TINJAUAN PUSTAKA
kering dan diolah menjadi bentuk tepung yang dianjurkan karena memiliki masa
simpan yang lebih lama dari pada jagung utuh. Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI 3727:2020) syarat mutu tepung jagung yang telah diatur dapat dilihat pada
Tabel 1.
4
5
Tepung jagung mengandung air 7,68%, abu 0,27%, protein total 8,27%,
minyak 149,50% dan swelling power 13,80% (Aini, 2016). Menurut Qanitah
kemudian dikeringkan selama 1-2 jam pada suhu 50oC dan dilakukan penggilingan
untuk memisahkan kulit ari, lembaga dan endosperm. Hasil gilingan kemudian
2. Penepungan kering
agak kasar, dan butiran kasar sesuai tingkat ayakan. Tepung yang tidak dipisahkan
dari lembaga memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi 7,33%, hal ini
simpan.
perendaman selama 24 jam dengan air, ditiriskan, dijemur, digiling dan diayak
14%, digiling dan diayak menjadi tepung. Pemberian konsentrasi larutan kapur
harus lebih rendah dari 5%, dalam beberapa penelitian menggunakan kadar 1%.
dibatasi oleh karakteristik fungsional tepung jagung sendiri. tepung jagung tidak
mampu membentuk adonan yang elastis dan kompak dalam pembuatan mie.
jagung yaitu memiliki pewarna alami kuning. Warna kuning diperoleh dari
kandungan pigmen xantofil yang mencapai 90% dari total pigmen karotenoid
(Saragih, 2016).
kadar air 11,84%, kadar abu 0,44%, kadar protein 7,49%, kadar lemak 3,67%, kadar
serat 1,32% dan karbohidrat 75,23%. Menurut Ariyani (2016) kandungan tepung
karbohidrat 55,06%, protein 11,64%, kadar lemak 2,51%, kadar air 8,15% dan
untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kualitas dan kegunaan. Salah satu
metode yang digunakan dalam pembuatan tepung yaitu dengan fermentasi. Proses
fermentasi dalam pembuatan tepung dapat mengubah sifat fisikokimia dan sifat
fungsional dari tepung jagung. Kualitas dan karakteristik tepung jagung modifikasi
Perubahan fisik dari tepung modifikasi yaitu tekstur dari tepung lebih halus dari
pada tepung asli serta memiliki sifat gelatinisasi yang berbeda (Aini, 2010).
Ragi Tape merupakan starter yang biasa digunakan dalam pembuatan tape
ketan dan tape singkong. Ragi tape mengandung mikroorganisme yang dapat
menjadi alkohol. Mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tape merupakan jenis
kapang (Amylomyces rouxii, Mucor sp., Chlamydomucor oryzae, Rhizopus sp., dan
khamir dapat mengubah gula sederhana menjadi alkohol dan zat organik lain,
sedangkan golongan bakteri dapat mengubah alkohol menjadi asam cuka (Aini,
2016).
8
dan lamelar. Perubahan struktur pati dari kristal menjadi lebih porus, meningkatkan
dinding sel sehingga dapat terjadi liberasi granula pati yang berpengaruh terhadap
dipengaruhi oleh konsentrasi asam laktat, lama fermentasi dan kondisi fermentasi
(Edam, 2017).
proses yaitu tanpa perendaman, perendaman dengan air dan perendaman dengan
ragi, diperoleh hasil terbaik pembuatan tepung jagung dengan perendaman ragi 1%
memiliki kadar air 16,97%, kadar abu 0,62%, kadar protein 8,41%, kadar lemak
2,15%, serat 4,54% dan karbohidrat 67,30%. Proses fermentasi menggunakan ragi
tape dapat meningkatkan kadar protein dan serat tepung jagung akibat pemecahan
senyawa protein kompleks menjadi sederhana oleh ragi tape yang bersifat
proteolitik, dan pemecahan dinding selulosa oleh aktivitas mikroba sehingga kadar
serat kasar meningkat. Menurut Aini (2016), proses fermentasi tepung jagung
gelatinisasi sebesar 72 oC, viskositas 1646 BU dan suhu puncak gelatinisasi 74 oC.
9
pangan olahan seperti sosis. Fungsi bahan pengisi dalam pembuatan sosis yaitu:
memperbaiki cita rasa, kenampakan, warna, elastisitas dan tekstur produk agar lebih
padat, meningkatkan daya ikat air dan kandungan gizi sosis, serta meminimalisir
yang dilakukan Melina (2011) memanfaatkan tepung jagung dan tepung kedelai
sebagai substitusi pada pembuatan bakso itik afkir. Konsentrasi tepung jagung 30%
memberikan hasil terbaik terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur bakso itik afkir.
digunakan sebagai bahan pembuatan kerupuk dan tidak cocok untuk pembuatan kue
karena memiliki tekstur yang sangat kasar dan keras. Tepung jagung dengan
perendaman air cocok digunakan sebagai bahan pembuatan kerupuk dan kue
sedangkan tepung jagung dengan perendaman ragi tape cocok digunakan sebagai
bahan baku kue dan produk pangan lain karena memiliki warna lebih putih, tekstur
yang halus dan aroma lebih baik. Menurut hasil penelitian Hartono (2016) tepung
jagung dapat digunakan sebagai bahan pembuatan bakso jantung pisang yang
memiliki tekstur lebih keras dan tidak kenyal, kadar air 63,39-69,54% dan kadar
lemak 1,85-2,80% sesuai dengan SNI bakso daging sapi, tetapi protein yang
Ikan cunang (Muraenesox cinerus) merupakan salah satu jenis ikan yang
memiliki ukuran yang cukup besar, panjangnya hingga 1 meter atau lebih dengan
bobot mencapai 4 kg/ ekor. Bentuk tubuh ikan cunang bulat memanjang seperti
bentuk belut. Bentuk yang bulat memanjang membuat ikan cunang memiliki daging
yang relatif lebih banyak dari ikan dengan bentuk compressed. Potensi daging ikan
cunang dapat digunakan sebagai bahan baku industri dalam pembuatan berbagai
olahan pangan. Daging yang dapat digunakan (edible portions) pada ikan cunang
mencapai 52,75% dengan panjang ikan 70-80 cm (Marichamy, 2012). Bentuk ikan
Jenis asam amino yang dominan pada ikan cunang yaitu asam glutamate 2,68%,
lisinina 1,57%, leusinina 1,25%, asam aspartate 1,54% dan arginine 1,04%. Jenis
11
asam lemak esensial EPA 0,6%, DHA 0,9%, asam lemak linoleat 0,2%, oleat 1,4%
dan linolenat 1,0% (Laksono, 2019). Menurut hasil penelitian Suprianto (2015)
kandungan bakso ikan malong atau cunang dengan substitusi tepung sagu telah
sesuai dengan SNI sosis ikan yaitu memiliki kadar air 39,15%, kadar abu 3,16%,
Sosis adalah daging lumat yang ditambahkan bumbu atau rempah kemudian
sosis ikan dapat menggunakan berbagai jenis ikan. Ikan mengandung protein tinggi
dan rendah kolestrol. Syarat mutu sosis ikan dapat dilihat pada Tabel 3.
Pembuatan sosis ikan menggunakan resep pembuatan sosis daging sapi atau
ayam hanya diubah komponen utama dengan daging ikan. Sosis ikan perlu
penambahan filler untuk meningkatkan elastisitas dan tekstur dari sosis ikan.
1. Warna coklat kemerahan untuk sosis daging dan putih pucat untuk sosis ayam
dan ikan
5. Cita rasa masih terasa dari bahan dan bumbu yang digunakan.
baku daging ikan kembung memiliki kadar air 44,48%, kadar abu 2,64%, kadar
protein 9,40%, kadar lemak 5,48%, karbohidrat 37,88% dan omega-3 0,18 g yang
Bahan dalam pembuatan sosis ikan yaitu terdiri dari bahan baku, bahan
pengikat, bahan pengisi, dan bumbu. Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
1. Tepung tapioka
Tepung tapioka merupakan olahan berbentuk butiran pati yang berasal dari
ubi kayu (singkong). Tahapan proses pembuatan tepung tapioka yaitu pencucian,
sebagai bahan pengikat untuk membentuk tekstur dari sosis Kandungan gizi tepung
berbentuk, warna yang dihasilkan pucat dan daya ikat rendah. Menurut
Murtiningsih (2011), karakteristik tepung tapioka yang baik yaitu tepung tapioka
berwarna putih dan bebas dari kotoran, memiliki kandungan air yang rendah dan
memiliki daya rekat dan tingkat kekentalan yang rendah. Tepung tapioka memiliki
tingkat gelatinisasi yang rendah, daya kembang tinggi, dan tinggi amilopektin
pengikat untuk membuat daging saling menyatu serta menciptakan tekstur yang
kenyal dan padat (Lana, 2011). Komponen pati pada tepung tapioka yaitu 17%
amilosa dan 83% amilopektin. Suhu gelatinisasi tepung tapioka sebesar 52-64 oC,
dimana kekuatan pembengkakan tepung tapioka lebih tinggi dari tepung jagung dan
lebih rendah dari tepung kentang (Amin, 2013). Menurut penelitian Hartono (2016),
14
penggunaan tepung tapioka 30% dalam pembuatan bakso jantung pisang dapat
membuat tekstur bakso kenyal dan lunak. Menurut penelitian Purwosari (2016),
pembuatan sosis ikan gabus dengan penambahan tapioka 14% mampu membentuk
tekstur yang kenyal dengan nilai 3,3 N akibat kandungan amilosa dan amilopektin
aroma yang harum, aroma harum bawang putih dipengaruhi oleh kandungan
minyak atsiri yaitu methyl allyl disulfida. Kandungan vitamin pada bawang putih
beta karoten dan sedikit vitamin A. Senyawa Alisin berfungsi sebagai antioksidan,
antikanker, penurun tekanan darah, antitrombotik, anti radang, zat anti bakteri dan
wajib dalam setiap masakan untuk memberikan aroma harum dan lezat. Bawang
putih termasuk jenis tumbuhan umbi berlapis atau siung yang tersusun (Untari,
2010).
3. Gula
Gula ditambahkan pada pembuatan sosis guna menahan aroma garam dan
memberi cita rasa manis pada sosis. Jenis gula yang biasa ditambahkan yaitu
sukrosa dan dekstrosa (Lana, 2011). Penambahan gula yang dianjurkan dalam
pembuatan sosis yaitu 1% dari berat bahan, untuk menekan efek pengerasan yang
meningkatkan cita rasa. Penggunaan gula sebagai bahan tambahan berbagai macam
produk makanan seperti jam, jelly, sari buah dan buah kaleng, untuk memberi rasa
15
manis dan sebagai pengawet alami. Syarat mutu gula kristal menurut SNI 2010
klorida (NaCl) atau biasa disebut garam dapur. Garam dalam pembuatan sosis
digunakan untuk memberikan rasa, pelarut protein dan pengawet. Garam secara
jenis sosis yaitu, sosis terfermentasi 3-5%, sosis segar 1,5-2% dan sosis masak
protein dan penguraian miofibril yang berperan sebagai emulsi. Penambahan garam
yang baik pada adonan bakso tidak kurang dari 2%, karena penambahan garam
kurang dari 1,8% menyebabkan protein terlarut lebih rendah. Syarat mutu garam
rasa pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas pada lada karena kandungan zat
piperin, piperanin dan hapisin. Kandungan kimia dalam lada yaitu saponin,
daging dan penyedap masakan dengan rasa yang tajam dan pedas (Sulhatun, 2013).
6. Jahe
Jahe memiliki tiga jenis yaitu jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah. Jahe
gajah berukuran besar dari jahe lain dan berwarna kuning serta aroma yang kurang
tajam. Jahe emprit memiliki ukuran lebih kecil dari jahe gajah dan memiliki warna
cenderung putih. Jahe merah memiliki warna merah muda, aroma tajam dan rasa
yang pedas. Jahe mengandung minyak atsiri yang memberi aroma harum dan
oleoresin yang memberi rasa pedas. Kandungan minyak atsiri jahe sebesar 1,5-3,5%
diarilheptanoid dan curcumin yang memiliki kekuatan antioksidan lebih tinggi dari
17
7. Telur
Telur merupakan salah satu hasil hewani yang memiliki kandungan protein
vitamin E dan vitamin D. telur terdiri dari 2 bagian yaitu putih telur dan kuning
telur. Satu butir telur dengan berat 53 gram mengandung 65,64% putih telur dan
23,61% kuning telur sisanya merupakan bagian cangkang telur yaitu 10,75%.
Kandungan protein lebih tinggi pada putih telur, yaitu terdiri dari 54% ovalbumin
(Ramadhani, 2018). Putih telur dalam pembuatan sosis digunakan sebagai binding
kompak dan padat. Jenis pengikat dalam putih telur yaitu ovomucin. Ovomucin
merupakan komponen yang mampu membentuk gel, dengan jumlah 4% dari protein
8. Es batu
Es batu dalam pembuatan sosis memiliki fungsi yang tidak kalah penting
yaitu untuk menjaga suhu adonan agar tidak terlalu panas akibat gesekan saat
Penggunaan es batu dapat memberikan tekstur dan keempukan pada daging karena
kadar air yang meningkat. Menurut Granada (2011), dalam pembuatan sosis ikan
dumbo perlu ditambahkan 20-30% air es dari berat daging yang digunakan untuk
memberikan tekstur yang baik pada sosis ikan. Menurut jumlah es batu yang perlu
ditambahkan pada produk bakso ikan yaitu 15-25% dari berat daging untuk
menjaga kenaikan suhu agar tidak melebihi 16oC, menambahkan air kedalam
18
adonan sehingga terbentuk emulsifikasi stabil, serta melarutkan protein yang larut
air.
Casing merupakan wadah dalam pembuatan sosis, jenis casing ada 3 yaitu
casing alami, casing kolagen dan casing seluosa. Casing alami terbuat dari bahan
alami yaitu usus hewan, keunggulan dari casing alami yaitu memiliki kandungan
gizi tinggi, dapat dimakan dan langsung melekat pada produk sosis. Penggunaan
casing alami membuat produk tidak memiliki masa simpan yang panjang karena
casing alami mudah ditumbuhi mikroorganisme. Casing kolagen terbuat dari kulit
hewan besar dengan keuntungan casing kolagen dapat dimakan, menempel pada
produk dan dapat diberi warna. Sedangkan casing selulosa terbuat dari bahan pulp.
Keuntungan casing selulosa yaitu dapat dicetak dan diwarnai, tetapi sangat
disarankan tidak untuk dimakan (Eko, 2010). Menurut hasil penelitian Farida
(2019), penggunaan selongsong kolagen lebih baik dari pada selongsong selulosa
dan poliamida yaitu mempunyai kadar air 59,37%, kadar abu 2,22%, kadar protein
Tahap pembuatan sosis ikan menurut Farikhah (2013), ada empat tahap.
seperti garam, gula, bawang putih dan penyedap. Selanjutnya tambahkan tepung
tapioka dan bahan lain, aduk hingga homogen. Masukkan es batu sedikit demi
sedikit hingga adonan sosis elastis. Tahap kedua yaitu pencetakan sosis ikan, sosis
dimasukkan dalam stuffer lalu diisikan kedalam casing. Usahakan tidak terdapat
19
rongga-rongga udara. Ukur sosis dengan panjang 10-15 cm kemudian diikat dengan
tali. Tahap ketiga yaitu pengukusan sosis ikan. Pengukusan merupakan proses
pemasakan sosis ikan dengan suhu 60 oC selama 30 menit. Setelah matang, angkat
dan tiriskan. Tahap keempat yaitu penyiapan dan penyajian. Penyimpanan sosis
dikarenakan kandungan gizi sosis dengan pengukusan lebih tinggi dari sosis dengan