Anda di halaman 1dari 15

PENGOLAHAN DENGAN SUHU TINGGI

PERCOBAAN X
(Praktikum Dasar Teknik Proses)

Kelompok : 2

Endang Puryani Sari 2302301056


Muhammad Nasrullah 2302301009
Muhammad Haikal Soethra 2302301034
Nazwa Amelda 2302301021
Lulu Al Zzahra 2302301003

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suhu tinggi diterapkan baik dalam pengawetan mampu dalam pengolahan
pangan. Pemberian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan
didasarkan kepada kenyataan bahwa pemberian panas yang cukup dapat
membunuh Sebagian besar mikroba dan menginaktifkan enzim. Selain itu
makanan menjadi lebih aman karena racun-racun tertentu rusak karena
pemanasan. Salah satu pengawetan makan dengan suhu tinggi adalah dengan
menggunakan metode pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan suatu proses
pemanasan yang menggunakan suhu rendah dibawah 80°C.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bahan akibat proses
pasteurisasi.
2. Mengidentifikasi jenis produk yang dapat dan tidak dapat di pasteurisasi.
3. Mengetahui pengawetan lain yang diperlukan untuk suatu produk yang telah
di pasteurisasi.
4. Mengetahui kecukupan proses pasteurisasi untuk membunuh mikroba
target.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Oktober 2023,
pukul 10.00 WITA s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Pangan Program studi
Agroindustri Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Termometer, Panci,
Pengaduk, Kompor gas, Viskometer, pH meter, Color Reader, Timbangan,
Stopwatch.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Susu Segar 1500 ml,
Santan Kelapa 500 ml, Jus Jeruk 500 ml.

3.3 Prosedur Kerja


1. Di Analisa bahan awal meliputi : nilai pH, warna secara visual, viskositas
dengan viscometer, berat bahan yang akan dipasteurisasi, penampakan
(adanya kekeruhan, endapan, padatan tersuspensi, ketidakstabilan emulsi)
dan pengamatan warna secara visual.
2. Dipasteurisasi
a. Memasukkan bahan yang beratnya telah diketahui ke dalam panci.
b. Panaskan sampai suhu 71°C. Pertahankan suhu tersebut selama 10 menit.
c. Selama pemanasan bahan selalu diaduk supaya transfer panas homogen.
d. Angkat panci dari kompor. Setelah bahan dingin lakukan analisis
meliputi :
- Berat bahan setelah pasteurisasi, hitung besarnya penyusutan.
- Nilai pH.
- Viskositas dengan viscometer.
- Warna secara visual.
- Penampakan (adanya kekeruhan, endapan, ketidakstabilan emulsi,
padatan tersuspensi).
3. Di Penentuan Fo
a. Siapkan susu 1 liter dan masukkan pada wajah (panci).
b. Panaskan susu dan catatan suhu pada interval waktu tertentu sampai
80°C.
c. Perhitungan.
(T −65.6)/ Z
Fo=t .10
t. Waktu dalam menit
T. Suhu yang dicapai saat (t) dalam Celcius
Z. Tergantung target mikroba yang akan dibunuh
d. Buat tabel pengamatan waktu dan suhu yang dicapai.
e. Memasukkan semua nilai ke persamaan Fo
f. Buat grafik t vs .10(T−65.6)/ Z tertentu luasan di bawah kurva
4. Bandingkan hasil perhitungan matematis dan luasan dari kurva
5. Ambil kesimpulan apakah proses yang dilakukan sudah cukup untuk
membunuh mikroba target.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah :
Tabel 1. Data Pengukuran
Massa Leba
Nama Panjang Tinggi Diameter Volume Densitas (gr/cm³)
No. Benda r
Bahan (cm) (cm) (cm) (cm³) (Massa/Volume)
(gr) (cm)
1. Balok 58,97 gr 9,4 cm 3 cm 2,5 cm - 70,5 cm³ 0,836 gr/cm³
2. Kelereng 5,52 gr - - - 1,46 cm 1,628 cm³ 3,391 gr/cm³
3. Batu 5,69 gr - - - - 2 ml 2,845 gr/ml
4. Tabung 31,76 gr - - 8,8 cm 5,4 cm 201,457 cm³ 0,157 gr/cm³

Tabel 2. Data Pengukuran Suhu


Suhu Awal Suhu Akhir Massa
No Bahan
°C °F °K °C °F °K (gr)
27°
1. Air Kran C 80,6°F 300°K 40°C 104°F 313°K 49,08 gr
Air Isi 26° 5\0°
2. Ulang C 78,80°F 299°K C 122°F 323°K 48,95 gr

Tabel 3. Data Pengukuran Densitas Fluida Cair


Massa Volume Densitas
No Jenis Fluida
(gr) (ml) (gr/ml)
1. Air Kran 27,85 gr 25 ml 1,114 gr/ml
Air Minum dalam
2. kemasan 27,21 gr 25 ml 1,0884 gr/ml
3. Larutan garam 10% 30,56 gr 25 ml 1,222 gr/ml
4. Larutan garam 20% 32,65 gr 25 ml 1,30 gr/ml
5. Larutan garam 30% 34,32 gr 25 ml 1,37 gr/ml
6. Larutan garam 40% 35,36 gr 25 ml 1,41 gr/ml
4.2 Pembahasan
Pada Praktikum yang kedua yaitu “Konversi Satuan”, yang bertujuan untuk
mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya dan
lain-lain, dan Untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan
satuan. Sebelum melakukan praktikum ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui
beberapa istilah yang berkaitan dengan Konversi satuan. Konversi satuan
merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada kedalam satuan SI atau
sebaliknya. Besaran adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran
dan memiliki satuan atau hal-hal yang akan diketahui ukurannya Satuan adalah
sesuatu yang digunakan untuk menyatakan suatu ukuran besar. Satuan atau satuan
ukur atau unit digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai
nilai standar bagi pembanding alat ukur, takar, timbang dan perlengapannya untuk
melindungi kepentingan umum.
Terdapat pada tabel 1 yaitu Data Pengukuran yang dilakukan ukur dimensi
dalam 4 sampel yaitu balok, kelereng, batu dan tabung. Pada pengukuran balok
ditimbang dengan berat 58,97gr , Panjang 9,4cm , lebar 3cm , tinggi 2,5cm
didapat hasil volume 70,5cm³ dan pada densitas didapat hasil 0,836gr/cm³.
Kelereng ditimbang dengan berat 5,52gr , diameter 1,46gr didapat hasil volume
1,628cm³ dan pada densitas didapat hasil 3,391gr/cm³. Batu ditimbang dengan berat
5,69gr dengan volume batu 2ml didapat hasil densitas 2,845 gr/cm³ dan Tabung
ditimbang dengan berat 31,76gr , tinggi 8,8cm , diameter 5,4cm didapat hasil volume
batu 201,457cm³ dan pada densitas didapat hasil 0,157gr/cm³.
Tabel 2 data pengukuran suhu dilakukan 2 sampel yaitu air kran dengan air
isi ulang. Pada pengukuran suhu pertama-tama ditimbang 50 mL air kran dan
didapat hasil sebesar 49,08gr Lalu diukur suhunya yaitu sebesar 27 °C. Kemudian
dipanaskan selama 2 menit. Selanjutnya diukur kembali suhunya yaitu mencapai
40 °C. Lalu dikonversikan dalam satuan °F dan K. Begitu pula dengan air isi
ulang, dilakukan dengan mekanisme yang sama. Ditimbang 50 mL air isi ulang
dan didapat hasil sebesar 48,95gr. Lalu diukur suhunya yaitu sebesar 26 °C.
Kemudian dipanaskan selama 2 menit. Selanjutnya diukur kembali suhunya yaitu
mencapai 50 °C. Lalu dikonversikan dalam satuan °F dan K. Pada pengukuran
setelah dipanaskan selama 2 menit suhu air kran dan air isi ulang terjadi
perbedaan suhu yaitu sebesar 10 °C.
Pada tabel 3 terdapat data pengukuran densitas fluida cair yang dilakukan 6
sampel berbeda yaitu air kran, air minum dalam kemasan, larutan garam 10%,
larutan garam 20%, larutan garam 30% dan larutan garam 40%. Pada pengukuran
densitas pertama-tama sampel ditimbang piknometer kosong , dimasukkan fluida
(air kran, air minum, larutan garam 10% , larutan garam 20% kedalam piknometer
tersebut). Pertama-tama sampel ditimbang kemudian didapat hasil pada air kran
27,85gr , air minum kemasan 27,21gr , larutan garam 10% 30,56gr , larutan garam
20% 32,56gr , larutan garam 30% 34,32gr dan larutan garam 40% 35,36gr.
Volume yang sama sebesar 25ml. Kemudian didapat hasil densitas fluida air kran
1,114gr/ml , air minum dalam kemasan 1,0884gr/ml , larutan garam 10%
1,222gr/ml , larutan garam 20% 1,30gr/ml , larutan garam 30% 1,37gr/ml dan
larutan garam 40% 1,41gr/ml.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara
lain:
1. Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan
SI atau sebaliknya.
2. Konversi satuan diperlukan karena dapat memudahkan dalam pengukuran
serta untuk mengetahui konversi satuan setiap benda.
3. Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang bisa diukur, serta
memiliki nilai besaran dan satuan. Sedangkan satuan yaitu sesuatu yang bisa
digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.
4. Pengubahan satuan pada dasarnya yaitu merubah nilai besaran dari satuan
yang satu ke satuan yang lain.
5. Semakin banyak larutan garam maka semakin berat massa air.
6. Semakin banyak garam yang dimasukkan ke dalam air maka semakin susah
untuk garam tersebut larut pada air tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini adalah dalam proses
mengukur hendaklah menggunakan alat ukur yang tepat dan memperhatikan
satuan yang akan digunakan, karena konversi disetiap benda memiliki satuan yang
berbeda. Oleh karena itu, diharapkan praktikan lebih teliti dalam melakukan
pengurangan, penjumlahan, pembagian, perkalian dan juga pada saat mengukur
benda yang ingin diteliti juga menyamakan nilai dari suatu besaran dan
membedakan suatu besaran dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Kalorimeter. www.sarjanaku.com. Diakses pada tanggal 18


September 2023

Anonim, 2011. Peralatan Pengecilan Ukuran.


http://agroindustrialis.blogspot.com/2012/06/peralatan-pengecil-ukuran-
size.html. Diakses pada tanggal 18 September 2023

Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida.


http://binderismine.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-
fluida.html. Diakses pada tanggal 18 September 2023

Handayani, S., Damari, A., 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Diakses pada tanggal
19 September 2023

Kanginan, M. 2002. Fisika. Grafindo. Jakarta

Setia, Dedi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Laboratorium Dasar Bersama.
Unsri Indralaya.
LAMPIRAN

A. Perhitungan Data Pengukuran


1) Balok
Volume Balok = p×l×t
= 9,4cm × 3cm × 2,5cm
= 70,5cm³

Densitas Balok = massa(gr )


volume (ml)
= 58 , 97
70 ,5
= 0,836 gr/cm³

2) Kelereng
Diameter Kelereng = 1,4 + 0,06
= 1,46 cm
1
r= d
2
1
r= ×1 , 46
2
r = 0,73 cm
Volume Kelereng = 4 ³
πr
3
= 4 ³
×3 , 14 × 0 ,73
3
= 4
×3 , 14 × 0,389
3
= 1,628 cm³

Densitas Balok = massa(gr )


volume (ml)
= 5 , 52
1,628
= 3,391 gr/cm³

3) Batu
Volume Batu = V₂ - V₁
= 32 – 30
= 2 ml

Densitas Balok = massa(gr )


volume (ml)
= 5 ,69
2
= 2,845gr/ml

4) Tabung
1
r= d
2
1
r= ×5 , 4
2
r = 2,7 cm
²
Volume Tabung = πr t
= 3,14 × 2,7² × 8,8
= 3,14 × 7,29 × 8,8
= 3,14 × 64,152
201,437 cm³

Densitas Tabung = massa(gr )


volume (ml)
= 31 ,76
201,347
= 0,157 gr/cm³

B. Perhitungan Pengukuran Suhu


° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 27 ¿+32
5
= 80,6
°F ke °K suhu awal °K
°K = 5
(104 °−32)+273
9
= 313°K

°C ke °F
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 27 ¿+32
5
= 80,6

°C ke °K
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 26 ¿+32
5
= 78,80 °F

Suhu Akhir °K
°K = 5
(122° −32)+273
9
= 323,15°K
Suhu Akhir °C ke °F
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 40 ¿+32
5
= 104 °F
°C ke °F Akhir
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 50¿ +32
5
= 122 °F

C. Perhitungan Pengukuran Densitas Fluida


Rumus Densitas :
Massa= m₂ - m₁
1) Air Kran
Massa = m₂ - m₁
= 46,53 – 18,68
= 27,85 gram

2) Air Kemasan
Massa = m₂ - m₁
= 45,89 – 18,68
= 27,21 gram

3) Larutan Garam 10%


Massa = m₂ - m₁
= 49,24 – 18,68
= 30,56 gram

4) Larutan Garam 20%


Massa = m₂ - m₁
= 51,33 – 18,68
= 32,65 gram

5) Larutan Garam 30%


Massa = m₂ - m₁
= 53 – 18,68
= 34,32 gram

6) Larutan Garam 40%


Massa = m₂ - m₁
= 54,04 – 18,68
= 35,36 gram

Densitas Fluida
massa fluida (gr)
ρ=
volume fluida (ml)
1) Air Kran
ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 27 , 85
25
= 1,114 gram/ml

2) Air Kemasan
Ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 27 , 21
25
= 1,088gram/ml

3) Larutan Garam 10%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 30 ,56
25
= 1,222 gram/ml

4) Larutan Garam 20%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 32, 65
25
= 1,306gram/ml

5) Larutan Garam 30%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 34 , 32
25
= 1,372 gram/ml

6) Larutan Garam 40%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 35 ,36
25
= 1,414 gram/ml

Anda mungkin juga menyukai