PERTANIAN
MUHAMMAD NURIL
042732959
UPBJJ-UT MALANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR
Pengolahan Hasil Pertanian merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian . Praktik pengolahan hasil
pertanian di lakukan dengan tujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa
bagaimana cara mengolah hasil dari produksi pertanian baik dari tanaman sayuran,
pangan, dan perkebunan sehingga menciptakan produk baru yang mempunyai nilai
ekonomis lebih tinggi.
Dengan demikian mahasiswa tidak saja tahu berbagai produk hasil olahan
pertanian namun diharapkan mampu berkreatifitas menciptakan produk yang belum
ada sehingga mampu bersaing dengan pasar dalam dan luar negeri. Semoga modul
praktik ini memberi manfaat dalam menyiapkan diri menjadi penyuluh
pertanian.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan saran dalam penyelesaiaan modul praktik penyuluhan ini.
Muhammad Nuril
I
DAFTAR ISI
Halaman
C. PEMBAHASAAN ……………………………………………………………………………………………... 5
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………….. 9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai atau Glycine max (L) Merr termasuk familia Leguminoceae, sub famili
Papilionaceae, genus Glycine max, berasal dari jenis kedelai liar yang disebut Glycine
unriensis. Secara fisik setiap kedelai berbeda dalam hal warna, ukuran dan
komposisi kimianya. Perbedaan secara fisik dan kimia tersebut dipengaruhi oleh
varietas dan kondisi dimana kedelai tersebut dibudidayakan. Biji kedelai tersusun
atas tiga komponen utama, yaitu kulit biji, daging (kotiledon), dan hipokotil dengan
perbandingan 8:90:2. Sedangkan komposisi kimia kedelai adalah 40,5% protein,
20,5% lemak, 22,2% karbohidrat, 4,3% serat kasar, 4,5% abu, dan 6,6% air
(Dwinaningsih, 2010).
Tempe merupakan produk hasil fermentasi kedelai yang sudah lama dikenal
di Indonesia. Faktor terpenting dalam pembuatan tempe adalah inokulum atau laru
yang mengandung kapang Rhizopus sp. Jenis kapang yang berperan dalam
fermentasi tempe adalah R. oligosporus dan R. oligopsorus dan kapang lain seperti
R. stolonifer dan R. arrhizus. Inokulum tempe digunakan sebagai agensia pengubah
kedelai yang telah mengalami proses perebusan dan perendaman menjadi tempe
(Hidayat et al. 2009).
Tahap pengolahan kedelai menjadi tempe meliputi secara umum terdiri dari
tahap perebusan ke 1, pengupasan, perendaman dan pengasaman, perebusan ke 2,
pematusan air, inokulasi menggunakan ragi tempe, pembungkusan dan fermentasi.
Beberapa faktor dalam proses pengolahan diperkirakan mempunyai pengaruh yang
sangat nyata (signifikan) terhadap kualitas tempe, faktor-faktor tersebut antara lain
perebusan, ruang fermentasi, kadar air kedelai, pematusan air, kelembaban ruang
fermentasi, suhu fermentasi, lama fermentasi, rak fermentasi dan jenis bahan
pembungkus (plastik, pelepah pisang, daun pisang, dan kertas) (Mujianto, 2013).
1
Ragi tempe merupakan sediaan fermentasi atau dikenal dengan stater yang
mengandung mikroorganisme yang mempunyai peran penting dalam fermentasi
tempe, mikroorganisme tersebut berasal dari jenis kapang Rhizopus diantaranya
Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzhae, dan Rhizopus stolonifer (Mujianto, 2013).
Inokulum tempe yang telah dikenal oleh masyarakat saat ini adalah usar dan
inokulum bubuk buatan LIPI. Usar merupakan inokulum tempe yang dibuat dari
kedelai yang telah diberi ragi dan diletakkan diantara dua lapis daun waru. Dalam
pembuatan usar, proses pengeringannya dilakukan di tempat terbuka sehingga
jumlah bakteri kontaminan pada usar lebih banyak dibandingkan inokulum bubuk.
Penentu kualitas ragi adalah konsentrasi spora yang aktif karena hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan ragi dalam memfermentasi kedelai. Konsentrasi
mikroorganisme pada media fermentasi akan mempengaruhi jumlah sel yang hidup
dan aktif. Oleh karena itu perlu diketahui berapa konsentrasi kultur murni yang
terbaik untuk pembuatan inokulum tempe (Hidayat et al. 2009).
2
B. Tujuan Praktik
1. Mahasiswa mampu mengolah hasil produk pertanian menjadi produk baru yang
mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
C. Manfaat Praktik
Praktik ini dilakukan di desa kebotohan Kecamatan Kraton Kabupaten Provinsi Jawa
Timur pada tanggal 16 oktober sampai dengan 27 oktober tahun 2023.
3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
- Bahan:
1. Kacang Kedelai
2. Ragi Tempe
3. Air Secukupnya
- Alat:
1. Kompor gas
2. Wajan
3. Baskom
4. Penyaring 2 buah
5. Lilin
6. Korek
7. Timbangan
8. Garpu
9. Sendok
10. Panci
12. kain
4
B. HASIL PENGAMATAN PRAKTIK
Pengamatan yang dilakukan pratikan pada dua hari berturut-turut setelah pengolahan
kedelai hingga menjadi tempe adalah sebagai berikut:
- Pengamatan I (senin ,25 oktober 2023) Kedelai yang terbungkus masih dalam keadaan
panas dan mengembun, terdapat uap dalam bungkusan kedelai.
- Pengamatan II (kamis ,27 oktober 2023) Jamur merata, tekstur rata dan bau tempe.
4. Langkah selanjutnya adalah mulailah meremas – remas kedelai agar kulit arinya
lepas dari kacang kedelai
5. Setelah kulit ari dengan kacang kedelai lepas langkah selanjutnya adalah
menuangkan kacang kedelai ke dalam panci dan beri air secukupnya, kacang kedelai
direbus ± 30 menit, dimulai
6. Setelah direbus ± 30 menit, buang air yang tersisa di dalam panci kemudian,
simpan kembali panci yang tinggal berisikan kacang kedelai diatas kompor. Aduk –
aduk jangan sampai hangus, proses ini dilakukan untuk mengeringkan kacang
kedelai jangan terlalu lama karena kacang mudah hangus.
7. Tuang kacang kedelai ke wadah yang memudahkan kacang kedelai menjadi dingin.
Setelah dingin, taburkan ragi tempe sebanyak setengah sendok makan untuk 1 kg
kacang kedelai, atau sekitar ½ sdm, dan aduk secara rata.
8. Siapkan plastik dengan ukuran sesuai selera. Masukkan kacang kedelai ke dalam
plastik hingga ketebalan 2 – 3 cm. Lalu press plastik, dapat menggunakan lilin.
9. Kemudian lubangi plastik yang telah berisi kacang kedelai dengan menggunakan
garpu kira–kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
10. Simpan tempe di dalam lemari. Alas yang digunakan untuk menyimpan adalah
rak lemari es yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara, diamkan
selama kurang lebih 36 jam 13. Setelah 36 jam tempe siap diolah .
6
BAB III
KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa tempe sangat tergantung dari proses
fermentasi, jenis bahan utama/substratnya yaitu kedelai, mikroba yang aktif dan kondisi di
sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba tersebut, dan hal
ini dapat dikatakan bahwa pengolahan kedelai hingga menjadi tempe sesuai dengan hasil
akhir yang dikehendaki.
7
DAFTAR PUSTAKA
Muchtadi,T.R. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi,
IPB Bogor.
Hidayat, N., Wignyanto, Sri, S., dan Novena, A. N. (2009). Produksi Inokulum Tempe.
Malang: Universitas Brawijaya
8
Lampiran
9
SURAT PERNYATAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Nim : 042732959
Menyatakan bahwa laporan kerja praktek ini tidak merupakan jiplakan dan juga
bukan dari karya orang lain. Demikian surat keterangan ini saya buat dengan
sesungguhnya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Muhammad Nuril
10