Disusun Oleh:
Latar Belakang
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang
memiliki massa jenis lebih tinggi(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan
SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
Massa jenis suatu bahan pangan merupakan salah satu indikator yang secara
langsung maupun tidak langsung turut berperan dalam suatu proses pengolahan pangan
maupun mutu suatu produk. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari
suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama,
jika tidak dengan cara lain yang khusus.Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya, sangat
lemah; akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif.
Sebuah benda memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Massa
jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan
suatu zat berapapun massanya,berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Massa jenis air lebih besar daripada massa jenis minyak. Massa jenis air 1 gram/cm3 dan
massa jenis minyak 0,8 gram/cm3. Oleh karena itu, berapapun banyaknya minyak yang
dicampurkan kedalam air maka minyak akan tetap di atas.
Tujuan
● Mahasiswa dapat menentukan berat jenis zat cair dengan piknometer.
● Mahasiswa dapat menentukan berat jenis zat padat dengan piknometer.
● Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis zat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangat penting mengingat
bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu kita butuhkan dan selalu kita gunakan
dalam praktikum lanjutan atau dalam pengaplikasiannya dalam penelitian. Massa jenis
(density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat dan dinyatakan dalam massa persatuan
volume. Nilai massa jenis suatu zat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur,
kerapatan suatu zat semakin rendah karena molekul - molekul yang saling berikatan akan
terlepas. Kenaikan temperatur menyebabkan volume suatu zat bertambah, sehingga massa
jenis dan volume suatu zat memiliki hubungan yang berbanding terbalik.
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-nya, didefinisikan
sebagai massa persatuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau besi, memiliki
densitas yang sama pada setiap bagiannya. Kita gunakan huruf Yunani ρ (“rho”) untuk
densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa m memiliki volume v,
densitasnya ρ adalah
ρ = m/v
keterangan:
ρ = massa jenis air (kg/m3);
m = massa benda (kg);
V = volume benda (m3)
Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya; contohnya adalah atmosfer
bumi (yang semakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dalam lautan(yang semakin
dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini persamaan (1)
memperlihatkan densitas rata-rata.. Secara umum, densitas bahan tergantung pada faktor
lingkungan suhu dan tekanan.
PIKNOMETER
1. Pengertian Piknometer
Piknometer adalah alat laboratorium berbentuk botol kecil yang terbuat dari kaca
dan memiliki penghenti kaca dengan tabung kapiler untuk mengeluarkan gelembung udara.
Alat piknometer juga dapat memiliki sensor suhu integral dan dapat mengkompensasi
perubahan suhu. Piknometer membuat proses pengukuran menjadi sederhana dan cepat.
Tidak membutuhkan tenaga kerja yang cukup untuk mengoperasikannya. Itu juga peralatan
yang sangat terjangkau. Secara umum, menurut literatur laboratorium alat piknometer
terdiri dari
tiga jenis, yaitu: “volume konstan”, “volume variabel”, dan “komparatif”. Ketiga jenis ini
banyak digunakan untuk menentukan volume dengan kepadatan pada senyawa granular,
berpori, atau larut (misalnya batu, batu bara, pigmen, keramik, obat-obatan, biji-bijian).
2. Fungsi Piknometer Dalam laboratorium kimia, piknometer digunakan untuk menentukan
densitas cairan dan pendispersinya. Kepadatan dan dispersi dapat diukur dengan
menimbang volume bubuk dan butiran yang ditentukan. Selain itu, piknometer juga dapat
digunakan untuk menentukan densitas fase padat dalam padatan berpori. Untuk
menentukan densitas padatan berpori, sampel pertama-tama harus dihancurkan, digiling,
atau dibuat bubuk hingga semua pori terbuka. Alat analisa otomatis penuh yang cepat dapat
digunakan untuk memberikan pengukuran kecepatan tinggi, presisi tinggi dan perhitungan
kepadatan pada berbagai material. Berikut ini beberapa bahan atau material yang dapat
dikarakterisasi menggunakan piknometer, yaitu :
● Karbon
● Bubuk logam
● Keramik
● Katalis heterogen
● Kosmetik
● Bahan – bahan farmasi
● Semen
● Bahan konstruksi lainnya
3. Cara Menggunakan Piknometer
Selain mengetahui bentuk nya secara spesifik, anda juga harus memahami cara
menggunakannya. Dibawah ini langkah langkah dalam menggunakan piknometer, yaitu:
1. Piknometer yang kosong ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan analitik.
Lalu catat berat dari pikno kosong.
2. Masukkan larutan ke dalam pikno sampai terisi penuh, lalu tutup menggunakan pipa
kapiler atau pipa penutup.
3. Kemudian ditimbang ketika diisi dengan cairan referensi dan ditimbang lagi ketika diisi
dengan cairan pengujian.
4. Bobot ini digunakan untuk menghitung densitas pada suatu cairan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
Menghitung Massa Jenis
1. Cuci piknometer dan gelas beaker menggunakan sabun dan keringkan gelas beaker dan
piknometer menggunakan hairdryer dan tisu.
2. Ukur massa piknometer kosong menggunakan timbangan digital sebanyak 3 kali.
3. Lalu Catat hasilnya
4. Masukkan Aquadest ke gelas beaker, lalu tuang dari gelas beaker ke dalam piknometer,
lalu ukur massa piknometernya menggunakan timbangan digital sebanyak 3 kali.
5. Catat hasilnya.
6. Ulangi cara diatas dengan 2 bahan lain yaitu minyak goreng dan oli bekas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari Praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Aquadest
Si Massa pikno + Massa pikno Voulume ρ= Rata - rata
Aquadest Kosong
m1-m0 /V
NO
NO
2. Minyak goreng
3. Oli Bekas
Si Massa pikno + Massa pikno Voulume ρ= m1- Rata - rata
Oli Bekas Kosong m0 /V
NO
Penyebabnya adalah perbedaan titik permukaan benda. Benda yang diambil saat akan
mengukur benda-benda tersebut dan mungkin saja disebabkan karena adanya kesalahan saat
mengamati bahan yang diukur.
Tujuan dari setiap pengukuran yang dilakukan dengan beberapa kali pengulangan adalah
untuk melihat perbandingan nilai yang diperoleh. Antara pengulangan 1 sampai pengulangan
ke 3 maka semakin sedikit selisih yang diperoleh untuk setiap kali pengulangan semakin
akurat pula hasil yang di dapat. Percobaan dilakukan 3 kali dan didapatkan hasil yang
berbeda-beda. Ini dipengaruhi oleh perbedaan titik yang terdapat pada permukaan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan pengukuran. Kesalahan-kesalahan yang berdasarkan teori
terdiri dari kesalahan umum yaitu dimana kesalahan-kesalahan yang terdiri dari cara
pengukuran yang tidak tepat dan pembacaan alat ukur, serta pemakaian instrumen yang tidak
dapat dihindari. Ada juga kesalahan sistematik yaitu dimana skala nilai-nilai pada alat ukur
yang ukurannya tidak sama dan kesalahan acak yaitu kesalahan yang mungkin terjadi, karena
orang banyak tau cara memakainya maka jarang terjadi, kesalahan paling dominan dilakukan
pada praktikum ini adalah kesalahan umum.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melakukan percobaan menggunakan piknometer yang diukur menggunakan
timbangan digital sebanyak 3 dan dihitung nilai ρ-nya kemudian dirata-rata kan hasilnya.