Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal, sedangkan
kerapatan adalah massa per satuan volume yaitu bobot zat persatuan volume. Jika
kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobotdan volume, maka bobot jenis
menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat baku, misalnya air
(Ansel,2004:201).
Kerapatan dan berat jenis. Ahli farmasi seringkali mempergunakan besaran
satuan seperti ini apabila mengadakan perubahan antara massa dan volume.
Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume,
batasannya adalah massa satuan volume pada temperature dan tekanan tertentu,
dan dinyatakan dalam system cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3) .
(Martin1990; 8).
Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu
4oC atau temperature lain yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan dalam
pembacaan bobot jenis 25oC/25oC, 25oC/4oC, dan 4oC/4oC. Angka yang pertama
menunjukkan temperature udara di mana zat ditimbang. Angka di bawah garis
miring menunjukkan temperature air yang dipakai. (Martin, 1990; 8).
Volume bulk adalah volume yang ditempati suatu senyawa seperti serbuk
zink oksida yang ditempatkan dalam gelas ukur. Dengan kata lain, volume bulk
yaitu jumlah yang dipakai oleh seluruh massa. Serbuk pada penempatan khusus
yang didapat selama pengukuran (Sinko,2011:695). Sedangkan menurut pendapat
lain volume bulk (VB) yaitu jumlah volume yang dipakai oleh seluruh massa
serbuk pada pergerakan khusus yang didapat selama pengukuran, sehingga
interprestasi ini juga tergantung pada metode. (Lachman, 1986 : 144 ).
Volume sebenarnya adalah volume kumulatif yang diambil oleh partikelpartikel termasuk semua rongga intrapartikel (Sinko,2011:695).
persamaan :
E=
VbVp
Vb
Vp
Vb
(Sinko,2011:695).
Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan
sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif, dengan demikian
dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. (Martin, A. 1993)
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan berat
jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada
perbandingan berat zat di udara pada suhu 250 terhadap berat air dengan volume
dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, berat jenis adalah
perbandingan berat zat di udara pada suhu yang ditetapkan terhadap berat air
dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25 0C zat berbentuk padat,
tetapkan berat jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi,
dan mengacu pada air yang tetap pada suhu 250C.Hubungan antara massa dan
volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul suatu komponen,
tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik pemadatan
(Packing Characteristic). Dalam sistem matriks kerapatan diukur dengan
gram/milimeter (untuk cairan) atau gram/cm2 (Martin, A., 1993).
Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa berat jenis adalah rasio
bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang
sama dan dinyatakan dalam desimal ( Ansel.2004 )
Bobot jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui bobot dan
volumenya, melalui persamaan berikut, dalam persamaan ini, penting untuk
menggunakan satuan bobot yang sama untuk pembilang dan penyebut, umumnya
gram, sehingga satuan akan hilang dan hasilnya akan berupa bilangan abstrak.
Selain itu, penting disadari bahwa karena 1 mL air dianggap berbobot 1 g, maka
bobot sejumlah volume air yang setara pada penyebut adalah angka numerik
yang sama dalam milliliter dan gram. (Ansel.2004)
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama
pada suhu 40 atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan
dalam pembacaan berat jenis: 250/250, 250/40, dan 40/40. Angka yang pertama
100
kali
ketukakan.
Lalu
diukur
lagi
volume
yang
0,769 gr/ml
0,83 gr/ml
0,769 gr/ml
Kerapatan
bulk
Rata-rata
(g/ml)
0,789 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,833 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,833 gr/ml
0,833 gr/ml
0,833 gr/ml
0,833 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
0,83 gr/ml
B. Kerapatan Mampat
Kelompo
k
0,909 gr/ml
0,90 gr/ml
0,909 gr/ml
Kerapatan
mampat
Rata-rata
(g/ml)
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,90 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
0,909 gr/ml
Zat Cair
Aquadest
1
0,99764
2
1,00052
3
1,00113
BJ Rata-rata
0,99982
Gliserin
1,26066
1,25957
1,25911
1,26978
Minyak kelapa
0,90944
0,91213
0,91046
0,9106
Parafin
0,8271
0,8287
0,8059
0,8409
Alkohol
0,7907
0,8122
0,8215
0,8081
4.2 Perhitungan
A. Kerapatan Bulk
Bobot Zat (g)
10 gr
12 ml
0,83 g/ml
Perhitungan :
kerapatan bulk=
10 g
12 ml
0,83 g /ml
B. Kerapatan Mampat
Bobot Zat (g)
10, gr
11 ml
0,90 g/ml
Perhitungan :
kerapatan mampat=
10, g
11 ml
0,909 g /m
18,04 gr
43,0611 gr
40,7952 gr
0,90944 g/ml
Perhitungan :
Diketahui
: W1 = 18,04
W2 = 43,0611
W2 = 40,7952
Ditanyakan
: Dt.....?
Penyelesaian
w 3w 1
: W 2W 1
40,795218,04
43,061118,04
22,7552
25,0211
0,90944 g/ml
4.3 Pembahasan
Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding
dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya pada suhu 25C), sedangkan
rapat jenis (specific gravity) adalah perbandingan antara bobot zat pada suhu
tertentu ( dalam bidang farmasi biasanya digunakan 25/25). Berat jenis
didefenisikan sebagai perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan
air. Harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika dengan
tidak cara lain yang khusus. Oleh karena itu, dilihat dari defenisinya, istilah
berat jenis sangat lemah. Akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai
kerapatan relatif. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis
sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm
atau 1000 kg/m. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi (Berat
jenis tidak memiliki satuan), dapat diubah menjadi kerapatan dengan
menggunakan rumus yang cocok.
Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan
digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam
menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian
dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui
tingkat kelarutan/daya larut suatu zat.
Terdapat satu alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu hidrometer
dan piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis dan
hidrometer digunakan untuk mencari rapat jenis. Piknometer biasanya terbuat
dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml.
Hidrometer pula berupa pipa kaca yang ujung dan bagian bawahnya tertutup
dan diberi pemberat pada bagian bawahnya. Bila alat ini dicelupkan dalam
cairan yang akan diuji, maka angka menunjukkan bobot jenis zat tersebut.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan
piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu
berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan
tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang
ditetapkan
literatur. Disamping
itu
penentuan
bobot
jenis
dengan
LABORATORIUM
FARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
KERAPATAN DAN BOBOT JENIS
NAMA
: ASLINDA (15020150012)
LILIS KARLINA (15020150013)
KHADIJAH NURUL RAHMAH ( 15020150014 )
KELOMPOK
:2B
KELAS
: C1
ASISTEN
: FARIANI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2016,. Pedoman Praktikum Farmasi Fisika. Makassar. Universitas
Muslim Indonesia ( Halaman 1-5 ).
Alfred, Martin., 2008. Farmasi Fisika Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu
Farmasetik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta. Universitas Indonesia Press
(Halaman 1059-1062 ).
Alfred, Martin., 1990. Farmasi Fisika. Jakarta. Universitas Indonesia Press
(Halaman 8).
Ansel, H.C., 2004. Kalkulasi Farmasetik. EGC. Jakarta (Halaman 210, 31-32,
212).
Lachman, L., 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Universitas Indonesia
Press, Jakarta ( Halaman 144 ).
Sinko., 2005, Martins Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science 5th
Edition, 533-560. Lippincott Williams & Walkins, Baltimore
(Halaman 5, 695, 697).