Anda di halaman 1dari 21

Dr. Ir.

Trina Astuti, MPS


DPP-PERSAGI
Bidang Sertifikasi dan Penjaminan Mutu
SIAPAKAH
NUTRITIONIST ATAU AHLI GIZI ??

 PMK no 26 Tahun 2013, BAB I → Tenaga


gizi adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan di bidang gizi sesuai
ketentuan peraturan per-undang2 an.

 UU RI o 36 Tahun 2014 tentang NAKES.


Pasal 11, ayat (1) huruf h: Tenaga Gizi
ayat (9): adalah Nutrisionis dan Dietisien
MAKSUD
STANDAR KOMPETENSI NUTRISIONIS

Tersedianya KRITERIA minimal


kompetensi Nutrisionis
sebagai acuan kewenangan dalam
melaksanakan tugas pelayanan gizi
dan pengembangan profesi gizi
di Indonesia.
STANDAR PROFESI NUTRISIONIS KEPMENKES RI
NO. HK.01.07/MENKES/342/2020
TGL 3 JUNI 2020

I. STANDAR KOMPETENSI
A. Profil Nutrisionis
B. Peran Nutrisionis
C. Wewenang Nutrisionis

II. KODE ETIK PROFESI


TUJUAN STANDAR PROFESI NUTRISIONIS

1. Sebagai acuan bagi penyelenggara


pendidikan gizi yang menghasilkan Nutrisionis
di Indonesia dalam rangka menjaga kualitas.
2. Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
gizi yang profesional untuk individu, kelompok,
dan masyarakat.
3. Mencegah timbulnya kesalahan dalam
pelaksanaan pelayanan gizi.
4. Sebagai acuan perilaku Nutrisionis dalam
mendarma baktikan dirinya di masyarakat.
MANFAAT STANDAR PROFESI
1. Institusi Pendidikan:

- Sebagai acuan dalam menyusun kurikulum sehingga terjadi


kesesuaian antara proses pembelajaran dengan kebutuhan masy.
- Dengan demikian meskipun kurikulum antara perguruan tinggi
memiliki perbedaan, tetapi Nutrisionis yang dihasilkan dari
berbagai program studi diharapkan memiliki kesetaraan dalam
penguasaan kompetensi.

2. Nutrisionis:
- Pedoman dalam pelaksanaan praktik ;
- Alat ukur kemampuan diri.

3. Organisasi Profesi:
- Sebagai acuan dalam menyelenggarakan program pengembangan
kompetensi secara berkelanjutan.
- Sebagai acuan untuk menilai kompetensi Nutrisionis lulusan luar negeri
A. AREA KOMPETENSI
B. KOMPONEN KOMPETENSI
C. PENJABARAN KOMPETENSI
A. AREA KOMPETENSI

1. Profesionalitas yang luhur


2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmu ilmu Gizi, Pangan, Biomedik, Humaniora, dan
Kesehatan Masyarakat.
6. Keterampilan Gizi Masyarakat, Penyelenggaraan Makanan
(Food Service) dan Clinical Nutrition.
7. Pengelolaan Masalah Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat
6. KETRAMPILAN Gizi Masyarakat, Penyelenggaraan
Makanan (food service) dan Clinical Nutrition :
6.1 Melaksanakan asuhan gizi individu, kelompok
dan masyarakat
6.2 Mampu mengelola sistem penyelenggaraan
makanan (food service).
6.3 Melaksanakan asuhan gizi klinik (Clinical
Nutrition).
7. Area Pengelolaan Masalah Gizi dan Pemberdayaan Masy:
a. Mampu mengelola masalah gizi
b. Melaksanakan pemantauan/surveilans gizi
c. Mampu memberdayakan dan berkolaborasi
dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat
gizi dan kesehatan.
d. Mampu mengelola sumber daya local dan bisnis gizi
(nutripreneurship)
e. Mampu mengakses dan menganalisis serta menerapkan
kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas
daerah masing - masing di Indonesia.
PENJABARAN KOMPETENSI NUTRISIONIS

1) Kegiatan skrining
2) Asesmen gizi dan analisis masalah gizi individu, kelompok, dan masyarakat.
3) Penetapan masalah gizi dan factor penyebab pada individu, kelompok dan
masyarakat
4) Pemberian intervensi gizi pada seluruh masyarakat berdasarkan masalah gizi
sesuai siklus kehidupan.
5) Edukasi dan pelatihan gizi
6) Promosi gizi dana kesehatan
7) Surveilans
8) Monitoring dan evaluasi
9) Penatatan dan pelaporan
10) Penelitian berbasis masyarakat.
PELATIHAN GIZI
- KADER
- PKK
POSYANDU
PMT BALITA
PENJABARAN KOMPETENSI NUTRISIONIS

1) Menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan makanan inst.


2) Merencanakan menu
3) Mengelola pengadaan bahan makanan
4) Mengawasi produksi, distribusi, dan pelayanan makanan
5) Memodifikasi dan mengembangkan resep, produk gizi dan formula
makanan.
6) Higiene dan sanitasi makanan dan minuman
7) Keselamatan kerja
8) Mengelola sarana fisik dan peralatan
9) Mengelola SDM, biaya, sarana fisik, dan materi secara terpadu.
10) Mengevaluasi penyelenggaraan makanan
11) Mendokumentasikan keegiatan penyelenggaraan makanan.
PENJABARAN KOMPETENSI NUTRISIONIS

1) Pengkajian gizi
2) Penetapan diagnosis gizi
3) Perencanaan intervensi gizi
4) Pemberian intervensi gizi
5) Konseling gizi
6) Monitoring dan evaluasi gizi
hasil intervensi dan
konseling.
Edukasi dan Konseling di Rawat Jalan
Luusan Nutrisionis mampu:

a. Mengelola masalah gizi


(merencanakan dan mengorganisasikan program kerja).

b. Melaksanakan pemantauan/surveillans gizi (Pengumpulan data, pengolahan dan


analisis, penetapan kecenderungan dan besaran masalah, penyebaran informasi
masalah gizi dan kes utk tindakan efektif.

c. Memberdayakan dan olaborasi dengan masy dlm upaya meningkatkan derajat gizi
dan kesehatan.

d. Mengelola sumberdaya local dan bisnis gizi (nutripreneurship)

e. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yg


merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia.
Pasal 7
(1) Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Nutrisionis yang dapat
dinilai Angka Kreditnya yaitu Penyelenggaraan Perbaikan Gizi
Masyarakat.

(2) Subunsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:


a. pengelolaan asuhan gizi;
b. pengelolaan gizi masyarakat;
c. penyelenggaraan makanan banyak; dan
d. peningkatan mutu pelayanan gizi masyarakat.
▪ adalah derajat memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan yang dilaksanakan secara
menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil
penelitian dalam pengembangan pelayanan
kesehatan/keperawatan ...
BE A GOOD NUTRITIONIST!
MATUR
NUWUN

Anda mungkin juga menyukai