Anda di halaman 1dari 115

NCP

(NUTRITION
CARE PROCESS)
Hello!
ASYSYIFA RIANA,S.GZ.,MT.,AIFO 2

(Nutritionist, Lecturer, Enterpreneur, BPOM Facilitator, Assessor BNSP,


Certified GMP Coor, Certified Food Safety Auditor for HACCP,
Pendamping PPH)

FOR :
Online Training ISS Awareness
“Nutrition Care Process and GMP”
Tujuan Pelatihan
Peserta mampu memahami tentang :
Ruang Konsep
Prinsip
lingkup penerapan
dasar NCP
NCP NCP
Tahapan Empat
Terminologi
penerapan langkah
NCP
NCP NCP
Hubungan
setiap
langkah
3
SEJARAH NCP Th. 1970-1986 Marian I.
Hammond seorang praktisi
dietetika klinis modern
mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dan humaniora
untuk mempromosikan gaya
hidup sehat dengan
memberikan perawatan gizi
dalam pengaturan yang
beragam.

4
5
SEJARAH NCP

Awal th 2002, praktisi gizi USA mengidentifikasi kebutuhan untuk menciptakan


metoda pemberian asuhan gizi yang terstandar untuk meningkatkan kualitas
dan meningkatkan keberhasilan asuhan.
Ditunjuk Nutrition Care Model Workgroup.
Th 2003 diterima ADA’s Standardized Nutrition Care Process (NCP) untuk
diimplementasikan oleh praktisi gizi di USA.
2003 Disepakati istilah: Standardized Nutrition Care Process/ Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT)
6
7
SEJARAH NCP

Th 2006 PAGT diimplementasikan di RS.Hasan Sadikin


Th 2007 PAGT disosialisasi di kalangan ahli gizi
Th 2007 PAGT diimplentasikan di RSCM
Th 2008 ADA merilis buku First Edition International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual Standardized Language For the
NCP

8
9
PERKEMBANGAN
PARADIGMA BARU
NCP/PAGT
Sebelum PAGT, AG mengalami kesulitan dalam :
1. berkomunikasi baik dengan sesama atau dengan praktisi kesehatan lainnya
2. mengklasifikasi, mengukur ataupun membuat laporan keberhasilan intervensi
3. membuat penelitian dan edukasi.
Kecenderungan menggunakan kata yang sama untuk maksud yang berbeda, dan
kadang menggunakan kata yang berbeda untuk maksud yang sama.
2003 dibentuk Standardized Language Task Force
2005 disetujui terminologi diagnosis gizi
2009 terminologi asesmen gizi, monitoring & evaluasi; dan intervensi gizi. 10
APA YANG TERSTANDAR ?

1. LANGKAH TERSTANDAR 2. BAHASA TERSTANDAR

Terminology
Reference Sheets
Matrices
Resources

11
BAHASA TERSTANDAR

Keseragaman bahasa dalam praktik dietetik diperlukan untuk


memfasilitasi komunikasi, persamaan persepsi, mengamati dan
mengukur hasil akhir serta kontinuitas pelayanan (rujukan).

The International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference


Manual: Standardized Language for the Nutrition Care Process

Sbg “Identitas” - Otonomy Profesi


12
PAGT & Bahasa
Gizi Terstandar

Bahasa terstandar beberapa kali direvisi


Telah implementasi internasional, dan dipublikasikan buku IDNT terakhir edisi ke
4, tahun 2013.
Berbagai rumah sakit di Indonesia juga mulai mengimplementasikan
2013-2014 : Pedoman PAGT dan modul pelatihannya disusun Bina Gizi
Kemenkes RI dan untuk diimplementasikan di Indonesia:
1. meningkatkan pelayanan gizi di Indonesia
2. akreditasi JCI dan akreditasi RS 2012
2014 : Pedoman PAGT - Direktorat Bina Gizi–KemenKes RI 13
GIZI BERPERAN DALAM KESEHATAN
Nutrition is important to promote health & prevent & treat the
disease state

SEHAT
tumbuh kembang yang optimal memelihara kesehatan umum
mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari melindungi tubuh terhadap
penyakit

SAKIT
proses penyembuhan penyakit timbulnya komplikasi lamanya hari
perawatan mortalitas
14
ASUHAN GIZI vs NCP

Serangkaian kegiatan yang Suatu metode pemecahan


terorganisir atau terstruktur masalah yang digunakan oleh
untuk mengidentifikasi seorang ahli gizi profesional
kebutuhan gizi dan penyediaan untuk menyelesaikan masalah
asuhan untuk memenuhi gizi dengan cara yg aman dan
kebutuhan dengan meliputi berkualitas dengan tahapan yg
kegiatan PDIME jelas meliputi ADIME

Pengkajian Diagnosa Intervensi Monev


Gizi (A) Gizi (D) Gizi (I) Gizi (ME)
15
17
18
Nutrition
Support
Team

19
“ PENGERTIAN PAGT

Metoda pemecahan masalah gizi yang sistematis, BERPIKIR


KRITIS dan MEMBUAT KEPUTUSAN
Memberikan struktur dan kerangka kerja yang konsisten bagi
profesi gizi ketika memberikan pelayanan gizi
Didisain untuk digunakan bagi semua kelompok usia baik
dalam kondisi sehat dan sakit

20
Tujuan PAGT/NCP

Memecahkan masalah gizi dengan mengatasi


berbagai faktor yang mempunyai kontribusi pada
ketidakseimbangan atau perubahan status gizi.

Ketepatan menentukan akar permasalahan akan


mempengaruhi pemilihan intervensi yang sesuai

21
Tujuan Penggunaan Model
PAGT/NCP
Meningkatkan pengetahuan & keterampilan dalam :
1. Mendapatkan data, memverifikasi, menginterpretasi data yang
dibutuhkan unt identifikasi masalah gizi (Nutrition Assessment).

2. Mengidentifikasi dan memberi nama masalah/problem gizi


(Nutrition Diagnosis).

3. Merencanakan dan mengimplementasi tindakan spesifik untuk


mengatasi masalah gizi (Nutrition Intervensi)

4. Menentukan kemajuan yang terjadi setelah dilakukan intervensi


dan apakah sasaran sudah tercapai (Nutrition Monev) 22
MANFAAT NCP
Penerapan NCP yang konsisten (evidence based)

PAGT menjembatani antara kualitas dan professional autonomy.

Keseragaman bahasa dan kolaborasi

Membuat keputusan sehingga meningkatkan level performa Dietisien

Membantu praktisi dietetk mengelola asuhan gizi berbasis lmiah dan menyeluruh

Memudahkan pemahaman dan komunikasi antara profesi dietisien

Mengukuhkan posisi dietisien dalam ekonomi global (pendidikan dan kredibilitas) dg profesi
lain dalam tim kesehatan 23
APLIKASI PAGT

(1)
PAGT terutama (2)
diterapkan untuk proses PAGT juga dapat
asuhan gizi individu pada diterapkan pada asuhan
pelayanan pasien rawat gizi di community
jalan dan rawat inap

24
STANDAR BAHASA
E-NCPT (ELEKTRONIK NCP TERMINOLOGY)

Nutrition Reference
Terminology Matrices Resources
Care Process Sheets

25
Apa yang baru Perubahan terminologi asesmen
gizi dan pada Indikator asuhan
di E-NCPT 2021 ? gizi dan langkah asesmen

26
27
28
PERBEDAAN PELAYANAN
ASUHAN GIZI
PRE PAGT -
Dietisien telah selalu mengerjakan:
• Asesmen gizi
• Intervensi
• Monitoring & evaluasi
• Dokumentasi asuhan gizi
• Berkomunikasi dengan profesi kesehatan lain
PERBEDAAN PELAYANAN
ASUHAN GIZI
PAGT -
Namun, yang belum selalu dilakukan:
Mengenali masalah gizi (ketidaksesuaian antara asupan & kebutuhan)
Melakukan dengan cara terstandar
- Menggunakan istilah yang sama
- Secara resmi memberi nama problem gizi yang ditemukan
Mengkaitkan intervensi dengan etiologi
Mengidentifikasi signs & symptoms à berubah akibat intervensi
Secara jelas menerangkan apakah problem teratasi sesuai rencana?
30
PAGT bukan standar asuhan -MNT
Nutrition Care Process – PAGT Medical Nutrition Terapi (MNT)
Standardized of process care Standardized of nutrition care

Proses mengidentifikasi, merencanakan Rencana atau rangkaian tahapan terapi yang


dan memenuhi kebutuhan gizi melalui didasarkan pada bukti dan secara jelas
4 kegiatan yaitu : menggambarkan level, content dan frekuensi asuhan
Nutrition Assessment, Nutrition gizi sesuai dengan penyakit atau kondisi setting
Diagnosis, Nutrition Intervention, implementasi
Nutrition Monitoring and Evaluation.

Academy of Nutrition and Dietetic, 2012 31


PAGT UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS ASUHAN
PAGT suatu standard proses yang memberikan struktur dan
kerangka yang konsisten digunakan untuk memberikan
asuhan gizi.
Bila dikombinasikan dengan content of care yang
berdasarkan evidenced base akan menghasilkan
peningkatan kualitas asuhan dan perbaikan status gizi.

Contenct of
Care Outcome
- Best evidence Process of Care Improved quality
- Scientific NCP and model of care and
principles health status
- Protocols

32
KONSEP DASAR PAGT
PAGT dirancang untuk
Meningkatkan konsistensi dan
kualitas asuhan
Hasil akhir lebih dapat diprediksi 33

Terstandar PROSES namun asuhan


secara INDIVIDUAL
Kerangka berpikir kritis
SISTEM PENUNJANG PAGT
Sistem Skrining - Rujukan

Proses mengidentifikasi pasien/ klien/ group yang mungkin mempunyai


diagnosa gizi dan mendapat manfaat dari asesmen dan intervensi gizi
yang dilakukan oleh dietisien*.
§ Time frame : skrining gizi maks 1 x 24 jam setelah masuk RS re-
skrining 7- 14 hari
§ Metoda tergantung kemampuan RS (NRS-2002, MUST, MST)
§ Kolaborasi dengan nakes lain :
skrining gizi merupakan asesmen dari perawatan
§ Pasien risiko gangguan gizi dirujuk ke dietisien 34
SISTEM PENUNJANG PAGT
2. Outcome management
§ Penelitian NCP
§ Menggunakan data agregat untuk
penelitian
§ Continous quality improvement
§ Kalkulasi dan pelaporan
indikator mutu

DOKUMENTASI
35
Implementasi PAGT

PAGT dilaksanakan di semua


fasilitas kesehatan
§ RS
§ Klinik Pelayanan Konseling gizi
§ Puskesmas

36
PROSES ASUHAN GIZI
PROSES ASUHAN GIZI DIMULAI BILA...

Pasien/ klien / grup teridentifikasi risiko


gangguan gizi
Membutuhkan bantuan lanjut untuk mencapai
dan menjaga status gizi dan kesehatannya

PROSES ASUHAN GIZI BERAKHIR BILA


Tujuan telah tercapai
37
38
39
4 langkah Standardized Nutrition Care Process

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


A sesmen gizi
D iagnosa gizi
I ntervensi gizi
M onitoring &
E valuasi gizi

40
41
ASESMEN GIZI
Langkah pertama dari 4 langkah PAGT

TUJUAN:
Mengidentifikasi satu atau lebih problem gizi dan
Membuat keputusan mengenai penyebab yang
mendasari problem

PROSES:
Mengumpulkan, memverifikasi, dan interpretasi data

42
5 Domain Asesmen Gizi

Domain Riwayat terkait makanan


dan gizi (FH)

Domain
Antropometri (AD) Masalah gizi

Domain Biokimia, tes dan Penyebab


Identifikasi
prosedur terkait gizi (BD)
Tanda & Gejala
Domain Pemeriksaan fisik klinis
terkait gizi (PD)

Domain Riwayat klien/ personal


(CH)
43
3 Tambahan Domain Asesmen Gizi
Perangkat Asesmen, Monitoring Dan Evaluasi

”Perangkat yang digunakan untuk melakukan asesmen, re-asesmen &


monitoring evaluai gizi dalam menetapkan status/risiko kesehatan & penyakit“.

Ada dua perubahan substantif berkaitan dengan domain ini:


Lembar referensi diagnosis nutrisi sekarang termasuk domain ini dan alat yang
relevan telah ditambahkan ke diagnosa.
Ada satu istilah tambahan untuk penilaian Gizi, pemantauan dan penilaian alat
evaluasi (AT-1) lembar referensi, penilaian gizi global subyektif (SGNA) untuk
peringkat anak-anak (AT-1.5).
44
3 Tambahan Domain Asesmen Gizi

Domain Kategori Etiologi


“Kategori untuk mengkomunikasikan jenis etiologi diagnosis gizi”.
Identifikasi kategori etiologi diagnosis gizi :
Kepercayaan- sikap EY- 1.1 Psikologis EY- 1.6
Budaya EY- 1.2 Sosial Personal EY- 1.7

Pengetahuan EY- 1.3 Perawatan EY-1.8

Fungsi FIsiologis EY- 1.4 Akses EY- 1.8

Fisiologis-metabolik EY- 1.5 Perilaku EY- 1.9


45
3 Tambahan Domain Asesmen Gizi

Progress Evaluation Domain (Domain Evaluasi Kemajuan)

Mengkomunikasikan evaluasi kemajuan menuju target pemenuhan gizi terkait dan resolusi diagnosis gizi.
Selama proses asuhan gizi, profesional mengidentifikasi tujuan baru dan diagnosis gizi dalam langkah lembar
referensi dan istilah barunya yang mencakup :
Status Tujuan Intervensi (EV-1)
Status Diagnosis Gizi (EV-2) melibatkan evaluasi status diagnosis gizi. Sebagai bagian eNCPT Edisi 2019.
Setiap lembar referensi diagnosis gizi berisi panduan terkait konsep Evaluasi Kemajuan konsep.

46
FH Riwayat Gizi
Pengumpulan data riwayat gizi dilakukan dengan cara
interview, termasuk interview khusus seperti recall makanan
24 jam, food frequency questioner (FFQ) atau dengan metoda
asesmen gizi lainnya. Berbagai aspek yang digali adalah:

Asupan makanan • Pola makanan utama dan snack, menggali komposisi dan
kecukupan asupan makan dan zat gizi, sehingga tergambar
dan zat gizi mengenai : Jenis dan jumlah asupan

Cara pemberian • Menggali mengenai diet saat ini dan sebelumnya, adanya
modifikasi diet, dan pemberian makanan enteral dan parenteral,
makan sehingga tergambar mengenai : order diet saat ini, diet yg lalu
47
FH Riwayat Gizi

Penggunaan medika mentosa dan •Menggali mengenai penggunaan obat dengan resep dokter ataupun obat bebas
obat komplemen-alternatif

•Menggali tingkat pemahaman mengenai makanan dan kesehatan, informasi dan


Pengetahuan/Keyakinan/Sikap pedoman mengenai gizi yang dibutuhkan

•Menggali mengenai aktivitas dan tindakan pasien yang berpengaruh terhadap


Perilaku pencapaian sasaran-sasaran yang berkaitan dengan gizi

Faktor yang mempengaruhi akses •Yang mempengaruhi ketersediaan makanan dalam jumlah yang memadai, aman dan
ke makanan berkualitas

•Menggali mengenai aktivitas fisik, kemampuan kognitif dan fisik dalam melaksanakan
Aktifitas dan fungsi fisik tugas spesifik seperti menyusui atau kemampuan makan sendiri

48
D Dietary
Pengkajian asupan makan adalah suatu cara untuk menggali data terkait asupan
makanan. Digunakan untuk melihat tanda awal masalah gizi.

24 recall FFQ
Total
Komposisi Pola
asupan
Food makanan makan
SQFFQ gizi
Record

Food Diet
Weighing History
49
D Dietary
CARA 1

Klasifikasi AKE & AKG menurut MENILAI TINGKAT KECUKUPAN


WNPG 2004 Konsumsi zat gizi aktual x 100%
AKG (dikoreksi BB aktual) atau kebutuhan zat gizi
Kategori Rentang % AKG

Baik 80-100 CARA 2


Kurang < 80 MENILAI TINGKAT KECUKUPAN INDIVIDU

Lebih > 100 Konsumsi zat gizi aktual x 100%


kebutuhan zat gizi individu

50
A Antropometri

Pengukuran dimensi fisik dan komposisi tubuh


manusia pada berbagai tingkat usia dan tingkat gizi

Estimasi
Panjang/ tinggi BB/TB pada
Berat badan IMT
badan lansia/ pasien
khusus

Indeks pola
pertumbuhan/ LILA Riwayat BB
persentil
51
A Antropometri
PMK No. 2 Tahun 2020
tentang Standar Antropometri Anak

Indeks Kategori Ambang Batas

BB/U 0-60 bln BB sangat kurang <- 3 SD


Underweight -3 SD s/d <-2 SD
Normal -2 SD s/d +1 SD
BB lebih >+1 SD
PB/U atau TB/U Sangat pendek <- 3 SD
Pendek -3 SD s/d <-2 SD
Normal -2 SD s/d +3 SD
Tinggi >+3 SD

52
B Biokimia

q Pemeriksaan laboratorium yang digunakan


untuk mengestimasi ketersediaan gizi pada
jaringan dan cairan biologis.

q Keseimbangan asam basa, profil elektrolit dan


ginjal, profil asam lemak esensial, profil
gastrointestinal, profile glukosa/endokrin, profil
inflamasi, profil laju metabolik, profil mineral,
profil anemia gizi, profil protein, profil urine, dan
profil vitamin.
53
B Biokimia

Glukosa Hemoglobin Kolesterol

Profil lipid Asam urat Elektrolit

54
B Biokimia

Contoh batas normal pemeriksaan laboratorium pada


darah dan interpretasinya.
Interpretasi
No Tes Nilai Normal
Menurun Meningkat
1 Hemoglobin Pria 14-17 mg/dl Defisiensi
Wanita 12-15 protein, fe,
mg/dl anemia,
perdarahan,
hemolisis
2 Total < 200 mg/dl Malnutrisi, Peningkatan
kolesterol penyakit hati, resiko peny.
hipertiroid kardiovaskular
55
C Clinical
Evaluasi kondisi fisik pasien dan prognosis berdasarkan informasi yang dihimpun dari
pemeriksaan fisik dan laboratorium serta riwayat medis pasien.

Tanda klinis
Suhu tubuh Nadi Laju pernafasan Tekanan darah kelebihan/
kekurangan
cairan

Massa otot &


Penampilan fisik Fungsi menelan Nafsu makan
lemak

56
CH Riwayat Klien
Informasi saat ini dan masa lalu mengenai riwayat personal, medis, keluarga dan sosial.
Data riwayat klien tidak dapat dijadikan tanda dan gejala (signs/symptoms) problem
gizi dalam pernyataan PES, karena merupakan kondisi yang tidak berubah dengan
adanya intervensi gizi. Riwayat klien mencakup:

Riwayat Riwayat Riwayat


personal medis sosial
57
Contoh Data Assessment

58
DIAGNOSIS GIZI
Langkah kedua dari 4 langkah PAGT

Tujuan :
Mengidentifikasi dan mengungkapkan problem gizi
spesifik yang dapat ditangani atau diperbaiki melalui
intervensi gizi oleh profesi gizi

Proses :
Mengidentifikasi dan memberi nama problem gizi
yang diungkapkan dengan pernyataan PES
59
Cara Penentuan Diagnosis Gizi
Lakukan integrasi dan analisa data asesmen dan tentukan indikator
asuhan gizi.
Tentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan indikator
asuhan gizi (tanda dan gejala).
Tentukan etiologi (penyebab problem).
Tulis pernyataan diagnosis gizi dengan format PES (Problem-Etiologi-
Signs and Symptoms).

60
Pernyataan Diagnosa Gizi/ PES
TERDIRI DARI 3 KOMPONEN YG BERBEDA

P PROBLEM (nama diagnosis)

ETIOLOGI Informasi ini didapat saat


E fase asesmen gizi dari PAGT

S SIGNs & SYMPTOMs

61
PERNYATAAN DIAGNOSA GIZI/ PES
Merumuskan diagnosa gizi menggunakan bahasa standar dan
kode standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah
P gizi (IDNT)

Penetapan (P) disebabkan karena (E)


E ditandai dengan (S)

Mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi secara :


Jelas dan singkat
S Spesifik
Akurat
Berdasarkan data assessmen
Diagnosis Gizi bukan Diagnosis Medis 62
Problem Gizi
Menggambarkan perubahan / issue
berhubungan dg gizi klien (masalah
aktual). Contoh :

• Asupan oral inadekuat


• Asupan Energi berlebihan
• Asupan Protein kurang
• Peningkatan kebutuhan zat gizi

63
KELOMPOK ETIOLOGI PROBLEM GIZI

1 KEPERCAYAAN - SIKAP

KULTUR 2 PERILAKU
10.

9 PENGETAHUAN 3 AKSES

8 FUNGSI FISIK 4 PERAWATAN

7 FISIOLOGIK METABOLIK 5 SOSIAL-PERSONAL

6 PSIKOLOGIK 64
Berbagai faktor etiologi yg dapat
menyebabkan masalah gizi

Etiologi Kepercayaan • Etiologi berkaitan dengan perubahan ” body image”; kesukaan makanan; faktor
budaya, sosial, biologis, lingkungan terkait ketakutan naik berat badan ;
– Sikap keterbatasan percaya diri untuk berubah

• Budaya makan berlebih; Aspek budaya yang mempengaruhi kemampuan untuk


Etiologi Kultur mendapatkan makanan/air minum atau kemampuan menyusui atau mempelajari
informasi; budaya yang mempengaruhi asupan zat gizi dan makanan

• Berkaitan dengan keterbatasan pengetahuan terkait makanan dan zat gizi;


Etiologi Pengetahuan terpapar informasi tentang makanan dan zat gizi yang tidak akurat.

65
Berbagai faktor etiologi yg dapat
menyebabkan masalah gizi
• Etiologi berkaitan dengan kurang aktifitas fisik; iritabiilitas (mis menyusui); penurunan kemampuan
Etiologi Fungsi Fisik untuk berbelanja makanan; Gangguan fisik yang menyebabkan tidak bisa bergerak/melakukan aktifitas
misalnya tangan/kaki patah

Etiologi Fisiologi- • Etiologi berkaitan dengan perubahan citarasa atau selera makan; kondisi puting susu ibu yang
abnormal; gangguan saluran cerna; penurunan kebutuhan energi; malnutrisi; disfungsi ginjal,
Metabolik endokrin, jantung, hati, syaraf dan atau paru.

• Etiologi berkaitan dengan adiksi/kecanduan alkohol atau obat; gangguan mental, bingung, altered
Etiologi Psikologis awareness; karakteristik kepribadian atau temperamen terkait gangguan makan

• Etiologi berkaitan dengn perubahan situasi kehidupan; kurang contoh ( role model) ; riwayat
Etiologi Sosial-Personal keluarga atau sosial makan berlebih; stress psikologis atau hidup meningkat

66
Berbagai faktor etiologi yg dapat
menyebabkan masalah gizi
• Etiologi berkaitan dengan toleransi makanan; kesulitan mengunyah dan menelan
Etiologi Perawatan makanan tinggi serat; perubahan motilitas saluran cerna;obat obatan yang
mempengaruhi metabolisme zat gizi

• Faktor yang berkaitan dengan hambatan geografis dan komunitas; kebijakan


Etiologi Akses sekolah terkait makanan/kesehatan kurang; makanan/minuman yang
terkontaminasi

• Etiologi berkaitan dengan gangguan pola makan; aktifitas fisik berlebihan;


Etiologi Perilaku konsumsi suplemen dosis tinggi; keterbatasan kepatuhan terkait makanan dan zat
gizi; kesulitan berkaitan dengan aktifitas dan makanan

67
Keterkaitan PENGKAJIAN
dg DIAGNOSA GIZI

Pengkajian Diagnosa Intervensi


Monev Gizi
Gizi Gizi Gizi

FH
BD PROBLEM (What)
AD
ETIOLOGI (Why)
PD
CH SIGNS/SYMPTOMS (How do i know)
CS 68
Domain Terminologi Pada
Diagnosis Gizi

DOMAIN INTAKE • Masalah gizi terkait keseimbangan energi,


asupan makanan (oral/parenteral), asupan
(40 Term) cairan, substansi bioaktif, asupan zat gizi
DOMAIN KLINIS • Masalah gizi yang berkaitan dengan
fungsional, biokimia, weight, gangguan
(14 Term) malnutrisi
DOMAIN PERILAKU- • Masalah gizi terkait dengan pengetahuan,
LINGKUNGAN perilaku/ kepercayaan, aktifitas fisik dan
(16 Term) fungsi dan keamanan makanan serta akses
Temuan dan/problem tidak dapat diklasifikasikan sebagai 69
ke 3 problem di atas (kode (NO) 1.1 Tidak ada diagnosis saat ini)
DOMAIN INTAKE
Berbagai problem aktual yang berkaitan dengan asupan energi, zat gizi, cairan, atau zat bioaktif,
melalui diet oral atau dukungan gizi (gizi enteral dan parenteral). Masalah yang terjadi dapat
karena kekurangan (inadequate), kelebihan (excessive) atau tidak sesuai (inappropriate).
Termasuk ke dalam kelompok domain asupan adalah :

1. Problem mengenai 2. Problem mengenai


keseimbangan asupan diet oral atau 3. Problem mengenai 4. Problem mengenai
asupan cairan asupan zat bioaktif
energi dukungan gizi

5. Problem mengenai
asupan zat gizi, yang
mencakup problem
mengenai : L, Chol,
P, Vit, Min dll
70
DOMAIN KLINIS
Berbagai problem gizi yang terkait dengan kondisi medis atau fisik. Termasuk ke dalam kelompok
domain klinis adalah :

• Perubahan dalam fungsi fisik atau mekanik yang mempengaruhi atau


Problem fungsional mencegah pencapaian gizi yang diinginkan

• Perubahan kemampuan metabolisme zat gizi akibat medikasi,


Problem biokimia pembedahan, atau yang ditunjukkan oleh perubahan nilai laboratorium

• Masalah berat badan kronis atau perubahan berat badan bila


Problem berat badan dibandingkan dengan berat badan biasanya

71
DOMAIN PERILAKU -LINGKUNGAN
Berbagai problem gizi yang terkait dengan pengetahuan, sikap/keyakinan,
lingkungan fisik, akses ke makanan, air minum, atau persediaan makanan, dan
keamanan makanan. Problem yang termasuk ke dalam kelompok domain
perilaku-lingkungan adalah :

Problem pengetahuan dan keyakinan


Problem aktivitas fisik dan kemampuan mengasuh diri sendiri
Problem akses dan keamanan makanan

72
PERBEDAAN DIAGNOSA GIZI DAN MEDIS
§ Praktisi gizi dan dietetik mengidentifikasi dan memilih istilah untuk diagnosis gizi
(masalah) yang dapat mereka atasi melalui intervensi seperti akses terbatas ke
makanan. Sebaliknya, diagnosis medis menggambarkan penyakit atau patologi organ
atau sistem tubuh (misalnya, stroke).
§ Dalam beberapa kasus, seperti diagnosis gizi Kesulitan menelan (NC-1.1), praktisi gizi
dan dietetik mendiagnosis atau menyebutkan masalah fungsional yang memiliki
konsekuensi gizi dan dapat dikurangi melalui intervensi gizi.
§ Diagnosis gizi dapat diubah tergantung pada intervensi gizi. Misalnya, diagnosis medis
pasien adalah penyakit kardiovaskular. Setelah praktisi gizi dan dietetik melakukan
asesmen gizi dan teridentifikasi konsumsi lemak yang tinggi, maka ditegakkan diagnosis
gizi “asupan lemak berlebihan (NI-5.5.2). Bila pada kunjungan berikutnya klien telah
mengurangi jumlah konsumsi lemak, namun sumber lemak masih menggunakan lemak
jenuh dan lemak trans, maka diagnosis gizi akan diubah menjadi
asupan jenis lemak yang tidak sesuai dengan kebutuhan (NI-5.3.3). 73
Hubungan Diagnosa Gizi
dengan Step Lain di NCP

74
PRACTICE
Nutritional vs Medical Dx
Medical Dx Nutritional Diagnosis
Obesity

Dependence
mechanical ventilation
Anorexia nervosa

75
CONTOH LEMBAR REFERENSI DIAGNOSIS GIZI

Baru

76
INTERVENSI GIZI
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang
ditujukan untuk merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan,
atau aspek status kesehatan individu. Langkah ketiga dari 4
langkah PAGT yg terdiri dari planning dan impelementasi.

TUJUAN :
Mengatasi atau memperbaiki diagnosis gizi / problem gizi
dengan memberikan edukasi, konseling atau pemberian diet
spesifik yang dirancang khusus sesuai kebutuhan pasien.

PROSES :
Rencana dan Implementasi intervensi gizi yang sesuai
berdasarkan diagnosis gizi dan etiologi.
INTERVENSI GIZI
Strategi Intervensi Gizi

ND (Nutrition
Delivery) • Penyediaan makanan dan/ zat gizi

E (Education) • Edukasi gizi

C (Consultation) • Konsultasi gizi


RC (Coordination of
Nutrition Care) • Koordinasi pelayanan gizi

“Diagnosa gizi yang tepat akan menghasilkan


intervensi gizi yang tepat”
IDENTIFIKASI TUJUAN
INTERVENSI
• Identifikasi tujuan bagian dari PAGT
• Tujuan harus SMART (specific, measurable,
achievable, realistic dan time defined)
• Dasar untk mengkaji dampak dan keberhasilan
intervensi gizi
• Kerangka waktu jangka pendek, sedang dan
panjang ditetapkan untuk kasus kasus gizi yang
kompleks atau membutuhkan perawatan yg lama
• Bila intervensi tidak mencapai target artinya
intervensi tersebut gagal dan harus di kaji untuk
perubahannya. 79
IDENTIFIKASI TUJUAN
INTERVENSI

PENETAPAN TUJUAN INTERVENSI


• Tujuan ditetapkan oleh klien, PPA (professional
pemberi asuhan) dan atau Bersama
• Dalam praktik asuhan berfokus pada orang (People
centered care) : sedapat mungkin pasien
menetapkan dan menyusun tujuan.
• Pada kondisi tertentu PPA yang menetapkan tujuan
misalnya target pada kasus pasien yang mendapat
tube feeding atau standar rujukan indicator gizi
seperti nilai lab HbA1c, Kolesterol dst.
80
Contoh Diagnosa Gizi dan Intervensi Gizi

81
Sumber :
Mahan, L.K. and Escott-Stump, S.
(Krause’s Food, Nutrition, and Diet
Therapy 11th ed) Elsevier USA. 2004.

82
Komponen Intervensi Gizi
Dua fase Intervensi Gizi

1. Perencanaan : RD memprioritaskan diagnosis gizi


berdasarkan derajat problem, keamanan, dan
kebutuhan pasien.

2. Implementasi : fase pelaksanaan, dimana RD


melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan keseluruh yang terkait.

83
Hubungan Etiologi & Intervensi

84
Strategi Intervensi Gizi –
Domain & Terminologi

Pemberian makanan dan/zat gizi

Edukasi gizi

Konseling gizi

Koordinasi asuhan gizi

85
Pemberian makanan dan/zat gizi

Penyediaan makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan melalui pendekatan individu
meliputi pemberian Makanan dan snack (ND.1); enteral dan parenteral ( ND.2);
suplemen (ND.3); substansi bioaktif (ND.4); bantuan saat makan (ND.5); suasana
makan (ND.4) dan pengobatan terkait gizi (ND.5)

Edukasi gizi
Merupakan proses formal dalam melatih ketrampilan atau membagi pengetahuan
yang membantu pasien/ klien mengelola atau memodifikasi diet dan perubahan
perilaku secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan.

86
Konseling gizi

Proses pemberian dukungan pada pasien/klien yang ditandai dengan hubungan kerjasama
antara konselor dengan pasien/klien dalam menentukan prioritas, tujuan/target, merancang
rencana kegiatan yang dipahami, dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai
kondisi dan menjaga kesehatan.

Koordinasi asuhan gizi


Strategi ini merupakan kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau kolaborasi,
koordinasi pemberian asuhan gizi dengan tenaga kesehatan/institusi/ dietisien lain yang
dapat membantu dalam merawat atau mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi.

87
k i n g ”
l Th i n
r i ti c a
“ C
LANGKAH BERFIKIR KRITIS

Menemukan pola dan Memutuskan atau


hubungan antara data dan Menyatakan setiap masalah mengesampingkan
Membuat kesimpulan dengan jelas dan tunggal
kemungkinan penyebabnya diagnosis tertentu

Mengidentifikasi etiologi,
dan kategori etiologi yang
Mengidentifikasi tanda dan
ditetapkan, untuk setiap gejala yang dapat diukur Memprioritaskan masalah
masalah yang dapat yang teridentifikasi
atau perubahannya dapat
diselesaikan, dikurangi, dilacak
atau dikelola dengan
intervensi
88
MONITORING & EVALUASI
GIZI
Langkah keempat dari 4 langkah PAGT

TUJUAN :
Menentukan dan mengukur besar kemajuan yang dibuat oleh
intervensi gizi dan apakah gol terkait gizi atau hasil yang
diharapkan telah tercapai. Langkah ini meningkatkan
keseragaman diantara profesi gizi dalam menilai efektifitas
intervensi gizi.

PROSES :
Menentukan apa yang diukur dan dikumpulkan dan
menggunakan kumpulan data outcome monev.
M&E
Aktifitas
RD
Monitor progres

Ukur Outcome

Evaluasi Outcome
1) Cek pemahaman dan kepatuhan pasien/klien
terhadap intervensi gizi
Monitor 2) Tentukan apakah intervensi yang
perkembangan dilaksanakan/ diimplementasikan sesuai
dengan preskripsi gizi yang telah ditetapkan.
3) Berikan bukti/fakta bahwa intervensi gizi telah
atau belum merubah perilaku atau status gizi
pasien/ klien.
4) Identifikasi hasil asuhan gizi yang positif
maupun negatif
5) Kumpulkan informasi yang menyebabkan
tujuan asuhan tidak tercapai
6) Kesimpulan harus di dukung dengan data/
fakta
91
Mengukur
Hasil

1) Pilih indikator asuhan gizi untuk mengukur hasil yang diinginkan


2) Gunakan indikator asuhan yang terstandar untuk meningkatkan
validitas dan reliabilitas pengukuran perubahan.

92
Evaluasi
Hasil

1) Bandingkan data yang di monitoring


dengan tujuan preskripsi gizi atau
standar rujukan untuk mengkaji
perkembangan dan menentukan
tindakan selanjutnya
2) Evaluasi dampak dari keseluruhan
intervensi terhadap hasil kesehatan
pasien secara menyeluruh.
93
Kesimpulan Hasil
Monitoring dan Evaluasi
Contoh hasil monitoring antara lain :
1. Aspek gizi : perubahan pengetahuan, perilaku, makanan dan asupan, zat
gizi

2. Aspek status klinis & kesehatan : perubahan nilai lab, BB, tensi, faktor
risiko, tanda, gejala, status klinis, infeksi, komplikasi, morbiditas, mortalitas

3. Aspek pasien : perubahan kapasitas fungsional, kemandirian merawat


diri sendiri

4. Aspek pelayanan kesehatan : lama hari rawat

94
Monitoring & Evaluasi Gizi
Mengumpulkan dan menggunakan data monitoring & evaluasi.
Terdiri dari 3 komponen: monitoring, measuring, dan evaluasi perubahan
indikator asuhan gizi
Monitoring: memberikan bukti bahwa intervensi gizi merubah atau
tidak merubah perilaku atau status pasien
Measuring: mengumpulkan data indikator outcome gizi yang sesuai
Evaluasi: membandingkan temuan terbaru dengan :

Goal
Status Standar
intervensi
sebelumnya referensi
gizi
Evaluasi dampak intervensi gizi pada outcome kesehatan pasien
SIGN & SYMPTOMS
Sign & Symptoms merupakan fokus dari Monev

Pengkajian Diagnosa Intervensi


Monev Gizi
Gizi Gizi Gizi

PES Statement

PROBLEM ETIOLOGI SIGNS/SYMPTOMS


(What) (Why) (How do i know)
96
MONEV MENGARAHKAN TAHAP SELANJUTNYA
MENUJU RE-ASSESSMENT DARI SIKLUS
ASUHAN GIZI

Re-assessment

Pengkajian Diagnosa Intervensi


Monev Gizi
Gizi Gizi Gizi

PES PROBLEM ETIOLOGI SIGNS/SYMPTOMS


Statement (What) (Why) (How do i know)
97
Monev Terminologi
FH : Riwayat terkait makanan & gizi
AD : Pengukuran antropometri
BD : Data biokimia, tes medis dan prosedur
PD : Pemeriksaan fisik fokus gizi
Perangkat Asesmen, Monev
Standar
Kategori etiologi pembanding
Evaluasi progres
98
INTERVENSI GIZI
Rencana Gizi
Preskripsi Gizi
Goal
Implementasi Gizi
PROBLEM Pemberian diet
Intake Edukasi gizi
Klinik Konseling gizi
Perilaku-lingkungan Koordinasi asuhan gizi

Berkaitan dengan
ETIOLOGI
MONITORING & EVALUASI GIZI
Ditandai oleh Monitor progress
SIGNS & SYMPTOMS Measure outcomes
Evaluate outcomes 99
CASCADE of NUTRITION CARE &
HEALTH OUTCOMES
Changes in knowledge, belief/ atittude/ behavior, access

Improved nutrient change in physical signs Health & disease


outcome
intake & symptoms

FH BD AD PD
Cost outcome

Patient QoL

Nutrition Care Outcomes HEALTHCARE OUTCOMES


100
Dokumentasi Asuhan Gizi

Dokumentasi pada rekam medik merupakan


proses yang berkesinambungan yang
dilakukan selama PAGT berlangsung.
Pencatatan yang baik harus relevan, akurat dan
terjadwal.

Format
Tujuan dokumen
Tata cara
102
KASUS
Tn J, 48 tahun datang ke rumah sakit Y dengan keluhan gangguan pencernaanya dirasakan semakin parah,
dokter mengatakan bahwa Tn J mengalami Gastroesofageal reflux disease (GERD). Berdasarkan penuturan
pasien, keluhan gangguan pencernaan ini meningkat sejak tahun lalu. Awalnya gangguan hanya menyerang
pada malam hari namun saat ini hampir rutin sepanjang hari.
Tn J dinyatakan menderita hipertensi esensial sejak 1 tahun yang lalu dan pernah mengalami operasi lutut
(knee arthroplasty) sejak 5 tahun yang lalu. Sejak operasi tersebut kemampuan untuk berlari menurun
sehingga kebiasaannya berolahraga lari pagi terhenti. Sampai saat ini ia belum menemukan olahraga
pengganti yang tepat. Kegiatan yang ia anggap bagian dari aktifitas saat ini adalah bermain bersama anak -
anaknya setiap akhir pekan.
Tn J adalah seorang sarjana ekonomi, bekerja sebagai manajer retail di salah satu pusat perbelanjaan terbesar
di Jakarta . Bekerja selama 5 hari kerja, sore sampai malam termasuk juga bekerja di hari libur. Ia tinggal
bersama istri dan 2 anak laki lakinya, beragama islam, suku sunda. Tidak merokok, tidak minum akohol. Obat
obatan yang dikonsumsi per hari selama ini adalah atenolol 50 mg, 325 aspirin, multivitamin dan ibuprofen
500 mg 2 kali sehari sejak satu bulan yang lalu. Keluarga mempunyai riwayat penyakit jantung (CAD), ayahnya
meninggal karena penyakit tersebut. Hal ini membuat pasien merasa cemas/stres sehingga mengkonsumsi
obat aspirin setiap hari. 103
KASUS
Berdasarkan data dari rekam medis Tn J, diketahui :
Keadaan umum : baik; pemeriksaan sistem kulit : baik; kardiovaskular : tidak ada
penyempitan karotid; syaraf : baik; kejiwaan :baik; Gastrointestinal : terdapat darah
pada feses.

Pemeriksaan fisik : pasien nampak gemuk cenderung ke arah obesitas, Jantung, THT,
genitalia baik . Ekstrimitas tidak ada udem, kulit hangat dan kering, dada dan paru
auscultasi dan perkusi baik. Perifer vascular : penuh tidak ada bruits. Pemeriksaan
abdomen tidak ada distensi. Epigastric normal. Tanda - tanda lain dalam keadaan baik
Tanda Vital : Suhu tubuh : 37 derajat celcius, HR : 90, RR : 16 Tekanan darah : 119/75
mmgHg.
104
KASUS
Rencana terapi medis : pemeriksaan lab/ hematologic, ambulatori 48 jam, monitoring pH dengan BravoTM
phmonitoring sistem, Barium esophagram permintaan ke radiologi untuk mrnunjukkan refluks mengunakan tekanan
abdominal dan perubahan posisi, Endoscopy dengan bipsi untuk melihat apakah ada infeksi h pilori. Mulai diberikan
omeprazole 30 mg setiap pagi; turunkan aspirin menjadi 75 mg per hari; ibuprofen dihentikan; konsultasi gizi.

Nutrisionis melakukan pengukuran antropometri dan wawancara terkait gizi. Hasil pengukuran antropometri diketahui
berat Badan: 97,5 kg. tinggi badan : 175 cm. Pasien menyatakan berat badannya meningkat sebanyak 16 kg setelah
operasi lututnya dan merasa makan dan minumannya berlebihan selama setahun terakhir. Ia belum pernah
melakukan konsultasi dengan nutrisionis maupun dietisien, tetapi istrinya mendapatan informasi tentang diet pada
hipertensi dari google. Walaupun demikian, ia tidak sepenuhnya mengikuti/mematuhi informasi diet hipertensi
tersebut.

Tidak ada alergi/intoleransi atau aversi makanan. Keluhan perut tidak enak setelah konsum makanan yang digoreng.
Belum pernah menjalankan dit sebelumnya, Beanja dan persiapan makanan di rumah oleh istrinya, agak sering makan
di rumah atau membawa makanan dari luar.
105
KASUS
Makanan Tn J sehari hari di rumah disiapkan oleh istrinya. Berikut hasil wawancara
kebiasaan makan:
Waktu makan Jenis dan jumlah makanan Keterangan
Pagi - Nasi goreng 1 centong penuh + telur ceplok (1 butir) Makan di rumah, disiapkan istri di
- Jus Jeruk (kemasan- (1 cangkir / 150 cc) rumah
Siang - Nasi putih – 2 centong penuh
- Ayam goreng tepung 1 potong
- Gado gado
- Krupuk aci 2 buah
- Pisang cavendish 1 buah besar
Snack setelah - Colenak 1 porsi /bungkus Beli di mall di bawa pulang dan dimakan
pulang kerja - Kripik singkong 1 bungkus kecil di rumah
- Minuman bersoda 1 kaleng

106
KASUS
Makanan Tn J sehari hari di rumah disiapkan oleh istrinya. Berikut hasil wawancara
kebiasaan makan:
Waktu makan Jenis dan jumlah makanan Keterangan
Makan malam - Kentang goreng (kentang 250 gram) Tergantung kesibukan , bila tidak sempat
- Daging panggang bumbu steak (150 gram) masak biasanya pesan makanan padang
- Salad sayuran 1 cup besar atau membeli makanan di restoran
- Buah semangka 250 gr fasfood pada akhir pekan
- Es teh manis
Snack malam - Es krim 1 mangkok kecil
sambil nontin - Biscuit krakers 5 keping
TV - Minuma soda coca cola 2 mug sedang
- Es the manis
107
KASUS
Hasil recall 24 jam
Waktu makan Jenis dan jumlah makanan Keterangan

pagi Nasi putih 1 centong nasi Disiapkan oleh istri , makan di


Semur ayam 1potong dada rumah
Tahu goreng 1 buah
Jus jeruk dalam kemasan :500ml
siang Makan di fasfood McDonald Jalan jalan bersama istri dan anak
Chicken burger 1 buah anak
Kentang goreng ukuran kecil
Teh es manis cup regular
sore Colenak 1 bungkus, kopi susu gula 1 sachet
malam 1 Paha Ayam goreng KFC Makan di rumah
1 ½ cup sedang salad kentang keju
1 cup wortel + buncis +kacang merah rebus
½ cup salad buah
Teh es 1 gelas
Sblm tidur 1 gelas besar milkshake ( 2 sdm eskrim+250 cc susu skim)
108
Nilai Nilai normal Nilai Nilai
Normal
Biokimia
Natrium (mEq/L) 144 136-145 Protein total (g/dL) 7,2 6-8

KASUS Kalium (mEq/L)


Klorida (mEq/L)
Carbon dioksida
4.5
102
28
3.5-5.5
95-105
23-30
Albumin (g/dL)
Prealbumin (mg/dL)
Transferin
4.9
33
350
3.5 – 5
16 – 35
250- 380 (W)
(mEq/L) 215 – 365 (P)

BUN (mg/dL) 9 8- 18 Ammonia (µmol/L) 20 9 – 33


Serum kreatinin 0.7 0.6 – 1.2 Alkaline fosfatase 156 20 – 120
(m/dL) (U/L)
BUN/ Kreatini rasio 12.8 10 – 20 ALT (U/L) 30 4 – 36
Glukosa (mg/dL) 110 70 – 110 AST (U/L) 22 0 – 35
Osmolalitas 278 285-295 CPK (U/L) 100 30 – 135 (W)
55 – 179 (P)
Fosfat, inorganic 4,5 2.4- 4.7 Lactate 219 208-378
(mg/dL) dehydrogenase
Magnesium 2.0 1.8 – 3 Kolesterol (mg/dL) 220 120 – 199
(mg/dL)
Kalsium (mg/dL) 9.1 9 – 11 HDL-C (mg/dL) 20 >55(W);
>45 (P)
LDL (mg/dL) 165 <130
Bilirubin total 1.4 £1.5 LDL/HDL rasio 8.25 <3.22 (W);
(mg/dL <3.55 (P)
Bilirubin direct 0,8 < 0.3 Trigliserid 178 35-135 (W);
(mg/dL) 40 – 160 (P)

109
KASUS
Jawablah pertanyaan di bawah Ini:
I. Pemahaman Penyakit dan Patofisiologi
1. Bagaimana proses produksi asam lambung dan pengontrolannya dalam lambung ( saluran cerna) ?
2. Bagaimana peranan tekanan lower esophageal sphincter (LES) pada etiologi terjadinya GERD?
Faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan LES
3. Komplikasi apa yang dapat terjadi bila GERD tidak dirawat dengan baik?
4. Faktor risiko apa saja yang menyebabkan GERD ?
II. Pemahaman Terapi Gizi
1. Adakah makanan yang spesifik yang dapat menimbulkan GERD?
2. Rekomendasi diet apakah yang diberikan untuk mengatasi GERD?
III. Mindmapping kasus
Berdasarkan pemahaman di atas, lakukan identifikasi indikator asuhan gizi (dari daftar terminologi
asesmen gizi) terkait dengan gambaran atau patofisiologi penyakit. Identifikasi dilakukan berdasarkan
kelompok domain

110
KASUS

111
KASUS
IV. Asesmen gizi

112
KASUS

Identifikasi kemungkinan diagnosis gizi


Nomor Kemungkinan Diagnosia gizi Indikator Potensial

113
KASUS
V. Diagnosa Gizi
Prioritas diagnosa gizi
VI. Intervensi Gizi
1. Tentukan tujuan intervensi gizi
2. Rencana intervensi
3. Preksripsi diet
4. Memilihi strategi
VII. Monev Gizi
Tulis rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan (hal yang
di monitor, sasaran, frekuensi monitor dan target
114
Thanks! 115
Any questions?
You can find me at:
asysyifariana@gmail.com
Or WA 08112342986

Anda mungkin juga menyukai