Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kerapatan atau densitas dinyatakan dengan huruf P (dalam Bahasa Yunani dibaca
“roh). Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi seperti besi akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki densitas lebih rendah
contohnya air. Satuan standar Internasional dari densitas adalah kilogram per meter kubik
(kg/m3). Semua pengukuran densitas atau volume dilakukan secara langsung tergantung media
fluida yang digunakan untuk perendaman yang akan memindahkan volume udara di sekitar serat
(Herlina, 2018).

Bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 0C terhadap
botol air dengan volume dan suhu yang sama. Alat yang digunakan untuk mengukur bobot
jenis yaitu piknometer (Anto, 2020).

Aplikasi dalam bidang farmasi pada percobaan kerapatan dan bobot jenis suatu bahan
adalah untuk menghitung standar zat cair atau padat dalam membuat suatu sediaan obat,
serta dengan mengetahui bobot jenis suatu obat akan zat dapat mempermudah dalam
memformulasikan obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat
menentukan apakah suatu obat zat lainnya sehingga menjadi sediaan obat yang berkualitas,
aman dan berkhasiat. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan kerapatan
dan bobot jenis .

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud Percobaan

Memahami cara menetapkan kerapatan dan bobot jenis dengan menggunakan


alat piknometer dan hydrometer.

1.2.2 Tujuan Percobaan


Mengetahui cara menetapkan kerapatan dan bobot jenis dengan menggunakan
alat piknometer dan hydrometer.

1.3 Manfaat Percobaan

Manfaat pada percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara menetapkan
kerapatan dan bobot jenis dengan menggunakan alat piknometer dan hydrometer.

1.4 Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini yaitu disiapkan piknometer, timbang menggunakan neraca
analitik, diisi piknometer dengan sampel didinginkan suhu 25 0C , lalu ditimbang dihitung
kerapatan dan bobot jenisnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Densitas atau merupakan ukuran massa suatu zat terhadap volume dari zat
tersebut,disimbolkan dengan p (dibaca rho). Densitas merupakan kuantitas scalar,diukur
dalam satuan kilogram per meter kubik(kg/m).untuk lebih memahami apa itu densitas atau
kerapatan,bayngkan sebuah kotak kosong, sebenarnya tidak kosong karena berisi
udara.olmana diatas kotak ada pegas yang dapat diubah posisinya. Jika kotak ditekan
kebawah, maka volume akan berkurang, tetapi massa zat di dalam kotak tidak berkurang
(Lembaga, I. 2009).

Bobot jenis suatu bahan adalah perbandingan antara bobot bahan tersebut dengan
bobot air pada suhu dan volume yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka bobot jenis
tidak memiliki satuan. Bobot jenis susu rata-rata sebesar 1,024. Bobot jenis susu biasanya
ditentukan dengan menggunakan laktodensimeter atau roktometer. Laktodensimeter adalah
hydrometer yang skalanya sudah disesuaikan dengan bobot jenis susu. Prinsip kerja alat ini
mengikuti hukum Archimedes, yaitu jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu cairan
maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas sesuai dengan bobot cairan yang
dipindahkan (diisi). Jika lactometer dicelupkan dalam susu yang rendah bobot jenisnya,
maka lactometer akan tenggelam lebih dalam dibandingkan jika lactometer tersebut
dicelupkan ke dalam susu yang bobot jenisnya tinggi (Purwadi, etal 2017).

Secara umum kerapatan didefinisikan sebagai bobot per satuan volume. Terdapat tiga
jenis kerapatan partikel yaitu (1) kerapatan sejati (“true density”) adalah kerapatan dari zat
itu sendiri, tidak dengan ruang hampa (void) dan pori intrapartikel yang lebih besar dari
dimensi molekul atau atom dalam kisi kristal, (2) kerapatan granul, sebagaimana yang
ditentukan dengan cara penggantian (displacement) air raksa, yang tidak meresap ke dalam
pori yang lebih kecil daripada 10 mm, dan (3) kerapatan curah (ruah “bulkdensity”).
Sebagaimana ditentukan dari bobot serbuk dan volume curah serbuk dan gelas ukur
(Sonyan, et al 2018).

Pengukuran densitas dari suatu benda dapat juga dilakukan dengan menggunakan
rumus dari gaya cairan. Prinsip dari gaya apung cairan adalah jika suatu benda dimasukkan
ke dalam cairan, maka akan menerima gaya apung dari cairan. Gaya apung suatu benda
sebanding dengan volume cairan yang dipindahkan dan densitas benda (Fathuroya et al,
2017).

Prosedur penentuan bobot jenis yaitu sampel minyak atau lemak dimasukkan ke dalam
piknometer lalu ditutup dan direndam dalam air pada suhu 25 0C ± 0,2 selama 30 menit.
Bagian luar piknometer dikeringkan lalu ditimbang dengan cara yang sama, piknometer
diisi air dengan jumlah volume yang sama lalu ditimbang (Rohman dan Sumantri, 2018).
BAB III
PEMBAHASAN

Kecepatan merupakan massa perumit volume suatu zat pada temperature tertentu atau
perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air. Bobot jenis adalah
perbandingan antara bobot zat terhadap air volume sama yang ditimbang di udara suhu
yang sama (Hashary & Wahyuni, 2023)

Bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 0 C terhadap
botol air dengan volume dan suhu yang sama (Anto, 2020)

Tujuan dari percobaan yaitu untuk mengetahui cara menetapkan kecepatan dan bobot
jenis dengan menggunakan alat piknometer dengan zat air yaitu minyak, sirup propilen
gilkol, sorbitol, gliserin, tsueen, span, sebagai bahan dan ketoprofen sebagai sampel zat
padat.

Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan cepat jenis dan bobot jenis dari zat cair
dan zat padat dengan menggunakan alat berupa piknometer yang dipanaskan di suhu 100 0 C
kemudian didinginkan di suhu 250 C dengan menggunakan rumus berdasarkan rumus
Archimedes.

Cara kerja percobaan ini untuk zat cair yaitu pertama disiapkan alat dan bahan lalu
dibersihkan dan dipanaskan pada oven pada suhu 100 0 C dan ditimbang piknometer dan
telah dipanaskan pada timbangan analitikkemudian tambahkan sampel kedalam piknometer
hingga tanda batas, ditutup piknometer lalu diamkan hingga hingga 25 0 C terakhir timbang
lagi piknometer yang berisi sampel di neraca analitik.

Cara kerja untuk zat padat yaitu pertama siapkan alat dan bahan lalu dipanaskan
piknometer dengan oven hingga suhu 1000 C. Timbang piknometer yang kosong dan telah
dipanaskan menggunakan neraca analitik. Kemudian dimasukkan sempel ketoprofen
sebanyak 1 gram. Ditimbang kembali piknometer yang berisi sempel menggunakan neraca
analitik dan masukkan sempel kedalam gelas kimia. Dimasukkan pelarut kedalam
piknometer lalu ditimbang neraca analitik, dimasukkan dan dilarutkan sempel dalam
larutan digelas kimia dan dimasukkan kedalam piknometer sempel dan larutan yang telah
dilarutkan terakhir timbang piknometer dengan menggunakan neraca analitik.

Alasan digunakan piknometer pada percobaan ini yaitu untuk mengukur nilai densitas
sebuah cairan secara akurat dengan mengacu pada fluida kerja yang sesuai seperti air atau
falisa (Firmansyah, etall, 2022)

Alasan piknometer harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu hingga tidak
ada sedikitpun titik air didalamnya hal ini bertujuan untuk memperoleh bobot kosong dari
piknometer. Piknometer yang di kalibrasi dengan aquadest bertujuan untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten (Andasari et all, 2021).

Alasan mengapa harus memakai suhu 25 0 C karena salah satu faktor yang
mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah temperatur. Dimana pada suhu tinggi senyawa
yang diukur berta jenisnya dapat menguap dapat mempengaruhi bobot jenisnya. Dengan
demikian sama halnya dengan suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa
membeku sehingga sulit dihitung bobot jenisnya (Wulan & Dwi, 2022).

Alasan piknometer dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 0 C selama 1 jam. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot yang sesungguhnya
(Marwal at all, (2022).

Alasan perlakuan menggunakan piknomete tidak boleh disentuh / Dipegang lagsung


karena untuk mencari bobot jenis harus dilakukan secara steril agar kemurnian pada sempel
tidak terganggu / berkurang (Nana. J. 2019) .

Hasil pengamatan dari percoban yang kami dapatkan yaitu pada sempel tween 10 ml
Piknometer Pikno isi 26,203 g, Pikno kosong 15,27 g, rapat jenis 1,096 g/ml dan bobot
jenis 1,096. Untuk 25 ml piknometer isi 50,17 g dan piknometer kosong 23,50 g, rapat jenis
1,0668 g/ml. Hasil yang kami dapatkan hampir mirip dengan literatur. Pada literatur
didapatkan hasil 1,039 mungkin disebabkan oleh perbedaan konsentrasi tween yang
digunakan (Syira, L.N, at all, 2019).

Hasil pengamatan dari percobaan yang kami dapatkan yaitu pada sempel 10 ml
piknometer isi 26,9 g, pikno kosong 16,32 g, rapat jenis 0,97 g/ml, dan 25 ml piknometer
isi 47,71 g, pikno kosong 22,959 dan rapat jenis 0,9904. Hasil literatur yang kami dapatkan
tidak sesuai dengan hasil kami. Pada literatur didapatkan 1,08 g/ml hal ini mungkin
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi span yang digunakan (Latifah, R at all, 2023).

Hasil pengamatn dari percobaan yang kami dapatkan yaitu pada sempel sirup 10 ml
pikno isi 29,09 g, pikno kosong 15,6 g, dan rapat jenis 1,322 g/ml. Sirup 25 ml pikno isi
56,6 g, pikno kosong 23,79 g dan rapat jenis 1,312 g/ml hasil yang kami dapatkan sesuai
dengan literatur yaitu 1,3 g/ml (Kurniawaty. R, 2023).

Hasil pegamatan dari percobaan yang kami dapatkan yaitu pada sempel minyak 5 ml
pikno isi 0,016 g pikno kosong 0,001 g/ml dan untuk rapat jenis 0,001 g/ml. Minyak 25 ml
pikno isi 0,45 g, pikno kosong 0,023 g, rapat jenis 0,006 g/ml. Hasil yang kami dapatkan
tidak sesuai dengan literatur. Pada literatur didapatkan 0,92 g/ml hal ini mungkin
disebabkan oleh suhu ruang yang berbeda, piknometer yang kurang bersih ataupun
praktikan yang kurang teliti (Hartini, S. 2019).

Hasil pegamatan dari percobaan yang kami dapatkan yaitu pada sempel
Propilenglikol 5 ml pikno isi 0,016 g, pikno kosong 0,011 g dan rapat jenis 0,001 g/ml.
Propilenglikol 25 ml pikno isi 0,049 g, pikno kosong 0,023 g dan rapat jenis 0,001 g/ml
hasil yang kami dapatkan tidak sesuai dengan literatur. Pada literatur didapatkan hasil 1,037
g/ml. Hal ini mungkin disebabkan oleh suhu ruang pikometer yang kurang steril atau
bersih, serta praktikan yang mungkin kurang teliti. (Fl edisi VI, 2020:1417).

Hasil pegamatan dari percobaan yang kami dapatkan yaitu pada sempel ketoprofen
didapatkan hasil 5 ml pikno kosong 0,01156 g, pikno pelarut 16,62 g, pikno sempel dan
pelarut 16,45 g dengan masa 1 g didapatkan rapat jenis 0,8 g/ml ketoprofen 25 ml pikno
kosong 0,02333 g, pikno pelarut 47,379 g, pikno sampel dan pelarut 47,93 g dengan massa
1 g didapatkan hasil rapat jenis 0,980. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur
pada literatur didapatkan hasil 0,248 g/ml piknometer yang kurang bersih atau praktikan
yang mungkin kurang teliti ( Shamim at all. 2019).

Piknometer adalah alat ukur sederhana yang hanya berupa botol dengan berat W, dan
volume piknometer yaitu 0-25 ml, prinsip kerja yaitu pada piknometer terdapat lubang
berbentuk saluran kecil tempat memasukkan sempel. Lalu membandingkan volume dan
massa dari sempel (Agus, 2018).

Tiga faktor penting yang mempengaruhi densitas dari padatan serbuk adalah bentuk
partikel, distribusi ukuran partikel dan tingkat kepadatan dari partikel ( Tontowi, 2018).

Perubahan temperatur dan tekanan dapat mempengaruhi nilai kerapatan jenis tetapi
pengaruhnya kecil terhadap kerapatan zat cair (Suhendra, 2019).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara
penerapan rapat dan bobot jenis dan densitas/ rapat jenis dari zat cair dan padat dan menjadi
dasar seorang farmasis dapat menentukan peretapan rapat jenis dan bobot jenis.

Anda mungkin juga menyukai