IDENTIFIKASI BTP
Disusun Oleh
2020/2021
Waktu pelaksanaan : 29 September 2020
Acara : Identifikasi BTP
Kertas
Bolpoint
- Bahan :
Goodtime
Nextar
Soyjoy
Nutbar
Tinjauan Teori
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna,
pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Bahan Tambahan Pangan atau aditif makanan juga diartikan sebagai bahan yang
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu.
Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu aditif
sengaja dan aditif tidak sengaja. Aditif sengaja adalah aditif yang diberikan dengan sengaja
dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi,
cita rasa, mengendalikan keasaman atau kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan
lainnya. Sedangkan aditif yang tidak sengaja adalah aditif yang terdapat dalam makanan
dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan. Bila dilihat dari asalnya,
aditif dapat berasal dari sumber alamiah (misalnya lesitin); dan dapat juga disintesis dari
bahan kimia yang mempunyai sifat serupa benar dengan bhan alamiah yang sejenis, baik
dari susunan kimia maupun sifat metabolismenya (misal asam askorbat).
Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat,
termasuk dalam pembuatan pangan jajanan. Masih banyak produsen pangan yang
menggunakan bahan tambahan yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan yang
sebenarnya tidak boleh digunakan dalam pangan.
2 Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak dimulut. 3 Memberikan
warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera.
4 Meningkatkankualitas pangan.
5 Menghemat biaya.
Penggolongan BTP yang diizinkan digunakan pada pangan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 adalah sebagai berikut : 1 Pewarna,
yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada pangan. 2 Pemanis buatan,
yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, yang tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi. 3 Pengawet, yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau peruaian lain pada pangan yang disebabkan oleh pertumbuhan
mikroba. 4 Atioksida, yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi
lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan. 5 Antikempal, yaitu BTP yang dapat
mencegah mengempalnya (menggumpalnya) pangan yang berupa serbuk seperti tepung
atau bubuk. 6 Penyedapa rasa dan aroma, menguatkan rasa, yaitu BTP yang dapat
memberikan, menambah atau mempertegas rasa aroma. 7 Pengatur keasaman (pengasam,
penetral dan pendapar) yaitu BTP yang dapat mengasamkan, menetralkan dan
mempertahankan derajat keasaman pangan. 8 Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP
yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. 9 Pengemulsi, pemantap dan pengental yaitu BTP yang
dapat membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dipersi yang homogen pada
pangan. 10 Pengeras, yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya
pangan. 11 Sekuestran, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam pangan,
sehingga memantapkan warna, aroma dan tekstrur.
Selain BTP yang tercantum dalam Peratuan Mentri tersebut, masih ada beberapa
BTP lainnya yang biasa digunakan dalam pangan, misalnya:
1 Enzim, yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang dapat
menguraikan secara enzimatis, misalnya membuat pangan menjadi lebih empuk, lebih larut
danlain-lain. 2 Penambah gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral atau
vitamin, baik tunggal maupun campuran, yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan. 3
Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga mempertahankan
kadar air pangan.
2. Mengamati dan menuliskan pengamatan identifikasi BTP yang meliputi nama produk,
merk dagang, komposisi, BTP, dan fungsi BTP
Hasil Pengamatan
Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori, bahan tambahan pangan atau aditif makanan juga
diartikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan
untuk meningkatkan mutu. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu aditif sengaja dan aditif tidak sengaja. Aditif sengaja adalah aditif
yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk
meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman atau kebasaan,
memantapkan bentuk dan rupa, dan lainnya. Sedangkan aditif yang tidak sengaja adalah
aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses
pengolahan.
Kesimpulan :
Jenis bahan tambahan pangan dari ke empat produk secara keseluruhan dapat
digolongkan ke dalam jenis aditif sengaja
BTP jenis aditif sengaja difungsikan untuk meningkatkan konsistensi nilai gizi, cita
rasa, mengendalikan keasaman atau kebasaan, memantapkan rupa dan lain
sebagainya
Foto :
Daftar Pustaka :