Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TETAP

PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA PANGAN

Nama : Tobo Roni Nasution Tanggal : 29 Oktober 2021


NIM : 05031381924056 Asisten Praktikum :
1. Chintya Ayu Kholifah
(05031381722071)
2. Yessy Syahfitri Hidayat
(05031381722069)
Judul : Karoten Tanda Tangan :

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang
terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan. Berdasarkan struktur
kimianya, karotenoid masuk ke dalam golongan terpenoid. Karotenoid
merupakan zat yang menyebabkan warna merah, kuning, oranye, dan hijau tua
pada buah dan sayuran. Peran penting karotenoid adalah sebagai agen
antioksidan dan dalam sistem fotosintesis.
Beta-karoten merupakan karotenoid yang secara alami membentuk pigmen
kunig, oranye, dan merah pada buah dan sayuran. Sebagian besar sumber
vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati.
Senyawa β-karoten memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga banyak
dimanfaatkan untuk fortifikasi pada bahan pangan. Sayuran dan buah-buahan
yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyak mengandung karoten.
Semakin hijau daun tersebut semakin tinggi kadar karotennya. β-karoten dapat
ditemukan pada daun-daunan. Senyawa β-karoten memiliki banyak ikatan
rangkap pada struktur kimianya, keadaan tersebut mengakibatkan karoten tidak
stabil dan mudah mengalami perubahan yang engarah pada kerusakan.
(Musfiroh et al., 2010).

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisis kandungan karoten
pada berbagai jenis daun tumbuhan.

1
III. Hasil

Hasil dari praktikum kali ini adalah :


Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
No Sampel Panjang Gelombang Karotenoid (Mg/L)
480 nm 645 nm 663 nm
1 Daun Sirih 0,601 0,234 0,473 3,156 x 10-5
2 Daun Sirsak 0,366 0,188 0,082 1,194 x 10-5
3 Daun Jambu Biji 0,743 0,239 0,260 4,145 x 10-5
4 Daun Mangga 0,962 0,630 0,616 1,999 x 10-5
5 Daun Pepaya 0,987 0,378 0,447 4,921 x 10-5

Perhitungan Total Karoten


𝐴480+(0,114 𝑋 𝐴663)− (0,638 𝑋 𝐴645 𝑋 𝑉.103
Karoten total (µmol/L) =
112,5 𝑋 𝑊

Dik V = 0,01
W = 100
𝐴480+(0,114 𝑋 𝐴663)− (0,638 𝑋 𝐴645 𝑋 𝑉.103 )
1. Daun Sirih = 112,5 𝑋 𝑊

0,601+(0,114 𝑋 0,473)− (0,638 𝑋 0,234 𝑋0,01.103 )


= 112,5 𝑋 100
-5
= 3,156 x 10 mg/L

𝐴480+(0,114 𝑋 𝐴663)− (0,638 𝑋 𝐴645 𝑋 𝑉.103 )


2. Daun Sirsak = 112,5 𝑋 𝑊

0,366+(0,114 𝑋 0,082)− (0,638 𝑋 0,188 𝑋 0,01.103 )


= 112,5 𝑋 100

= 1,194 x 10-5 mg/L

𝐴480+(0,114 𝑋 𝐴663)− (0,638 𝑋 𝐴645 𝑋 𝑉.103 )


3. Daun Jambu Biji = 112,5 𝑋 𝑊

0,743+(0,114 𝑋 0,260)− (0,638 𝑋 0,239 𝑋 0,01.103 )


= 112,5 𝑋 100
-5
= 4,145 x 10 mg/L
𝐴480+(0,114 𝑋 𝐴663)− (0,638 𝑋 𝐴645 𝑋 𝑉.103 )
4. Daun Mangga = 112,5 𝑋 𝑊

0,962+(0,114 𝑋 0,616)− (0,638 𝑋 0,630 𝑋 0,01.103 )


= 112,5 𝑋 100

= 1,999 x 10-5 mg/L

2
𝐴480+(0,114 𝑋 𝐴663)− (0,638 𝑋 𝐴645 𝑋 𝑉.103 )
5. Daun Pepaya = 112,5 𝑋 𝑊

0,987+(0,114 𝑋 0,447)− (0,638 𝑋 0,378 𝑋 0,01 .103 )


= 112,5 𝑋 100
-5
= 4,921 x 10 mg/L

3
IV. Pembahasan
Praktikum kali ini adalah membahas tentang analisa Karoten pada
tumbuhan. Karotenoid adalah pigmen (pewarna alami) organik yang terjadi secara
alamiah dalam tumbuhan dan organisme berfotosintesis lainnya seperti ganggang,
beberapa jenis fungi dan beberapa bakteri. Sekarang terdapat 600 karotenoid yang
dikenal, mereka dibagi menjadi dua kelas, xanthophylls dan karoten. Pengujian
analisa karoten dilakukan dengan menggunakan alat spektofotometer dengan panjang
gelombang 480 nm, 645 nm dan panjang gelombang 663 nm. Penggunaan panjang
gelombang ini di dasarkan pada sifat karoten yang memiliki kemampuan menyerap
cahaya dengan kuat pada panjang gelombang sekitaran 480 nm sampai dengan 660
nm. Karotenoid alami (juga dikenal sebagai ekstrak karoten) yang secara alami dapat
memberikan pigmen warna pada berbagai tumbuhan termasuk buah-buahan dan
sayuran. Karotenoid merupakan suatu zat alami yang sangat penting dan mempunyai
sifat larut dalam lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut dalam air yang
merupakan suatu kelompok pigmen berwarna orange, merah atau kuning Sumber β-
karoten dapat diperoleh dari buah, sayuran, dan mikroalga. Selain itu, β-karoten juga
dapat ditemukan pada daun-daunan. Senyawa β-karoten memiliki banyak ikatan
rangkap pada struktur kimianya, yang mengakibatkan karoten tidak stabil dan mudah
mengalami kerusakan. Untuk mengetahui perbandingan total karoten yang terdapat
pada sampel, analisis menggunakan metode spektrofotometri yakni mengukur
kandungan karoten berdasarkan panjang gelombang (Syahputra et al., 2011).
Daun juga mengandung senyawa karotenoid walaupun bewarna hijau. Pada
tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama terdapat pada jaringan parenkim palisade
dan parenkim spons daun. Dalam kloroplas, pigmen utama klorofil serta karotenoid
dan zantofil terdapat pada membran tilakoid. Inilah yang mengapa di dalam daun
terdapat karotenoid (Kurniawan et al., 2010). Warna merupakan salah satu atribut
mutu yang sangat penting pada bahan dan produk pangan. Peranan warna sangat
nyata karena umumnya konsumen akan mendapat kesan petama, baik atau tidak suka
terdapat suatu produk pangan dari warnanya. Untuk mengetahui jenis warna yang
terkandung dalam bahan bisa dilakukan penguji dengan intensitas pancaran
gelombang. Beta-karoten merupakan karotenoid yang secara alami membentuk
pigmen kunig, oranye, dan merah pada buah dan sayuran. Sebagian besar sumber
vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati (Musfiroh
et al., 2010).

4
V.KESIMPULAN
Kesimpulan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Senyawa β-karoten memiliki banyak ikatan rangkap pada struktur
kimianya, keadaan tersebut mengakibatkan karoten tidak stabil dan mudah
mengalami kerusakan.

2. Penambahan aseton dalam gerusan daun berfungsi untuk melarutkan


karoten dan membantu melumatkan daun.

3. Karotenoid umumnya larut dalam lemak bersifat non-polar sehingga akan


terlarut dengan sangat baik bila dilarutkan dengan larutan yang bersifat
non-polar juga.

4. Warna hijau daun sangat berkaitan erat dengan kandungan klorofil, tetapi
dibalik daun hijau terdapat karotenoid yang terakumulasi dijaringan
tumbuhan.

5. Karotenoid banyak dijumpai pada sayur-sayuran jenis permainan dan


buah-buahan berwarna kuning, hingga kemerah-merahan.

5
DAFTAR PUSTAKA

A’yun, Q., dan Laily, A. 2010. Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica papaya L.) Di
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kendal payak, Malang. Jurnal
Biologi.,3(1): 19-23.

Christein, H. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)


sebagai Antibakteri untuk Mencegah Serangan Bakteri Aeromonas hydrophyla pada
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Jurnal Teknologi Pangan., 3(1): 45-48.

Kurniawan, M., Izzati, M., Nurchayati,Y. 2010. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan
Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akautik. Buletin Anatomi dan
Fisiologi 9(1): 45-49.

Mahatriny, N, 2009. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.)
yang Diperoleh dari Daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Farmasi
MIPA.,3(2): 23-26.

Musfiroh, I., Indriyati, W., dan Setiya, Y. 2010. Analisis Proksimat dan Penetapan Kadar β-
Karoten dalam Selai Lembaran Terung Belanda (Cypomandra betacea S.) Dengan
Metode Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Farmasi., 7(2): 145-148.

Nurdin., Kusharto, C., Tanziha, I., dan Januwati, M. 2010. Kandungan Klorofil Berbagai
Jenis Daun Tanaman dan Cu-Turunan Klorofil serta Karakteristik Fisiko-Kimianya.
Jurnal Gizi dan Pangan., 4(1): 13-19.

Sumenda, L., Rampe, H., dan Mantin, F. R. 2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun
Mangga (Mangifera indica L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang berbeda.
Jurnal Biologi. 3(1): 13-15.

Anda mungkin juga menyukai