PENDAHULUAN
Tepung mocaf memiliki karakteristik mirip seperti terigu, yaitu putih, lembut,
dan tidak berbau singkong. Dengan karakterisrik yang mirip dengan terigu, tepung
mocaf dapat menjadi komoditas subtitusi tepung terigu. Pembuatan tepung mocaf
yang menggunakan Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan
Rhizopus oryzae yang harganya murah dan non patogen mampu meningkatkan
kadar protein dan menurunkan kadar HCN dari tepung mocaf (Kurniati et al,
2012).
Komposisi gizi tepung mocaf berbeda dengan komposisi gizi tepung terigu.
Perbedaan yang mendasar adalah tidak adanya gluten pada tepung mocaf. Protein
pada tepung mocaf lebih sedikit dari tepung terigu, tetapi kadar karbohidratnya
lebih tinggi terutama dalam bentuk pati.
Salah satu olahan tepung terigu yang dapat di modifikasi dengan tepung
mocaf yaitu olahan brownies kukus dengan substitusi tepung mocaf dalam bahan
bakunya. Tepung mocaf secara ekomonis lebih murah, mudah didapat dan
melimpah terutama di daerah Jember, serta proses pengolahan tepung yang tidak
memerlukan teknologi tinggi. Hal ini membuat produk apapun yang dihasilkan
dari mocaf akan lebih menguntungkan dibandingan dengan tepung terigu dan
tepung lainnya.
1.2 Tujuan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mocaf
karakteristik dari tepung mocaf yaitu hampir sama seperti tepung terigu yaitu
putih, lembut, dan tidak berbau singkong. Tepung mocaf dapat menjadi komoditas
substitusi tepung terigu dengan karakteristik tersebut. Pembuatan tepung mocaf
menggunakan Lactobacillus plantarum, saccharomyces cerevisiae, dan Rhizopus
oryzae yang memiliki harga terjangkau dan non patogen yang mampu
meningkatkan kadar protein dan nemurunkan kadar HCN dari tepung mocaf
(Kurniati et al, 2012).
Komposisi gizi tepung mocaf berbeda dari tepung terigu. Perbedaan yang
mendasar ialah tidak adanya gluten pada tepung mocaf. Protein pada tepung
mocaf lebih sedikit dari pada tepung terigu, tetapi kadar karbohidratnya lebih
tinggi, terutama dalam bentuk pati. Berikut merupakan perbedaan komposisi
kimia tepung terigu dan tepung mocaf pada Tabel 1
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Kimia Tepung Mocaf dan Tepung Terigu
Tepung mocaf dengan pengeringan yang optimal dapat mencapai kadar air
6,9 %, sehingga lebih tahan terhadap pertumbuhan jamur yang dapat
mengakibatkan kerusakan produk. Selain itu, kadar air yang lebih rendah
menyebabkan tepung mocaf memiliki umur simpan yang lebih lama dari pada
tepung terigu. Kadar protein tepung mocaf yang jauh lebih rendah dari pada
tepung terigu menyebabkan tepung mocaf tidak dapat menggantikan seluruh
tepung terigu pada produk tertentu, terutama produk yang membutuhkan sifat
kenyal dan elastis (Salim, 2011). Perbedaan komposisi kimia tersebut
mempengaruhi kemampuan substitusi mocaf. Banyaknya tepung mocaf yang
dapat menggantikan tepung terigu berbeda pada tiap jenis produk olahan pangan,
sesuai karakteristik produk yang dikehendaki.
Adapun syarat mutu tepung Mocaf menurut SNI 7622-2011 dapat dilihat
pada Tabel 2
Tabel 2. Syarat Mutu Tepung Mocaf
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan
Bentuk - Serbuk halus
Bau - Netral
Warna - Putih
Benda-benda asing - Tidak ada
Serangga dalam semua bentuk - Tidak ada
dan stadia potongan-potongannya
yang tampak
Kehalusan
Lolos ayakan 100 mesh % b/b Min. 90
Lolos ayakan 80 mesh % b/b 100
Kadar air % b/b Maks. 13
Abu % b/b Maks. 1,5
Serat kasar % b/b Maks. 2,0
Derajat putih (MgO = 100) - Min 87
Belerang dioksida (SO2) % b/b Negatif
Derajat asam Ml NaOH 1 N Maks. 4,0
Tahapan proses pembuatan tepung mocaf menurut Emil (2011) antara lain :
Awal mula brownies yaitu sebagai cake coklat yang gagal karena kesalahan
dalam proses pengolahannya, namun ternyata cake coklat yang tidak
mengembang itu justru disukai banyak orang dan akhirnya menjadi populer
dengan nama Brownies. Brownies merupakan salah satu jenis cake yang berwarna
coklat kehitaman. Brownies dapat dibagi menjadi dua macam, yakni brownies
kukus dan brownies oven. Struktur brownies sama seperti cake yaitu ketika
dipotong terlihat keseragaman pori remah, berwarna menarik, dan jika dimakan
terasa lembut, lembab, dan menghasilkan cita rasa yang baik (Sulistyo 2006).
Tekstur yang dikehendaki dari brownies agak bantat sehingga ia tidak
membutuhkan pengembangan gluten sebagaimana cake. Bahan penyusun
utamanya antara lain telur, lemak, gula, dan terigu. Sebagai bahan tambahan dapat
ditambahkan emulsifier dan bahan pengembang (Sulistiyo 2006). Produk ini
termasuk sebagai intermediate-moisture foods dengan total kadar air lebih rendah
10-20% dari pada roti (Cauvain dan Young, 2006). Berikut adalah kandungan gizi
per 100 gram brownies pada tabel 3 :
Berdasarkan tabel diatas nilai energi per 100 gram brownies adalah 434 kkal,
melebihi beras (335 kkal/100 gram) ataupun mie (339 kkal/100 gram). Energi
pada brownies umumnya bersal dari karbohidrat (yaitu tepung dan gula) serta
lemak. Kadar karbohidrat pada brownies adalah 76,6 gram/100 gram sedangkan
lemaknya mencapai 14 gram/100 gram (Astawan, 2009).
Adapun syarat mutu dari roti manis secara umum yaitu :
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan
Roti tawar Roti manis
1 Keadaan
1.1 Kenampakan - Normal, Normal,
tidak tidak
berjamur berjamur
1.2 Bau - Normal Normal
1.3 Rasa - Normal Normal
2 Air % b/b Maks. 40 Maks. 40
3 Abu (tidak termasuk % b/b Maks. 1 Maks. 3
garam) dihitung atas
dasar bahan kering
4 Abu yang tidak larut % b/b Maks. 3,0 Maks. 3,0
dalam asam
5 NaCl % b/b Maks. 2,5 Maks. 2,5
6 Gula (sakarosa) % b/b - Maks. 8
7 Lemak % b/b - Maks. 3,0
8 Serangga - Tidak boleh Tidak boleh
ada ada
9 Bahan tambahan
Makanan
9.1 Pengawet
9.2 Pewarna
Sesuai SNI 01-0222-1995
9.3 Pemanis buatan
9.4 Sakarin siklamat
10 Cemaran logam Negatif Negatif
10.1 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,05 Maks. 0,05
10.2 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0 Maks. 1,0
10.3 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0 Maks. 10,0
10.4 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0 Maks. 40,0
11 Arsen (As) mg/kg Maks. 0,5 Maks. 0,5
12 Cemaran mikroba
12.1 Angka Lempeng koloni/g Maks. 106 Maks. 106
Total
12.2 E. coli APM/g <3 <3
Coklat bubuk dibedakan menjadi coklat bubuk yang rendah lemak (sebagian
besar lemaknya telah dihilangkan), coklat bubuk dengan kadar lemak sedang
(kandungan lemak sekitar 10 – 22%), coklat bubuk untuk minuman atau sarapan
(kadar lemak coklat diatas 22%, biasanya digunakan dalam pembuatan susu
bubuk coklat), dan coklat bubuk yang diproses dengan teknik Dutch. Produk ini
sangat mudah menyerap uap air dan bau dari produk lain sehingga harus dijaga di
tempat kering, dingin dan tertutup rapat.
3. Telur
5. Gula
Gula merupakan salah satu bahan pemanis yang dapat dihasilkan dari
berbagai jenis bahan seperti tebu, bit, jagung, kelapa, dan bahan lainnya. Gula
pasir merupakan jenis yang paling banyak diproduksi di Indonesia yang diperoleh
dari hasil ekstraksi dan pemurnian dari tanaman tebu (Moerdokusumo, 1993).
Gula termasuk golongan karbohidrat yang merupakan sumber energi bagi
aktivitas manusia, ada dua jenis gula yaitu monosakarida dan disakarida.
Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat, contohnya
glukosa dan fruktosa, sedangkan disakarida tersusun dari dua atau lebih
monosakarida, contohnya sukrosa.
6. Tepung terigu
7. Vanili
Vanili merupakan salah satu bahan yang hampir disertakan dalam proses
pembuatan kue atau dessert manis. Ada 2 macam vanilli yang beredar dipasaran,
yang alami (buah kering mirip vanilli seperti buncis yang kering dan ekstraknya).
Vanilli sintetis (vanilii bubuk dan esens vanilli). Ekstrak vanilli berbentuk cair,
aroma dan memiliki cita rasa paling tajam karena merupakan ekstraksi dari batang
vanilli hingga terbentuk cairan vanilli yang pekat. Harga paling mahal karena
proses pembuatannya bisa sampai 8 bulan. Essens vanilli berbentuk cair harga
lebih murah karena hanya memberikan aroma khas vanilli tetapi tidak
memberikan rasa. Jika terlalu banyak akan teerasa pahit. Vanilli bubuk banyak
dijumpai dipasaran. Fungsinya sama dengan essens vanilli, yaitu hanya
memberikan aroma pada kue (Faridah dkk, 2008).
8. SP (Cake Emulsifier)
Zat penstabil adonan agar adonan tidak mudah turun pada saat pengocokan
dan hasil akhir cake menjadi lebih lembut dan tahan lama di sebut cake emulsifier.
Cake emulsifier ini juga merupakan zat “pengirit” telur. Karena dengan
menambahkan cake emulsifier, telur yang digunakan tidak terlalu banyak.
Dipasaran terdapat berbagai macam merk dagang, seperti sponge 28, TBM,
Ovalet, SP, Quick, dan lain-lain. Semuanya mempunyai fungsi yang sama
(Ningrum, 2012).
9. Coklat Batang
Coklat batang merupakan olahan biji kakao yang komposisinya terdiri dari
pasta coklat, gula, lemak kakao dan beberapa jenis tambahan cita rasa (Kelishadi,
2005). Beberapa jenis coklat, antara lain coklat hitam (dark chocolate) yang
terbuat dari pasta kakao dengan penambahan sedikit gula, yang kedua coklat susu
(milk chocolate) yang terbuat dari pasta kakao, lemak kakao, gula dan susu
bubuk, dan yang ketiga coklat putih (white chocolate) yang terbuat dari lemak
kakao, gula dan susu bubuk (Rizza et. al.,2000). Coklat memiliki kandungan gizi
yang beraneka ragam antara lain energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,
fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin B12, vitamin C, dan vitamin E
(Biscuit Cake Chocolate and Confectionery Association, 2005).
10. Susu Kental Manis
Susu Kental Manis (SKM) merupakan susu segar atau susu evaporasi yang
telah dipekatkan dengan menguapkan sebagian airnya dan ditambahkan sukrosa
sebagai pengawet. Akibat penambahan gula, susu kental manis memiliki aw
sekitar 0.83 (Oliveira et al. 2009) atau aw < 0.86 (0.80-0.85) sehingga
menghambat pertumbuhan kebanyakan jenis kapang (Penicillium mikotoksigenik)
dan kebanyakan Saccharomyces sp (Taoukis & Richardson 2007). Menurut SNI
2971: 2011, susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang
diperoleh dari campuran susu dan gula dengan menghilangkan sebagian airnya
hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu atau hasil rekonstruksi susu bubuk
dengan penambahan gula dengan/tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan
tambahan pangan yang diizinkan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
susu kental manis rekonstitusi antara lain susu segar, susu bubuk skim, gula pasir,
lemak susu (anhidrous milk fat), vitamin A, vitamin B1, vitamin D3, serta laktosa.
11. Minyak
Minyak merupakan golongan lipida sederhana yang berwujud cair pada suhu
kamar (25ᵒC). Minyak adalah trigliserida (TG), yaitu hasil kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang membentuk satu molekul
TG dan tiga molekul air. Pada umumnya TG alam mengandung lebih dari satu
jenis asam lemak.
2.2.2 Reaksi yang Terjadi selama Proses Pembuatan
1. Kadar Air
Perubahan kadar air terjadi karena adanya pengeringan. Proses pengeringan
pada pembuatan tepung talas merupakan salah satu tahapan yang krusial, karena
menentukan kualitas dan keawetan dari produk olahan selanjutnya dari tepung
tersebut. Suhu dan waktu pengeringan merupakan faktor penting dalam
pengeringan yang akan mempengaruhi mutu produk akhir.Pada proses
pengeringan terjadi perubahan kadar air dari 73 % menjadi sekitar 8,5 % (Tekle,
2009).
2. Gelatinisasi Pati
Gelatinisasi pati terjadi pada bahan tepung talas saat ditambahkan pada proses
pengukusan. Jika suspensi pati dalam air dipanaskan, air akan menembus lapisan
luar granula dan granula akan mulai mnggelembung. Ini terjadi saat temperatur
meningkat dari 60°C sampai 85°C. Granulagranula dapat menggelembung hingga
volumenya lima kali lipat volume semula. Ketika ukuran granula pati membesar,
campurannya menjadi kental. Pada suhu kira-kira 85°C ganula pati pecah dan
isinya terdispersi merata ke seluruh air di sekelilingnya. Molekul berantai panjang
mulai membuka atau terurai dan campuran pati menjadi makin kental membentuk
sol. Pada pendinginan, jika perbandingan pati dan air cukup besar, molekul pati
membentuk jaringan dengan molekul air terkurung di dalamnya sehingga
terbentuk gel. Keseluruhan proses ini dinamakan gelatinisasi (Gaman dan
Sherrington 1992).
3. Emulsifikasi
Emulsifikasi terjadi pada telur. Kandungan leticin pada telur berfungsi untuk
mengikat air dari pengukusan dan juga minyak goreng yang digunakan.
4. Browning
5. Denaturasi Protein
Denaturasi protein terjadi karena adanya bahan telur dan santan yang
mengandung protein. Proses denaturasi pada pembuatan cake terjadi karena
adanya proses pemanasan. Panas dapat mengacaukan ikatan hidrogen dan
interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat
meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein
bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul
tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan
(winarno, 2008).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
a. Kompor portable
b. Baskom besar
c. Pisau
d. Talenan
e. Slicer chip
f. Nampah/tempeh
g. Neraca
h. Gelas ukur 100 ml
i. Beaker glass 1000 ml
j. Blender
k. Ayakan 100 mess
l. Gilingan/selep/grinder
m. Panci
n. Dandang
o. Piring
p. Mixer
q. Loyang
r. Kain lap
3.1.2 Bahan
a. Singkong segar 2 kg
b. Senyawa aktif A
c. Starter Mocaf
d. Senyawa aktif C
e. Air
f. Tepung mocaf 125 gram
g. Coklat vanhoten 50 gram
h. Telur 6 butir
i. Gula 225 gram
j. Garam 1 gram
k. Vanili 1 gram
l. SP ½ sdt
m. Coklat batang 100 gram
n. Susu kental manis 30 ml
o. Minyak 150 ml
Pencucian kembali
Pencucian kembali
Penirisan
Penirisan
Pemerasan
Penggilingan 2 kali
Pengayakan
Perhitungan rendemen
Penambahan susu
kental manis dan
coklat leleh
Pengukusan 20 menit
4.2 Pembahasan
Tekstur produk pangan merupakan salah satu komponen yang dinilai dalam
uji organoleptik brownies kukus dari tepung mocaf 100% dan brownies kukus
dengan formulasi tepung mocaf 50% dan tepung terigu 50%. Pada grafik dapat
dilihat bahwa brownies kukus dengan tepung mocaf 100% lebih disukai oleh
panelis daripada brownies kukus dengan formulasi tepung terigu 50%. Nilai rata-
rata secara berturut turut yaitu 3,8 dan 3,56. Hasil perbedaan yang tidak terlalu
signifikan yang dihasilkan. Faktor yang
4.2.2 Uji Fisik
37.95
37.5
37.35
36.45
36.1625
36
L1 L2 L3
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Subagio, A., Windrati, WS., Witono, Y. dan Fahmi. 2008. Prosedur Operasai
Standar (POS): Produksi Mocaf Berbasis Klaster. Kementrian Negara
Riset dan Teknologi. Jakarta.
Sulistiyo CN. 2006. Pengembangan Brownies Kukus Tepung Ubi Jalar (Ipomoea
Batatas L.) di PT. Fits Mandiri Bogor [skripsi]. Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Faridah dkk, 2008. Vanili Pada Makanan Yang Sehat. Jakarta : PT. Graha Pustaka
Utama.
Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington, (1992). Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan
Nutrisi dan Mikrobiologi, Edisi Kedua. Diterjemahkan dari buku The
Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition and
Microbiology oleh Murdijati Gardjito, dkk. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Tekle, A. 2009. The Effect of Blend Proportion and Baking Condition on The
Quality of Cookies Made from taro and Wheat Flour Blend. Thesis. Addis
Ababa University. Ethiopia
Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi III. Penerjemah
Muchji Mulyohardjo. Jakarta: Universitas Indonesia.
Makmoer, Haryanto. 2003. Roti Manis dan Donat. Jakarta: PT Graha Pustaka.
Utama.
Rizza, RA; Liang, V., Mc. Mohan, M. and Harrison, G. 2000. Encyclopedia of
Foods : A Guide to Healthy Nutrition. Academic Press. London : 403 –
406.
Beutler E, Groux MJA. 2008. Shelf –stable condensed milk with reduced sugar
content. US Patent 2008/0050492A1.
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Rendemen
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 220 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 1 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=11%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 280 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 2 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=14%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 300 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 3 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=15%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 350 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 4 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=17,5%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 380𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 5 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=19%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 400 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 6 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=20%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 300 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 7 : = 𝑥100%=15%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔 2000 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑝𝑢𝑛𝑔 300𝑔𝑟𝑎𝑚
Rendemen 8 : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔=2000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%=15%
11+14+⋯+15+15
Rata-rata rendemen= =15,1825%
8
Uji Organoleptik
Sampel 345
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 3+4+3+..+4+5+5
Tekstur= = =3,8
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 25
Sampel 981
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 2+3+4+..+2+4+3
Tekstur= = =3,56
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 25
Warna
Sampel 981
Rata-rata= 37,5+36+36,45=36,65
Sampel 345
Rata-rata= 37,95+36,1625+37,35=37,1542