benda asing.
3. Kadar air rata-rata yang didapat pada beras adalah 12,8%.
4. Derajat sosoh beras 93,224 % kurang dari standar SNI yang dianjurkan yaitu
95%.
5. Massa awal beras yaitu 50 gr, massa akhir beras yaitu 49,7153 gr, sehingga
massa beras yang hilang sebesar 0,2847 gr.
6. Sample beras yang digunakan didominasi oleh butir utuh yaitu 41,348%.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini adalah:
1. Mempelajari materi yang akan dipraktekan terlebih dahulu agar dapat
meminimalisir kesalahan selama praktikum.
2. Menjaga dan memastikan kondisi alat percobaan dalam kondisi baik agar
tidak menyulitkan praktikan selama praktikum.
3. Menjaga kondisi laboratorium tetap kondusif selama melaksanakan
praktikum agar tidak mengganggu praktikan lain.
4. Kerjasama diantara anggota kelompok lebih ditingkatkan agar praktikum
berjalan dengan cepat, baik dan lancar.
5. Alat praktikum sebaiknya diperbanyak agar dapat mengefisiensikan waktu
dan praktikan dapat mencoba semua bahan untuk di praktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi Praktikum