Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM ILMU GIZI

Tobo Roni Nasution


05031381924056

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketahanan pangan merupakan fungsi dari banyak faktor yang
memberdayakan seseorang atau rumamh tangga untuk mengakses pangan yang
aman dan cukup bergizi dengan cara yang benar. Fokus ketahanan pangan tidak
hanya pada penyediaan pangan tingkat wilayah tetapi juga ketersediaan dan
konsumsi pangan tingkatdaerah dan rumah tangga (Arlius, 2017). Banyaknya
energi dan zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan
hidupnya serta melakukan berbagai kegiatan selama 24 jam untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Secara garis besar kebutuhan gizi adalah jumlah
zat gizi minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat yaitu dengan
mencukupi kebutuhan gizi didalam tubuhnya. Status gizi dipengaruhi oleh
konsumsi pangan dan aktivitas fisik dari seseorang. Konsumsi pangan merupakan
faktor utama dalam memnuhi kebutuhan zat gizi di dalam tubuh. Ilmu Gizi adalah
ilmu yang mempelajari zat-zat gizi yang ada pada makanan dan penggunanya
dalam tubuh yang meliputi masukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan
(transpor), metabolisme, interaksi, dan penyimpanan serta pengeluaran, semua hal
ini merupakan proses zat gizi pada tubuh (Fauziah.,et.,al.2016).
Asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang
dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu. Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh
untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik. Malnutrisi berhubungan
dengan gangguan gizi, yang dapat diakibatkan oleh pemasukan makanan yang
tidak adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi, atau kelebihan makan.
Kekurangan gizi merupakan tipe dari malnutrisi. Pertumbuhan anak yang dapat
dilihat dari status gizinya. Pemberian makanan yang bergizi akan sangat
bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Sebaliknya, makanan yang kurang gizi tidak saja dapat menghambat
perkembangan dan pertumbuhannya secara fisik tetapi juga dapat mempengaruhi
perkembangan intelektualitas dan kejiwaannya (Siti,R. N.2017).

2 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau
sekelompok orangyang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan
zat gizi makanan. Penilaianstatus gizi seseorang atau sekelompok orang sangat
berguna untuk pengembangan programpangan dan gizi di masyarakat dalam
memebantu mengatasi masalah kurang gizi,menyediakan jumlah dan jenis pangan
yang diperlukan sehingga dapat mencapai tingkat kesehatan penduduk yang
cukup baik. Penilaian tentang status gizi dapat memberikan gambaran tentang
keadaan gizi seseorang atau sekelompok penduduk / masyarakat. Cara yang mana
yang akan digunakan tergantung pada tahapan keadaan kekurangan gizi.Asupan
energi yang tidak mencukupi kebutuhan dapat menyebabkan terjadinya ketidak
seimbangan energi. Hal itu secara berkepanjangan menyebabkan terjadinya
masalah gizi. Energi yang berasal dari makanan dapat diperoleh dari beberapa zat
gizi makro yaitu karbohidrat, protein, lemak. Energi memiliki fungsi sebagai
penunjang proses pertumbuhan metabolisme tubuh dan berperan dalam proses
aktivitas fisik. Protein merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk
(Ayuningtyas et al., 2018).

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk :
1.2.1. Tujuan dari praktikum kebutuhan gizi yaitu agar mahasiswa memahami
tentang Angka Kecukupan Gizi dan cara menghitung kebutuhan zat-zat
gizi (Energi, Protein, Lemak, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Kalsium,
Fosfor, Besi, dan Selenium) per orang per hari.
1.2.2. Tujuan dari praktikum penentuan status gizi secara antropometri yaitu agar
mahasiswa memahami metode penentuan status gizi orang dewasa
menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh).
1.2.3. Tujuan dari praktikum recall 24 jam yaitu agar mahasiswa memahami
metode penilaian status gizi menggunakan metode survei konsumsi
makanan (recall 24 jam) dan bisa melakukan survei konsumsi makanan
(recall 24 jam). Selain itu mahasiswa juga bisa menghitung angka
kecukupan energi, protein, lemak, vitamin A, vitamin C, Asam folat,
kalsium, fosfor, besi, dan iodin.
1.2.4. Tujuan dari praktikum air metabolisme adalah untuk mengetahui jumlah
air metabolisme yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi.

3 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Metabolisme


Air merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebesar 80% tubuh
manusia mengandung air. Air memiliki banyak fungsi antara lain sebagai pelarut,
penyusun struktur sel, katalisator proses enzimatis, pengisi ruang antarsendi,
pengatur suhu tubuh, berperan dalam peredaran darah, dan ekskresi sisa
metabolisme. Air juga menjaga konsistensi fisik dan kimia pada cairan intrasel
dan ekstrasel, sehingga berperan langsung dalam mengatur suhu tubuh.
Keseimbangan air dan elektrolit tubuh akan mempengaruhi kemampuan
termoregulasi. Suhu udara yang panas akan menyebabkan banyaknya cairan tubuh
yang hilang melalui penguapan dan keringat. Apabila cairan tubuh tidak diganti
maka akan menyebabkan dehidrasi dan defisit elektrolit. Air sangat penting bagi
kehidupan manusia, namun konsumsi air seringkali diabaikan dalam diit sehari-
hari. Kandungan air tubuh berbeda antarmanusia tergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak (Syampurma, H, 2018)
2.2. Kecukupan Gizi
Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan,
pengaturan suhu dan kegiatan fisik. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk
glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan jangka panjang. Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak,
karbohidrat dan protein. Pangan sumber energi yang kaya karbohidrat antara lain
beras, jagung, oat, serealia lainnya, umbi-umbian, tepung, gula, madu, bah dengan
kadar air rendah. Pangan sumber energi yang kaya protein antara lain daging,
ikan, telur, susu dan aneka produk turunannya. Bila kebutuhan gizi tidak terpenuhi
maka akan dapat mengakibatkan berbagai penyakitdan tidak tercapainya
pertumbuhan dan perkembangan setiap siklus hidup dengan optimal. Kebutuhan
zat gizi setiap tahapan kehidupan akan selalu berbeda-beda misalnya periode saat
kehamilan, menyusui, masa bayi, masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan
masa lansia. Kebutuhan zat gizi remaja, secara alamia remaja laki-laki cenderung

4 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
makan lebih banyak sehingga secara tidak sadar mereka dapat memenuhi
kebutuhan gizi. Sedangkan remaja perempuan lebih berkonsentrasi pada well
balanced diet untuk menjaga berat badannya agar terlihat proporsional sehingga
banyak remaja perempuan yang kekurangan gizi. (Pramudita dan Siti, 2017).
Sumber zat pengatur, yaitu sayuran dan buah-buahan. Zat pengatur mengandung
berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan berkerjanya
fungsi organ tubuh. Sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan
hewani dan olahannya. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari nabati
adalah kacang-kacangan, tempe dan tahu. Sedangkan makanan sumber zat
pembangun yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta
hasil olahannya.zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang untuk berkembang (Verdiana dan Lailatul,
2017). Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances
(RDA) merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Manfaat AKG yang pertama adalah
sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi, yang kedua sebagai acuan dalam
menyusun makanan sehari-hari, yang ketiga sebagai acuan perhitungan dalam
perencanaan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional dan yang
terakhir sebagai acuan pendidikan gizi serta sebagai acuan label pangan yang
mencantumkan informasi nilai gizi.
2.3. Antropometri
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yag secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear serta isi dan juga meliputi
daerah ukuran kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.
Antropometri adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan. Antropometri
dibagi menjadi dua yaitu antropometri statis dan antropometri dinamis.
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam
keadaan diam (statis) unutk posisi yang telah ditentukan atau standar.
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakterisktik tubuh dalam
keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat

5 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
pekerja tersebut melasanakan kegiatan (Wijaya et al., 2016). Salah satu bagian
tubuh yang dapat diukur untuk menentukan tinggi badan ialah tinggi kepala
karena terdapat hubungan yang kuat antara keduanya. Tinggi badan dan tinggi
kepala berbanding lurus karena setiap terjadi pertambahan tinggi badan, tinggi
kepala juga bertambah (Poluan et al, 2016). Body Mass Index (BMI) atau Indeks
massa tubuh (IMT) adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui status
berat badan seseorang apakah tergolong normal maupun tidak (underweight,
maupun overweight), data yang diperlukan untuk mencari BMI adalah data selisih
antara berat badan dan tinggi badan. BMI juga dapat digunakan untuk
menggambarkan komposisi tubuh secara kasar, meskipun tidak disertai dengan
nilai dari konstribusi berat dari lemak dan otot. IMT hingga kini dipakai secara
luas untuk menentukan status gizi seseorang. IMT merupakan suatu indeks yang
responsif, sensitif terhadap perubahan keadaan gizi, ketersediaan pangan menurut
musim, dan produktivitas kerja. IMT merupakan alternatif untuk tindakan
pengukuran lemak tubuh Anak yang berusia di bawah usia 2 tahun perhitungan
IMT berpatokan dengan kurva dari CDC (Centers for Disease Control and
Prevention) (Arini & Wijana, 2020).

2.4. Kebutuhan Gizi


Pada praktikum kali ini untuk mengetahui kebutuhan gizi per orang per
hari. Angka kecukupan gizi ini digunakan sebagai patokan berapa maksimal dan
minimum gizi yang dikonsumsi. Setiap orang berbeda kecukupan gizinya
berdasarkan umur, ukuran tubuh dan jenis kelamin kemudian aktivitasnya pun
berbeda. AKG ini untuk menunjukkan jumlah zat gizi yang dikonsumsi tiap orang
melihat kelompok umur, gender dan aktivitas fisiknya, jika aktivitas fisiknya yang
dilakukan produktif maka jumlah zat gizi yang dikonsumsi pun akan lebih banyak
dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisiknya yang tidak produktif. Berat
badan juga merupakan jadi acuan pertama untuk menghitung kecukupan gizi yang
dikonsumsi orang per harinya yang telah dianjurkan. Kebutuhan gizi dan
kecukupan gizi adalah hal yang berbeda. Jika hanya dengan makan membuat
perut kenyang akan tetapi tidak memenuhi standar gizi yang telah ditetapkan
maka akan seperti kurang gizi, dan jika makanan yang dikonsumsi melebihi gizi
yang telah dianjurkan maka akan terjadi obesitas. Perubahan yang terjadi pada

6 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
masa ini salah satunya adalah perubahan komposisi tubuh dan kebutuhan energi.
Adanya perubahan komposisi tubuh menyebabkan kebutuhan akan zat gizi
meningkat. Asupan zat gizi tertentu yang tidak adekuat dan berlebih atau tidak
seimbang dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk. Seseorang memiliki
asupan zat gizi yang adekuat atau tidak, tergantung dari perilaku makan orang
tersebut. Manusia membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk
mempertahankan hidup guna menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas
harian. Usia, jenis kelamin, status kesehatan, pengetahuan, pendapatan, agama
dan budaya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makan
seseorang. Asupan makan harus sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang, bila
tidak terjadi kesesuaian antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan gizi
seseorang, akan menimbulkan masalah kesehatan. Kebutuhan zat gizi remaja,
secara alamia remaja laki-laki cenderung makan lebih banyak sehingga secara
tidak sadar mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi. Sedangkan remaja
perempuan lebih berkonsentrasi pada well balanced diet untuk menjaga berat
badannya agar terlihat proporsional sehingga banyak remaja perempuan yang
kekurangan gizi (Siti,R. N.2017).

2.5. Metode Recall 24 Jam


Penilaian asupan secara kuantitatif yaitu dengan food recall dan food
record dimaksudkan untuk mengukur jumlah konsumsi makanan setelah satu hari
berakhir. Dengan meningkatkan hari pengukuran, perkiraan kuantitatif terhadap
kebiasaan asupan makanan dapat diperoleh. Jumlah hari pengukuran, pemilihan
dan jarak tergantung dari tujuan penelitian, perbedaan asupan makanan dan variasi
asupan gizi setiap harinya. Penilaian kebiasaan asupan sangatlah penting ketika
menilai hubungan antara diet dan parameter biologis.pengukuran dengan metode
food metode recall 24 jam dan food record jumlah asupan energi subyek sangat
bervariasi. Jumlah total rata-rata asupan energi hasil pengukuran dengan metode
dari semua kelompok semuanya menunjukkan perbedaan signifikan. Sedangkan
uji korelasi menunjukkan bahwa total rata-rata asupan energi semua metode
mempunyai pengaruh hubungan yang bermakna. Dilihat dari reliabilitas metode
pengukuran, metode food recall 24 jam mempunyai reliabilitas lebih baik
dibandingkan dengan metode food record. Ada jug ametode food recall 24 jam

7 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
yang dilakukan selama 3-4 hari tanpa diberitahu terlebih dahulu dengan dilakukan
interview via telepon, menunjukkan hasil bahwa recall 24 jam tanpa diberitahu
terlebih dahulu mungkin lebih baik dibandingkan food record dalam memonitor
perubahan diet pada studi intervensi. Metode food recall 24 jam yang valid adalah
food recall 24 jam yang komplit dan akurat untuk semua makanan yang
dikonsumsi pada hari khusus. Food recall 24 jam adalah metode yang paling
banyak digunakan untuk crossectional surve, karena tidak merubah suplai makan
dan kebiasaan makan (Marudut, Idrus J,. 2018).

2.4 Zat Gizi Mikro dan Makro

Asupan zat gizi mikro yang cukup akan membantu memelihara


kemampuan fungsi kognitif pada subjek lansia. Ada beberapa vitamin yang
berhubungan dengan fungsi kognitif antara lain vitamin B1, folat, riboflavin, dan
vitamin C, selain itu juga suplementasi vitamin C dan E dapat memberi efek
protektif terhadap penurunan fungsi kognitif. Vitamin C merupakan antioksidan
yang berperan dalam menangkal stres oksidatif. Vitamin C juga dibutuhkan dalam
reaksi hidrolisis yaitu sintesis amin-amin biogenik dalam sistem saraf pusat dan
medula adrenal. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan terhadap membran sel.
Vitamin E dapat memperbaiki stres oksidatif dan resistensi insulin sehingga dapat
menurunkan dan menghalangi perkembangan komplikasi kronik diabetes mellitus.
Penilaian asupan zat gizi menggunakan metode semi quantitative food frequency
quessionnaire, yaitu menanyakan bahan makanan dan suplemen yang dikonsumsi
dalam 3 bulan terakhir. Zat gizi makro terdiri dari protein, lemak dan karbohidrat,
gizi makro adalah zat kimia yang diperlukan dalam pertumbuhan, perkembangan,
serta untuk menjalankan fungsi tubuh yang normal. Makronutrien atau zat gizi
makro, berperan besar dalam membentuk energi tubuh dan seluruh proses
metabolisme. Sementara zat gizi mikro juga berguna untuk menjaga fungsi tubuh
dan pertumbuhan, selain itu cenderung berperan untuk mencegah penyakit. Dalam
hal memproduksi energi ataupun proses metabolisme, zat gizi mikro berperan
sebagai kofaktor, pengikat, serta menjadi alat dari proses tersebut, tidak seperti zat
gizi makro yang menjadi bahan utama dari produksi energi (Kristanto. E.G.
2016).

8 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB 3
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) kertas untuk catatan, 2)
alat tulis dan 3) Kalkulator.
Bahan yang digunakan adalah: 1) beberapa pertanyaan untuk wawancara,
dan 2) daftar DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan), dan 3) tabel AKG
2013.

3.2. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum ini adalah:

3.2.1.Cara kerja praktikum kebutuhan gizi:


Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti timbangan berat
badan, dan alat-alat tulis.
2. Berat badan (kg) masing-masing praktikan diukur dan dicatat (berat badan
aktual).
3. Berat badan aktual dibandingkan dengan berat badan standar (Tabel AKG
2013).
4. Kebutuhan masing-masing zat gizi (energi, protein, lemak, vitamin A,
vitamin C, asam folat, kalsium, fosfor, besi, dan iodin) dihitung berdasarkan
persamaan di bawah ini :
Berat badan aktual (kg)
Kebutuhan zat gizi = xAKG
Berat badan Berat badan standar (kg)
Keterangan :
BB aktual : berat badan aktual berdasarkan hasil penimbangan (kg)
BB standar : berat badan acuan yang tertera pada tabel AKG
AKG : angka kebutuhan gizi yang dianjurkan (lampiran)
Contoh perhitungan :
Seorang wanita berusia 19 tahun dengan berat badan 52 kg. Hitunglah kebutuhan
energi dan protein pria tersebut!

9 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Berdasarkan tabel AKG (2013), berat badan standar untuk wanita berusia 19
tahun adalah 52 kg.
AKG ; energi = 2350 kkal ; protein = 60 gram
Maka kebutuhan gizi pria tersebut :
Energi = 1.337,4 kkal
Protein = 50,152 gram

3.2.2. Cara kerja yang dilakukan pada praktikum Penentuan Status Gizi
Secara Antropometri
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti timbangan berat
badan, alat pengukuran tinggi badan, dan alat-alat tulis.
2. Berat badan dan tinggi badan praktikan diukur menggunakan alat yang sudah
disediakan kemudian dicatat.
3. Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung berdasarkan rumus berikut :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2 (𝑚)
4. Interpretasi hasil perhitungan berdasarkan tabel berikut :

IMT KATEGORI

<17,0 Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat berat


17,0 – 18,4 Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan
18,5 – 25,0 Normal
25,1 – 27,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan
> 27,0 Gemuk sekali Kelebihan berat badan tingkat berat

3.2.3. Cara kerja praktikum Status Gizi Secara Konsumsi (Food recall 24
jam)
Cara kerja praktikum food recall 24 jam adalah sebagai berikut :
1. Praktikan diminta membentuk kelompok terdiri atas 2 orang.
2. Tiap praktikan diminta mencatat seluruh kegiatan anggota kelompoknya
selama 1 x 24 jam dan mengumpulkan data berupa makanan yang dikonsumsi
oleh orang tersebut pada 1 x 24 jam dengan metode food recall.
3. Hasil laporan adalah tabel daftar konsumsi makanan setiap hari selama 1 hari.

10 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Tabel konsumsi makanan berisi jenis makanan yang dikonsumsi, berat
makanan (URT dan g), energi (kkal) maupun zat gizi yang dihasilkan oleh
makanan yang dikonsumsi responden.
5. Besarnya kandungan energi, protein, lemak, vitamin A, vitamin C, Asam folat,
kalsium, fosfor, besi, dan iodin yang dihasilkan tiap-tiap bahan makanan per
100 gram dilihat pada tabel DKBM.
6. Kandungan energi, protein, lemak, vitamin A, vitamin C, Asam folat, kalsium,
fosfor, besi, dan iodin dari bahan makanan yang dikonsumsi dihitung
berdasarkan tabel pada DKBM.
7. Bandingkan dengan AKG dan hitung persen kontribusi zat gizi aktual yang
dikonsumsi terhadap AKG.
8. Hubungkan hasil survei konsumsi terhadap IMT.

3.2.4. Cara kerja praktikum air metabolisme


Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan tabel DKBM yang sudah dilakukan recall 24 jam pada responden.
2. Lihat jumlah sumber karbohidrat, lemak dan protein.
3. Jumlah sumber karbohidrat, lemak dan protein dikalikan dengan 4 lalu di
kalikan dengan ketentuan untuk karbohidrat 0,105, lemak 0,11 dan protein
0,15.
4. Hitung air metabolisme dengan menggunakan rumus:
(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐷𝐾𝐵𝑀 𝑋 4)(𝐾𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛)
𝐴𝑖𝑟 𝑀𝑒𝑡𝑎𝑏𝑜𝑙𝑖𝑠𝑚𝑒 = 𝑋 100 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐷𝐾𝐵𝑀 𝑋 4

11 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.1.1. Hasil dari praktikum kebutuhan gizi
Nama Responde : Shafa Nur Faizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 19 tahun
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 154 cm
Aktivitas : Belajar
Tabel. 1 Hasil Perhitungan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Nama Usia BB Energi Protein Lemak Vit A Vit C Vit E Selenium Kalsium Fe
No Jenis Kelamin Karbohidrat (g)
Responden (Thn) (Kg) (kkal) (g) (g) (mg) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg)

1 Asna Perempuan 19 52 2.209 58,90 353,45 63,81 589,090 73,63 14,72 23,56 981,81 8,836

Tabel. 2 Hasil Perhitungan Harris Bennedict

Nama Kebutuhan Zat Gizi


Jenis Kelamin Usia (Thn) BB (Kg)
Responden Protein (g) Karbohidrat (g) Lemak (g)

Asna Perempuan 19 52 51,318 38,013 256,59

12 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1.2. Hasil dari praktikum penentuan status gizi secara antropometri
Nama Responde : Shafa Nur Faizh
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 19 tahun
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 154 cm = 1,54 m
Aktivitas : Belajar
Tabel 1. Hasil Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Jenis Kelamin BB (kg) TB (m) IMT Kategori
Perempuan 52 1,54 21,63 Normal

4.1.3 Hasil dari praktikum penentuan status gizi secara Konsumsi (Food
recall 24 jam)
Nama : Shafa Nur Faizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 154 cm
Aktivitas : Belajar

A. Penentuan Status Gizi Secara Dietry dengan Food Recall 24 Jam


Tabel Makanan Hari Ke-1 (Hari Biasa)
Bahan
Waktu
Nama Makanan Jenis Banyaknya Keterangan
Makan
URT Gram
Pagi (07.30) Nasi Putih Serelia 1 piriing 140 Habis
Telur dadar telur 1 butir 35 Habis
Air putih Air 2 gelas 350 Habis
Selingan I Mie ayam mie 1 300 Habis
(08.00-10.00)
Sore Nasi Putih Serelia 1 piring 140 Habis
(16.00-18.00) Ayam goreng Ayam 1 porsi 100 Habis
Air putih Air 2 gelas 350 Habis

13 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tabel Hasil Perhitungan Hari Ke-1
Nama Jumlahnya Energi Karbohidrat Lemak Protein Vit. A Vit. C Vit. E Se Fe Ca
Makanan (g) (kal) (g) (g) (g) (mcg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mcg)
Nasi Putih 140 216 0,1 0,36 0 0 0 0 0 0,48 30
Ayam 100 298 7,6 0,4 3 43 20 0 0 5,5 342.0
Goreng
Air putih 350 59,5 13,3 0,35 0,7 0 3,5 0 0 0,7 52,5
Singkong 300 459 109,2 0,9 3,6 0 60 0,19 0 0 0
rebus
Air putih 350 59,5 13,3 0,35 0,7 0 3,5 0 0 0,7 52,5
Nasi Putih 140 216 47,76 0,36 3,6 0 0 0 0 0,48 30

14 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tabel Makanan Hari Ke-2 (Hari Biasa)
Bahan
Waktu
Nama Makanan Jenis Banyaknya Keterangan
Makan
URT Gram
Pagi (08.00) Nasi Putih Serelia 1 piring 140 Habis
Ayam ayam 1 porsi 100 Habis
Air putih Air 2 gelas 350 Habis
Selingan I - - - - -
- - - - -
Sore Nasi Putih Serelia 1 piring 200 Habis
(16.00-18.00) Telur dadar telur 1 potong 100 Habis
Air putih Air 2 gelas 350 Habis

URT: Ukuran Rumah Tangga (piring, mangkok, sendok, gelas dll)


Keterangan: dimakan habis atau tersisa

15 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tabel Hasil Perhitungan Hari Ke-2
Nama Jumlahnya Energi Karbohidrat Lemak Protein Vit. A Vit. C Vit. E Se Fe Ca
Makanan (g) (kal) (g) (g) (g) (mcg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mcg)
Nasi Putih 140 216 47,76 0,36 3,6 0 0 0 0 0,48 30
Itelur dadar 100 374 0 2,96 14,91 0 0 0,8 0,80 1,6 31
Air putih 350 59,5 13,3 0,35 0,7 0 3,5 0 0 0,7 52,5
Nasi putih 140 216 47,76 0,36 3,6 0 0 0 0 0,48 30
Ayam goreng 100 298 0.1 0 34.2 0 0 0 0 5,5 342,0
Air putih 350 59,5 13,3 0,35 0,7 0 3,5 0 0 0,7 52,5

16 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1.4. Air Metabolisme
Nama Responde : Shafa Nur Faizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 19 tahun
Berat Badan : 52kg
Tinggi Badan : 154 cm = 1,54 m
Aktivitas : Belajar
Tabel. 1 Air Metabolisme Hari ke-1 (Rabu, 13 Oktober 2021)
Hari (Total Tabel Food
Ketentuan
Total Tabel Food Recall Recall x energi)
Sumber Pengalian
x energi (Ketentuan
(g/H2O)
Pengalian)
Karbohidrat 1.10,32 x 4 = 441,28 0,15 66,19g/H2O
Lemak 3,39x 9 = 30,51 0,119 3,63g/H2O
Rabu
Protein 25,8x 4= 103,2 0,105 10,83g/H2O
Total 574,99 80,65g/H2O

Tabel. 2 Air Metabolisme Hari ke-2 (Kamis)


(Total Tabel Food
Ketentuan
Total Tabel Food Recall Recall x energi)
Hari Sumber Pengalian
x energi (Ketentuan
(g/H2O)
Pengalian)
Karbohidrat 39,15x 4 = 372,6 0,15 55,89 g/H2O
Lemak 19,2 x 9 = 172,8 0,119 20,56g/H2O
Rabu
Protein 62,8x 4= 251,2 0,105 26,37g/H2O
Total 796,7kkal 102,82g/H2O

17 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.2 Pembahasan
Angka kecukupan gizi ini digunakan sebagai patokan berapa maksimal
dan minimum gizi yang dikonsumsi. Setiap orang berbeda kecukupan gizinya
berdasarkan umur, ukuran tubuh dan jenis kelamin kemudian aktivitasnya pun
berbeda. AKG menunjukkan jumlah zat gizi yang dikonsumsi setiap orang dilihat
dari kelompok umur, gender dan aktivitas fisiknya, jika aktivitas fisiknya yang
dilakukan produktif maka jumlah zat gizi yang dikonsumsi pun akan lebih banyak
dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisiknya yang tidak produktif.
Kebutuhan gizi dan kecukupan gizi adalah hal yang berbeda. Jika hanya dengan
makan membuat perut kenyang akan tetapi tidak memenuhi standar gizi yang
telah ditetapkan maka akan seperti kurang gizi, dan jika makanan yang
dikonsumsi melebihi gizi yang telah dianjurkan maka akan terjadi obesitas.
Kebutuhan gizi setiap individu tidaklah sama, setiap individu memiliki angka
kecukupan gizinya sendiri. AKG ini untuk menunjukkan jumlah zat gizi yang
dikonsumsi tiap orang melihat kelompok umur, gender dan aktivitas fisiknya, jika
aktivitas fisiknya yang dilakukan produktif maka jumlah zat gizi yang dikonsumsi
pun akan lebih banyak dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisiknya yang
tidak produktif. Berat badan juga merupakan jadi acuan pertama untuk
menghitung kecukupan gizi yang dikonsumsi orang per harinya yang telah
dianjurkan. Kebutuhan gizi dan kecukupan gizi adalah hal yang berbeda. Jika
hanya dengan makan membuat perut kenyang akan tetapi tidak memenuhi standar
gizi yang telah ditetapkan maka akan seperti kurang gizi, dan jika makanan yang
dikonsumsi melebihi gizi yang telah dianjurkan maka akan terjadi obesitas.
Terlihat dari hasil perhitungan yang saya lakukan, bahwa benar jika kebutuhan
gizi seseorang itu ditentukan oleh usia, jenis kelamin dan aktivitas. Responden
saya bernama Shafa Nur Faizah berusia 19 tahun dengan berat badan 54 kg dan
tinggi badan 152 cm.
Antrofologi adalah pengukuran dimensi fisik tubuh manusia pada usia
yang berbeda. Parameter antrifologi merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Indeks massa
tubuh adalah alat atau cara sederhana untuk menentukan status gizi orang dewasa.
Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi

18 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit
degeneratif. IMT 27,0 berkatagori gemuk sekali. Berat badan normal atau IMT
IMT normal adalah idaman bagi setiap orang karena dapat mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Yang terdapat beberapa keuntungan yang mudahnya
beraktivitas dan resiko terkena penyakit rendah. IMT dalam dunia kesehatan
adalah sebagai salah satu alat deteksi yang bisa menandakan apakah berat badan
seseorang termasuk normal, kurang, kelebihan atau bahkan obesitas. Kekurangan
dan kelebihan berat badan sama-sama membawa risiko kesehatan.Mereka yang
kelebihan berat badan dan obesitas risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, tekanan
darah tinggi, dan gangguan kardiovaskular. Sedangkan seseorang yang berat
badannya kurang. atau di bawah batas ideal berisiko mengalami malnutrisi,
osteoporosis, dan anemia. Untuk mengetahui IMT responden saya dapat
dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan terlebih dahulu.
Penilaian survei konsumsi pangan ada 2 macam, yaitu secara kualitatif
dan kuantitatif. Penilaian asupan secara kuantitatif pada praktikum kali ini
dengan metode food recall. Keragaman jenis bahan makanan yang dikonsumsi
adalah salah satu ukuran mutu gizi makanan, selain kandungan proteinnya. Setiap
orang mempunyai status gizi yang berbeda, hal ini tergantung pada asupan gizi
dan kebutuhannya. Jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang,
maka akan menghasilkan status gizi baik, sebaliknya jika antara asupan gizi
dengan kebutuhan tubuh tidak seimbang akan menimbulkan masalah status gizi.
Konsumsi aneka ragam bahan makanan akan memberikan mutu yang lebih baik
daripada makanan yang dikonsumsi secara tunggal. Konsumsi beraneka ragam
pangan tersebut dapat memberikan efek saling mengisi, artinya kekurangan zat
gizi suatu pangan dapat diisi oleh kelebihan zat gizi dari pangan lainnya. Prinsip
dari metode recall 24 jam adalah melakukan wawancara, mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu dengan
menggunakan alat ukuran rumah tangga URT seperti sendok, piring, gelas, dan
lain-lain. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan
menggunakan kuesioner terstruktur. Food recall 24 jam dilakukan berulang-ulang
minimal 3 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut untuk memperoleh data yang
representatif untuk menggambarkan kebiasaan individu (Arif.,et,.all.2017)

19 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ilmu gizi ini adalah:
1. AKG setiap orang berbeda-beda dikarenakan beberapa faktor antara lain yaitu
berat badan, tinggi badan, usia, aktivitas dan pola konsumsi responden.
2. Perhitungan AKG pada praktikum menghitung zat gizi makro dan zat gizi
mikro seperti karbohidrat, lemak, protein, Vit A, Vit C, Vit E, selenium,
kalsium dan zat besi.
3. Menghitung kebutuhan gizi untuk mencukupi asupan kita per hari nya dengan
standar yang telah ditetapkan yaitu AKG.
4. Food recall 24 hours merupakan metode pengukuran standar kecukupan gizi
dengan cara mencatat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi perhari nya
5. Penilaian metode food recall 24 jam disarankan untuk dilakukan pada hari
biasa, tidak pada hari weekend dan hari raya, karena waktu weekend atau hari
raya jumlah makanan yang dikonsumsi oleh responden akan meningkat dari
biasanya.
6. Perhitungan air metabolisme metode perhitungan yang digunakan adalah
perhitungan tabel AKG dan perhitungan Harris Bennedic
7. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi, tergantung pada berat badan,
aktivitas, usia, jenis kelamin, kebiasaan, dan suhu.
8. Perhitungan menggunakan tabel AKG nilai yang didapat cenderung lebih
besar.
9. Kebutuhan cairan berbanding lurus dengan aktivitas tubuh, semakin berat
aktivitas yang dikerjakan, semakin banyak pula kebutuhan cairannya.
10. Perhitungan Harris Bennedict hanya menghitung zat gizi makro saja.

20 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR PUSTAKA

Arlius, A. 2017. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi


Balita. Jurnal Ketahanan Pangan. 23 (3): 359-375.

Asmawati., Indriasari. R., Najamuddin. U. 2015. Studi Validasi Semi-Quantitatif


Food Frequency Questionnaire(FFQ) Dan Recall 24 Jam Terhadap Asupan
Zat Gizi Makroibu Hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar.
Jurnal Ilmu Gizi. 2(1), 1-11.

Ayuningtyas. Derma, S, Ahmad, R. 2018. Asupan Zat Gizi Makro dan Mikro
Terhadap Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Kesehatan. 9 (3): 444- 449

Bakri, S. (2019). Status Gizi, Pengetahuan Dan Kecukupan Konsumsi Air Pada
Siswa Sma Negeri 12 Kota Banda Aceh. Jurnal Action: Aceh Nutrition
Journal, (4)1 , 22-27.

. Poluan. B., Tomuka. D., dan Kristanto. E.G. 2016. Hubungan tinggi kepala
dengan tinggi badan untuk identifikasi forensic. Jurnal e-Clinic (eCl). 4(1),
1-3.

Pramudita, S. R. dan Siti,R. N.2017. Gambaran Aktivitas Sedentari dan Tingkat


Kecukupan gizi pada Remaja Gizi Lebih dan Gizi Normal. Media Gizi
Indonesia. 12 (1): 1-6.

Rachmayani, S. A., Mury, K. Dan Vitria, M. 2018. Hubungan Asupan Zat Gizi
dan Status Gizi Remaja Putri. Indonesian Journal Of Human Nutrition. 5
(2): 125-130.

Rahmawati. A., Pramantara. I.D.P., dan Purba. M.B. 2015. Asupan Zat Gizi
Mikro Dengan Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. 8 (4), 195-201.

Sholikah, A., Eunike, R. R. dan Ari, Y. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Status Gizi Balita Di Pedesaan dan Perkotaan. Publict Health
Perspective Journal. 2 (1): 9-18.

Silvia, M. N., Marudut. Idrus, J. 2015. Konsumsi Zat-Zat Gizi Menurut Metode
Recall-Record Berdasarkan Waktu Makan Remaja Putri. Nutrire Diaita. 3
(2): 85-97.
Siwi, P. S. dan indriati, P. 2018. Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak dan
Protein dengan Status Gizi. IJPH. 13 (1): 1-12.
Soraya, D., Dadang, S. dan Tiurma, S. 2017. Hubungan Pengeatahuan Gizi,
Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Pada
Guru SMP. Jurnal Gizi Indonesia. 6 (1): 2338-3119.

Verdiana, L. dan Lailatul, M. 2017. Kebiasaan Sarapan Berhubungan Dengan


Konsentrasi Belajar pada Siswa SDN Sukaharjo I Malang. Media Gizi
Indonesia. 12 (1): 14-20. 21 Universitas Sriwijaya

21 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Wijaya, M. A., Benedikta, A. H. S. dan Anissa, P. 2016. Analisa Perbandingan
Antropometri Bnetuk Tubuh Mahasiswa Pekerja Galangan Kapal dan
Mahasiswa Pekerja Elektronika. PROFIENSI. 4 (2): 108-117.

Yulni. 2015. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Pada Anak
Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar. Jurnal MKMI. 205-211

22 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Hasil Perhitungan Kebutuhan Gizi (AKG)


 Rumus
Berat badan aktual (kg)
Kebutuhan zat gizi = 𝑥 AKG
Berat badan standar (kg)

 Perhitungan Zat Gizi Makro dan Mikro


1. Energi
52
Energi = × 2250= 2.127
55

2. Protein
52
Protein = × 60 = 56,727
55

3. Lemak (total)
52
Lemak = × 65= 58,618
55

4. Karbohidrat
52
Karbohidrat = × 360= 340,363
55

5. Vitamin A
52
Vitamin A = × 600 = 589,090
55

6. Vitamin C
24
Vitamin C = × 75 = 73,63
55

7. Vitamin E
52
Vitamin E = × 15= 14,72
55

8. Kalsium (Ca)
52
Kalsium = × 1000 = 981,81
55

9. Besi (Fe)
52
Besi = × 9 = 8,836
55

10. Selenium
52
Selenium = × 24= 22,690
55

 Hasil Perhitungan Harris Bennedict


Wanita = {(655 + 9,6 x (Berat Badan) + 1,8 x (Tinggi Badan)} – {(4,7 x (usia)}

23 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
= {(655 + 9,6 x (54) + 1,8 x (154)} – {(4,7 x (19)}
= (655 + 518,4 + 284,4) – 89,3
= 1.457,8– 89,3
= 1.368,5 kalori
1. Kebutuhan Protein
= 15% × 1.337,4 kalori
= 200,61 kalori
200,61/ 4 gram −−> 50,152 gram
2. Kebutuhan Lemak
= 25% × 1.337,4 kalori

= 334,35 kalori

1.337,4 / 9 gram −−> 37,15 gram

3. Kebutuhan Karbohidrat
= 75% × 1.368,5 kalori
= 1.026,38 kalori
1.026,38 / 4 −−> 256,59 gram

2. Hasil Perhitungan Penentuan Status Gizi Secara Antropometri


Diketahui: BB = 52 kg
TB = 154 cm = 1,54 m
Ditanya: IMT =...? Jawab:
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT =
𝑇𝐵 2(𝑚)
52 𝐾𝑔
=
1,582𝑚
52 𝑘𝑔
= 2,4964 𝑚

= 21,92 (Normal)

3. Hasil Perhitungan Food Recall 24 Hours


1. Nasi putih
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 180
100

24 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
= 252 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 39,8
100

= 55,72
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 0,3
100

= 0,42 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
140
= x 3,0
100

= 42 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
140
= ×0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
140
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
140
= x0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
140
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
140
= 𝑥 0,4
100

= 0,56 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100

25 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
140
= x 25
100

= 35 mcg
2. Ayam penyet
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 39
100

= 39 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 7,6
100

= 7,6 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 0,4
100

= 0,4 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
100
= x3
100

=3g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 43
100

= 43 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
100
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
100
= x 20
100

= 20 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
100
= 𝑥0
100

= 0 mcg

26 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
100
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
100
= x 50
100

= 50 mcg
3. Air Mineral
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
350
= × 17
100

= 59,5 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
350
= × 3,8
100

= 13,3 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
350
= × 0,1
100

= 0,35 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
350
= x 0,2
100

= 0,7 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
350
= ×0
100

=0
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
350
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100

27 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
350
= x1
100

= 3,5 mg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
350
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
350
= 𝑥 0,2
100

= 0,7 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
350
= x 15
100

= 52,5 mcg
4. Ikan Goreng
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
300
= × 153
100

= 459 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
300
= × 36,4
100

= 109,2 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
300
= × 0,3
100

= 0,9 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
300
= x 1,2
100

= 3,6 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
300
= ×0
100

28 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
100
= 𝑥 0,19
100

= 0,19 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
300
= x 20
100

= 60 mg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
300
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
300
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
300
= x0
100

= 0 mcg
 Perhitungan food recall 24 jam hari Kamis,
(Hari Kedua )
1. Nasi putih
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 180
100

= 252 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 39,8
100

= 55,72
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 0,3
100

= 0,42 g

29 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
140
= x 3,0
100

= 42 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
140
= ×0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
140
= 𝑥0
100

= 0 mcg

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖


g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
140
= x0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
140
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
140
= 𝑥 0,4
100

= 0,56 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
140
= x 25
100

= 35 mcg
2. Air Mineral
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
350
= × 17
100

= 59,5 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100

30 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
350
= × 3,8
100

= 13,3 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
k. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
350
= × 0,1
100

= 0,35 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
l. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
350
= x 0,2
100

= 0,7 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
m. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
350
= ×0
100

=0
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
n. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
350
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
o. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
350
= x1
100

= 3,5 mg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
p. Se = x Nilai gizi DBM
100
350
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
q. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
350
= 𝑥 0,2
100

= 0,7 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
r. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
350
= x 15
100

= 52,5 mcg
3. Ikan Patin

31 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 374
100

= 374 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
100
= ×0
100

=0g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 2,96
100

= 2,96 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
100
= x 14,91
100

= 0,7 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
100
= ×0
100

=0
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
100
= 𝑥 0,8
100

= 0,8 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
100
= x0
100

= 0 mg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
100
= 𝑥 0,80
100

= 0,80 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
100
= 𝑥 1,6
100

32 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
= 1,6 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
100
= x 31
100

= 31 mcg
4. Nasi putih
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 180
100

= 252 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 39,8
100

= 55,72
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
140
= × 0,3
100

= 0,42 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
140
= x 3,0
100

= 42 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
140
= ×0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100
140
= 𝑥0
100

= 0 mcg

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖


g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
140
= x0
100

= 0 mcg

33 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
140
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
140
= 𝑥 0,4
100

= 0,56 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
140
= x 25
100

= 35 mcg
5. Telur dadar
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
a. Energi = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 298
100

= 298 kal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
b. Karbohidrat = × Nilai gizi DKBM
100
100
= × 0,1
100

= 0,1 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
c. Lemak = × Nilai gizi DKBM
100
100
= ×0
100

=0g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
d. Protein = × Nilai gizi DKBM
100
100
= x 34,2
100

= 34,2 g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
e. Vitamin A = × Nilai gizi DKBM
100
100
= ×0
100

=0
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
f. Vitamin E = × Nilai gizi DKBM
100

34 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
100
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
g. Vitamin C = × Nilai gizi DKBM
100
100
= x0
100

= 0 mg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
h. Se = x Nilai gizi DBM
100
100
= 𝑥0
100

= 0 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
i. Fe = x Nilai gizi DKBM
100
100
= 𝑥 5,5
100

= 5,5 mcg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
j. Ca = x Nilai gizi DKBM
100
100
= x 324,0
100

= 324,0 mcg

4. Hasil Perhitungan Air Metabolit


a. Cairan Insulin (BB x CIS) = 52 Kg x 36%
= 18,72
b. Cairan Ekstra Sel (BB x CIS) = 52 Kg x 24%
= 12,48
c. Intersisium = 52 Kg x 18%
= 9,36
d. intravaskular (plasma) = 52 Kg x 6%
= 3,12

Diketahui food recall 24 Jam Hari ke-1 (Rabu, 13 Oktober 2021)


 Protein = 25,8 gram
 Lemak = 3,39 gram
 Karbohidrat = 110,32 gram
 Caloric Intake = 1.147,5 cal

35 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
 Air Metabolisme = (Total Tabel(Total
Food Recall x energi)(Ketentuan Pengalian)
Tabel Food Recall x energi
x 100 kkal

167,66
= x100 kkal
1.146,11
= 14,628 mL/100kkal

36 UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai